Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 9 - Siksaan Keji

Share

Chapter 9 - Siksaan Keji

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2024-08-27 12:42:33

Marquez memejamkan mata seraya mencengkeram gelas wine dalam genggaman.

Prang!

Marisa yang terkejut segera menoleh ke arah sang putra yang sedang duduk di sofa. Ia menjerit melihat tangan Marquez mengucurkan darah segar.

Gila! Dia mencengkeram gelas sampai pecah?

"Cepat panggilkan dokter!" teriak Marisa pada para asisten.

Semua orang dibuat ricuh. Sementara Marquez tetap diam meski pendarahan di tangannya tak juga berhenti.

Darah ini adalah bukti jika api yang berkobar di matanya tidak akan pernah padam sebelum melihat mayat Aaron.

"Marquez Sayangku!"

Marisa merangkul kepala Marquez hingga bersandar ke bahunya. Wanita itu menangis melihat tangan putranya terluka.

Para dokter segera berdatangan. Marquez langsung mendapatkan penanganan medis. Marisa cemas melihat sang putra diam saja.

"Kau pasti kesal karena kita gagal lagi menghabisi Aaron."

Marquez cuma menarik nafas panjang lalu membuang pandangan ke luar jendela. Salju mulai turun menjelang malam tiba.

Butiran putih itu mengingatka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 89 - Kejanggalan

    Ostia, kota kecil di tengah kepadatan San Alexandria Baru. Terlihat dari kejauhan sebuah kapal yang sedang menuju dermaga. Di hari Minggu menjelang malam pergantian tahun, akan ada banyak kapal yang datang ke Ostia.Bukan hanya keindahan panoramanya yang eksotis, Ostia bagai surga yang tersembunyi di dunia nyata. Laut Noer yang airnya kehijauan dan bening bagai kaca, daratan pantai luas dengan pasir putih yang hangat, juga perbukitan di kaki Gunung Eart yang membuat sejuk mata memandang.Tidak hanya itu, Ostia menyajikan aneka ragam menu makanan di musim panas yang lezat. Seperti Lasagna dan Taco. Ada juga barbeque dan ramen. Para pengunjung menjadi lapar jika membayangkan semua makanan enak itu.Di antara orang-orang yang baru keluar dari kapal, tampak Aaron dan Nacos. Juga Luca dan Neymar yang berjalan di belakang mereka. Matanya menyapu pandangan ke sekitar. Mereka tak boleh lengah.Tidak seperti kebanyakan orang yang datang berkunjung ke Ostia, kedatangan Aaron dan kawan-kawan bu

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 88 - Penyamaran Marquez

    Hari sudah malam saat mobil yang dikemudikan oleh Marquez tiba di sebuah bungalow mewah. Itu rumah rahasia yang ia sembunyikan dari Aaron. Bungalow itu berada di sebuha pulau di Westalis. Sensor keamanannya sangat canggih. Semua area dipasangi kamera pengawas dan jebakan. Juga seratus orang penjaga terlatih yang siap membantai siapa pun yang menyusup ke sana.Miranda menyapu pandangan dari dalam mobil. Di mana dirinya saat ini? Shit! Sepertinya dia tidur amat pulas sampai tak tahu kapan mereka keluar dari kapal."Kau sudah bangun?" Marquez melirik ke arah wanita yang duduk di sampingnya. Miranda, wanita itu tampak linglung. Dia tersenyum melihatnya. Kini mereka sudah amat jauh dari San Alexandria Baru. Aaron tak akan mampu mengejarnya lagi.Masih dengan wajah bingung, Miranda bertanya. "Kita di mana?""Rumahku."Miranda terkejut, "Rumahmu? Eh, bukankah kita akan ke markas ISA untuk menemui Aaron di Westalis? Kenapa malah ke pulau asing ini?"Marquez tersenyum tipis. Sial! Miranda sa

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 87 - Kehilangan Jejak

    "Kami kehilangan jejak Dokter Miranda.""Apa?"Dominique melirik ke arah pria tinggi yang berdiri di sampingnya. Aaron pasti akan sangat kecewa karena ISA tak becus diandalkan. "Siapkan helikopter. Aku sendiri yang akan menjemput Miranda."Semua orang tercengang mendengranya. Tuan Muda Fortman bicara sesuka hati saja. Mau mencari Miranda seorang diri? Tentu saja mereka tidak setuju."Tuan Muda, tolong berikan kami kesempatan sekalli lagi. Kami akna berusaha melacak keberadaan Dokter Mirada dan timnya." Dominique yang nyaris hilang muka berusaha membujuk Aaron. Dia dan Jeremy yang mendirikan ISA. Kini Tuan Muda Fortman sudah kembali. Organisasi menemukan pemimpinnya lagi. Namun ISA terancam bubar jalan jika misi mereka untuk menemukan Miranda gagal terus. Dominique mulai pusing. Membiarkan Aaron pergi mencari Miranda, itu sama saja menutup organisasi.Masih dengan perasaan yang tak nyaman, Dominique menunggu tanggapan Aaron. Hingga saat manik-manik biru terang itu melirik ke arahnya

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 86 - Pulau Terpencil

    Mabes Organisasi ISA pukul dua sore. Mobil-mobil mewah memasuki gerbang. Kunjungan Aaron ke sana membuat semua orang tercengang."Aku ingin bertemu dengan Miranda."Sambil duduk berhadapan dengan Pimpinan Organisasi, Dominique--Aaron mengutarakan maksud kedatangannya ke sana.Neymar sangat terkejut sekaligus seang. "Dokter Miranda sedang ada misi khusu bersama tiga agen lainnya.""Misi khusus?" Aaron mengernyit.Dominique mengangguk, "Miranda, Jeremy dan Luca berangkat ke pulau untuk mencuri senjata musuh. Nacos turut menemani mereka dalam misinya.""Nacos?""Benar, Tuan Muda. Nacos turut serta membantu misi ISA. Bukankah Anda pun berteman baik dengannya?"Mendengar penuturan Dominique, Aaron terdiam. Setahunya, Nacos sudah meninggalkan Alexandria. Apa mungkin dia kembali lagi?"Apa kalian yakin jika dia Nacos?" papar Aaron.Dominique dan Neymar saling pandang. "Maksud Anda?"Aaron hanya memejamkan mata lalu membuang pandangan ke arah jendela. Sial! Mereka sudah dikecoh!"Sekarang jug

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 85 - Penyusup

    Duar!Duar!Duar!"Arkh!""Shit! Cepat hubungi Bos!"Beberapa orang pria berjas hitam berlarian di lorong bungalow. Baku tembak sedang terjadi di teras belakang. Entah ada penyusup dari mana. Mereka bahkan tak pernah lengah sedetik pun."Itu di sana!""Ringkus penyusup itu!"Langkah panjang mereka segera menghambur keluar dari pintu belakang. Semuanya sudah menyiapkan pistol di tangan. Punggung kekar seorang pria yang sedang menghajar seorang penjaga yang menjadi targetnya."Angkat tangan! Jangan bergerak!"Mendengar seorang yang menghardiknya, pria itu berhenti sejenak dari yang sedang memukuli wajah seorang bodyguard. Ekor matanya melirik ke arah belakang. Ada sekitar dua puluh bodyguard bersenjata. Semuanya menodong ke arah kepalanya.Oscar, senior daripada para bodyguar tingkat satu. Matanya menyipit saat melihat orang itu melirik. Punggung kekar dan otot-ototnya yang menyembul padat, sepertinya dia pernah melihatnya.Meski tidak begitu yakin, Oscar tetap berusaha tenang dan mempe

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 84 - Tipu Muslihat

    Aaron de Fortman, itu nama dia yang sesungguhnya. Kini ia sudah mengingat semuanya. Termasuk penyekapan 3 tahun di dalam bangker yang ia alami. Juga kematian Jesica yang tragis. Dan misi balas dendamnya yang gagal terus."Tuan Muda, saya bawakan menu makan malam untuk Anda!"Silvester dibuat amat terkejut saat memasuki kamar Aaron. Matanya membulat penuh melihat sosok di depannya kini.Tubuh tinggi itu bertelanjang dada. Otot-otot menyembul kencang dari permukaan kulit yang kecokelatan. Sambil berdiri di tempatnya, Silvester menandatangani punggung lebar di hadapannya."Ini bukan saatnya menyantap makan malam, Silvester." Pria itu berkata dengan dingin. Suaranya terdengar lirih namun tegas. Seperti ada emosi yang terkandung di setiap kalimat.Silvester agak gugup. Dengan sedikit bergetar ia maju ke depan. "Tuan Muda, apakah Anda sudah ...?"Ekor mata yang jeli melirik ke arah samping. Lengkungan samar terbentuk samar di sudut bibirnya. "Ya, aku sudah mengingat semuanya."Silvester sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status