Share

BAB 8

Penulis: Ede Thaurus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 09:41:55

"Tidak usah, aku sedang ingin berjalan kaki," jawabku sambil melirik ke belakang.

Aku bisa melihat supir Dante masih memperhatikanku. Dia bisa saja mengadu kepada Dante dan membuat 100 jutaku melayang.

"Kenapa? Apa kau menunggu seseorang?" tanya Joshua sambil mengikuti pandanganku.

"Tidak. Aku hanya ... sedang berusaha untuk berolahraga lebih banyak," jawabku lagi-lagi berbohong.

"Baiklah, kalau begitu aku duluan."

Joshua segera memacu motor besarnya menuju ke kampus. Sementara aku menatap punggungnya dengan perasaan kesal. Andai supir itu tidak mengawasi, aku pasti sedang berada di atas motor besar milik Joshua. Aku kembali melangkahkan kakiku dengan lunglai.

Aku tiba di kampus tepat waktu untuk kuliah pertama hari ini.

"Ruby, kenapa terlambat? Aku sudah lama menunggumu. Katamu akan datang lebih pagi hari ini," gerutu sahabatku Dora begitu melihatku masuk kelas.

"Maaf, tadi aku berjalan kaki cukup jauh," jawabku sambil duduk di kursi yang berada di samping Dora.

"Kenapa? Bus mu mogo
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 110

    "Kakek!" teriak Pedro begitu suara senjata yang memekakkan telinga berbunyi.Aku segera memeriksa dadaku, mencari bagian tubuh mana yang terkena tembakan kakek.Tidak ada! Kenapa tidak ada apa-apa di tubuhku, bahkan darah setetespun tidak ada.Aku langsung mengangkat kepalaku dan melihat kakek yang sedang rebah di pangkuan Pedro dengan kepala bersimbah darah.Apa yang terjadi? Apa dia menembak dirinya sendiri? Tiba-tiba sekelompok orang dengan pakaian seperti tentara dan senjata di tangan menyerbu tempat itu. Para anak buah kakek terlihat kaget tapi pasrah, dengan keadaan kakek yang seperti itu, sepertinya mereka tidak berani melawan."Ruby!" teriak Dante yang langsung memelukku dengan erat."Dante apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa menemukanku disini?" tanyaku dengan nada tidak percaya."Aku akan menjelaskannya nanti. Apa kau baik-baik saja?" jawab Dante khawatir.Aku mengangguk pelan, lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap.***Aku membuka mataku perlahan dan suara Dante langsung m

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 109

    "Sial! Cepat mundur!" teriak Dora panik.Kami bertiga langsung menengok ke belakang. Tapi tiba-tiba beberapa mobil keluar dari balik pepohonan, dan menutup jalan. Kami bertiga semakin ketakutan."Telepon polisi!" perintah Dora sambil memukul Rahul."Tapi semua telepon kita sudah aku singkirkan!" jawab Rahul ikut panik.Aku menghela napas dalam."Sudah! Tenanglah! Aku akan keluar. Kalian tetaplah disini dan kunci pintunya," perintahku mencoba tenang, meski jantungku berdetak sangat kencang."Tapi-"Aku segera keluar dari mobil sebelum Rahul selesai bicara.Aku berjalan perlahan ke arah kakek, yang menatapku tanpa reaksi apapun. "Apa kau pikir kau bisa melarikan dariku? Benar-benar bodoh!" maki kakek sambil menatapku berjalan mendekatinya."Untuk apa anda menangkap saya?" tanyaku dengan suara bergetar."Bukan urusanmu!" bentaknya sambil memukulkan tongkatnya ke aspal."Apa anda ingin menghancurkan keluarga Randall melalui saya? Apa anda pikir bisa membuat keturunan Randall habis dengan

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 108

    Dante dan Charles mengangguk bersamaan lalu berkata."Pedro.""Pe ... Pedro? Dia anak kakek?""Bukan, dia adalah keponakan kandungnya. Ayah Pedro adalah sepupu sekaligus satu-satunya keluarga pria tua itu," jawab Charles cepat."Tapi ... orangtua angkatku mengatakan kalau Pedro lah yang menolongku selama ini. Kau juga mendengarnya," ucapku kepada Dante."Itu semua kebohongan. Mereka sudah merencanakan semuanya, termasuk membunuh kedua orangtuamu. Aku sudah tahu siapa kau sebenarnya sejak awal, karena itulah aku sengaja datang dan menikahimu. Karena mereka memang sudah merencanakan untuk menjual dan menghancurkan masa depanmu.""Berarti selama ini ... kau juga berbohong kepadaku?" tanyaku putus asa dengan suara pelan.Dante tampak panik mendengar pertanyaanku."Aku memang berbohong, tapi itu semua demi kebaikanmu. Aku-""Bagaimana aku bisa tahu kalau kalian ada di pihak yang benar? Jangan-jangan kalian lah penjahatnya dan sengaja menipuku!" potongku dengan suara keras sambil berdiri.A

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 107

    "Dante, ada apa ini?" tanyaku sambil menatap Dante dengan bingung.Semua keluarga Charles Randall ada disini. Istri dan anak-anaknya berdiri menyambut kedatangan kami berdua. Membuat aku semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi."Maafkan aku, karena baru bisa menjelaskan semuanya sekarang."Dante menatapku dengan khawatir. Charles Randall dan keluarganya segera mundur dan menjauh dari kami berdua."Dante, kau bilang akan membawaku ke tempat aman. Tapi kenapa kemari? Kau membuatku sangat bingung," ujarku sambil sesekali melirik Charles Randall."Saat ini, tempat yang paling aman adalah disini," ucap Dante pelan."Apa?" "Tenanglah Ruby, aku akan menjelaskan semuanya. Mari kita duduk dulu," jawab Dante sambil menarik tanganku dengan lembut.Aku mengikutinya tapi mataku tidak bisa beralih dari keluarga Charles Randall yang masih berada di ruangan yang sama dengan kami."Sebaiknya kami masuk dulu sampai kalian selesai bicara," ucap Charles sambil mengajak keluarganya masu

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 106

    "Di ... dimana?" tanyaku gugup sambil memeriksa sekelilingku."Dia menunggu di mobil," jawabnya datar."Baik, aku akan mengikutimu," jawabku berpura-pura tenang, sambil mengeluarkan telepon genggamku, mencoba melaporkan apa yang terjadi kepada Dante.Pria itu masih berdiri di tempatnya."Berjalanlah duluan!" seruku berpura-pura membereskan barang-barangku."Telepon anda," sahutnya sambil menjulurkan tangan.Sepertinya dia tahu kalau aku sedang berusaha menghubungi Dante.Aku menghela napas panjang sambil menyerahkan telepon genggamku. Sial! Aku tidak mungkin lari, karena dia pasti bisa menangkapku dengan mudah. Naomi tampak bingung melihat kami."Sekarang berjalanlah! Aku akan mengikutimu!" tegasku, berpura-pura berani.Pria itu langsung melangkah keluar."Foto kami dari belakang, kirim kepada Dora, minta dia kirim ke Mister X dan bilang aku bersama pamannya!" bisikku dengan cepat kepada Naomi sebelum berjalan dengan cepat mengejar pria berpistol itu.Aku takut tapi juga tenang, karen

  • SENTUHAN PANAS PERTAMA TUAN DANTE   BAB 105

    "Berhenti!"Aku mengangkat wajahku dan melihat Dante berdiri di pintu masuk. Dia langsung berjalan ke arah kami dan berdiri di antara aku dan Cherry."Berani-beraninya kau mengangkat tanganmu di hadapan istriku! Pergi dari sini sekarang juga!""Aku tidak akan pergi, sebelum kau menghentikan tuntutan kepada salonku!" bantah Cherry dengan marah."Hanya karena aku lupa memberitahu perubahan kostum pesta ulang tahunku, kalian berdua langsung melakukan hal sekeji itu! Aku akan memberitahu ayahku dan kakek!" rengek Cherry sambil menghentakkan kakinya.Dante hanya melipat tangan di depan dadanya sambil menatap Cherry dengan dingin."Kau pikir aku main-main?" teriak Cherry lalu segera mengambil teleponnya dan menghubungi ayahnya.Aku berbisik kepada Dante."Apa yang terjadi?""Tunggu saja, nanti juga kau akan tahu," jawab Dante juga berbisik."Ayahku akan segera datang! Kalian berdua akan berakhir kalau ayahku tiba. Sekarang perintahkan anak buahmu untuk menghentikan tuntutannya, Dante!" teri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status