Aku berdiri di depan rumah besar yang sangat cantik. Jadi teringat tragedi pembunuhan gadis, tidak akan ada mayat gadis lagi, 'kan? Kuharap begitu.
Sebuah energi menginginkanku untuk masuk ke rumah tersebut. Kakiku bergerak dengan cepat masuk ke rumah.
Semua barang tertata dengan rapi. Yang lebih penting, tidak ada darah di lantai, bau darah juga tidak ada. Tapi, aku mencium bau lain. Bensin.
Mungkin saja, seseorang tidak sengaja menumpahkan bensin dan lupa untuk dibersihkan.
Apa yang harus kulakukan di sini? Tidak ada kejanggalan-
Asap! Asalnya dari dapur! Seseorang sedang memasak? Tidak ada siapa-siapa, hanya pintu belakang yang sedikit terbuka. Kebakaran! Jangan bilang, bensin yang tumpah itu sengaja ditumpahkan untuk membakar rumah ini?
Seseorang menggedor pintu dan itu asalnya dari kamar belakang, dekat dapur.
Orang sakit itu harusnya istirahat sampai sembuh, tapi aku malah berkeliaran hanya untuk membantu hantu yang ... merajuk? Entahlah. Jika kasus ini selesai, aku ingin berhenti sementara.Kali ini, aku harus berbicara pada Daniel. Karena dari dialah, aku akan dapat petunjuk.Sayangnya, Opsir Justin tiba-tiba datang menemuiku sambil membawa gelas berisikan kopi."Halo, Nona Veronica. Kali ini siapa yang akan kamu temui? Aku yakin, kamu datang ingin membicarakan kasus yang sedang terjadi, 'kan?""Aku ingin bertemu dengan Daniel," jawabku lemas. Jaket yang kupakai, kueratkan. Bukan karena ada hawa dingin, tapi aku sedang sakit."Dia baru saja ditemui oleh istrinya, jadi tidak bisa ditemui lagi."Aku telat beberapa langkah."Kalau ada sesuatu yang ingin kamu katakan, katakan saja," suruhnya membuatku mendekat, supaya tidak ada yang dengar.Apa aku harus
Ini sudah ketiga kali Vinny berlari ke kamar mandi. Padahal, sarapan yang dia makan dari masakan ibu. Tidak mungkin dia salah makan sampai buang-buang air."Vin, kamu sakit perut?" tanyaku sambil mengetuk pintu kamar mandi yang berada di lantai satu.Dia membuka pintu kamar mandi sambil mengelap bibir yang basah. "Sepertinya aku masuk angin. Tubuhku pegal saat bangun tidur," jawabnya lemas."Wajahmu pucat. Ibu sudah siapkan teh hangat untukmu, diminum," tukas ibu tiba-tiba sudah berada di sebelahku. "Zoe, Ibu akan pergi menemui pelanggan lain. Kamu jaga adikmu." Ibu memberi pesan sambil membawa tas tangan.Hari ini aku sedang libur dari permintaan para hantu. Akhirnya, bisa rebahan untuk satu hari. Aku sudah sembuh dari sakit panas, tapi lengan masih sakit sekali.Kepalaku dengan cepat menoleh pada Vinny yang kali ini berlari ke wastafel dapur. Aku pikir dia sakit perut, ternyata mual-mual.
Kalau memang kembar, tidak mungkin namanya persis. Ini seperti kasus si kembar Levin saja.Dan tadi, Sony terlihat sangat marah sampai membanting pintu di depanku.Sebenarnya ... aku yang salah. Aku sampai berdebat hebat dengannya. Pasti ada sesuatu yang tidak disampaikan oleh Hannah padaku."Kenapa? Kamu terlihat kesal?" tanya William yang sedari tadi diam saja di motor. Tidak ada niat untuk membantuku berbicara dengan si lelaki keras kepala itu?"Aku harus bicara lagi pada Hannah. Sony bilang, ibunya tidak keluar rumah dari kemarin. Lalu, siapa yang aku temui di depan rumah sakit?" balasku dengan nada kesal."Enak saja, kita sudah jauh-jauh ke sini, tapi dia tidak ingin mendengarkanmu. Biar aku yang bicara," kali ini dia berjalan dengan gagah. Aku ingin tertawa melihatnya.Kuikuti dia dari belakang, supaya bisa mendengar bagaimana William melakukan dengan caranya. Dia ini terl
Jadi teringat dengan cara dulu, bagaimana aku menyampaikan pesan para hantu seperti mendikte. Cara itu tidak akan berlaku lagi. Aku akan membiarkan Hannah masuk ke tubuh, supaya dia bisa merasakan kehangatan saat bertemu anaknya.Kukencangkan jaket. Ya, aku sudah siap.Jiwaku keluar dari tubuh dansekarang tubuhku dikendalikan oleh Hannah. Aku disini berdiri seperti hantu yang tidak bisa dilihat."Sony, anakku!" Hannah langsung memeluk Sony erat. "Ibu sangat merindukanmu. Kamu sudah remaja sekarang."Entah kenapa, aku ingin tertawa. Aku menjadi ibu dari anak yang umurnya sama denganku."Maafkan aku, Bu. Aku tidak tahu, jika kamu adalah Ibuku yang sebenarnya. Aku pikir Lannah ... Kenapa Ibu pergi begitu cepat?" tanya Sony merasa bersalah."Ayahmu ingin membawamu jauh bersama dengan Lannah. Ibu tidak ingin itu terjadi, tapi takdir berkata lain," jawab Hannah sambil mengelus w
Kami sudah dapat motel untuk menginap selama tiga hari. Tempatnya tidak buruk. Ada dua ranjang kecil terpisah, sofa panjang, televisi, kamar mandi.Sekarang sudah jam 07: 15, sudah ramai sekali!Aku bisa lihat di halaman sebelah Danau Tahoe, ada banyak orang yang berjualan seperti cemilan, aksesoris, pakaian dan apa pun itu. Di danau juga bisa mendayung. Bahkan ada rumah yang dengan senang hati menyajikan beberapa makanan berat seperti pie, pizza, sphagetti dan lain-lain. Aku tidak tahu harus mulai dari mana."Ikuti Ibu," ajak ibu mulai berjalan duluan. Aku dan Vinny mengikuti dari belakang.Ini rumah yang merelakan menyajikan makanan berat. Tahan Zoe, jangan sampai air liurmu menetes."Makanannya gratis. Kalian bisa pilih makanan di sini. Kalau mau jalan-jalan ke tempat lain, tidak apa-apa. Asalkan jangan terlalu jauh," ujar ibu memperingatkan.Terima
Aku sudah mulai membaik, tapi ibu tetap menyuruh untuk tidak ke mana-mana, karena ibu dan Vinny ingin pergi membeli sarapan. Ibu tidak ingin aku mendekat lagi ke danau.Ya ... aku sudah tahu pasti larangan ini akan terjadi. Semoga saja, tidak ada gangguan yang datang tiba-tiba.Aku tidak mengerti, kenapa dia tiba-tiba mencekik? Kenapa juga para arwah yang meminta bantuan, malah menarikku ke danau?Semua ini tidak masuk diakal. Suami istri yang tercebur kemarin sampai sekarang belum ditemukan.Warga California mengira bahwa ada ikan hiu atau buaya yang lepas. Pfftttt ...Tunggu, ada sesuatu yang membuat bingung. Arwah yang menarikku ada banyak, tapi energi mereka tidak kuat dari energi hantu anak laki-laki yang ada dipenglihatan.Aku sempat mencari cerita Danau Tahoe di masa lalu. Mungkin ada informasi yang bisa ditemukan.Ketika membuka laptop, suara air di kamar
"Dengarkan Ibu kali ini saja, Zoe. Berhenti untuk sementara. Biarkan kamu istirahat penuh, setelah itu kamu boleh mulai kembali.""Zoe, kita sudah sepakat tentang ini. Setelah kasus Mark kemarin, kamu harus berhenti untuk beberapa hari."Seperti itulah, kalimat yang keluar dari mulut Ibu dan William.Vinny? Dia tidak berani melarang, tapi dia sepenuhnya mendukung Ibu dan William.Mau bagaimana lagi? Tidak ada yang mendukung. Hanya aku sendiri yang kontra. Ya sudah, aku juga ingin mengistirahatkan otak. Kalau nanti ada hantu yang datang meminta bantuan, aku tidak bisa menolak.Aku sampai dilarang keluar rumah untuk beberapa hari. Sudah seperti Rapunzel saja.Ingin tahu bagaimana aku selamat?William menyeburkan diri demi menyelamatkanku, di saat aku hampir kehabisan napas. Sampai dipermukaan air, aku memeluknya erat karena air danau sangat dingin
"Will?" panggilku dari lantai dua sambil, memeriksa sekitar dengan senter kecil yang persis seperti dimimpi. "William?""Zoe, kamu di mana?" balasnya sambil keluar dari kamar hanya dengan senter dari ponsel. "Sial, rumah ini tidak pernah mengalami mati listrik, kecuali dari pemerintah yang mematikan listrik. Seseorang pasti sengaja.""Ini yang ingin kusampaikan, Will. Akan ada perampok," balasku ketika William mendekat."Untung aku sudah menyiapkan pukulan baseball," balasnya sambil mengangkat pukulan baseball-nya. "Dulu, aku juara pertama permainan baseball."Terserah. Di saat tegang seperti ini, dia masih bisa bercerita.Suara pecahan kaca terdengar."Sial! Berani-beraninya mereka memecahkan jendela! Kuberitahu ibuku baru tahu rasa kalian," ujarnya sambil pergi memeriksa asal suara. "Kamu tunggu di sini. Aku tidak akan lama," suruhnya padaku.