Share

3. Dia Kembali

Author: Jayashree
last update Last Updated: 2023-06-21 21:03:34

Andrea berhenti sejenak, menatap wanita yang kini ada di hadapannya, wajahnya merona dan butir air mata membasahi pipinya.

"Kau menangis?" Andrea terkejut, "Apa aku menyakitimu?" Ia segera menyeka air mata itu dari wajah Raya.

Raya tersenyum dengan sedikit tawa, ia menggeleng. "Aku bahagia." Ia menatap suaminya. "Aku bahagia akhirnya kau datang." Kini Raya meraihnya dan mengecup bibir Andrea manja.

Kecupan itu seperti menyalakan sesuatu, desiran dalam darahnya menjadi lebih cepat, Andrea menginginkan wanita di hadapannya, sangat menginginkannya.

Andrea menciumi tangannya terus naik hingga ke bahu, dan mendarat pada bibir lembut Soraya, ia menekankan ciuman dengan kuat dan mendorong Soraya di tempat tidur dan kini ia dengan mantap naik ke atas tubuhnya.

Soraya pasrah, ia menikmati setiap sentuhan yang setiap malam menjadi khayalannya. Kini, setelah setahun, malam ini tiba, setelah malam ini dia adalah istri Andrea yang sebenarnya.

Tengah malam, Soraya terbangun, percaya tak percaya melihat pria ini tertidur di sampingnya dengan bertelanjang dada. Ia tak bisa berhenti tersenyum. Lalu datang mendekat ke pipinya untuk memberi kecupan.

Andrea seketika meraihnya dan memeluk Soraya dalam pelukan. Ia dengan jelas mendengar degup jantung yang juga sama keras seperti milik nya. Sampai Andrea menarik tubuhnya untuk menatap Soraya.

"Apa kau sedang menggodaku?"

Soraya tersenyum jahil. "Apa kau tergoda?"

Andrea memicingkan matanya membalas dengan tatapan nakal. "Kau harus membayar perbuatanmu."

Andrea turun untuk menciumi leher Soraya hingga ia tergelitik. "Mas, sudah." Raya mendorongnya dan mata mereka bertemu. Rasanya hangat bisa bertatapan dengan pria yang selalu ditunggunya selama ini.

Tanpa malu lagi Raya menciumi bibir pria itu dan memeluk erat pada tubuhnya dengan menempelkan seluruh tubuh yang kini belum mengenakan sehelai kainpun. Hanya selimut besar yang menutupi mereka.

"Kau nakal juga rupanya." Andrea tersenyum membelai lembut pipi istrinya yang kini tersenyum sangat manis dengan rambut yang berantakan dan bahu mulus yang tidak tertutup selimut. "Aku baru sadar kau cantik."

"Kau memang pria bodoh." Ucap Raya tertawa.

Andrea ikut tertawa, "Ya, aku memang bodoh."

Setelah malam yang manis, hari-hari seakan berubah seluruhnya. Setiap pagi Raya akan melihat suaminya di samping tempat tidur, sesekali mereka tidur bertiga, dan Andrea memiliki lebih banyak waktu bersama putranya.

Kini tugas Andrea bukan hanya menggoda Alex, tapi juga ibunya.

Setiap pagi, sebelum pergi kerja Andrea akan mengecup kening istrinya dan mengatakan semua rutinitasnya seharian ini di malam hari. Untuk pertama kali dari sekian purnama, akhirnya Andrea mengeluh dengan pekerjaannya yang melelahkan.

Mulai saat ini, Raya adalah istrinya, tempatnya berkeluh kesah dan menempatkan seluruh hasrat yang memang harus ia keluarkan. Semakin hari, ia melihat wanita ini semakin cantik, dan semakin di lihat ia tidak bisa menahan diri untuk mencium istrinya.

"Mas, kalo Alex sudah besar gak boleh begitu." Raya kegelian, Andrea selalu menerjangnya di leher, tempat yang sensitif yang selalu membuatnya geli.

"Hei kamu anak kecil, jangan cepat besar ya! Dad mau pacaran!"

Anak kecil itu menatap ayahnya, "au acalan?"

Andrea terkejut menatap Raya dengan heran. "Makanya jangan sembarangan di depan anaknya." Sahut Raya tertawa mengingatkan.

"Hei bocah kecil, kamu pintar sekali." Andrea mengangkat putranya lalu menciumi sampai pria kecil itu terkekeh kesenangan bermain dengan ayahnya. Pemandangan seperti ini bagi Raya sangat indah, mulai hari ini semua akan berbeda.

Ya, mulai hari ini semua akan berbeda.

Tok Tok!! Waktu menunjukan pukul 7 malam, siapa kira-kira yang bertamu.

TokTok!! Ketukan itu tak sabaran. Raya segera pergi untuk melihatnya.

Raya membuka pintu, dan orang yang di hadapannya ia tak menyangka akan bisa melihatnya secara langsung.

"Mana Andrea." Tanya tamu itu cepat.

"Untuk apa kamu datang kesini?"

"Siapa kamu?" Wanita itu menatap Soraya dari rambut hingga ke kaki.

"Aku istrinya Mas Andrea."

Wanita itu tertawa tak percaya. "Andrea hanya akan mencintai satu wanita, dan tak pernah ada wanita lain."

"Kau salah, ia sudah melupakanmu."

Wanita itu menatapnya dengan tajam. "Omong kosong!!" Dia mendorong Raya. "Aku akan mencari anak dan suamiku."

"Hei!! Kau tidak bisa ada disini, aku tidak mengizinkanmu." Raya menghalanginya mencoba mendorongnya untuk pergi keluar.

"Jangan halangi aku!!" Ia lalu mendorong Raya dan merobos masuk.

Larissa melihat suami dan anaknya sedang bermain di ruang tengah. "Alex" putranya yang sangat ia rindukan. Ia tidak percaya Alex sudah sebesar ini. "Kau besar sekali." Larissa meraihnya dari pelukan Andrea yang juga terkejut dengan kehadiran wanita yang masih ada di hatinya walau ia berusaha untuk lupa.

Kenapa ia datang? Baru saja ia membuka hatinya untuk Raya. Kenapa harus sekarang?

Pertanyaan yang sama terlintas di hati Raya dan Andrea. Wanita itu menggendong Alex yang kini sudah menangis karna tidak mau digendong orang yang tak dikenalnya. "Ini mama Alex, kamu ingat ini mama."

"Noo. Mami.. mamii" Alex terus menangis minta untuk di ambil oleh Raya. Raya akan mengambil Alex di pelukannya. Tapi Larissa menatapnya dengan marah dan tidak menyerahkannya. "Ini mama sayang, dia bukan mamamu."

"Dia tidak mengenalmu mbak. Bagi Alex hanya aku ibunya. Berikan Alex padaku, kau akan menyakitinya."

Alex sudah menangis sampai wajahnya membiru. Raya segera merebutnya dengan paksa, dan langsung tenang di pelukan Raya walau masih terisak. Larissa sangat marah tapi ia tidak bisa melakukan apapun. Kini ia mengarah pada Andrea dan langsung memeluknya. "Aku merindukanmu, sangat merindukanmu. Maaf aku sudah bodoh."

Hati Raya seperti di remas, melihat suaminya dipeluk orang lain seperti itu. Andrea juga menatapnya, merasa iba pada Raya yang harus melihat adegan ini. Andrea melepas pelukan Larissa dan mulai bertanya. "Kenapa kamu kembali, seharusnya tidak perlu kembali."

Raya cukup puas suaminya mampu berkata seperti itu.

"Kau tidak ingin aku kembali? Jadi kau sudah melupakan aku?" Larissa menatapnya dengan sedih dan kecewa, tatapan yang tidak bisa tidak meluluhkan hati Andrea yang jujur saja masih memiliki Larissa di hatinya.

Andrea lalu pergi dari sana, ia tidak bisa menyakiti Raya lagi. Larissa mengekor Andrea yang pergi ke ruang kerjanya.

"Kenapa kamu kembali. Aku hampir melupakanmu." Ucap Andrea dengan marah. Kini kembali menatap wanita cantik yang selalu ia rindukan.

"Tidakkah kau merindukanku? Aku selalu merindukanmu."

Andrea tertawa sinis, "Apa yang kamu inginkan. Setelah ini pergilah. Aku tidak ingin menyakiti Raya."

"Raya? Wanita itu?" Larissa tertawa meremehkannya. "Apa seleramu menjadi wanita jelek seperti itu?"

Bila dibandingkan Larissa, Raya memang tidak se cantik itu, tapi bila dilihat terus menerus, Andrea sadar bahwa Raya membuatnya merasakan rindu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SORAYA : Istri Pengganti   6. Haruskah Berbagi?

    Andre menariknya turun ke lantai bawah, langkahnya dingin dan tegas. “Ini kamarmu sekarang,” katanya sambil membuka pintu kamar tamu. “Enggak! Aku gak sudi! Mending aku pulang ke rumah Ayah!” Andre menatapnya tanpa ekspresi. “Oke kalau begitu, silakan.” Ia membuka pintu lebar-lebar. Larissa terpaku. Tenggorokannya terasa kering, lidahnya kelu. Sepulang dari Italia, ia pulang ke rumah ayahnya — seorang konglomerat ternama — tapi ia tidak lagi dianggap keluarga. Ia sudah diusir oleh keluarga Jihan. Maka ia kembali. Kembali untuk satu-satunya tempat yang pasti masih menerimanya. Andre. Tapi lagi lagi ia kesal karena Andre malah memiliki orang lain sebagai penggantinya.Larissa memelas, suaranya lirih tapi penuh desakan."Tapi aku mau balik sama kamu, Ndre... apa kamu udah gak cinta sama aku?"Dia berlari ke arah Andre, ingin memeluknya—tapi segera ditahan.Andre menatapnya tajam, rahangnya mengeras. Ada amarah besar dalam dirinya yang hampir pecah."Aku nunggu kamu, sampe aku ga

  • SORAYA : Istri Pengganti   5. Kembali

    “Kenapa? Kenapa kamu balik disaat aku udah mulai melupakanmu?” suara Andre parau, nyaris pecah. “Apa maksud semuanya? Kenapa kamu harus kembali?”Larissa menatapnya lama. Ada sesal di matanya, tapi juga keyakinan yang berbahaya.“Karena aku tau aku salah, aku tau cuma kamu yang mencintai aku dengan tulus, Ndre. Gak pernah ada lelaki sebaik kamu. Dan aku tau, kamu pasti akan selalu terima aku lagi.”Andre menggeleng pelan, menahan amarah yang hampir meledak.“Aku sudah memutuskan untuk bahagia tanpa kamu. Gimana bisa aku mencintai seorang wanita yang tega meninggalkan putra kecilnya? Apa kamu gak peduli sama Alex?”Larissa melangkah satu langkah lebih dekat, matanya berkilat.“Justru karena itu aku balik, Ndre. Plis, sekarang kamu udah gak butuh wanita jelek itu. Sekarang kamu udah punya aku.”Andre menarik napas dalam-dalam, suaranya berat.“Aku gak akan memilih. Kalian berdua istriku… dan aku akan berusaha adil.”“GAK!! Aku gak terima!!” teriak Larissa, suaranya pecah.Andre menatapn

  • SORAYA : Istri Pengganti   4. Geram

    Andrea menatap lekat mantan istrinya yang sudah setahun ini pergi tanpa kabar, menghilang bersama seorang pria tanpa pernah memikirkan perasaannya. "Apa yang membuatmu kembali?" "Aku ingin kembali pada anak dan suamiku, apa aku salah?" "Kau bertanya apa kau salah?" Andrea mencibir. "Ya tentu kau salah!! Apa aku ini tempat sampah dimana kau bisa pergi dan kembali sesukamu?" Andrea menatapnya dengan marah Larissa menengguk saliva menatap suaminya yang kini benar-benar marah, Andrea yang selalu menerimanya sudah berubah. "Aku tidak percaya wanita itu yang membuatmu bisa berkata begini padaku." "Jangan selalu salahkan orang lain. Salahkan dirimu!" Andrea membuang wajahnya tak tahan melihat wajahnya yang terus memelas dan melelehkan hatinya. Berusaha keras ia melupakan wanita itu, disaat ia mulai bisa tidak memikirkannya dia muncul seenaknya. Larissa tertawa kecewa, "Kita belum bercerai Andrea, aku ingin kembali." Di balik pintu, Soraya mendengar semuanya. Mimpi yang mulai terbangu

  • SORAYA : Istri Pengganti   3. Dia Kembali

    Andrea berhenti sejenak, menatap wanita yang kini ada di hadapannya, wajahnya merona dan butir air mata membasahi pipinya. "Kau menangis?" Andrea terkejut, "Apa aku menyakitimu?" Ia segera menyeka air mata itu dari wajah Raya. Raya tersenyum dengan sedikit tawa, ia menggeleng. "Aku bahagia." Ia menatap suaminya. "Aku bahagia akhirnya kau datang." Kini Raya meraihnya dan mengecup bibir Andrea manja. Kecupan itu seperti menyalakan sesuatu, desiran dalam darahnya menjadi lebih cepat, Andrea menginginkan wanita di hadapannya, sangat menginginkannya. Andrea menciumi tangannya terus naik hingga ke bahu, dan mendarat pada bibir lembut Soraya, ia menekankan ciuman dengan kuat dan mendorong Soraya di tempat tidur dan kini ia dengan mantap naik ke atas tubuhnya. Soraya pasrah, ia menikmati setiap sentuhan yang setiap malam menjadi khayalannya. Kini, setelah setahun, malam ini tiba, setelah malam ini dia adalah istri Andrea yang sebenarnya. Tengah malam, Soraya terbangun, percaya tak perca

  • SORAYA : Istri Pengganti   2. Malam Pertama

    Pernikahan sebelumnya bersama Larissa adalah impiannya. Ia sudah mencintai Larissa sejak lama sekali, sampai suatu hari, ia menemukan Larissa patah hati dan berhasil meluluhkan wanita itu, bahkan mempersuntingnya. Bagi Andrea, Larissa adalah cinta pertama, dan terakhir. Kini, Soraya sudah menjadi istrinya selama setahun, tapi di hatinya tidak pernah ada nama itu, melihatnya dengan tulus menjadi ibu sambung Alex dan mengurusnya lebih baik, Andrea mulai sadar, ia harusnya bisa melanjutkan hidup, dan bahagia seperti sekarang Larissa juga pasti sudah bahagia bersama pria yang membawanya lari, sampai tega meninggalkan putranya yang saat itu baru berusia 7 bulan. Soraya, wanita malang itu terpaksa menikahi Andrea karena ibunya, Lisa Tamson yang sudah membiayai semua pengobatan ibu Soraya yang bahkan masih berjalan sampai hari ini. Bagi Andrea, Ibu Hera sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, melihat ibu asuhnya selama ini terkapar ia pun tidak bisa diam saja. Ibu Hera adalah sahabat Nyo

  • SORAYA : Istri Pengganti   1. Raya

    Malam itu, seperti biasa, tepat jam 10 malam, Soraya akan mengantar secangkir kopi panas untuk suaminya, Andrea Tamson. Pria yang sudah sah menjadi suaminya dari setahun lalu, tapi ia tidak pernah sedikitpun tertarik pada Soraya. "Ini kopinya mas." Dengan lembut Soraya meletakkan cangkir panas yang masih mengepulkan asap. Setahun sudah mereka menikah, dan malam mereka hanya terus berjalan seperti ini. Tapi apa boleh buat, Andrea adalah suaminya, dan kewajiban seorang istri adalah melayaninya, sejauh ini hanya ini yang ia lakukan sebagai istri. "Terima kasih, Raya." Ucap Andrea yang masih terus sibuk dengan layar di hadapannya. Raya tidak pernah mengerti apa yang membuat suaminya sangat dingin, walau ia telah melakukan semua yang terbaik, apa yang membuat pria ini begitu terluka dan tidak bisa melupakan mantan istrinya? Yang bahkan meninggalkan dia dan juga putranya yang masih bayi. Apa ada wanita yang tega seperti itu? Kenapa sikap lembut Raya bahkan tidak bisa meluluhkan hati An

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status