Faqih menyantap menusarapan di rumahnya. Seorang asisten rumah tangga yang menemaninya mentanpa sarapan paginya sambil berdiri di dekat Faqih
"Kalau tuan sudah beristri, pasti makannya gak sendiri seperti ini." kata asisten rumah tangganya.
Faqih tersenyum.
"Ehm doakan saja, biar makan bersama dengan istri bik." Jawab Faqih.
"Amin, oh iya tuan nyanyo telfon tadi katanya bulan depan akan pulang ke sini."
Faqih mengguk sambil memakan roti. Setelah beberapa menit ia keluar rumahnya dan menuju bagasi mobilnya
Berbeda dengan Syahid, Faqih mempunya beberapa mobil yg tertata rapi di parkiran bagasinya.
1. Honda jazz silver
2. Mercedes Benz GLA-Class Putih3. Pajero Sport hitam 4. Ferrari F430 merah5. alphard 3.5 Q A/TSeorang lelaki menghampiri Faqih.
"Mau pakai yg mana tuan? Untuk hari ini." kata lelaki tersebut.
Syahid menunjuk ke arah mobil Pajero Sport hitam
"Mau di antar.?" kata lelaki itu.
"Tidak perlu," sambil berjalan dan manaiki mobilnya.
Sambil menyetir ia menelfon zahra.
"Hallo Zah kamu di mana?"
"Assalamuikum. "
"Eh iya walaikum salam."
"Ngantor la, pikir aku pengangguran?"
"Waktu jam makan bisa ketemu nanti?"
"Bisa bisa, tapi makan di dekat kantorku ya!"
"Siap siap."
Sedangkan Aisyah langsung bergegas masuk menuju ruangannya, di dapati sebuah karanga bunga dan kue coklat.
"Pasti dari mas Syahid, dia kirim orang untukku."
Aisyah melihat selembar surat yg berisi
'Hai kamuku selamat bekerja ya, ttd Faqih'
Aisyah mengerutkan keningnya.
"Faqih"
Tiba tiba suster diana mengetuk pintu ruangannya.
'tok tok tok'
"Masuk."
Suster Diana memasuki rungan itu.
"Selamat pagi dokter."
"Pagi juga sister Diana."
"Wih dapat kiriman coklat dan bunga."
Aisyah melihat ke kotak coklat tersebut.
"Ini buat suster de dan bagikan ke yang lain," sambil menyodorkan coklat itu.
Suster diana mengabil dari tangan Aisyah.
"Terimahkasih."
Dan Suster Diana keluar dari ruangan .
"Bungannya buat siapa ya?"
Setelah berfikir, Aisyah punya ide untuk memberikan pada pasien dan ia memberikannya pada seorang pasien yg sudah lanjut usia.
"Ini buat nenek," sambil memberinya.
"Dalam rangka apa dok?"
"Nenek sudah mau minum obat secara teratur." Kata Aisyah.
"Terimah kasih banyak dok!"
"Sama sama, nek!"
Aisyah kembali ke ruangannya. Ia mengambil ponselnya.
"Mas syahid sudah di mana ya ? Kirim pesan saja de."

Di tempat lain Zahra sedang menunggu Faqih.
"Lama banget si Faqih."
Beberapa menit Faqih datang.
"Hey lama ya?"
"Pakek nanyak lagi, ya lah, lama banget."
"Maaf macet."
"Banyak alasanmu, oh iya sebenarnya ada apa si?"
"Mau minta pendapat."
"Pendapat?"
"Gini zah, menurutmu kapan waktu yang tepat buat aku ketemu sama orang tua Aisyah?"
Zahra terkejut dan terdiam.
"Zah? Gimana?"
"Ada yg ingin aku omongin sama kamu, qih!"
"Apa ?"
"Se....benarnya....sebenarnya." Zahra terbata bata.
"Sebenarnya apa zah?"
"Sebenarnya Aisyah," Zahra masih terbata bata.
"Aisyah kenapa ?"
"Aisyah sudah."
"Sudah apa?"
"Sudaaah menikah."
"Hah?" faqih terkejut dengan perekataan yang terlontar dari mulut Zahra.
"Kamu bohong, bercanda kan?, ah kamu ini bercanda muluk."
"Enggak qih, aku serius"
"Gak mungkin, ini gak mungkin Aisyah nunggu aku lo Zah, nunggu aku pulang!"
"Kamu terlalu lama ninggalin dia."
Faqih yg awalnya riang tiba taba murung
Dan menundukkan kepalanya"Dia kan bisa nunggu aku zah, apa susahnya menunggu si? Hanya menunggu saja"
"Siapa bilang menanti itu gak ngapa-ngapain? Lihatlah ke dalam hatinya, tengoklah ke dasar jiwanya. Kau kan temukan kecemasan, kekhawatiran, serta rasa was-was yang berkecamuk. Sungguh jika kau perempuan, kau akan benar-benar mengerti bahwa menanti, jauh lebih melelahkan dari menjemput."
"Aku sudah mengharapkannya lama, sudah menunggunya begitu lama dan kini dia sudah di miliki yg lain." mata faqih sambil berkaca kaca
"Ini sudah jalannya, qih!"
"Penantian yang paling melelahkan adalah, kau lama menunggu tapi dia malah datang pada yang lain." Sambil menundukkan kepalanya seraya menahan air mata.
"Percayalah, saat Kamu kehilangan seseorang yang sempat diidamkan, kelak pada waktunya, Allah akan menggantinya dengan sosok yang selain diinginkan, ia juga Kamu butuhkan." Zahra mencoba menenangkan Faqih.
Faqih terdiam dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya kemudian Faqih bangkit dari tempat duduknya.
"Aku harus ketemu Aisyah." bergegas Meninggalkan Zahra.
Zahra juga bangkit dan memangil faqih yang terus menjauhnya .
"Qih! qih! Tunggu!"
Sedangkan Aisyah sibuk di ruang kerjanya, ia sibuk dengan leptop dan map map di mejanya kemudian ponseonya berbunyi Aisyah meraih ponselnya ternyata pesan dari syahid Aisyah lansung membalasnya. Aisyah membalasnya sambil tersenyum. Saat asik membalas pesan Syahid tiba tiba Faqih menelfonya dan Aisyah sangat terkejut.
"Ngapain dia telfon?"
Namun ia tak menganggat telfon Faqih,
Faqih terus menelfonnya, lagi lagi aisyah mematikan telfon faqih."Ngapain si dia." dengan nada sebal
Krna tak depat respon
Faqih mengirim pesan pada aisyah
Namun aisyah enggan membalasnya
Krna tidak di reslon faqih mengirim pesan lagi. Aisyah masih enggan membalasnya pesan Faqih. Faqih kemudian nekat mendatangi Aisyah. Faqih tetap memaksa aisyah untuk bertemu sampai pada akhirnya Aisyah menyetujui untuk bertemu dengan Faqih.Usai membalas pesan saang istri Syahid bergegas menunju tempat rapat. Lagi lagi bertemu dengan Kirana.
"Hey ketemu lagi kita mas."
Syahid hanya tersenyum dan sambil melihat ke arah jam tangannya, tiba tiba teman Syahid menepuk pundaknya.
"Hai boss apa kabar?" sambil berjabat tangan.
"Alhamdulillah baik"
"Selamat datang di riau, gimana istirahatnya tadi ?"
"Nyenyak banget tidurnya"
"Ih kok aku di cuekin si" kata Kirana dalam hati dengan wajah beteknya.
"Oh iya ini nona Kirana dan ini tuan Syahid"
"Kita sudah kenal," kata Syahid.
"Dia ini investor terbesar kita dalam penggarapan restoran mewah kita, dia punya saham 45%."
"Oh, mbak Kirana ini pembisnis juga rupanya."
Kirana tersenyum pada Syahid.
"Mari keruangan saja biar bisa langsung mulai rapat kita."
Mereka bertiga masuk keruang dan ternyata di sana sudah ada beberapa investor lain, saat rapat berlangsung kirana hanya fokus melihat ke arah Syahid dan hal itu di ketahui oleh asisten Kirana.
"Nona sepertinya hanya fokus pada laki laki itu saja dari tadi."
"Bagaimana dia menurutmu?" tanya Kirana pada asistennya tersebut.
"Ehm lumayan, lumayan ganteng."
"Kalau yang kayak gitu bukan lumayan lagi, ganteng bangettttttt."
"Bukannya nona dekat sama di rektur utamanya PT Agung Podomoro Group Tbk (APLN) tuan Faqih itu?"
"Iyaa si!"
"Sudah la non sama Faqih saja lebih jelas tajirnya, perusahan yang di pimpinan sekarang kan sudah memiliki 24 anak usaha dengan proyek yang tersebar di Jakarta, Karawang, Bandung, Bali, Balikpapan dan Makassar, sedangkan dia mungkin masih pemula, dia itu hanya punya saham 7% di proyek ini itu pun dia mau investasi di sini karena direktur proyek ini temennya ya mungkin krna di paksa di mau masuk ke sini."
"Faqih itu tergila gila sama Aisyah, ya setidaknya kalau faqih jadi sama Aisyah saya itu gak terlalu patah hati gitu, kan ada dia sebagai penggantinya."
"Oh ini namanya dia jadi ban serep nona."
"Ya begitulah."
Mereka tertawa kecil.
Usai rapat syahid bergegas pergi namun di hadang oleh kirana
"Mas bisa kita bicara sebentar?"
Syahid melihat ke arah jam tangannya.
"Maaf mbk kirana, saya tidak bisa."
"Kenapa?"
"Ini sudah waktunya shalat ashar, maaf ya saya buru buru" Syahid bergegas pergi.
"Tapi masss, huuuu sudah ganteng ternyata juga sholeh, ini si top banget, gak boleh lepas pokoknya."
Faqih menunggu Aisyah di tempat yg mereka janjikan sebelumnya“Aisyah mana si?” dengan nada gelisa.Beberapa menit kemudian sosok yang ditunggu Faqih datang dengan gamis biru dan berkerudung hitam.“Assalamuaikum.”“Walaikum salam, silahkan duduk."Faqih mempersilahkan aisyah duduk.“Ada apa?” sambil duduk.Mendengar pertanyaan itu Faqih kemudian menundukkan kepalanya dan terdiam.“Sebenarnya ada apa? Aku harap ini penting soalnya pekerjaanku banyak.”Mendengar hal tersebut Faqih mengkat kepalanya dengan mata berkaca kacaAisyah sangat terkejut dengan hal tersebut.“Kamu kenapa qih?” tanya Aisyah.“Yang tanya itu seharusnya aku ‘kamu kenapa Aisyah? Bukan kamu!”“Hah? Maksudnya?”“Kamu kenapa tidak bisa nunggu aku? Menunggu aku sampai aku kembali?”Aisyah terkejut dengan pertanyaan faqih“Kamu sudah tahu itu rupanya.”“Sesak ra
Faqih sedang mengendarai mobilnyaSetelah pulang berkerja."Aisyah, kenapa si kamu milih dia, kenapa tidak aku? Dan kenapa kamu tidak mau nunggu aku sampai kembali, oh Tuhan rasanya ini gak adil buatku."Faqih menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil, ia duduk di aspal depan mobilnya.“Kalau gini jadinya sungguh aku bisa gila, benar - benar gila."Di mobil lain Syahid sedang sibuk membaca berita di tabnyaIa baru pulaang dari Riau. Syahid tidak mengendarai mobilnya sendiri ia menggunakan supir pribadinya. Saat sedang asik membaca beritaTiba tiba iya terkejut dengan berita yg ia baca di ponselnya.“Sepertinya kenal, siapa ya?”“Oh ini mas Faqih, wih hebat dia ternyata anak konglomerat ini, soalnya setahuku yang punya perusaan ini juga punya bisnis di berbagai belahan dunia.”Tiba - tiba Syahid melihat sosok yg ia kenal di tepi jalan y
Faqih memencoba menyabotase semuanya, ia mencoba agar Aisyah dan sang suami tidak punya waktu bersama.Faqih mencoba mengubah jadwal harian Aisyah dengan cara menghubungi pimpinan rumah sakit.Rumah sakit tempat Aisyah adalah rumah sakit swasta yang dengan mudah melakukan banyak hal yang dia mau termasuk membeli rumah sakit tersebut.“Hallo, dengan bapak rendy”Melalui sambungan telfon“Iya benar, dengan siapa ini?”“saya yusuf ali faqih”“Sepertinya nama bapak tidak asing, oh iya saya baru ingat, ada apa bapak menghungungi saya?"“Rumah sakit anda sepertinya butuh Sekali banyak pembangunan dan saya berniat untuk berinvestasi agar rumah sakit swasta anda bisa bersaing dengan rumah sakit yg lain, bagimana?”“Suatu kehormatan bagi saya jika bapak berkenang berinvestasi di rumah sakit kami."“saya akan ber investasi dengan dana yang cukup besar tetapi ada syarat yang perlu dipenuhi."
Aisyah bersiap siap di meja riasnya, kemudian Syahid keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya. Aisyah melihat ke arah syahid“Kenapa mas?”“Perut mas sakit”“Salah makan atau gimana?”“Gak tahu."Aisyah langsung membawah Syahid ke tempat tidurnya.“Ya sudah untuk malam ini Aisyah tidak usah ke rumah sakit.”“Jangan sayang, mas gak ngajarin kamu buat ninggalin tanggung jawabmu”“Tapi mas kan sakit?”“Gak apa apa, mas hanya butuh istirahat.”“Tapi mas.”“Sudah kamu langsung berangkat, tapi maaf mas gak bisa mengantarmu."“Iya de.”Syahid berbaring di tempat tidur dan Aisyah langsung menyelimuti tubuh Syahid.“Hati hati di jalan ya, sayang,”“Iya mas, mas juga cepet sembuh yah!”Aisyah mencium tangan Syahid kemudian berjalan menuju pintu,Setelah sampai di pintu Aisyah menoleh pada sya
Baru beberapa hari Syahdi dan Aisyah meninggalkan orangtua masing-masing. Hidup berdua di atap yang sama, dari kecupan di sebelum tidur, hingga pelukan di seba'da lelap. Belajar mengarungi bahtera rumah tangga dengan cinta.Setelah mengucapkan salam setelah shalat, tiba tiba saja Aisyah menghampiri syahid dengan balutan mukena putih Aisyah memeluk erat Syahid. Erat sekali. Seakan Aisyah tak ingin melepasnya.Lalu, seketika saja ada isak yang mulai lirih terdengar. Saat Syahid mengangkat kepala Aisyah dari dekapnya, matanya sudah basah, juga merah.Aisyah Menangis dalam peluk Syahid"Kenapa?" tanya syahid sambil menggenggam jemari aisyah kuat-kuat.Sambil terisak-isak, Aisyah menjawab"Aku kangen Abah, sama ummi."Syahid tersenyum kecil. Lalu meraih bahu Aisyah, untuk kemudian mewakafkan dada Syahid agar terpuas meneteskan derai mata di Sana. Di dinding hatinya“Istriku, kamu rela meninggalkan keluarga terc
Zahra ingin segera pergi ke kantor, ia terlihat sangat buru buru.“Adu telat ini.” sambil melihat ke arah jam tangannya.Zahra menerobos genangan air hingga membuat pejalan kaki terkena percikan air.“Adu kena Orang kan.” Zahra mulai panik.Kemudian ia menghentikan mobilnya dan turun untuk menghampiri pejalan kaki tersebut“Maaf, maaf, maaf gak sengaja, saya."“Tidak apa apa mbak, basah sedikit aja kok.”Ternyata yg terkena percikan air tersebut adalah seorang laki laki.“Sekali lagi maaf ya mas, maaf banget."“Iya mbk, gak apa apa."“Maaf, saya buru buru harus ke kantor."“Oh iya silahkan.”Zahra segera masuk ke dalam mobilnya.“Oh iya, kok gak tanya nama dia si."Sedangkan laki laki itu mencoba membersikan bajunya.“Basah si, tapi gak bisa marah sama dia
Pagi itu kirana turun dari mobilnya di dapati Faqih sedang berdiri di depan pintu kantornya.Kirana berjalan Menghampiri Faqih.“Kirana aku mau minta maaf sama kamu.”Kirana berjalan begitu saja tanpa menghiraukan Faqih.“Kirana tunggu,” sambil berjalan di belakang Kirana.Semua karyawan Kirana melihat ke arah mereka.“Itu tuan Faqih kan ya, anak konglong tbk kan,nona kirana punya hubungan apa dengannya?” kata kariawan kirana“mungkin mereka pacaran kalik” kata kariawan kirana yg lain“cocok si meraka berdua, sama sama tajir” kata kariawan kiranaKirana membuka pintu ruangannya dan duduk di sofa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya“Maaf kirana, sunggu aku menyesal.” sambil berlutut dan menyatuhkan kedua telapak tangan faqihKemudian terdengar suara dari luar ruangan kirana
Usai acara seminar yang ia isiSyahid berkeliling are bazar untuk melihat lihatlangkah kaki syahid di hentikan oleh seorang ibu ibu penjual di bazar tersebut“Wah ini yang ngisi di dalam tadi ya? Ganteng banget”Syahid tersenyum.“Hu pak ustadz ceramahnya keren meresap ke hati.”“Terimah kasih buk.”“Belum nikah ya? kalau dari tampangnya masih unyu unyu, sepertinya belum nikah.”Mendengar hal tersebut syahid seolah enggan menjawabnya.“Oih ini ada Sesuatu buat ustadz,” sambil menyodorkan bingkisan.“Apa ini buk?” sambil mengambil bingkisan dari ibu ibu tersebut“Gamis ustadz.”“Gamis laki laki?”“Gamis wanita, kasih sama wanita yang menurut ustadz wanita tersebut spesial."“Oh iya terimah kasih.”&nb