Saga Sang Gagak Barong

Saga Sang Gagak Barong

By:  Kurusinasan  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
11Chapters
166views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kehidupan normal Saga Mahardhika terusik oleh kehadiran tiba-tiba sosok Guntur Gheni, ayah kandung yang tak ia kenal sebelumnya. Di tengah konflik pikiran dan perasaannya sendiri, Saga memutuskan untuk membantu ayahnya yang adalah seorang pemimpin organisasi hitam Gagak Barong. Dalam upaya menyingkirkan para pengkhianat organisasi, Saga menjadi paham makna perjuangan dan cita-cita ayahnya selama ini, juga alasan Guntur Gheni meninggalkan dia dan ibunya, Rinjani Mahardhika. Kebersamaan dengan ayahnya menorehkan nilai-nilai kehidupan baru yang akhirnya membentuk Saga Mahardhika menjadi seorang Saga Gheni, sang Gagak Barong.

View More
Saga Sang Gagak Barong Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
11 Chapters
BAB I : Keadilan Adalah Cinta Sejati
Hari Sabtu sore di pertengahan bulan Oktober tahun 2016, suasana pelataran belakang vila di tanah seluas dua hektar milik Guntur Gheni nampak meriah. Dua tenda kanopi besar lengkap dengan rangkaian lampu kecil dan balon putih berpita emas menjulang megah. Di bawah tenda-tenda itu tersaji aneka kue dan roti hangat. Di ujung tengah pelataran itu berdiri panggung dimana sekelompok pemusik melantunkan musik nostalgia yang menghadirkan suasana romantis.Hari ini adalah perayaan pernikahan ketiga puluh tahun Guntur Gheni, sang pemimpin organisasi Gagak Barong dan istrinya, Harita Mauly. Dan sore itu, para tamu undangan berdatangan ke vila yang terletak di pinggiran kota Wirakarta untuk menghormati mereka.Wignya Shuman, adik angkat sekaligus penasehat pribadi Guntur Gheni, yang ditemani beberapa pengawalnya terlihat sibuk menyambut tamu-tamu yang baru datang. Beberapa pelayan lain sibuk menumpuk kotak-kotak hadiah yang dibawakan para tamu dengan serapi mungkin pada sebuah meja panjang. Wign
Read more
BAB II : Orang Terhormat Selalu Berusaha Rendah Hati
Guntur Gheni memiliki bakat alami sebagai pemimpin. Di bawah komandonya, ia telah mengembangkan Gagak Barong menjadi sebuah organisasi besar yang disegani.Bisnis-bisnisnya mencakup serikat pekerja, yang merupakan warisan ayahnya, lalu nightclub kelas atas yang tersebar di kota-kota besar, dan peredaran aneka jenis minuman beralkohol dari ujung timur hingga ujung barat negeri. Kemudian yang termahsyur adalah bisnis kasino besar dilengkapi hotel mewah yang beroperasi secara tertutup di sebuah pulau terpencil.Relasi Guntur mengakar sampai ke kementerian dan aparatur negara, partai politik, dan perusahaan-perusahaan besar yang menjalin kerjasama dengan serikat pekerjanya. Guntur pun tidak menampik bahwa organisasinya juga terikat pada kekuatan-kekuatan yang lebih besar daripada yang ia miliki.Pencucian uang, dukungan bagi beberapa calon-calon kepala daerah dan anggota legislatif negara dalam pemilihan umum, dan akomodasi lain yang ia berikan demi kelancaran dan keamanan bisnis organisa
Read more
BAB III : Raut-Raut Ketulusan
Harita berjalan berdampingan dengan Guntur yang membawa kotak anggur yang diberikan oleh Tuan Anwar Imran. Dia melihat seorang pelayan perempuan yang berdiri tidak jauh dan segera melambaikan tangannya.“Teman sejati yang semakin langka,” kata Guntur kepada Harita tiba-tiba.“Tolong kamu letakkan ini di ruang kerja bapak,” pesan Harita kepada si pelayan yang menghampirinya.“Baik, bu” jawab si pelayan sambil menerima kotak itu dan bergegas pergi.“Kau benar,” Harita menanggapi ucapan suaminya. “Di dunia yang dangkal dan serba pamrih ini, jarang sekali kita bertemu orang yang tulus dan setia. Kau lihat wajahnya yang berseri, orang tua itu tampak benar-benar berbahagia untuk kita. Ketulusan yang mengingatkan aku pada ayahmu. Mereka agak mirip sebenarnya.”Guntur diam sejenak dan membandingkan Tuan Anwar dan ayahnya. “Benar juga!”“Coba lihat hadiah dari Pak Anwar ini,” lanjut Harita. “Dia sangat bijaksana meminta Qirani untuk memilih hadiah bagiku.” Harita membuka kembali kotak anting-a
Read more
BAB IV : Tidak Ada Kata Cukup Bagi Mereka Yang Tamak
Pukul 7.20 malam, setelah perayaan selesai, Guntur Gheni bersama Wignya Shuman dan Zethra Adyatman berkumpul di ruang kerjanya. Mereka hendak merencanakan tindak lanjut untuk membereskan perkara serikat pekerja yang telah dibahas sebelumnya.Wignya Shuman menuangkan Glenlivet 18 ke dalam tiga gelas kristal lalu menyajikannya kepada Guntur dan Zethra. Tak lama berselang, Kaindra Gheni masuk.“Sorry, aku masih agak lapar jadi aku mengambil ini dulu.” Ia menunjukkan piring berisi beragam eclairs. Guntur tak mengacuhkannya dan justru balik bertanya, “Kau sudah menemui mamamu?”“Ya, baru saja aku bertemu mama di dapur,” jawabnya ringan.“Baguslah!”Sejenak Guntur hendak menanyakan apakah Kaindra memberikan kado bagi Harita, tapi ia mengurungkan niatnya. Bila ternyata tidak, itu akan mempermalukan Kaindra dan dirinya di depan yang lain.Guntur menyalakan sebatang rokok dan menyandarkan punggung ke kursi. Setelah Kaindra duduk, ia segera memulai rapat.“Aku mau perkara ini selesai cepat dan
Read more
BAB V : Galeri Seni Caravaggio Lombardi
Di penghujung bulan Oktober, jalanan daerah Palong di ibu kota Muliapraja basah kuyup akibat hujan deras yang mengguyur. Hari Jumat malam itu, deras air hujan dan angin kencang bertubi-tubi menghantam atap dan jendela gedung, menimbulkan suara nyaring yang memekakkan telinga.Di sudut selatan perempatan besar tersebut, galeri seni Caravaggio Lombardi berdiri megah. Atapnya yang berbentuk kubah dan fasad kaca memantulkan semua cahaya yang menimpanya.Gedung pameran dan studio seni seluas seratus tiga puluh lima meter persegi itu memperlihatkan keanggunan dan kelembutan interior yang menenteramkan. Suara derasnya hujan diluar sana seolah sesuatu yang jauh dan sama sekali tidak mengganggu para pengunung.Warna dinding berwarna putih teduh berpadu lantai kayu coklat pekat. Lampu-lampu dalam galeri dirangkai secara estetis menerangi seisi ruangan dengan intensitas yang tepat agar masing-masing karya seni tampil optimal.Satu pasangan muda berdiri sambil berpegangan tangan dan berdiskusi di
Read more
BAB VI - Seni Adalah...
Carlo sangat menyayangi karya-karya seni yang ada dalam galerinya. Sekalipun tidak semuanya adalah karya seni miliknya, ia tetap merawat mereka seperti anak-anaknya sendiri.Dari perbincangan dengan para pengunjung, Carlo dapat mengetahui apakah mereka seorang seniman, kolektor karya seni, atau pedagang yang bermaksud membajak para seniman yang karyanya dikelola oleh Carlo, atau bahkan sekedar orang picisan yang berkunjung ke galeri-galeri dan museum besar demi pencitraan di media sosial.Hanya bila Carlo merasa yakin, ia akan meminta mereka untuk bertukar kartu nama. Atau bahkan mungkin saja mengundang mereka dalam pameran-pameran di galerinya.Perhatiannya kini tertuju pada sekelompok anak muda yang berkerumun di salah satu mahakaryanya. Ia merasa perlu segera menghampiri mereka. Carlo selalu curiga pada pengunjung galeri seni yang berpenampilan serampangan lalu berlagak seakan mereka adalah karya seni yang hidup.Bagi Carlo, karya seni adalah sesuatu yang sakral dan galeri maupun m
Read more
BAB VII - Perangkap Demi Perangkap
Sebuah operasi rahasia penyergapan tiga kapal besar penangkap ikan yang menyelundupkan narkoba jenis sabu di Pelabuhan Perikanan Samudra Selatan telah menghebohkan seantero negeri. Sore harinya, sejumlah media massa nasional menyiarkan berita tentang bagaimana paket-paket narkoba seberat hampir dua ton yang telah dibungkus rapi dan disembunyikan di dalam perut-perut ikan besar dan dimuat di kapal. Keberhasilan dari kerjasama antara pihak Kepolisian Negara bersama Lembaga Negara Urusan Narkotika dan Angkatan Laut dalam operasi luar biasa itu juga menjadi tajuk utama pemberitaan. Berita terkait lainnya antara lain adalah tentang penahanan puluhan orang dari sebuah gudang bongkar muat dekat dermaga yang menjadi tempat penyimpanan dan pengemasan ikan-ikan berisi narkoba tersebut untuk kemudian diangkut dengan belasan truk menuju lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Dalam sebuah konferensi pers, Kepala Urusan Publikasi Kepolisian Negara membeberkan runtutan upaya pihak Kepolisian dalam me
Read more
BAB VIII - Saudara Sejiwa
Guntur Gheni cukup puas mengetahui keberhasilan penindakan yang dilakukan terhadap si komisaris, Suhanda Bong. Ia sepenuhnya mengerti bahwa sebagaimana kekuasaan bisa melenakan, kekuasaan bisa pula memampukan. Semua tergantung tujuannya.“Apa berita lainnya?” tanyanya.Wignya bersiap untuk menyampaikan hal berikutnya. Dengan sikap tenang ia menyampaikan Informasi tentang keterlibatan Kaindra dalam penyelundupan narkoba yang dibongkar oleh tim gabungan bersama Kepolisian Negara pagi hari tadi.“Ada rekaman komunikasi antara Kaindra dengan anggota sindikat narkotika internasional yang diterima Lembaga Negara Urusan Narkotika. Dari situ. Kita berusaha secepatnya untuk mendapatkan salinan percakapan itu.”Ada kecemasan nyata dalam nada bicara Wignya. Guntur memperhatikan Wignya dengan serius dari balik kepulan asap rokoknya.Wignya pun melanjutkan. “Dan salah seorang kapten kapal yang ditangkap, dia menyebut nama Kai. Juga, dua puluh delapan orang kita ditangkap di lokasi. Kebanyakan angg
Read more
BAB IX - Duri Dalam Daging
Kurang dari satu jam, sebuah helikopter berwarna hitam mendarat di landasan pacu pribadi vila Gagak Barong. Baling-balingnya melambat hingga berhenti sepenuhnya. Dan keluarlah Magnus Kanigara, orang pertama yang tiba di pertemuan malam itu. Wignya Shuman, yang dikenal karena kesabaran sikapnya, sudah menunggu di aula depan yang megah bersama dua orang pengawal. Magnus menghampirinya dan keduanya lalu saling berpelukan layaknya saudara. Tapi seketika wajah Magnus berubah serius. “Apakah ini serumit yang kukira?” dia bertanya, suaranya nyaris berbisik. Wignya memberikan tepukan menenangkan di punggung Magnus. "Saya harap tidak. Tapi kita akan membicarakannya nanti, oke? Masuklah, kak Guntur menunggu di kantor. Aku masih menunggu yang lain.” "Oke, Gie," jawab Magnus. Ada kekhawatiran yang tak terucap di suaranya. Beberapa menit kemudian, Wignya, yang berdiri di dekat jendela besar, melihat sebuah mobil sedan BMW 740Li biru metalik memasuki gerbang. Eksteriornya yang halus berkilau di
Read more
BAB X - Kebersamaan Terakhir
Magnus Kanigara membasahi tenggorokannya dengan seteguk anggur dari gelasnya. Ia kemudian meletakkannya kembali ke meja dan angkat bicara.“Kita sudah saling mengenal sejak lama, bahkan sebelum kesepakatan itu dibuat. Tak satu pun dari kami yang luput dari kebaikan-kebaikanmu. Dan terlepas dari segala konflik yang ada sejauh ini, kita bersama telah menjalani tiga tahun terakhir ini dengan sangat baik.”Wignya Shuman mengangguk pelan, mengamini apa yang dikatakan Magnus.“Apa yang terjadi pada Kai atau siapapun diantara kita, tak ada bedanya. Tak perlu saling menyalahkan. Seperti pepatah kuno bilang, daripada mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin.” lanjut Magnus.Guntur menatap Magnus dengan serius. Namun tatapannya lebih menyerupai seekor alap-alap yang sedang mempelajari titik lemah dari calon korbannya.Magnus menoleh kepada Wignya. “Gie, kau keberatan kalau aku..?” “Tidak! Tentu tidak, silahkan,” sahut Wignya spontan.Magnus mengangguk. ”Okay, jadi dari apa yang aku
Read more
DMCA.com Protection Status