Share

Menghadiri Pesta

Sinar mentari menerobos masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka. Hangat sinarnya menyilaukan mata ini. Perlahan kugerakkan mata ini.

"Astagfirullah ... bangun, Bang. Sudah jam sembilan!" Aku menggoncang tubuh Bang Rizal sedikit keras.

Suamiku menggeliat lalu kembali memejamkan mata. Astaga, Bang Rizal benar-benar menguji kesabaran.

"Bang sudah jam sembilan, kita ketinggalan shalat subuh, Bang!"

Rasa sesal semakin besar memenuhi rongga dada. Meninggalkan shalat adalah suatu dosa besar. Meski Allah tahu aku tak sengaja melakukannya. Namun aku tak sanggup membayangkan murka Tuhan kepadaku.

Berkali-kali kuguncangkan tubuh Bang Rizal, tepati lelaki itu justru menarik selimut kembali. Suara dengkuran terdengar.

"Bang, bangun! Sholat subuh dulu!" Kugoncangkan lagi tubuhnya. Tapi tetap saja ia tak bergerak. Sungguh menyebalkan!

Tanpa menunggu Bang Rizal bangun, aku segera beranjak dari ranjang. Sedikit berlari kuambil pakaian lalu menuju kamar mandi. Dalam hati terus berdoa se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status