Share

Bab 6

Andrian menatap wajah Diandra yang terlelap disampingnya, dia menyesal telah mengkhianati gadis sebaik Fiona demi seorang Diandra.

" Sial " lirihnya sambil mengusap kasar wajahnya.

Sebenarnya Andrian tidak ingin semuanya menjadi berantakan seperti ini andai saja Fiona tidak menolak keinginannya, karena penolakan itu Andrian yang sudah lama mengetahui bahwa Diandra sangat menyukainya memanfaatkan Diandra untuk memenuhi kebutuhan nafsunya tanpa harus melepas Fiona, tapi sialnya Fiona memergokinya saat dia bersama Diandra.

Siapa orang yang bersama Fiona saat itu? Mungkinkah Fiona junga berhianat? Gumamnya dalam hati, jika benar maka tidak ada bedanya Fiona dengan gadis murahan disebelah ku, dasar wanita sok suci tapi ternyata sama saja butuh pelampiasan.

" Kau tidak tidur " tiba-tiba Diandra bangun dan bertanya pada Andrian.

Andrian turun dari tempat tidurnya dan kemudian pergi keluar, karena merasa muak dengan Diandra dan kecewa dengan Fiona yang dikiranya sama saja dengan Diandra.

" Hai..mau kemana kau " kejar Diandra.

Andrian tidak menjawab dan langsung keluar mengambil kunci mobil.

" Kau masih memikirkan perempuan itu, bukankah dia sama saja pergi dengan laki-laki lain, apa bedanya dia dengan kita, kau juga dicanpakan olehnya " ucapan Diandra membuat Andrian berhenti dan menoleh kepadanya.

" Yang pasti Fiona lebih baik daripada kau yang bersikap arogan dan kasar " balas andrian.

" Apa maksudmu " teriak  Diandra.

" Diam kamu " bentak Andrian yang memang masih marah dengan Diandra.

" Berani kamu pergi, aku akan mati disini " ancam Diandra.

" Aku tak peduli " balas Andrian yang kemudian berlalu dengan mobilnya..

" Ahhh....sialan " maki Diandra.

" Baik, akan kubuat kamu menyesal " 

Diandra menuju dapur dan mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk memuluskan rencananya, dan matanya tertuju pada racun serangga yang terletak disamping lemari, Diandra pergi ke gudang belakang rumah Andrian dan menguncinya.

" Ok, kita mulai permainannya, dan kupastikan kamu akan menyesal " lirih Diandra yang, dia menunggu waktu yang tepat untuk memulai rencananya.

Andrian yang memikirkan perkataan Diandra akhirnya berputar arah dan melajukan mobilnya kembali kerumah, karena dia tahu kenekatan gadis itu.

Andrian masuk kerumahnya dan mencari keberadaan gadis itu.

" Diandra " panggil Andrian.

" Ok, rencana dimulai " gumamnya sebelum meneguk sedikit racun serangga yang dibawanya, tak lama kemudian reaksi racun serangga yang diminumnya membuat tubuhnya kejang.

Andrian mencarinya dikamar tapi tak menemukannya, dia membuka pintu kamar mandi tapi tetap tidak ditemukan keberadaan gadis itu.

" Dimana gadis gila itu " gumamnya.

Andrian menuju dapur berharap menemukan gadis itu, tapi nyatanya nihil, Andrian menatap pintu gudang disamping dapur, karena curiga kenapa pintunya tertutup, dia mendekatinya ingin membuka pintu itu tapi tidak bisa, pintunya terkunci Andrian semakin yakin gadis itu didalam.

" Diandra buka pintunya " tapi tak ada jawaban dari orang yang dipanggilnya.

" Sial..." Gumam Andrian lalu mendobrak pintu.

Setelah berusaha berkali-kali akhirnya pintu terbuka, dia menemukan Diandra yang tergeletak dengan mulut berbusa.

" Diandra, oh...tidak, apa yang kamu lakukan " pekik Andrian yang panik saat melihat keadaan Diandra.

Andrian mengangkat tubuh Diandra yang sudah tidak berdaya dan membawanya keluar dari gudang.

" Diandra bangun " guncang Andrian yang panik.

"Oh...tidak " pekik nya karena tubuh Diandra diam tidak bergerak.

Andrian bingung, tanpa pikir panjang dia menggendong Diandra menuju mobilnya dan membawanya kerumah sakit.

" Oh tuhan selamatkan lah dia, aku tidak serius tadi "

Sesampai dirumah sakit Andrian turun dan membawa Diandra .

" Tolong selamatkan dia " kataku pada dokter yang berjaga.

" Tenang dulu, kami akan berusaha menyelamatkannya, anda tunggu disini " ucap dokter.

Andrian cemas menunggu dokter selesai memberikan pertolongan kepada Diandra, beberapa saat kemudian dokter keluar dan Andrian bergegas mengejarnya.

" Bagaimana keadaanya dokter? " Tanya Andrian dengan khawatir.

" Kami berhasil menyelamatkan nya, setelah sadar bisa langsung pulang, untung obat serangga yang diminum tidak banyak " tutur dokter pada Andrian.

" Syukurlah, terimakasih dokter " balas Andrian dengan lega.

" Boleh saya menemuinya ? " Tanya Andrian 

" Silahkan " 

Andrian masuk ruangan dimana Diandra berbaring, " dasar gadis bodoh" lirihnya.

" Ternyata kau kembali dan menyelamatkanku " ucap Diandra dengan senyum mengejek  yang ternyata sudah sadar.

" Jangan lakukan ini lagi " ucap Andrian dengan lembut.

" Asal kau tidak meninggalkanku " jawab Diandra.

Andrian mengangguk, bagaimanapun dia masih membutuhkan Diandra, tapi Andrian sedikit ngeri dengan sifat nekat gadis didepanya.

Diandra merasa menang dan yakin Andrian tidak akan berani meninggalkan ya lagi, hanya dengan sedikit pengorbanan dia bisa membuat Andrian bertekuk lutut dan tetap berada disisinya, pikir Diandra.

Dia adalah orang yang rela melakukan apapun demi keinginannya terpenuhi, termasuk mengorbankan orang lain, Diandra tidak akan mempedulikan orang lain dia hanya peduli dengan dirinya sendiri, orang disekitarnya harus bertekuk lutut padanya, sedari kecil dia selalu dimanja oleh Clara dan Leo, hingga akhirnya dia tumbuh menjadi gadis mengerikan walaupun tampak luar seperti gadis yang manis.

Kakak perempuannya yang selalu menjadi pelampiasan amarahnya, dia sangat senang jika melihat Fiona dipukul oleh Clara dan Leo, dia sangat menikmati jika kakaknya menderita, karena sedari kecil Diandra sebenarnya iri melihat Fiona yang mempunyai banyak teman dan menjadi primadona karena kecantikannya, Diandra tida mau jika kakaknya lebih dari dirinya,

Diandra kecil bahkan pernah mendorong Fiona hingga jatuh ke dalam sungai hingga tenggelam, untungnya pada saat itu ada tetangga yang melihat kemudian menolongnya, Diandra sudah sering kali mencoba mencelakai Fiona tapi nasib baik selalu berpihak pada Fiona.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status