Share

Kartu Undangan

Sepasang iris hijau itu memandang sendu. Ada kilatan rumit dalam sorot netranya yang mendung. Akan tetapi, mata tersebut tak mampu merangkai maupun mengungkapkannya dalam bentuk kata-kata sebagai pelampiasan.

Deska menghela napas saat ia melihat ke arah luar jendela dari atas tempat tidur. Ia mendesah dan mengalihkan pandangan. Panorama di halaman kediamannya sangatlah cerah, tetapi di dalam biliknya terasa amat suram.

"Masih belum juga mau turun?"

"Tidak," sahutnya tanpa menoleh. "Aku baru keluar dari rumah sakit tadi malam. Beraninya aku membuat keributan?"

Zalka menghampiri putranya dengan sikap tenang. "Ini sungguh kejutan," timpalnya ringan. "Kau yang paling tidak ingin meninggalkan urusan bisnis walaupun hanya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status