Share

Sang Miliarder yang Tersembunyi
Sang Miliarder yang Tersembunyi
Penulis: Zila Aicha

1. Menang Tender

Hiruk pikuk terlihat di depan gedung AL group, salah satu perusahaan garmen terbesar di Asia Tenggara. 

Sejumlah karyawan menunggu kehadiran putra pemilik AL Group yang baru saja resmi dilantik menjadi presiden direktur perusahaan tersebut beberapa pekan lalu, yaitu David Araya usai memenangkan tender asing.

“Aku yakin dia memang hebat. David Araya memang cocok menggantikan Pak Budi Araya. Kau lihat, bukan? Dia memiliki kemampuan yang sama hebatnya dengan sang ayah,” ucap Diana, salah seorang karyawan biasa dari bagian purchasing.

Kabar kemenangan David Araya langsung tersebar dengan cepat dan langsung menimbulkan kegaduhan karena pria itu tergolong muda untuk bisa sampai tahap itu. 

Para karyawan tentunya merasa kagum terhadap pria muda yang diharap bisa memajukan perusahaan mereka itu setelah ditinggal oleh sang pemilik sebenarnya, yakni Budi Araya, ayah tiri dari David Araya yang meninggal karena serangan jantung dua bulan yang lalu.

Maka tak heran jika kemenangan dalam tender besar sekarang ini mendapat sambutan yang luar biasa.

“Ayah? Ayah tiri maksud kamu? Setahu aku dia bukan anak kandung dari Pak Budi,” ucap Levi menyahut ucapan Diana.

Diana menatap temannya itu bingung.

“Kau yakin? Tapi dia menggunakan nama belakang Araya. Bagaimana mungkin dia bukan anak kandung Pak Budi?” tanya Diana sambil mengerutkan dahinya bingung.

“Yah, aku tidak tahu kalau soal itu. Pokoknya yang aku tahu, ibu Rosa itu bukan istri pertama dari Pak Budi. Dia hanya istri kedua dan David itu anak dari Ibu Rosa dengan suaminya yang terdahulu,” jawab Levi.

"Jadi kalau Ibu Rosa itu bukan istri pertama, berarti Pak Budi pernah menikah sebelumnya? Terus di mana mantan istrinya? Anaknya gimana? Maksud aku mereka punya anak nggak?" tanya Diana semakin penasaran.

"Ssst! Apa kalian tidak sadar jika dari tadi suara kalian terdengar cukup keras? Lihatlah! Banyak yang sudah melirik kalian gara-gara kalian bergosip tidak pada tempatnya," ucap Aditya, salah seorang karyawan dari bagian produksi.

"Halah, diam kau! Apa urusannya sama kamu mau kami bergosip atau tidak? Nggak usah ikut campur urusan kami. Dasar culun, sialan!" maki Diana pada pria berkacamata tebal itu.

Aditya hanya diam saja. Pria dengan rambut yang di sisir ke belakang itu tak menghiraukan makian Diana. Pria itu sudah terbiasa seperti itu sejak masuk dan bekerja di perusahaan ini satu bulan yang lalu.

"Sudahlah! Nggak usah dengarkan si culun itu! Buang-buang tenaga saja!" imbuh Levi.

Aditya mendengar apa yang dikatakan gadis itu namun sekali lagi pria itu hanya diam saja.

"Ayo lanjutin dong tadi gimana? Sialan, gara-gara si culun bego itu, obrolan asyik kita tentang keluarga Pak David jadi terganggu," keluh Diana.

"Oh iya, aku ingat. Tadi kamu penasaran kan tentang istri pertama dari Pak Budi dan anaknya, kan?”

“Nah, yang aku dengar nih, istrinya udah menikah lagi dan tinggal di Inggris. Dan dia memang memiliki anak dari istri pertamanya itu. Anak laki-laki juga. Kabarnya sih, sejak mereka bercerai dan sama-sama menikah lagi, mereka nggak pernah berkomunikasi lagi. Jadi ya nggak ada yang tahu gimana kabar anak kandung Pak Budi itu," jelas Levi.

Diana menganggukkan kepalanya namun dia jadi semakin penasaran dengan cerita itu.

"Eh tapi, beb. Itu artinya anak kandung Pak Budi ini punya hak dong di perusahaan ini? Iya kan? Secara dia anak kandung loh berarti otomatis dia juga salah satu pewaris dari perusahaan ini," ucap Diana yang terlihat berpikir serius.

"Iya, kamu benar. Tapi kan dia itu menghilang. Eh, bukan menghilang. Tapi nggak ada yang tahu kabarnya dia kaya gimana. Pas pemakaman Pak Budi aja waktu itu, anaknya aja nggak muncul kok," ucap Levi.

"Yah, aku tahu kalau soal ini. Aku pas ke pemakaman Pak Budi hanya melihat Ibu Rosa dan David saja. Sedangkan keluarga yang lain nggak terlihat. Apa aku yang kurang tahu atau gimana? Kamu lihat keluarga Pak Budi yang lain nggak waktu itu?" tanya Diana.

"Nggak. Pemakaman itu hanya dihadiri keluarga inti saja deh setahuku. Ini aneh sih, tapi yah kita hanya bisa menduga-duga saja kan. Orang itu urusan rumah tangga orang," sahut Levi.

Aditya tersenyum masam mendengar percakapan yang dia dengar dengan jelas karena dia memang berdiri tidak jauh dari kedua karyawan yang sedang bergosip itu.

Oh dia mengerti sekarang, gosip yang beredar ternyata keluarga mantan istri dari Budi Araya dianggap tidak hadir di sana.

Sialan, dirinya bukannya tidak hadir. Tapi dia tidak diijinkan untuk hadir dalam pemakaman ayahnya.

 Iya, Aditya adalah anak kandung Budi Araya yang telah mereka singgung tadi.

Aditya merasa curiga atas meninggalnya ayahnya. Dia pun semakin curiga saat dia tak diizinkan masuk untuk hadir dalam pemakaman ayah kandungnya sendiri, Budi Araya. 

Karena kecurigaan tersebut, pria itu pun memutuskan untuk menyamar menjadi pria culun dan menyusup ke dalam perusahaan milik mendiang ayahnya.

Dia bertekad untuk menyelidiki kasus meninggalnya ayahnya dan juga merebut perusahaan itu yang memang seharusnya menjadi miliknya. 

Nama aslinya adalah Valentino Araya. Namun untuk memuluskan semua rencananya, pria itu harus mengganti identitasnya. Dia menggunakan nama Aditya Putra sebagai nama palsunya.

Dia masuk ke dalam perusahaan itu dengan bantuan salah seorang manajer perusahaan itu, Agusta, yang kebetulan mengenali dirinya sebagai anak kandung dari Budi Araya. 

Awalnya Agusta yang berusia sama dengan dirinya itu curiga dengan wajah yang tak asing bagi dirinya. Apalagi Valentino terlihat memakai tahi lalat palsu di pipi kanannya.

Agusta yang dulu saat masih kecil itu berteman akrab dengan Valentino pun memaksa Valentino untuk mengaku identitas aslinya. 

Valentino yang memang merasa Agusta adalah orang yang bisa dipercaya, dia pun membongkar rahasianya kepada teman masa kecilnya tersebut. Dan setelah mendengar cerita dari Valentino, Agusta memutuskan untuk membantu Valentino.

"Eh, look at that! Itu Pak David Araya sudah datang!" ucap salah seorang karyawan wanita yang terlihat mengagumi sosok presiden direktur muda itu.

Valentino hanya memutar bola matanya malas. 

Apa yang mereka kagumi dari pria yang tidak lebih dari seorang pencundang itu? Pria yang bahkan membuat proposal saja tidak becus.

David Araya itu tak bisa apa-apa. Dia bisa menang tender juga atas bantuan Agusta. Agusta yang membuat proposal yang luar biasa itu. Dan dapat dari manakah ide Agusta itu berasal? Tentu saja dari Valentino Araya, sang pewaris asli perusahaan AL Group.

Dengan malas, Valentino ikut bertepuk tangan menyambut kedatangan sang presiden direktur muda itu yang tidak lain adalah saudara tirinya, David Araya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Muttaqiina Imaama
mayaaan, buat pemanasan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status