David tidak bisa ditemukan setelah itu. Meskipun Detektif Ferisha telah memperluas pencarian merea ke kota-kota kecil sekalipun, tak ada jejak-jejak yang mengarah ke tempat baru persembunyian David. Ruslan bahkan mengira jika kemungkinan besar David kabur ke luar negeri.
Valentino tak yakin pria itu akan kabur dari Indonesia karena jelas sekali dia tak memiliki uang sebanyak itu untuk bisa kabur ke luar negeri. Lagi pula, semua jalur baik darat, udara maupun laut telah dijaga dan poster David yang menjadi buronan telah dicetak dan disebar di mana-mana. Tidak mungkin saudara tirinya itu bisa keluar dari Indonesia.
Valentino yakin seyakin-yakinnya jika David malah bisa jadi masih berada di kota tempat mereka tinggal. David tak mungkin kabur terlalu jauh karena tak ada juga yang akan membantunya. Dua tikusnya sudah dipenjara dan seingat Valentino, David tak lagi memiliki teman lain. Tak akan ada bala bantuan yang datang kepadanya.
Valentino berpikir cukup keras ten
Lagi-lagi David belajar dari semua yang telah Valentino lakukan. Saat itu dia diancam via telepon oleh Valentino dan dia hampir gila karena ancaman itu. Kini giliran dia ingin membuat Valentino setidaknya tak bisa tidur selama beberapa saat.David yang tahu jika Valentino juga seorang ahli IT, dia memilih untuk tidak mengancamnya dengan menggunakan alat elektronik melainkan dia mengirim sebuah paket yang dia pesan secara online dan mengirimkannya ke apartemen Valentino.Tentu saja dia menggunakan identitas palsu semuanya. Dia tak akan pernah rela jika dirinya ketahuan sebelum dia berhasil menyingkirkan Valentino.Sekarang dia menunggu reaksi Valentino. Ah, sayang sekali dia tak akan bisa melihat ekspresi kaget pria itu. Andai dia bisa menyaksikannya, dirinya pasti akan sangat puas sekali.Valentino yang telah sampai di rumah agak terkejut melihat sebuah bungkusan dengan bungkus berwarna coklat muda."Ini apa?" Valentino bertanya dengan nada keheran
Valentino perlahan membuka matanya dan kepalanya mendadak terasa sangat sakit sekali. Dia mencoba menggerakkan mulutnya dan ternyata tidak bisa karena mulutnya telah ditutup menggunakan kain sehingga dia tak bisa berbicara.Valentino bahkan merasa tangan dan kakinya kesakitan karena diikat menggunakan tali yang cukup kuat. Pria itu hanya bisa terbaring miring tanpa bisa bergerak sama sekali. Dengan masih terbaring dia mencoba untuk menggerakkan matanya dan melihat tempat di mana dia berada.Dia mencoba mengingat hal terakhir yang dia lakukan dan tersentak kaget karena sepertinya dia telah diculik. Dia tak perlu berpikir lagi karena sudah jelas pelakunya pastilah David, saudara tirinya yang masih berkeliaran bebas di luar sana. Valentino tak memilihku musuh satu pun selain berasal dari keluarga David. Jadi tak ada keraguan sedikitpun jika David adalah pelakunya.Namun anehnya dia seperti mengenal tempat dia disekap ini."Wow, kau sudah bangun rupanya? Baga
David sejak tak bisa menjawab ucapan Valentino, dia memilih untuk tak terlalu sering berbicara dengannya dan hanya menemui pria itu di kamar tempat dia menyekapnya sesekali saja saat dia memberikan makanan untuk saudara tirinya itu.David tak melepaskan ikatan tangan dan kaki pria itu dan selalu menyuapi Valentino untuk makan. Sesungguhnya Valentino bingung dengan sikap David terhadapnya dan tak mengerti alasan dibalik dirinya yang masih dibiarkan hidup setelah berhari-hari disekap di sana.Maka setelah dia menyelesaikan makannya, sebelum David keluar dari kamar itu dia mengejutkan pria itu dengan berkata, "Kenapa kau tak langsung membunuhku saja? Kau menyekapku tidak hanya untuk memberiku makan bukan? Kenapa kau membuang-buang waktu seperti ini? Apakah kau tidak takut jika ketahuan oleh polisi dan kemudian mereka menangkapmu lagi?"David tetap mengacuhkannya dan tak menjawab pertanyaan Valentino itu.Valentino mulai kesal sekarang karena sepertinya David
David memperlakukan Valentino bahkan seperti dia berlakukan teman baiknya. Selama beberapa hari menyekap Valentino, sekalipun dia tidak pernah membiarkan pria itu kelaparan dan selalu mengurusnya dengan sangat baik.David bahkan selalu memberikan makanan makanan terbaik untuk Valentine dan menyuapinya tanpa mengajak pria itu berbicara. Valentino bukan sekali dua kali selalu mengajaknya berbicara tapi tak pernah ditanggapi sekalipun oleh David.Suatu ketika, Valentino yang lelah karena diperlakukan seperti seorang bonekah akhirnya berujar, "Sebenarnya apa maumu? Kenapa kau tidak langsung membunuhku sekarang saja, David? Apakah kau sedang ingin bermain-main dulu denganku?"David lagi-lagi tak menjawabnya dan langsung mengunci pintu itu dari luar.David mencoba menghela napasnya dan dan bersandar di dinding. David ingin sekali melepaskan rasa dendamnya dan membunuh Valentino tanpa rasa penyesalan tapi masalahnya melihatnya saja selalu membuatnya teringat sem
"Bagus. Jadi dia sudah mati. Dia mati karena meninggalkan aku sendirian. Iya kan?" David masih saja mengoceh tidak jelas tapi Valentino tak punya pilihan lain selain menanggapi omong kosong David itu. Dia sudah yakin jika jiwa pria itu sedang tidak baik maka arah pembicaraannya pun sudah ngawur dan membuat semuanya semakin rumit. David kemudian berjalan keluar kamar itu dan kembali hanya dalam waktu beberapa menit saja. Pria itu membawa sebuah pisau dan kemudian menatap Valentino dengan tatapan dinginnya. "Bagus sekali. Bagus. Aku bisa membunuhmu sekarang tanpa Rasa ragu lagi." David kemudian mulai memainkan pisaunya dan menarik kerah leher Valentino. Valentino memejamkan matanya dan menerima kematiannya namun tidak terduga terjadi karena tiba-tiba saja pintu apartemen David dibuka dengan paksa dan munculah beberapa orang yang masuk ke dalam apartemen itu. David yang selalu berusaha untuk belajar dari kesalahan, cepat langsung saja menuju jendela dan
Valentino mengunci dirinya di kamarnya dan tak ingin diganggu oleh siapapun juga. Dia bahkan tak mau berbicara pada ayah dan ibunya yang telah datang ke Indonesia. Dia hanya menyapa mereka sekilas sebelum kemudian masuk ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana selama satu hari penuh.Aryan tak mengerti kenapa temannya itu malah bersikap berbeda sejak dia pulang dan diselamatkan oleh Detektif Ferisha. Dia juga tak memahami Valentino yang mendadak menjadi tak suka mengeluarkan kata-kata tidak hanya ataupun di depan kedua orang tuanya.Detektif Ferisha sendiri juga terlihat lebih diam daripada biasanya padahal mereka sudah cukup akrab dan sering bertemu beberapa kali."Sebenarnya apakah aku yang terlalu bodoh hingga tak bisa mengerti dengan keadaan ini atau memang semuanya rumit?" Aryan bergumam di samping Misky yang juga sedang duduk di ruang tamu apartemen milik Valentino."Dia sedang banyak masalah dan aku kira tentu saja ini berhubungan dengan David,"
Hera Adnan tersenyum tipis dan tidak menjawab pertanyaan Misky.Misky tidak bisa menebak arti dari senyuman Hera itu, dia bukan seorang ahli psikologi yang bisa mengetahui orang hanya dari sikapnya saja. Tapi setelah dia mendengarkan semua penjelasan itu, dia tidak merasa penasaran lagi dan memilih untuk membiarkan Valentino menyelesaikan sendiri apa yang sedang berkecamuk di dalam hatinya.Aryan sendiri karena tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi, dia memilih untuk tidak ikut campur dan dan menunggu Valentino kembali berbicara dengan dirinya.Di tempat lain, Bara sedang membanting meja setelah dirinya mendapat kabar jika sahabatnya telah mati ditembak oleh detektif Ferisha. Dia gemetar hebat karena satu teman baiknya telah pergi."Kenapa dia menembaknya? Apa salahnya?" Bara tak sanggup menahan kemarahannya dan malah mencekik anak buahnya yang memberikan kabar tersebut.Bara tersulut emosi tapi kemudian dia sadar telah melampiaskan kemarahan
Bara Ali berhasil keluar dari penjara lebih cepat daripada tuntutan. Hal ini tentu saja setelah dia menghabiskan uang cukup banyak untuk menyuap para petinggi agar bisa membuatnya terbebas dari hukuman. Dia tidak mempermasalahkan tentang jumlah uang itu asalkan dia bisa segera membalaskan dendam kematian temannya.Dia merasa tidak adil jika David mati karena kesalahan detektif wanita itu. Bara pun mulai menargetkan wanita itu sebagai incarannya untuk dia bunuh. Bara sebelumnya tidak pernah sampai menghilangkan nyawa seseorang tapi setelah dia melihat keluarga David, sahabat baiknya yang kacau balau karena perbuatan Valentino, tiba-tiba saja ada rasa ingin membunuh yang tumbuh di dalam hatinya.Tak hanya ingin membunuh detektif wanita yang telah menghabisi nyawa David itu tapi tentunya target utama dirinya adalah Valentino Araya. Sebelum dia bisa bebas dari tahanan itu, dia telah meminta semua orang untuk merahasiakan kebebasannya. Dia pun juga telah meminta Stefan untu