Share

Bab 410.

Author: BayS
last update Huling Na-update: 2025-05-25 18:09:48

"Tantranata. Kita adalah orang-orang yang sudah sepuh, dan tak lagi berminat muncul di dunia ramai.

Namun mendengar tlatah Palapa akan menyerang Kalpataru, dengan mengerahkan seluruh pendekar tlatah Palapa tanpa kecuali.

Itu benar-benar memprihatinkan. Apalagi sebenarnya tidak ada masalah dengan Tlatah Kalpataru. Mereka tak ada niatan akan menyerang Palapa.

Namun Maharaja Kumbadewalah yang telah terpengaruh, oleh hasutan Resi Mahapala yang masih haus kekuasaan itu," sahut Resi Bargowo.

"Kangmas Paminggir, bagaimana menurut Kangmas..? Maaf jika kami terpaksa mengundang Kangmas, yang sudah hampir 'sampai'.

Sehingga Kangmas jadi ikut memikirkan kondisi dunia kependekaran, di tlatah Palapa ini," tanya Eyang Sepikul penuh hormat, pada Eyang Paminggir. Tokoh tertua sekaligus paling sepuh di antara mereka berempat.

Tokoh tersepuh dan nampak paling berwibawa ini tersenyum tenang, menanggapi pertanyaan Eyang Sepikul.

Dan hal yang mengejutkan dari sosok sepuh ini, adalah tubuhnya yang ka
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 580.

    Ya, rakyat Kalpataru telah bangkit serentak dan bergerak. Demi pembelaan mereka atas nasib tanah air dan anak cucu mereka nantinya. Mereka tak ingin melihat anak cucu mereka menderita, teraniaya, dan tertindas. Karena kelaliman penguasa seperti Maharaja Tlatah Palapa, yang sudah tersebar kekejamannya terhadap rakyatnya sendiri. 'Terhadap rakyatnya sendiri saja dia kejam. Apalagi nanti pada kami yang cuma rakyat jajahan'. Demikianlah ketakutan dan kecemasan, yang menghantui rakyat Tlatah Kalpataru. Mereka ingin menunjukkan pada anak cucu mereka kelak. Bahwa berhasil atau pun gagal, anak cucu mereka akan melihat sejarah. Bahwa para leluhur mereka tak diam saja, dan pernah 'berjuang'..! Baik untuk tanah air, dan juga nasib keturunan mereka di kemudian hari. Elang tertegun diam menatap itu semua. Tak terasa matanya beriak basah, melihat 'tekat dan pengorbanan' rakyat Kalpataru itu. Bahkan sang Maharaja Mahendra sendiri 'tak pernah' meminta bantuan dari rakyatnya. Namun malah raky

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 579.

    "Gila..!!" tanpa sadar Kebo Sena berseru kaget dan terkesima. Dia benar-benar tak pernah menyangka. Jika ada pendekar dari Tlatah Kalpataru, yang memiliki 'power' dahsyat di luar batas perkiraannya. Sesungguhnya, kemampuan Kebo Sena sendiri adalah sebuah 'keajaiban' di tlatah Dewata. Dialah pendekar tanpa tanding di sana. Hingga sang Maharaja Sadhu Palladewa mengangkatnya, menjadi Panglima Tertinggi di Tlatah Dewata. Namun kini, setelah Kebo Sena menyaksikan 'power' dahsyat yang diledakkan Elang. Maka dirinya langsung menyadari, jika 'power'nya masih berada jauh di bawah pendekar dari Tlatah Kalpataru itu. Slaphs..! Elang langsung melesat lenyap dari hadapan Kebo Sena, yang masih tertegun di tempatnya. Kebo Sena masih tergetar takjub dan ngeri, merasakan dahsyatnya intimidasi hempasan gelombang energi Elang. "Ehh..!!" dan Kebo Sena tersentak sadar, setelah Elang tak lagi berada di hadapannya. 'Luar biasa..! Sepertinya mau tak mau, aku harus berhadapan dengannya nanti di medan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 578.

    "AaarrRRrrgkhhsss..!!!" terdengar teriakkan kematian saling berkumandang dan bergaung ngeri. Dari puluhan prajurit yang meregang nyawa di tiga buah kapal itu.Tiga kapal besar yang dijaga puluhan prajurit itu ambyar jebol, dan patah tepat dibagian tengah kapal. Hawa panas pukulan 'Lindu Sukma' seketika membakar, serta mengguncang dahsyat geladak kapal besar yang terbuat dari kayu itu. Perlahan, tiga kapal besar berisi perlengkapan perang dan logistik pasukkan Tlatah Dewata itu pun karam tenggelam. "Hiahh..!!" Werrshk..!! Spraasshk..!! Sandi dan Kirani tak mau diam, keduanya ikut susulkan pukulan mereka. Sandi lontarkan 'Pukulan Ambyar Jagad'nya, yang berkiblat cepat dalam 5 warna cahaya, ke arah salah satu kapal lainnya. Sedangkan Kirani lepaskan pukulan 'Tapak Segara Langit'nya, yang berwarna biru terang melesat ke kapal lainnya. Blaarghks..!! Blaarrksh..!! Dua buah kapal besar lainnya meledak ambyar, dan jebol berlubang di bagian geladaknya. Namun kedua kapal yang terhanta

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 577.

    "Baik Mas Prayoga. Prasti paham," sahut Prasti. Dia paham akan maksud Elang, jika dirinya tak satu tim dengan Elang. Tak lain karena dialah yang ditunjuk Elang menjadi penunjuk jalan. Untuk dua temannya yang tak mengenal medan, di wilayah Marapat dan Galuga. "Berhati-hatilah. Ribuan pasang mata berada di sana," ucap Elang mengingatkan. "Nyi Naga Biru, carilah jalan aman ke sekitar istana Galuga," ucap Elang. "Kyarrghks..!" Weersh..! Nyi Naga Biru memekik, lalu melesat tinggi ke angkasa. Dengan membawa Prasti, Mandala, dan Pandu, dipunggungnya. "Ki Naga Merah, kita menuju ke pantai Pangkah," ucap Elang. "Kyaarghs..!!" Werrsh..! Ki Naga Merah memekik, lalu melesat cepat ke angkasa. Tak makan waktu lama. Akhirnya Elang cs tiba di atas pantai Pangkah. Dan mereka sungguh terkejut, saat melihat banyaknya kapal yang berlabuh di pantai Pangkah itu. "Wah..! Ada sekitar tiga puluh lebih kapal besar dan sedang. Sepertinya jumlah pasukkan mereka saat ini, jauh lebih besar dari yang kita

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 576.

    "Benarkah Mas Prayoga..? Aku ikut ya..!" Sandi pun langsung mengajukan dirinya saat itu juga. "Boleh Sandi. Kamu, aku, Mas Mandala, Pandu, Kirani, dan Prasti, kiranya cukup untuk pergerakkan kita nanti malam. Kita akan menjadi 2 tim. Aku, Kirani, dan Sandi memeriksa markas dan kapal-kapal musuh di pantai Pangkah. Sementara Mas Mandala, Pandu, dan Prasti, memeriksa markas di Galuga. Karena kapal-kapal di pantai Marapat sudah dihancurkan oleh Ki Naga Merah dan Nyi Naga Biru. Dan kudengar dari telik sandi, Surapati sedang berada di Pangkah sekarang," ujar Elang, mengungkapkan rencananya. "Hahahaa..! Lalu kami yang sepuh-sepuh disuruh tidurkah, Elang..?!" seru Resi Bhargowo tergelak geli. Karena tiada satu pun sepuh yang diajak dalam rencana Elang itu. "Hehe. Maaf Eyang Bhargowo, Eyang Wilapasara, dan juga Eyang Sepikul. Biarlah untuk sementara kami yang muda-muda dulu yang bergerak. Poro sepuh silahkan rehat dulu, sebelum perang besar terjadi. Kami mohon doa restu dari poro sepu

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 575. Rencana Penyusupan

    "Hmm. Namun yang bisa kutawarkan adalah sebuah wilayah Kalpataru saja, pada Tlatah Dewata. Dan juga terbukanya hubungan niaga bebas di antara 3 Tlatah kita. Yaitu Tlatah Palapa, Tlatah Saradwipa, dan juga Tlatah Dewata. Bagaimana Panglima Kebo Sena, apakah Tlatah Dewata mau menerimanya..? Kau bisa mempertimbangkannya dulu dengan Raja tlatah Dewata Sadhu Palldewa. Aku persilahkan..!" ucap Maharaja Kumbadewa tegas. Namun dalam hatinya, dia mengharapkan Panglima Kebo Sena langsung menerima tawarannya itu. "Tentu saja kami menerimanya dengan senang hati, Paduka Maharaja Kumbadewa..!" sahut Panglima Kebo Sena cepat. Panglima Kebo Sena pun langsung angsurkan tangannya, untuk berjabatan dengan Maharaja Kumbadewa. Deal..!Hati Kebo Sena riang bukan main. Karena sesungguhnya, target yang diberikan oleh Raja Sadhu Palladewa. Kebo Sena cukup memperoleh sebuah wilayah saja, dari Tlatah Kalpataru. Dan adanya tambahan kerjasama niaga tiga tlatah dari Maharaja Kumbadewa, merupakan 'bonus besa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status