Home / Romansa / Satu Malam Untuk Selamanya / Pertemuan Levin dan Revel

Share

Pertemuan Levin dan Revel

Author: Rachel Kim
last update Last Updated: 2025-06-10 13:00:29

“Levin?”

Suara Claire terdengar lirih, namun Levin masih dapat mendengarnya. Dan Levin yakin kalau suara Claire terdengar penuh rasa bersalah. Pertanyaannya adalah bersalah karena apa? Karena telah menutupi kenyataan? Karena tidak memberitahu Levin kalau dirinya telah memiliki seorang putra? Karena telah membohonginya selama bertahun-tahun? Atau ada alasan lain yang belum Levin ketahui?

Apakah benar anak kecil di hadapannya ini adalah putra kandungnya? Atau pikirannya yang terlalu jauh? Tapi jika bukan putra kandungnya, kenapa Levin merasakan hal yang berbeda saat menatap anak ini?

Begitu banyak pertanyaan di otak Levin, namun suaranya tidak bisa keluar. Lidahnya kelu. Belum sanggup berkata-kata, masih terlalu shock dengan kenyataan yang ada. Shock dengan kemungkinan yang bisa saja terjadi.

“Claire? Kamu… Ini…”

Saking shocknya, Levin sampai tidak bisa menyusun kalimat dengan benar.

Levin sadar kalau kalimatnya kacau balau, tapi dirinya tidak memiliki kemamp
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kenikmatan Yang Tak Terlupakan

    Levin menunduk dan kembali melumat bibir Claire. Bibir tipis yang sanggup membuat konsentrasinya terpecah setiap kali sedang menatapnya. Tidak hanya itu, tangan Levin pun bergerak perlahan tapi pasti untuk melucuti setiap penutup yang menempel di tubuh mereka. Membiarkannya lepas sepenuhnya agar tidak ada satu pun yang menghalangi niatnya. Claire menggigit bibir saat tangan Levin melepas penutup terakhir di tubuhnya. Kini, tubuh polos Claire terpampang jelas. Tanpa sensor. Tubuh yang sanggup membuat Levin menelan saliva saking terpesonanya. Tatapan mata Levin membuat Claire tersipu karena pria itu menatapnya dengan pandangan kagum. Kagum pada kemolekan tubuh Claire. Serius, meski Levin sudah pernah melihatnya beberapa waktu lalu, tapi tetap saja dirinya masih terpesona!Dengan kulit putih mulus dan pinggang Claire yang tampak ramping, bahkan tidak ada lemak yang terlihat, meski telah melahirkan Revel, membuat Levin kian bergairah!“Damn! You look so hot, Babe!

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Melodi Cinta Yang Memabukkan

    “Aku cinta kamu, Claire. Dulu, sekarang dan seterusnya, aku akan tetap mencintaimu. Meski kamu telah menyakitiku dengan tindakan dan ucapan kejammu, tapi aku tidak bisa membencimu!”Pengakuan cinta Levin meruntuhkan segala macam benteng pertahanan Claire. Runtuh tak berbekas! Langkah yang awalnya diisi dengan keraguan, kini melangkah kian pasti. Yakin kalau dirinya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah tepat berdiri di hadapan Levin, yang hanya menyisakan sedikit jarak, Claire mengalungkan kedua lengannya ke leher Levin dan berjinjit agar dapat menyatukan kedua bibir mereka. Claire mencium bibir pria itu dengan lembut selama beberapa saat. Ciuman kasih sayang, bukan ciuman yang dipenuhi nafsu. “Maafkan aku karena telah berulang kali melukai perasaan kamu, Levin,” sesal Claire lirih setelah melepaskan tautan bibir di antara mereka. Claire mengucapkan kalimat itu dengan mata berkaca-kaca, terlihat penuh penyesalan, tangannya pun membelai wajah Levin per

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Debat Karena Cemburu

    “Rumah siapa?”Saking kagetnya, Claire tidak sadar kalau dirinya telah melontarkan pertanyaan bodoh. Ralat, Claire sebenarnya sadar tapi sudah tidak mungkin meralatnya lagi. “Tentu saja pintu rumahmu, Claire. Memangnya kamu pikir rumah siapa lagi?” jawab Levin gemas.“Tapi ini sudah…”“Ada yang ingin aku bicarakan. Penting!” sela Levin, tidak memberi kesempatan bagi Claire untuk menolak permintaannya. “Baiklah,” lirih Claire, hanya bisa mendesah pasrah saat mendengar nada perintah yang keluar dari bibir Levin. Claire turun dan membuka pintu. Detik itu juga wajah Levin muncul di hadapannya. Claire terjajar mundur saat Levin langsung masuk ke dalam rumahnya sebelum dipersilahkan dan menutup pintu di belakangnya. Bersikap seolah pria itulah yang menjadi tuan rumah! “Ada apa lagi?”“Apa yang kalian lakukan berdua tadi, Claire? Kenapa kamu bisa bersandar dengan begitu nyamannya pada pria brengsek itu?!” tanya Levin, nada suaranya terdengar datar,

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Hari Esok Siapa Yang Tau?

    Claire menatap Revel yang masih asyik dengan chocolate fondue di hadapannya, dessert yang hanya tersisa beberapa suap lagi. Tanpa menyadari kegalauan hati sang mommy. Setelah Revel menghabiskan dessertnya, mereka memutuskan pulang. Lebih tepatnya Nick mengantar mereka pulang karena dirinya memutuskan untuk menginap di hotel dibandingkan di rumah Claire. Tidak ingin Levin salah paham lagi. “Uncle kenapa tidak menginap di rumah mommy? Bukankah tadi siang uncle bilang akan menginap disini?” tanya Revel, terlihat sedih. Nick berjongkok, sengaja mensejajarkan tubuhnya dengan Revel. “Uncle sebenarnya ingin menginap disini, tapi sayangnya ada alasan penting yang membuat uncle harus berubah pikiran. Tapi kamu jangan khawatir, uncle pasti menepati janji uncle untuk menemani kamu bermain setiap hari.”“Janji?”“Janji!” tegas Nick, mengulurkan jari kelingkingnya yang langsung disambut oleh Revel disertai dengan senyum lebar.Senyum yang menampilkan gigi susu boc

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kedekatan Yang Menimbulkan Kesalahpahaman

    Claire tiba di rumah dengan lunglai namun dirinya tetap memaksakan senyum saat melihat putranya. Nick, yang menyadari betapa tertekannya Claire akhirnya mengajak wanita itu keluar rumah untuk bersantai, hanya sekedar jalan kaki sambil menghirup udara segar. Lagipula sudah lama Nick tidak menikmati waktu bersama Claire dan Revel dengan bersantai seperti ini. Revel, tentu saja langsung menyambut ajakan Nick dengan gembira. Bocah itu bersorak riang, dengan semangat mengiyakan ajakannya. Mereka bertiga berkeliling mencari makanan kecil. Sepanjang perjalanan, Claire merasa cukup terhibur dengan tingkah laku Revel, apalagi sekarang, saat Revel sedang asyik menikmati chocolate fondue hingga mengabaikan sekitarnya, fokusnya sekarang hanya tertuju pada chocolate kesukaannya. Ya, setelah lelah berjalan, akhirnya mereka memutuskan untuk mampir ke salah satu café yang menyediakan dessert kesukaan Revel. “Ada apa, Claire? Kenapa kamu terlihat suntuk? Apakah Levin mengganggumu lagi?”Claire me

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kalimat Yang Terdengar Berbahaya

    “Aku boleh jalan-jalan dengan uncle Nick kan, Mom?”“Boleh, asalkan kamu janji tidak merepotkan uncle Nick, okay?”“Okay, Mom!” “Sekarang habiskan dulu makan siang kamu, sebentar lagi mommy harus kembali ke kantor,” pinta Claire, perintah yang langsung dipatuhi oleh putranya. Usai makan siang, Claire menggandeng tangan mungil Revel, wanita itu berjongkok sambil menyentuh pipi tembam putranya. “Mommy kembali ke kantor dulu ya? Kamu jangan nakal di rumah. Turuti setiap perkataan Nana dan uncle Nick, okay?”“Okay, Mom.”Claire mengecup pipi Revel dan tatapannya beralih pada Nick. “Nick, aku titip Revel ya. Kamu masih ingat kan apa saja yang harus dilakukan?”“Of course. Tenang saja, aku akan membantu Revel mengerjakan PR, menyiapkan cemilannya, menyiapkan pakaiannya untuk mandi, dan hal lainnya. Jadi kamu bisa bekerja dengan tenang. Kami akan menunggumu di rumah.”Kalimat ‘kami akan menunggumu di rumah’ menyadarkan Levin kalau dirinya harus s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status