Beranda / Romansa / Sayangilah Aku / Bab 4. Hancur

Share

Bab 4. Hancur

last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-04 12:40:59

     Aarav pulang ke rumah. Sesampainya di sana, dia bergegas pergi menemui ayahnya karena tidak sabar menahan rasa rindunya setelah lama tidak bertemu dengan orang tua. Ingin menghabiskan waktu bersama sang ayah meski hanya sebentar. Namun saat dia hendak membuka pintu, samar-samar dia mendengar suara aneh dari balik pintu.

Karena penasaran, Aarav pun segera membuka pintu kamar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Dan ....

Deg

Mata Aarav melotot terkejut tak percaya melihat apa yang ada di depannya saat ini. Tangisannya tumpah membasahi pipinya. Bagai ditusuk seribu duri, hati Aarav kini menjadi hancur melihat ayah yang dia sayangi bersama seorang wanita selain ibunya dalam satu ranjang. 

"Tidak ... Aku pasti lagi halu," ucap Aarav sambil menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya, berusaha untuk menyakinkan dirinya sendiri bahwa itu salah.

Melihat anaknya yang tiba-tiba datang ke kamar, Angga kaget bersamaan dengan wanita yang ada di sampingnya. segera ia  berjalan menghampiri Aarav dan mengusap wajahnya kasar.

"Aarav! Apa kau tidak punya etika? Kau tahu bukan? Kalau dari dulu Papa selalu mengajarkanmu sopan santun. Tapi apa yang kau lakukan saat ini? Masuk ruangan tanpa izin, apa itu baik!?'' tegur Angga. 

Aarav hanya diam. Dia menunduk sembari meneteskan air matanya.

"Papa ... Harusnya aku yang bertanya pada Papa, apa yang Papa lakukan? Aarav minta maaf Aarav salah. Tapi perbuatan Papa benar-benar buruk. Papa jahat!'' ucapnya kemudian berbalik pergi meninggalkan kamar Angga dengan berlari ke kamarnya. Sedangkan Angga hanya diam menatap kepergian sang anak.

***

Di kamar, Aarav merebahkan tubuhnya di kasur dan menangis sejadi-jadinya. Kadang karena sering menangis, matanya menjadi memerah dan sedikit demam.

Ana yang melihat kondisi Aarav hanya bisa berdoa dan berusaha merawat Aarav. 

"Aarav, ayo tidur. Ini sudah malam," tegur Ana sambil berjalan menghampiri Aarav.

Aarav segera berbaring di tempat tidur. Dia menatap Ana dengan tersenyum kecil.  

"Bibi, aku boleh gak curhat? Tadi aku melihat Papa sama seorang wanita, siapa dia Bi? Dan kenapa mereka ada di sana?" tanya Aarav dengan mata yang berkaca-kaca.

Ana mengerutkan keningnya. Dia berusaha memahami pertanyaan Aarav. 

"Bersama wanita lain? Dalam sekamar?! Jadi ... Apa itu berarti ..." gumam Ana. Dia terkejut mengetahui pertengkaran majikannya itu. Terlebih saat tau bahwa ayah dari anak yang dia asuh sekarang memiliki hubungan gelap.

Tiba-tiba di saat merenung, Aarav mengganggunya dengan melambaikan tangan dan menyadarkan Ana dari lamunannya.

Ana menatap Aarav dan tersenyum kecil.

"Kata siapa itu? Papa gak mungkin seperti itu. Kamu pasti mimpi buruk 'kan?" kata Ana sambil mengusap rambut Aarav.

Aarav menggeleng. 

"Tidak, Bi. Aku gak tidur apalagi mimpi. Aku benar-benar melihat mereka," bantah Aarav.

Ana merenung. Dia menggelengkan kepalanya pelan. Tidak percaya dengan ucapan Aarav barusan.

Beberapa detik kemudian, Aarav yang tadinya tiduran di ranjang, kini berada dalam pelukan Ana. Dia memeluk bibinya itu dengan erat sambil menangis sedih.

Ana mengusap rambut Aarav dan mengelus bahunya, berusaha menenangkannya.

***

Sejak melihat perbuatan ayahnya yang membuat hatinya hancur, dan kepergian sang ibu yang juga membuat Aarav menjadi stres. Dia sekarang trauma akan seorang wanita. 

Tidak pernah sekalipun, Aarav peduli pada wanita. Dia bahkan tidak pernah mau menatap wanita-wanita yang ada di kelasnya sekalipun dan bersikap acuh tak acuh. Jangankan wanita di kelasnya atau sekolah, dan wanita luar. Sosok wanita yang dulunya sangat dia rindukan, kini juga menjadi salah satu wanita yang dia benci. Berpikir bahwa semua wanita, semua orang sama saja. Sama-sama buruk.

Selain itu, hubungannya dengan ayah juga mulai renggang. Tidak membaik, justru semakin memburuk. Mereka tidak pernah peduli satu sama lain, terutama Angga yang juga kerap meninggalkan sang anak sendiri di rumah dan keluyuran entah kemana. Membuat Aarav semakin menjadi frustasi.

Baginya sekarang dunia sudah kiamat. Tidak ada perbedaan antara siang dan malam, semua sama. Sama-sama merasakan kesunyian meski di saat berbeda. 

Tapi, walaupun begitu, di dunia ini juga ada cinta. Kasih sayang seseorang yang membuatnya tetap semangat menjalani hidup. Sosok wanita yang juga seperti ibunya dan tulus menyayangi dia begitu pula sebaliknya. 

Wanita itu tak lain adalah Ana. Bibi yang tadinya hanyalah pengasuh, kini sudah seperti ibu bagi Aarav. Tak tahu kapan ini terjadi, tapi Aarav sudah mulai menyayangi Ana dan bahkan menganggap wanita itu adalah ibunya.

***

18 tahun  kemudian ....

Seorang pemuda tampan sedang berada di sebuah klub malam dengan teman-temannya sambil meminum alkohol. Selain itu di sini juga ada banyak sekali pasangan yang sedang memadu kasih. Suara musik yang keras dan melihat wanita berpakaian tidak sopan membuat pemuda itu menjadi tidak nyaman. Dia memejamkan matanya, tidak sengaja melihat bayangan masalalu dan merasa sedih. Air matanya kembali turun.

Karena sedih, pemuda itupun mengambil sebuah minuman keras dan meminumnya sehingga mabuk berat. 

Nathan,  yang melihat  temannya seperti itu berusaha menyadarkannya.

"Apa yang kau lakukan? Ayo berpesta," tegurnya. Pemuda itu justru tertawa kecil.

"Gak lah. Kamu aja. Aku capek, mau pulang. Dah!" pamit nya kemudian beranjak dan pergi meninggalkan klub.

Di tengah jalan, pemuda itu berjalan sempoyongan akibat alkohol yang ada dalam tubuhnya. Dia berusaha mengontrol dirinya sendiri dan berjalan normal. Tapi tiba-tiba..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sayangilah Aku    Bab 51

    "Tidak, Mama darimana saja? Aarav habis beli makanan kesukaan mama, tau?" ujar Aarav berusaha mengalihkan pembicaraan.Vira menatap putranya dengan dingin. Dia berjalan mendekat sambil bertanya, "Kamu tadi bilang Mama kenapa?"Aarav tersenyum. "Tadi, Aarav juga pengen disuapi Mama cuma mama tidak ada di sini.. jadi Tante Farah yang menyuapi Aarav," jelasnya.Vira terdiam. Dia menghela napas sambil melirik Farah dengan kesal. Sementara wanita itu justru membalasnya dengan senyuman."Biar aku makan sendiri," ujar Aarav mengambil makanan yang dipegang Farah lalu memakannya sendiri.Farah tersenyum menatap Aarav. "Gimana? Kamu suka?" tanyanya ramah melihat lelaki itu makan dengan lahap.Aarav mengangguk. Dia tersenyum senang. "Makanan Tante memang selalu enak. Aku suka..""Baguslah. Kapan-kapan main ke rumah Tante, biar Tante masakin makanan yang lebih banyak buat kamu.." ujar Farah pada Aarav sambil melirik Vira yang sedang menatapnya dingin."Sepertinya itu lain kali. Karena, Aarav juga

  • Sayangilah Aku    Bab 50

    Reina berjalan menghampiri Aarav. Dia tersenyum ramah menatap lelaki yang merupakan kakak kandungnya itu."Hai. Good morning," sapa Reina.Aarav membalas senyuman Reina. "Morning. Bagaimana kabarmu? Kau pasti senang kan bisa tidur di kamar mewah?" tebaknya.Reina menghela napas. Dia mengangguk pelan."Iya, tapi aku juga sedih. Aku rindu Mama. Oh ya, bagaimana harimu dengan beliau? Rasa rindumu sudah berkurang bukan?" Aarav menggeleng. Wajahnya menjadi datar dan hanya tersenyum. "Iya, aku senang bisa sama Mama. Jujur, aku ngga enak dengan keputusan papa buat tukaran posisi seperti ini..." ujar Aarav sambil menunduk.Reina merangkul Aarav. "Kau yang sabar. Kita pasti akan jadi keluarga harmonis.."Aarav hanya diam dan tersenyum kecil. Dia membelai rambut Reina dengan kasih. "Makasih adikku sayang," ucapnya.***"Aarav dan Reina kakak adik? Itu berarti aku bisa menjadi pacarnya?" tanya Tiara pada dirinya sendiri karena senang mengetahui kenyataan hubungan Reina dan Aarav."Mereka sauda

  • Sayangilah Aku    bab 49

    Angga menatap Reina tak percaya. Dia memangku pipi putrinya itu sambil menatap dengan mata yang berkaca-kaca. "Putriku.." ucapnya senang lalu memeluk Reina.Reina membalas pelukannya. "Papa? Selama ini, papa ada dimana? Kenapa mama tidak pernah bercerita bahwa--""Sudahlah. Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Sekarang, yang penting kita bisa bertemu dan berkumpul kembali. Aku senang sekali," ucap Aarav sambil berjalan menghampiri Reina.Reina menatap Aarav tak percaya. Dia masih ling lung. Pikirannya butuh waktu untuk mencerna keadaan. Angga menatap Vira dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca. Namun, sang istri justru membalasnya dengan tatapan dingin."Ini sudah malam. Kau harus istirahat. Reina, kau di sini, temani mama. Dan kau Aarav, ayo pulang. Kita akan menyiapkan sesuatu untuk mama nanti.." jelas Angga.Reina mengerutkan kening. "Sesuatu apa?"Aarav hendak menjawab pertanyaan Reina, namun saat melihat ekspresi Angga yang melarangnya memberi tahu rencana surprise mereka pu

  • Sayangilah Aku    Bab 48

    Saat sedang terpaku akan keadaan, tiba-tiba ponsel Aarav berbunyi. Segera, diapun pamit keluar untuk menjawab telepon tersebut."Halo, iya ada apa, Pa?" tanya Aarav dengan suara serak seperti ingin menangis, namun juga tersenyum senang."Kau dimana? kenapa belum pulang sore begini?" Angga juga terdengar khawatir.Mengetahui ayahnya yang sedang mencemaskan keadaan dia, Aarav pun merencanakan sesuatu untuk kedua orang tuanya tersebut. Dia tersenyum."Papa, Aarav lagi di rumah sakit, kepala Aarav sangat sakit," jelas Aarav sembari memegang kepalanya, membuat Angga terkejut."Apa?! Kenapa tidak menghubungi papa? sebentar, papa ke sana sekarang juga!" Telepon terputus. Terlihat raut panik Angga, dia segera mengeluarkan mobil dan bergegas ke rumah sakit. Berbeda dengan sang ayah yang panik setengah mati, Aarav justru tersenyum kesenangan. Saking senangnya, dia hampir melempar ponselnya. Namun, Reina datang dan menangkapnya sehingga ponsel lelaki itu tidak jadi menyentuh lantai."Kau ini, p

  • Sayangilah Aku    Bab 47

    "Mama, aku pulang," ucap Reina setelah membuka pintu dan berjalan menghampiri ibunya, sedangkan Aarav hanya terdiam. Dia masih memikirkan perasaanya yang gelisah tanpa sebab setiap saat. Reina yang melihatnya langsung menegur Aarav."Hei, kau kenapa diam di situ? Ayo masuk," ajaknya.Aarav mengedipkan matanya. Dia tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Reina yang sedang duduk di samping ibunya.Vira yang tadinya tertidur kini menjadi bangun saat mendengar percakapan Aarav dan Reina di ruangannya. Pelan-pelan dia membuka kedua matanya sambil menyandarkan tubuhnya di pojok ranjang. Dia memandangi sekelilingnya sekilas lalu kembali menatap Reina. Dia tersenyum kecil."Kamu sudah pulang? Kapan?" tanya Vira ramah.Reina tersenyum mengangguk. "Baru saja kok, Ma," jawabnya.Saat mendengar suara ibu Reina, perasaan Aarav menjadi makin gelisah. Suara itu sangat tidak asing di telinganya bahkan itu adalah suara yang biasa dia dengar sewaktu masih kecil saat ibunya masih bersamanya. Aara

  • Sayangilah Aku    Bab 46

    Aarav mencoba untuk mengontrol tubuhnya dan berjalan dengan benar seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, itu selalu gagal sebab dia sering terjatuh akibat tidak sengaja kesenggol batu yang ada di jalan.Tiba-tiba, sorot mata Aarav tertuju pada sosok wanita yang sedang berjalan di pojokan jalan. Dia menyipitkan kedua matanya berusaha untuk melihat wanita itu untuk mengenali wajahnya. Aarav terdiam, saat sedang sibuk berpikir sambil menatap, tiba-tiba wanita itu sudah ada di dekatnya. "Ada apa?" tanya wanita itu yang penasaran sekaligus tidak nyaman karena ditatap oleh Aarav.Mendengar suara yang menurutnya tidak asing, Aarav menoleh ke arah sumber suara tersebut. Lagi dan lagi, kini dia malah melihat wajah ibunya. Aarav mengerutkan keningnya. 'Sebenarnya ada apa ini? Apa aku halusinasi?' "M---ma---ma. Ini Mama?" tanya Aarav terbata-bata dan sedikit gugup.Vira mengerutkan keningnya. Dia menggelengkan kepalanya pelan."Mama? Dengar, kau pasti salah. Aku bukan ibumu, sudah ya, aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status