Share

Sebait Asa Pernikahan
Sebait Asa Pernikahan
Author: Myafa

Bab 1 Galeri

Galeri foto mulai ramai dikunjungi. Para tamu mulai berdatangan. Beberapa orang melihat foto-foto yang terpampang di dinding galeri.

Beberapa dari mereka berdecak kagum melihat bagaimana angle foto yang diambil sang fotografer. Beberapa foto candid yang diambil tanpa disengaja pun tampak indah, alami dan tidak dibuat-buat. Menujukan jika sang fotografer tampak ahli dalam mengambil foto.

Mata benar-benar dimanjakan dengan keindahan foto yang dipajang di dinding galeri. Hingga beberapa dari para tamu, membeli foto untuk koleksi.

Di saat semua orang sedang sibuk melihat foto di galeri, seorang wanita juga sibuk melihat foto pria di layar ponselnya. Dengusan kesal terdengar kala sambungan telepon yang dilakukannya tidak terjawab.

“Ke mana sebenarnya dia?” tanyanya menggerutu. Wajah cantiknya tampak muram karena sambungan telepon yang dilakukannya sudah berkali-kali tak membuahkan hasil.

“Kak Selly, acara akan diadakan sepuluh menit lagi.” Suara penyelenggara acara memberitahu.

“Baiklah,” jawab Selly-wanita yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

Selena Selly Adion-gadis berusia 23 tahun itu baru saja menghubungi kekasihnya. Namun, sayangnya dari puluhan panggilan yang dilakukannya, tak ada satu pun yang terjawab.

Gadis cantik keturunan Inggris yang tinggal di Indonesia itu, merasa sangat kesal saat orang yang ditunggunya tidak kunjung tiba. Padahal harusnya pria itu tahu jika hari ini adalah hari pentingnya.

Regan Alvaro Maxton-pria yang menjadi kekasihnya selama empat tahun. Pria yang awalnya adalah temannya sejak kecil itu, kini berubah menjadi kekasihnya.

Hari ini adalah pameran foto pertama dari Selly. Gadis lulusan bisnis manajemen yang memiliki hobi fotografi itu memang selalu mengabadikan banyak hal dengan sebuah foto. Sudah puluhan foto yang didapatnya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk memamerkannya. Paling tidak, dia ingin membuktikan pada sang papa yang selalu menentang hobinya itu. Membuktikan jika dari sebuah foto, dia juga bisa mendapat sebuah pujian.

“Kalau dia tidak datang, aku akan membunuhnya,” gerutu Selly. Mata birunya menatap layar ponsel bertuliskan nama kekasihnya. Kekesalannya memuncak saat tahu jika sang kekasih tak kunjung tiba.

“Kak Selly, acara akan di mulai. Silakan masuk.” Panitia penyelenggara pameran, kembali memberitahu Selly.

“Iya, aku akan masuk.” Kali ini Selly pasrah saat ternyata kekasihnya itu tak kunjung datang. Padahal kehadirannya amatlah berarti. Karena selama ini, dialah yang mendukung hobinya itu. Meyakini jika impiannya harus tetap digapai, walaupun keinginan papanya yang ingin dia kuliah di jurusan bisnis tetap harus dikerjakan.

Sadar jika pameran ini adalah impiannya, dia tak mau membuat suasana hatinya bersedih. Masuk ke galeri, Selly memutuskan melanjutkan acara tanpa kehadiran sang kekasih.

Naik ke podium, dia memberikan sambutan pada tamu, “Terima kasih sudah datang ke acara pameran foto saya. Terima kasih juga untuk penyelenggara acara yang sudah membantu acara ini berlangsung. Terima kasih juga untuk keluarga dan teman yang juga sudah hadir. Saya merasa senang saat hobi yang saya geluti dapat mendapat apresiasi dari kalian semua. Dengan ini saya membuka acara pameran. Beberapa karya saya akan dijual dan uang dari hasil penjualan akan didonasikan pada penyandang distabilitas. Semoga kita semua dapat bekerja sama untuk membantu sesama.”

Selly mengakhiri sambutannya dan mendapatkan riuh tepuk tangan dari para tamu.

Turun dari podium, Selly sudah disambut oleh keluarganya. Ada papa dan mamanya-Daniel dan Melisa Adion yang mengucapkan selamat. Sang mama menautkan pipi pada putrinya, merasa bangga dengan putri sulungnya itu.

“Selamat Sayang, atas pameran foto ini. Mama benar-benar tidak menyangka jika kamu ternyata sehebat itu,” ucapnya seraya memeluk anaknya. Senyum wanita paruh baya itu terlihat di wajah cantiknya yang semakin hari semakin menua.

“Terima kasih, Ma.” Selly tersenyum. Walaupun ada rasa kecewa pada sang kekasih yang belum kunjung tiba, dia merasa harus tetap tersenyum, mengingat banyak yang datang memberikan ucapan selamat.

Daniel yang berada di samping Melisa. Dia adalah orang yang paling vokal menentang hobi anaknya. Harapannya anaknya dapat menyelesaikan kuliah dan bekerja di kantornya. Melanjutkan perusahaan konstruksinya-Adion Company. Namun, setelah hari ini, dia baru menyadari jika hobi anaknya itu sangat luar biasa. Jadi kelak dia tidak akan melarangnya lagi.

“Selamat, Papa bangga padamu.” Daniel memeluk putrinya. Satu kecupan dia berikan di puncak rambut Selly, menyalurkan rasa cintanya pada anak sulungnya itu.

“Terima kasih, Pa.” Selly merasa sangat terharu karena mendapat pujian dari papanya.

Setelah sekian lama, akhirnya dia dapat membuktikan pada papanya. Padahal dulu Selly sering sekali berdebat saat akan pergi ke suatu tempat untuk mencari foto. Beruntung sang kekasih selalu ada untuknya.

Meyakinkan papanya, jika dia akan menjaga Selly saat di luar. Namun, di saat hari di mana hasil perjuangan di dapat, kekasihnya itu justru tak datang, menemaninya.

Saat sedang asyik bersama orang tuanya, sepasang suami istri-menghampiri. Mereka adalah Lana dan Andrew Maxton-orang tua dari kekasihnya. Andrew adalah rekan bisnis dari Daniel. Sejak orang tuanya bekerja sama, sejak itu juga Selly dan Regan berteman. Hingga akhirnya saat kuliah, Selly dan Regan memutuskan untuk menjalin hubungan lebih.

“Selamat Sayang, foto hasil jepretan kamu benar-benar luar biasa,” ucap Lana seraya memeluk Selly.

“Terima kasih, Bi,” jawab Selly seraya membalas pelukan Lana.

"Tidak menyangka jika kamu bisa menghasilkan foto luar biasa.” Suara Andrew Maxton memuji Selly. Kemudian dia beralih pada temannya. “Anakmu memang hebat,” ucapmu pada Daniel.

Daniel tersenyum bangga. Mendapatkan

banyak pujian untuk anaknya membuatnya begitu amat senang.

“Apa Regan belum datang?” tanya Lana pada Selly.

“Belum,” jawab Selly seraya menggelengkan kepalanya.

“Dasar! Sudah tahu hari ini hari penting, kenapa juga dia harus bekerja.” Lana tidak habis pikir dengan putranya. Putranya yang hobi sekali bekerja, membuat dia lupa dengan kekasihnya. “Aku akan menghubungi.” Lana mengambil ponsel dan mencoba menghubungi.

“Aku sudah menghubungi, Bi.”

“Apa kamu sudah menghubungi kantor?” tanya Lana dan mendapatkan gelengan kepala dari Selly.

Mendapati jawab yang berarti tidak, akhirnya Lana menghubungi Regan. Karena Regan masih meeting, Lana menitipkan pesan pada sekretarisnya untuk menyampaikan pada Regan agar datang ke galeri.

“Kalau begitu kita pulang saja dulu, kita siapkan pesta untuk hari bahagia ini,” ucap Daniel pada semua yang berada di sana.

“Kamu benar, hari ini harus dirayakan,” timpal Melisa. Beralih pada Selly, dia berkata,

“Sayang, kami pulang dulu, untuk menyiapkan pesta. Apa kamu tidak apa-apa sendiri?”

“Tidak, Ma. Aku tidak apa-apa. Aku akan selesaikan pameran ini. Lagi pula aku yakin Regan akan segera datang.”

“Baiklah kalau begitu,” jawab Melisa.

Akhirnya, Daniel, Melisa, Lana dan Andrew berpamitan dan meninggalkan galeri foto. Meninggalkan Selly yang sendiri.

Selly melanjutkan acara. Menerima ucapan selamat atas pameran foto yang berhasil dia lakukan. Beberapa orang yang suka dengan foto dari Selly, membelinya. Hal itu membuatnya begitu senang, karena bisa membantu sesama dengan hasil fotonya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
hadir dicerita selly
goodnovel comment avatar
Ulil Zamhariroh
akhirnya bisa baca cerita Selly terima kasih banyak author Myafa mau up Selly di sini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status