Share

Sebatas Istri Bayaran
Sebatas Istri Bayaran
Author: Rara

Chapter 1

Author: Rara
last update Huling Na-update: 2022-05-18 10:23:44

Kedua iris berwarna coklat itu terbuka saat mendengar suara mobil dari luar. Reyna Anindira bangun dari tempat tidur kemudian berjalan menuju jendela besar yang berada di sebelah kanan tempat tidurnya. Dari lantai dua dia melihat mobil berwarna hitam itu berlalu meninggalkan pekarangan rumah.

Seharusnya wanita dengan rambut sebahu itu tidak perlu mengikuti sang pria. Namun ego sebagai seorang istri lebih tinggi hingga Rey; nama panggilan wanita itu, tanpa pikir panjang mengikuti mobil sang suami.

"Sudah kuduga dia akan datang kemari," lirih Rey melihat mobil suaminya terparkir dengan epik di sebuah rumah berlantai tiga. Tujuan sang suami jika tidak bersamanya.

Rey turun dari mobil lalu melangkah dengan pelan masuk ke dalam rumah. Dia masih mengingat dengan jelas kode pintu rumah itu dan ternyata sang pemilik rumah pun tidak pernah menggantinya.

Langkahnya begitu pelan menuju lantai dua rumah itu di mana suaminya berada. Seakan wanita itu begitu takut orang yang sedang dia ikuti menyadari kehadirannya. Samar terdengar lenguhan dari arah kamar yang sedikit terbuka.

Rey seharusnya langsung pergi saja dari sana, namun kakinya justru membawa dia semakin dekat. Kedua matanya membola melihat adegan yang seketika membuat hatinya terluka.

"Bahkan kau tahu jika hanya kau yang bisa membuatku gila seperti ini, Anita."

"Ya, aku tahu, tapi aku menginginkan anak dari wanita itu."

Rey tahu benar siapa yang dimaksud Anita Artemio, istri pertama suaminya. Tentu saja dirinya.

Lenguhan dengan erangan itu terdengar semakin erotis. Tubuh Rey terasa lemas hingga hanya dinding dingin di sampingnya yang bisa ia tempati untuk bersandar. Wanita itu terduduk lalu membekap mulutnya sendiri menyembunyikan suara tangisnya.

"Aku tidak peduli dengannya, Anita. Yang kuinginkan hanya dirimu!"

Ucapan Julian menjadi tombak penghancur paling sempurna untuk Rey. Padahal dia juga istri dari pria itu. Walau hanya istri kedua. Rey ingin diperlakukan sama. Apakah itu salah?

Rey menoleh sebentar. Dia sudah tidak tahan lagi dengan semua kata-kata cinta dari pasangan itu. Dia muak. Dengan cepat Rey meninggalkan rumah itu. Memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi.

Bersyukurlah karena Rey masih selamat hingga dia sampai di rumah.

Jam menunjukkan pukul dua pagi namun rasa kantuk sama sekali tidak menghampiri wanita itu. Membuatnya malah berakhir di dapur dengan sebotol wine.

"Kenapa takdir tidak pernah mau berpihak padaku?" lirih Rey meneguk minuman itu. Rasa pening langsung menghampirinya.

"Sial!" umpat Rey akan meneguk wine itu lagi namun seseorang sudah mengambil alih gelasnya sebelum menyentuh bibir.

"Apa yang kau lakukan, Rey?!" pekik Julian.

Rey berbalik menatap pria itu lalu tersenyum.

"Kau sudah pulang, Sayang?" racau Rey menjatuhkan tubuhnya di dada bidang Julian.

"Kenapa kau selalu melakukan ini, Rey? Bagaimana kau bisa hamil jika terus minum seperti ini?" tanya Julian dengan nada frustasi.

Rey terkekeh pelan seakan mengejek Julian. Dia menjauhkan tubuhnya menatap Julian dengan mata sayunya.

"Hamil? Seharusnya kau bertanya pada dirimu sendiri, Julian!" pekik Rey. Mata sayunya berubah tajam dengan pelupuk yang sudah penuh dengan air mata.

"Bagaimana aku bisa hamil sedangkan kau hanya ingin bercinta dengan Anita? Kau bahkan tidak memandangku, Julian."

Julian menghela napas berat. Selalu saja begini. Julian mengalihkan pandangannya dari Rey.

"Karena dia adalah istriku."

"Aku juga istrimu!"

"Tidak, Rey." Mata elang Julian menatap tajam Rey. "Kau hanya wanita yang akan melahirkan anakku dan Anita," ralat Julian seakan mengingatkan tempat Rey yang sebenarnya.

Rey bergeming. Hatinya semakin tercabik sakit.

"Kau salah karena berharap lebih dari itu. Aku dan Anita sudah memberikan semua yang kau inginkan. Dan sebagai imbalan kau harus memberi kami anak."

Julian berjalan menuju lemari pendingin, meletakkan botol wine tadi lalu kembali menghampiri Rey yang masih terdiam di tempatnya.

"Berhenti melakukan hal yang bertolak belakang dengan kontrak kita, Rey. Jangan membuat dirimu sendiri menderita," kata Julian memegang kedua bahu Rey yang bergetar. Julian tidak ingin wanita itu semakin terpuruk dengan cinta tak terbalas.

"Tapi aku mencintaimu, Julian!" kata Rey lantang. "Tidak bisakah kau sedikit melihat ke arahku? Aku tidak butuh kontrak, aku tidak butuh harta yang kau berikan ... " Rey menjeda ucapannya lalu mendekat ke arah Julian. Tangan kecilnya mengelus pipi pria itu lembut menatapnya penuh damba. "aku hanya butuh dirimu, Julian. Aku ingin kau menjadi suamiku seuntuhnya."

"Tapi aku hanya mencintai Anita," kata Julian dingin sanggup membuat harapan Rey luluh lantak. Seiring dengan pria itu berlalu meninggalkannya sendirian.

Julian tidak mungkin mencintai wanita lain. Seberapa cantik pun Rey hatinya telah tertambat pada Anita. Tidak ada kata untuk berpaling dalam kamus seorang Julian. Tak peduli wanita yang dia tinggalkan di dapur akan sakit hati karena Julian sendiri sudah memperingatkannya sejak awal. Jangan sampai ada cinta dalam hubungan mereka.

"Kalau begitu perlakukan aku seperti Anita!" Rupanya Rey masih keras kepala. Julian berbalik menatap bingung wanita itu.

"Kau tidak perlu mencintaiku seperti aku mencintaimu. Cukup perlakukan aku layaknya seorang istri," kata Rey lagi mendekati Julian.

"Reyna---"

Ucapan Julian terpotong oleh ciuman Rey. Ciuman yang ia berikan dengan rasa sakit luar biasa yang membuat dadanya terasa sesak.

Julian yang sejak tadi hanya diam saja mulai membalas ciuman Rey. Tangan besar pria itu kini melingkar di pinggang dan tengkuk wanita itu.

Mereka sama-sama terengah saat melepaskan tautan. Menatap mata masing-masing dalam diam. Mata Rey yang memancarkan begitu banyak cinta dan mata Julian yang terlihat begitu hampa.

"Bercinta denganku sekarang, Julian!" Perkataan paling egois yang pernah terlontar dari mulut Rey.

"Tapi---"

"Bukankah aku istrimu? Bukankah kau juga ingin segera memiliki anak dariku. Tidak peduli kau mencintai siapa, namun saat ini aku ingin kau memenuhi kewajibanmu sebagai seorang suami," kata Rey. Dia sudah tidak peduli lagi. Kontrak, harta, bahkan perasaannya pada Julian.

Toh, semuanya memang akan berakhir seperti ini. Di mana dialah yang menanggung semua rasa sakit.

Lenguhan Rey mulai terdengar saat Julian telah mengambil alih tubuhnya sepenuhnya. Julian pun mendesah tak karuan. Memejamkan mata sambil terus menggerakkan tubuhnya tanpa jeda.

Kadang Rey ingin menyalahkan takdir yang telah mempertemukan ia dengan Julian. Namun bukankah Rey sendiri yang memilih takdirnya? Dia yang memilih terjebak dalam permainan Julian dan Anita. Hingga timbul rasa yang tidak seharusnya. Yang benar di sini adalah, Rey sendirilah yang telah menoreh rasa sakit untuk dirinya sendiri.

Gerakan yang diciptakan Julian pada inti tubuh Rey tak hanya meninggalkan jejak nikmat namun juga rasa sakit. Mereka meledak hampir bersamaan. Julian terkulai di atas tubuh Rey dan wanita itu membiarkannya. Bahkan dia memeluk pria itu dengan dua sudut bibir yang terangkat.

"Tolong jaga anakku, Rey. Karena aku tidak ingin melakukan ini lagi denganmu," ucap Julian seketika menghapus senyum di wajah Rey.

Lalu haruskah sekarang Rey benar-benar menyesal telah rela menjadi istri bayaran dari pria itu?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Sebatas Istri Bayaran   Chapter 49

    Sampai Rey meninggalkannya sendirian di sana Anita terus berpikir. Apakah sungguh sikapnya kekanak-kanakan karena cemburu pada Julian? Bagi Anita itu bukan cemburu, dia hanya sedikit posesif terhadap apa yang dimilikinya.Anita hanya punya Julian. Tidak ada yang lain lagi. Bukankah wajar Anita bersikap demikian? Namun dia juga tidak menampik apa yang dikatakan Rey benar.Anita menginginkan anak itu dan tidak seharusnya dia egois seperti ini. Sekarang sudah tidak ada penghalang lagi. Janin--calon anak Anggun--yang sempat menjadi rasa takut terbesar Anita kini telah tiada. Kini Anita bisa memimpin permainan jika Rey benar-benar bisa hamil secepatnya.Wanita itu tersenyum manis sebelum memutuskan untuk bangkit dari sana menuju kamarnya. Kali ini dia tidak akan membiarkan kesempatannya terbuang sia-sia.***Pukul delapan malam Julian tiba di rumah. Anita yang sejak tadi sudah menunggunya menyambut pria itu dengan senyuman hangat. Di sana juga ada Rey yang sedang menikmati cemilan seraya m

  • Sebatas Istri Bayaran   Chapter 48

    Selalu berada di pihak Anita. Hal itu sudah Julian janjikan sejak dulu. Lalu sekarang hanya karena seorang Reyna Anindira, Julian akan mengingkari janjinya?Tidak. Julian tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Anita benar. Rey hanya seorang wanita yang dia jadikan istri untuk melahirkan anak mereka. Tidak lebih dari itu. Julian tidak perlu memperlakukan wanita itu istimewa.Setelah itu Julian benar-benar berubah pada Rey. Jika setiap pagi sebelum berangkat ke kantor Julian akan menawari tumpangan maka mulai hari ini dia membiarkan Rey berangkat sendirian dengan berbagai alasan yang dia pikirkan dari semalam."Aku ada rapat pagi ini. Maaf tidak bisa mengantarmu."Atau...."Anita ingin berkunjung ke kantor jadi aku harus menunggunya dan mungkin itu bisa membuatmu terlambat."Dan masih banyak lagi alasan yang lain yang membuat Rey tak tahu harus berbuat apa. Dan hal itu terjadi berulang kali membuat Rey semakin kesal. Wanita itu tahu jika Julian sedang berusaha menghindarinya. Siapa lag

  • Sebatas Istri Bayaran   Chapter 47

    Julian tersenyum tipis mengingat kenangan pertama kali dia datang di keluarga Artemio. Ajakan Anita untuk bermain dengannya malam itu berakhir dia menjadi teman baik wanita itu. Tak hanya menjadi teman baik, bahkan Julian diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan bersama Anita. Tuan Artemio itu sangat baik. Sungguh. Karena sudi menolong anak seperti Julian. Sebenarnya Tuan Artemio pun punya alasan sendiri kenapa dia menolong Julian. Pertama, karena Julian memiliki bakat yang besar yang sayang jika tidak dikembangkan. Kedua, karena Tuan Artemio punya permintaan khusus yang hanya Julian yang bisa melakukannya.Saat itu Julian merasa sangat beruntung seperti dewa Portuna sedang bersamanya. Namun hal itu tak ingin Julian dapatkan dengan cuma-cuma. Pria kecil itu bersih beras ingin diberi pekerjaan oleh Tuan Artemio."Aku ingin kau menjaga Anita," kata Tuan Artemio membuat kedua alis Julian saling bertaut. Dan itulah alasan kedua Tuan Artemio menolong Julian."Menjaga Anita?" Julian

  • Sebatas Istri Bayaran   Chapter 46

    "Dia anak yang baik dan cerdas," ujar pria itu sambil menatap seorang anak laki-laki berusia sekitar tiga belas tahun yang berjarak lumayan jauh darinya. Anak itu sedang bekerja seperti orang dewasa kebanyakan di pabrik itu. Pria itu kembali menatap lawan bicaranya. "Hanya saja kurang beruntung. Dia lahir dari sepasang pria dan wanita yang tak menginginkannya membuat ia tumbuh besar di panti asuhan.""Lalu kenapa dia bisa berakhir di sini?" tanya lawan bicara pria tadi merasa penasaran."Dia ingin mendapatkan uang dari hasil kerja kerasnya. Itulah yang anak itu katakan padaku saat pertama kali datang kemari."Pria dengan potongan rambut yang hampir gundul itu menghela napas berat sebelum melanjutkan kembali ucapannya. "Sebenarnya aku tidak ingin mempekerjakan dia di sini. Jika sampai ada orang yang tahu aku mempekerjakan anak di bawah umur, aku pasti akan dihukum namun aku juga kasihan pada anak itu."Masih teringat jelas olehnya saat anak laki-la

  • Sebatas Istri Bayaran   Chapter 45

    Rey terbangun saat hari sudah mulai sore. Efek obat yang dia minum sungguh luar biasa. Mampu membuatnya tertidur seharian. Rasa sakit pada kepala wanita itu juga sudah mulai mendingan. Wanita itu memperhatikan keadaan sekitar dengan mata yang masih sayu. Dia sendirian di sana, lalu kemana Julian? Bukankah pria itu mengatakan ingin menjaga Rey? Ada sedikit perasaan kecewa karena Rey tak melihat Julian saat pertama kali membuka matanya. Namun hal itu tidak berlangsung lama."Rey, kau mau ke mana?" tanya Julian yang baru saja datang dengan nampan di tangannya. Perasaan Rey membuncah gembira. Wanita itu menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur. Menunggu Julian duduk di depannya."Aku baru saja ingin mencarimu." Jawaban untuk pertanyaan Julian tadi.Pria itu tersenyum kecil lalu menyodorkan nampan yang dia bawa tadi pada Rey. "Makanlah! Kau pasti lapar."Rey menganggukkan kepala. Kemudian mulai menyantap bubur ayam yang dibawa Julian untu

  • Sebatas Istri Bayaran   Chapter 44

    Saat kembali ke rumah Rey memilih mengurung diri di dalam kamarnya. Lagi pula di rumah besar itu tidak ada siapa-siapa saat dia datang. Bisa dia tebak suaminya sedang bersenang-senang bersama istri pertamanya meninggalkan Rey sendirian dalam kekacauan."Sial!" Mengingat itu Rey merasa kesal dan marah sendiri.Wanita itu beranjak dari tempat tidur. Ingin membersihkan diri dan pikirannya. Rey merendam tubuhnya yang telanjang ke dalam bathtub yang berisi air hangat. Rasanya nyaman sekali. Ditambah aroma terapi yang menyeruak dari lilin yang dia bakar tadi. Segalanya sempurna. Kenyamanan yang membuat Rey sedikit melupakan kegundahan hatinya.Di tengah Rey menikmati kegiatan itu, samar terdengar pintu kamarnya diketuk. Rey tidak memperdulikan hal itu dan kembali larut menikmati sensasi air hangat yang menyelimuti tubuhnya. Hingga pintu kamar mandi yang memang Rey sengaja tidak menguncinya terbuka. Wanita itu terlonjak kaget menatap sosok yang juga tengah menata

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status