#Sebatas PERMAINAN Pacarku
18. Kejailan Marsel
"Aku tidak tahu kamu benar-benar mencoba untuk berubah atau kembali untuk mmeperbudakku."_Ayana.
_____________
Ayana baru saja keluar dari ruangan perpustakaan setelah selesai melakukan pelatihan bersama Farez dan Bu Ayu. Tidak terasa esok adalah hari di mana dia harus benar-benar berjuang. Meraih kemenangan atas nama sekolah. Gadis itu membenarkan letak kacamatanya, ketika melihat seorang cowok melangkah ke arahnya dengan membawa sebuah kotak yang dia yakini adalah bekal makan. Tidak mau terjebak bersama cowok itu, Ayana memilih berputar. Seketika tubuhnya menabrak dada bidang seseorang, membuatnya meringis dan langsung mengusap dahinya yang sedikit berdenyut.
"Lo gapapa, Ay?"
Dua cowok yang baru saja mengucapkan kalimat itu secara bersamaan pun saling pandang. Sedangkan Ayana, gadis itu menjaga jarak di antara dua
#Sebatas PERMAINAN Pacarku 19. Kerasukan? Hari Ini, Ayana nampak sangat gugup. Dia bahkan berjalan mondar-mandir di depan kelasnya seraya menggigit kuku tangan kanannya. Alasan dia gugup adalah hari ini dia akan melaksanakan lomba Olimpiade bersama Farez. Di seragam kanannya, sudah bertengger cantik pin yang bertuliskan nomer lombanya. Yua yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyangka bahwa temannya itu akan segugup itu. Oh ayolah, Ayana itu sangat pintar. Dia yakin temannya itu akan memenangkan lomba ini. Bahkan, gadis itu sudah banyak menyabet piala karena kecerdasannya. Tetapi, Ayana masih saja tidak yakin akan kemampuannya. Yua yang sudah bosan melihat sahabatnya berjalan mondar-mandir bak setrika pun mencoba menenangkannya. Dia menepuk pelan bahu gadis itu dan tersenyum. "Ayolah, kamu gak perlu segugup ini. Ini bukan pertama kalinya kamu ikut lomba, Ay," ujar Yua. Ayana mengembuskan na
#Sebatas PERMAINAN Pacarku20. LombaAyana dan Farez tampak mengerjakan dengan serius. Kerutan di dahi dan juga keringat yang mulai menetes menandakan bahwa mereka benar-benar sungguh dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Sesekali Ayana tampak menggoyangkan bolpointnya ke dahinya, mencoba untuk berpikir. Sedangkan Farez, tampak tenang walau dia juga benar-benar cemas. Hingga suara dari salah satu juri memecahkan keheningan. Membuat beberapa orang menghela napas, karena belum sempat mengerjakannya dengan selesai, sedangkan Farez dan Ayana tersenyum lega. Mereka masih bisa mengerjakan semuanya walau ada beberapa jawaban yang menurut mereka kurang tepat. Sembari menunggu hasil apakah mereka akan melanjutkan ke sesi selanjutnya, keduanya memilih menuju ke kantin SMA Harapan–tempat mereka melaksanakan lomba Olimpiade. Keduanya berjalan beriringan, tak jarang banyak siswi yang berbisik-bisik akan ketampanan seorang Farez. Membuat Ayana risih.&
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku21. Memilih"Memilih adalah sesuatu yang sulit bagiku. Salah dalam menentukan maka, aku harus siap terperosok ke jurang kegelapan. Lagi."_Ayana_***Berbeda dengan di SMA Harapan, di mana dia mendapatkan kata selamat dan juga pujian. Di SMAnya sendiri, dia malah mendapatkan cibiran dan juga tatapan tajam dari murid lainnya. Hanya ada beberapa yang mengucapkan selamat, itu pun hanya yang dekat dengannya. Rumor mengenai Marsel yang kembali mengklaim dirinya sebagai kekasihnya membuat namanya kembali ramai diperbincangkan. Ayana pun tidak mengerti dengan jalan pikiran cowok yang satu itu. Dulu memutuskannya dan sekarang kembali mengklaim dirinya sebagai pacarnya. Tetapi, tak urung dia juga amat sangat senang. Jujur saja dia belum bisa melupakan sosok cowok itu. Walaupun berengsek, tetapi dia sudah berhasil membuat hati Ayana tak bisa kembali terbuka dengan mudah untuk dimasukin cowok lainnya.
#Sebatas PERMAINAN Pacarku22. Jalan-JalanSaat ini, Ayana tengah berdiri di depan pintu kamar Erin. Sudah berkali-kali dia mengetuk pintu seraya memanggil sang pemilik kamar. Tetapi, tidak ada sahutan. Karena merasa tidak enak dengan Yua yang sudah menunggunya di depan rumah, Ayana memilih menyelipkan selembar kertas yang berisikan kalimat meminta izin bahwa dia akan pergi berjalan-jalan sebentar dengan Yua. Setelah itu, dia berjalan ke arah pintu luar, menatap sejenak pintu kamar sang mama yang belum jua dibuka. Mengembuskan napas panjang, lalu menutup pintu. Bertepatan dengan itu, kamar Erin terbuka. Muncul seorang perempuan paruh baya dengan wajah lelahnya. Dia berjalan ke arah jendela, mengintip putrinya yang tengah masuk ke dalam mobil milik temannya. Sebulir air mata turun tanpa diminta. Erin tidak tega melakukan hal itu kepada putrinya. Anak darah dagingnya sendiri. Setiap hari dia harus menangis diam-diam di tengah malam, atau memilih
#Sebatas PERMAINAN Pacarku23. Hari Berdua Dengan Zewa"Aku mencintaimu tulus dari hati, bukan dari fisik ataupun dari kelebihan yang kamu miliki."_Zewa_"Aku tidak tahu harus bagaimana bersikap kepadamu. Aku tidak ingin kau pergi, tapi aku pun tidak mau kamu terlalu dekat denganku. Bisakah kamu mengerti?"_Ayana_***Ayana mengembuskan napas panjangnya. Udara kali ini lebih dingin dari biasanya. Seperti musim hujan akan segera datang. Ayana mengeratkan jaket yang dia pakai. Mengusap kedua telapak tangannya berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Dia saat ini tengah melangkah menuju ke sekolahnya. Awan hitam juga semakin terlihat menghitam. Sesekali gadis itu berhenti melangkah ketika tubuhnya terhuyung karena terpaan angin yang kencang. Tubuhnya semakin menggigil. Dia mempercepat langkahnya agar segera sampai di sekolahnya. Hingga suara klakson motor seseorang menghentikan
#Sebatas PERMAINAN Pacarku24. Genk Banzor"Lo itu kaya puzzle, yang harus gue selesain baru gue tahu siapa lo sebenarnya."_Farez_Sedangkan di sisi lain, Farez tengah memukul-mukul tiang penyangga tempat markas genknya. Hujan yang deras harus terjebak di markas bersama beberapa anggotanya. Bahkan, sahabat-sahabatnya juga ternyata memilih menuju ke markas untuk berlindung dari derasnya hujan. Sudah berkali-kali dia memukul dinding atau berjalan mondar-mandir. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis pujaan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Ayana. Para teman-temannya yang melihat itu hanya menggelengkan kepala atau terkekeh. Sekarang ketua mereka yang dikenal dingin oleh orang luar, berubah menjadi sosok yang berbeda. Bucin. Itulah menurut mereka."Ice udah cair ya, Bund," celetuk salah satu dari mereka. Mendengar itu Farez hanya mendelik. Membuat orang itu meringis lalu terkekeh.
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku25. Siapa yang Bersama Vanya?"Kehidupan itu penuh dengan teka-teki dan juga bercabang. Manusia harus pandai-pandai memilih karena itu adalah penentu dari kehidupan mereka."_Author_Ayana terbahak. Bahkan tawanya sangat renyah, tangan kanannya sibuk memegangi perutnya yang mulai kram karena tidak berhenti tertawa. Sedangkan Farez yang melihat itu mengernyitkan dahinya heran. Dia sedang serius sedangkan gadis di depannya asik tertawa terbahak-bahak. Apa yang lucu? Ayana meredakan tawanya. Dia mengusap sudut matanya yang berair. Menghirup udara banyak-banyak lalu mengembuskannya perlahan. Dia menatap kakak kelasnya dengan wajah polosnya."Kakak tidak lihat kalau kaki Ayana saat itu bergetar?" Farez cengo. Dia tidak memperhatikan kaki gadis itu tadi. Dia hanya fokus menatap Ayana yang tampak berani saat itu."Lagian tuh tadi
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku26. Marsel, Zewa, atau Farez?"Aku tidak tahu kalian benar-benar serius, atau akan hanya mempermainkanku seperti boneka yang dikendalikan sang pemiliknya."_Ayana_Baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolahnya. Dia sudah disambut dengan sambutan yang super duper meriah. Kertas-kertas kecil menimpa tubuhnya, bertaburan karena ulah para siswa-siswi yang berada di lantai dua. Ayana mengerjap bingung, balon-balon pun terpasang di sana-sini. Banyak yang mengatakan, 'selamat datang, Ayana!' secara serempak. Hingga suara musik membuatnya menatap ke depan. Di sana Marsel menggunakan hoodie hitam, topi hitam dan juga celana yang senada. Dia mengedikkan satu matanya sebelah sebelum memulai pertunjukkannya. Melakukan dance dengan lihai dan indahnya membuat Ayana terbungkam. Dia sangat terpukau dengan gerakan Marsel. Banyak siswi yang menjerit histeris. Bagaimana pun, Marsel t