#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku
58. Hubungan yang Tersembunyi
"Jujur aku senang kamu memilihku, tetapi aku kecewa selama ini kau bermain di belakangku."
_Yang Kembali Tersakiti_
***
Ayana kini duduk bersama teman sebangku barunya. Namanya Rain, gadis dengan wajah chubby dan babyface itu adalah tipe orang yang cerewet dan periang. Apapun dia ceritakan membuat Ayana tertawa dibuatnya. Tidak peduli itu akan memalukan atau tidak, membuat Ayana menilai bahwa Rain juga tipe yang ceplas-ceplos dan jujur. Tidak hanya Rain, banyak dari teman sekelasnya yang juga mengobrol bersama dengan dia. Ayana sesekali melirik mantan bangku duduknya dan juga Ya yang sekarang tidak ada yang menempati meja itu. Ya, untuk sesaat hanya untuk menghormati kematian gadis itu. Mungkin setelah beberapa hari akan kembali diduduki entahlah, Ayana juga tidak tahu. Dia hanya menurut saja.
Kenangan dengan Yua
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku59. Sesuatu yang Berbeda"Jujur aku bingung dengan semua sikapmu. Kamu itu bak bunglon. Selalu berubah-ubah, tak bisa kutebak."_Ayana Choirunnisa_***Pengambilan raport membuat semua murid gugup. Tetapi, tak sedikit pula yang biasa saja. Mungkin karena mereka sudah terbiasa tidak mendapatkan peringkat sepuluh besar, berbeda dengan mereka yang selalu masuk ke peringkat itu. Termasuk, Ayana. Gadis itu sudah gugup setengah mati. Walau tak dipungkiri sudah dipastikan gadis itu menjadi juara kelas. Ayana baru bisa mengembuskan napas lega ketika namanya tercantum menjadi juara pertama di kelasnya. Dia tersenyum kecut ketika beberapa mapel, dia mendapatkan nilai delapan. Tidak buruk memang, tetapi Ayana tetap Ayana. Gadis itu cukup sedih karena nilainya menurun. Mengembuskan napas panjang, melipat kertas hasil ulangannya dia memilih beranjak dari tempat duduknya. Dia menuju ke ka
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku60. Secuil Hati yang Tersakiti"Cantik banget Mbaknya," puji Marsel ketika melihat gadisnya duduk manis di bangku samping dirinya. Ayana hanya tersenyum malu.Marsel yang melihat Ayana belum memakai sabuk pengamannya itu berdecak. Untung saja dia belum melajukan mobilnya. Dia mencondongkan tubuhnya lalu memakaikan sabuk pengaman itu dengan seksama. Tanpa dia sadari ada jantung yang berdetak tak normal di sampingnya. Ayana sudah menahan napasnya karena wajah mereka yang sangat dekat. Setelahnya Marsel mengusap pucuk kepala Ayana gemas. Lalu, mulai melajukan mobilnya. Kedua manik mata Ayana tak lepas dari wajah tampan kekasihnya.Seulas senyum terlukis jelas di wajahnya. Marsel benar-benar sangat tampan. Dia bahkan sesekali dibuat insecure ketika banyak wanita yang mendekati kekasihnya, terutama Vanya. Gadis itu lebih cantik daripada dia dan dia juga terlahir dari keluarg
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku61. Mengalah"Sikapmu kembali membuatku bimbang. Apakah kamu benar-benar tulus mencintaiku atau hanya kasihan kepadaku."_Ayana_***Kedua mata Ayana mengerjap. Kembali menutup ketika pening menyerangnya. Dia menoleh ketika merasakan tangan kanannya terasa berat. Senyum terbit begitu saja ketika melihat Marsel yang tertidur seraya menggenggam tangan kanannya. Tetapi, bayangan di mana Marsel meninggalkannya semalam membuatnya menghela napas panjang. Ayana memilih menoleh ke samping ketika melihat Marsel yang terbangun. Marsel yang menyadari gadisnya sudah sadar senang bukan kepalang. Dia langsung memencet bel untuk memanggil dokter. Tak lama kemudian, dokter datang, memeriksa keadaan Ayana. Ayana sejak tadi diam membisu, membuat Marsel semakin dibuat cemas."Kondisi pasien sudah lebih baik," ujar sang dokter membuat Marsel lega. Cowok itu meng
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku62. Setia Menanti"Banyak orang mengatakan bahwa menunggu itu tidak enak, dan kini aku merasakannya. Menunggu yang tak pasti memang sangat melelahkan."_Ayana_***Malam itu, di ruangan Ayana cukup ramai karena ocehan Rain yang terus-menerus, membuat Erin dan Ayana terkekeh. Tak lupa juga Ale, Zewa, dan Farez. Walau begitu, Farez tampak memilih berdiam diri di pojok berbeda dengan Zewa dan Ale yang tampak canggung untuk mengajak laki-laki itu. Terkadang Ayana berpikir, ada apa dengan mereka? Bukankah dulu mereka sangat akrab? Alasan yang menjadikan persahabatan mereka memang masih menjadi misteri.Ayana ikut terkekeh ketika Rain menceritakan hal konyol. Sesekali dia juga melirik ke arah pintu. Jam sudah menunjuk pukul delapan malam, tetapi seseorang yang dia tunggu tak kunjung datang juga. Suara dering telepon, membuat Ayana dengan segera men
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku63. Alasan Dari Kehancuran"Jika masalah dihadapi dengan amarah, bukannya selesai tetapi akan semakin ruyam. Tenang, diskusi, lalu hadapi."_Author~***Kedatangan Ayana bersama Farez, membuat Marsel segera menghampiri keduanya dengan napas memburu. Kedua tangannya sudah mengepal, menahan emosi. Pagi-pagi begini, dia sudah dihadiahkan tontonan yang membuat hatinya terbakar. Lalu, sebenarnya siapa yang salah?Dia menarik paksa tangan kanan Ayana, membuat gadis itu terhuyung ke belakang dan langsung menubruk dada bidang Marsel. Sesaat dia menatap wajah sang kekasih yang tampak memerah menahan amarah. Tetapi, dengan cepat dia membuang muka. Dia kecewa dengan Marsel yang tak menepati janjinya. Dengan kasar Ayana melepaskan genggaman Marsel, membuat cowok itu yang semula menatap tajam Farez kini teralihkan ke Ayana. Menatap tak percaya kepada gadisnya.&
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku64. Merenungi*Cinta Pertama yang Belum Terlupakan*"Memang mengikhlaskan itu sulit, tetapi apa benar membenci seseorang yang memang tidak benar untuk disalahkan?"_Ayana"Boleh gue jujur? Gue gak benci dia, tapi gue benci diri gue sendiri. Karena itu, gue memilih menghukum diri gue. Menjauh dari mereka adalah pilihan gue."_Farez***Farez menginjakkan kakinya, menaiki anak tangga. Hentakan kakinya terdengar nyaring dan menggema. Farez terus saja melangkah hingga sampailah di tujuannya. Rooftop. Angin langsung menyambut dirinya. Menyapu wajah tampan milik Farez. Sinar mentari tak mau kalah. Dengan tidak terlalu terik, sinar mentari menerpa wajah itu. Burung berkicau, membuat suasana menenangkan tercipta.Farez melangkah mendekati pembatas rooftop. Memegang erat pagar. Kembali air matanya turun
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku65. Menghindar"Aku bisa saja lelah lalu memilih menyerah. Tetapi lagi, rasa cinta kembali membuatku mencoba terus menggapaimu."_Ayana_***Ayana dibuat gatal untuk tidak mengabari kekasihnya. Dia melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sejak tadi pagi, mereka tidak mengobrol atau menyapa satu sama lain. Ayana yang memilih menghindar dan Marsel yang diam. Semarah-marahnya, Ayana gadis itu tidak bisa bertahan lama. Mengembuskan napas panjang lalu meraih handphone-nya. Mencoba mengetikkan pesan untuk Marsel. Berkali-kali dia mengetik lalu menghapusnya kembali begitu terus. Hingga dia akhirnya memutuskan untuk menanyakan kekasihnya sudah makan atau belum lengkap dengan nasehat agar cowok itu tak telat makan.Ayana mendesah ketika pesannya hanya dibaca saja oleh Marsel. Gadis itu terdiam. Apakah cowok itu tengah kacau?
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku66. Selesai?"Terkadang sesuatu yang menurut kita benar adalah sesuatu yang salah. Karena itu, manusia tercipta menjadi makhluk sosial yang saling membutuhkan."***Vanya tersenyum ketika mendapatkan pesan dari seseorang yang dia tunggu-tunggu kehadirannya selama ini. Dengan segera dia beranjak dari atas kasurnya dan langsung bersiap. Tujuannya kini adalah sebuah kafe yang tidak jauh dari rumahnya berada. Gadis itu tampak cantik dengan pakaian kaos putih polos yang dimasukkan ke dalam celana jins warna hitamnya. Rambutnya dibiarkan tergerai, berkibar dengan amat cantiknya. Saat sampai di depan kafe yang dia tuju, kedua matanya mengerling, menatap ke penjuru kafe dan akhirnya sosok yang dia cari ketemu. Seorang cowok duduk di pojok ruangan dengan jaket hitamnya. Ada sebuah gambar garuda di dada jaket cowok itu."Udah lama, Sayang?" tanya Vanya lembut