Share

05| Yang Belum Usai

Penulis: sidonsky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-10 10:06:49

Dua hari berlalu sejak pertengkaran hebat itu. Dua hari tanpa Jagara.

Raya menggunakannya sebagai sebuah pelepasan, sebuah upaya sia-sia untuk mencari kembali potongan dirinya yang berserakan di mana-mana.

Ia berkeliling Bali. Ia menyaksikan matahari terbenam yang dramatis di Uluwatu, duduk di atas tebing karang sambil menikmati pertunjukan Tari Kecak yang magis, di mana puluhan pria bertelanjang dada mengiringi cerita Ramayana dengan suara "cak, cak, cak" yang hipnotis.

Tanpa ponsel, tanpa gangguan. Hanya dirinya seorang diri dan keajaiban Bali.

Ia bahkan berkunjung ke beberapa museum di Ubud, membiarkan dirinya terserap dalam seni dan sejarah, mencoba melupakan penderitaan modernnya. Tidak sampai disana, Raya juga menikmati pijatan Bali yang kuat dan menenangkan, mencoba meremas remas-remas ketegangan di otot-ototnya yang sudah terbentuk selama berminggu-minggu.

Kemudian, ia membeli beberapa baju baru, gaun-gaun sederhana yang terasa lebih 'layak' untuk dikenakan, dan berakhir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sehangat Dekapan Mantan   05| Yang Belum Usai

    Dua hari berlalu sejak pertengkaran hebat itu. Dua hari tanpa Jagara. Raya menggunakannya sebagai sebuah pelepasan, sebuah upaya sia-sia untuk mencari kembali potongan dirinya yang berserakan di mana-mana. Ia berkeliling Bali. Ia menyaksikan matahari terbenam yang dramatis di Uluwatu, duduk di atas tebing karang sambil menikmati pertunjukan Tari Kecak yang magis, di mana puluhan pria bertelanjang dada mengiringi cerita Ramayana dengan suara "cak, cak, cak" yang hipnotis. Tanpa ponsel, tanpa gangguan. Hanya dirinya seorang diri dan keajaiban Bali.Ia bahkan berkunjung ke beberapa museum di Ubud, membiarkan dirinya terserap dalam seni dan sejarah, mencoba melupakan penderitaan modernnya. Tidak sampai disana, Raya juga menikmati pijatan Bali yang kuat dan menenangkan, mencoba meremas remas-remas ketegangan di otot-ototnya yang sudah terbentuk selama berminggu-minggu. Kemudian, ia membeli beberapa baju baru, gaun-gaun sederhana yang terasa lebih 'layak' untuk dikenakan, dan berakhir

  • Sehangat Dekapan Mantan   04| Terlalu Dekat

    Raya menggeliat dengan gerakan tak tentu arah. Sakit. Kepalanya terasa seperti dihantam palu godam dari dalam, sementara perutnya berputar-putar seperti ada penggilingan daging di sana. Ia meringis kesakitan sambil memegangi kening dan perutnya secara bersamaan. Setiap otot di tubuhnya terasa menolak untuk diajak bergerak. Tenggorokannya terasa kering gersang, seperti padang pasir yang kehausan selama berabad-abad.Dengan sisa tenaga yang tersisa, gadis itu bangkit dan duduk di tepi tempat tidur yang terasa terlalu besar. Matanya menatap sekeliling ruangan yang samar-samar, sebelum ia menemukan sebuah gelas berisi air mineral yang sudah siap di atas nakas. Secepat kilat, Raya menyambar gelas itu dan meneguknya dengan ganas, tanpa memedulikan air yang tumpah membasahi bajunya, sampai gelas itu kosong. Masih dengan tangan yang mengacak-acak rambutnya yang kusut, Raya perlahan membuka matanya sepenuhnya. Dan sebentar, ini bukan kamar premium deluxe yang ia pesan. Ruangan ini… terasa

  • Sehangat Dekapan Mantan   03| Sebuah Pengakuan Malam

    "Bli, Arak Attacknya satu lagi, ya."Itu adalah gelas ketiga Raya malam ini. Ditemani suasana malam Bali yang menyejukkan, ia duduk di atas beanbag besar yang mengarah langsung ke arah pantai. Suara musik house yang diputar dengan volume rendah dari speaker tersembunyi, bersyukur karena di lantai dasar hotel yang ia tempati, terdapat sebuah beach club eksklusif yang bisa dikunjungi khusus untuk tamu hotel yang menginap.Jadi, setelah setengah hari sia-sia mencoba berselancar dan berniat pergi berbelanja baju baru, Raya memutuskan untuk memulai malam dengan cara yang lebih efektif: meminum minuman beralkohol keras dan melupakan semuanya terlebih dahulu.Salah satu alasan mengapa ia menyukai Bali adalah karena di sini, tak akan ada yang menatapnya aneh. Semuanya tampak asing dalam kesendirian masing-masing. Seorang wanita yang mabuk seorang diri dengan tatapan kosong yang mengarah ke lautan lepas hanyalah pemandangan biasa. Begitu sempurna untuk pelariannya.Dengan pandangan yang suda

  • Sehangat Dekapan Mantan   02| Dia kembali. Berbeda

    "Raya?"Satu kata itu, yang diucapkan dengan suara serak yang masih terasa familiar namun lebih dalam dari yang Raya ingat, berhasil membekukan waktu. Tubuh Raya menegang seketika. Ia seperti melihat hantu dari masa lalunya yang bereinkarnasi menjadi sosok yang begitu sempurna. Dan dalam beberapa detik selanjutnya, dunia Raya yang baru saja hancur berantakan seakan berhenti berputar. Seakan roda kehidupan hanya berfokus pada satu titik: sosok yang begitu menawan di hadapannya."Kamu... kamu ngapain disini?" Dan saat suara Jagara kembali terdengar, indra pendengaran Raya seakan perlahan pulih. Digantikan dengan wajah gelagapannya, seolah bertemu dengan malaikat pencabut nyawa yang berwujud tampan.Namun belum juga Raya menjawab, kepala Jagara menoleh ke arah belakang Raya, matanya menyisir ruangan kosong di belakangnya, seolah mencari sosok lain di sana."Sama suami kamu?"Jelas, gelengan kecil itu Raya keluarkan. Ia seperti kehabisan kata-kata untuk menjawab, seolah pita suaranya t

  • Sehangat Dekapan Mantan   01| Awal Mula Kehancuran

    Dua tahun. Sudah hampir dua tahun Raya menikahi pria yang dianggapnya sebagai jaminan masa depan. Sebuah kesepakatan bisnis yang dibungkus dengan embun-embun cinta. Ardava adalah pria yang tampan, mapan, dan yang terpenting disetujui oleh ibunya. Di atas kertas, mereka sempurna. Sebuah pasangan yang layak menghiasi majalah gaya hidup.Tapi di malam hujan yang dingin ini, di dalam penthouse mewah yang menjadi sanggah hidupnya, kesempurnaan itu retak menjadi seribu kepingan.Penthouse mewah yang dulu terasa aman kini dingin seperti kuburan. Belakangan Ardava makin sering “lembur”, makin jarang pulang, makin jarang menyentuhnya. Ada sesuatu yang hilang… atau seseorang.Pintu terbuka. Ardava masuk, masih tampak rapi meski mengaku kelelahan. “Konferensi melelahkan. Aku mandi dulu.”Konferensi. Padahal siang tadi, Raya mendengar acara itu dibatalkan.Ia tak menjawab. Tatapannya terkunci pada ponsel Ardava di meja kopi. Begitu shower menyala, layar ponsel ikut menyala. Ikon aplikasi denga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status