Beranda / Rumah Tangga / Selingkuhan Suamiku / Menyanjung Perempuan Lain

Share

Menyanjung Perempuan Lain

Penulis: NonaRein
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 13:18:28

"Wah Aurel kamu cantik banget sih." Samar kudengar suara mama mertua di luar rumah ketika pagi menjelang. 

Pagi ini aku bangun lebih awal, mau bikin sarapan buat Mama sekaligus nyiapin bekal buat Mas Fahri. Semalam suamiku itu bilang mau dibawain bekal ke kantor. Namun, aku terdiam kala pintu samping rumah yang sudah terbuka. Kuperhatikan dari samping kalau pintu gerbang rumah juga sudah terbuka, fix Mama mertua memang sedang bercengkrama di depan rumah jendes itu.

Ingin sekali aku larang Mama, tapi masa aku larang-larang. Bisa-bisa Mama nanti ngadu sama Mas Fahri dan nganggap aku menantu kurang ajar hanya gara-gara ngobrol sama anak jendes cantik itu.

"Sayang.. Kamu ko bengong." Tangan Mas Fahri melingkar di pinggangku. Aku sempat bengong natap wajah bantal suamiku yang baru saja bangun.

"Oh itu lagi nunggu Mama, ko Mama pagi-pagi sekali udah keluar aja ngobrol sama anaknya Mbak Miska lagi," aduku. 

"Biarin aja, mungkin Mama lagi pengen ada temen ngobrol. Atau Mama lagi ngasih oleh-oleh yang Mama beli kemarin itu loh."

Oh iya aku baru ingat oleh-oleh itu, mungkin saja memang Mama sekalian ngasih karena sengaja ketemu di depan.. bukan sengaja nemuin. Biarinlah, aku masuk duluan ninggalin Mas Fahri yang memilih duduk di teras rumah. Gegas aku menyibukkan diri di dapur, niat pada rencana awal, membuatkan sarapan untuk suami dan mertuaku.

"Kamu udah bangun, Din." Mama nyapa aku, nyamperin ke dapur pas makanan sudah hampir matang. Nggak masak yang ribet, cukup masak nasi goreng saja lah buat sarapan pagi ini.

"Dari tadi Ma, Mama habis darimana sepagi ini udah keluar?" Telisikku memperhatikan wajah Mama yang ceria.

"Itu habis ngasih oleh-oleh buat Aurel. Mama juga udah sarapan di sana, tadi Miska masak banyak katanya. Mama juga bawa buat Fahri."

Langsung aku diam, memperhatikan bagaimana tangan Mama yang terampil itu mengambil piring dari rak lalu memindahkan isinya yang berisi menu yang sama dengan yang aku masak.

"Kamu cobain deh, Din. Masakkan Miska itu enak-enak, nasi gorengnya juga enak. Kamu nanti belajar masak deh sama dia. Mama jadi betah dimasakin terus." 

Perlahan, aku lirik Mama dengan tatapan tajam. Apa Mama mertuaku itu tidak tahu bagaimana caranya menjaga perasaan orang lain, malah menyanjung perempuan lain yang bukan siapa-siapanya. Malah aku disuruh buat belajar masak sama Miska, apa-apaan coba.

Karena kesal sudah di ubun-ubun, aku biarkan hasil masakkanki gitu saja di meja tanpa ingin ribut dan membalas semua kata-katanya.

"Loh, Dinda.. Kamu mau kemana? Bukannya mau sarapan ya?" Kutulikan telingaku, melengos ke kamar tanpa ingin menjawab apapun.

Suamiku yang sejak tadi ada di sana, sudah paham kalau aku ini marah, makanya dia nyusulin aku ke kamar. Duduk di sebelahku, lalu tangannya meraih tanganku untuk dia genggam.

"Mama nggak ada maksud buat nyakitin perasaan kamu, Dinda. Mungkin faktor usianya yang bikin Mama kayak gitu." Mas Fahri bujuk supaya aku nggak marah. 

"Kamu belain Mama?"

"Bukan belain, Sayang. Mama emang kayak gitu orangnya, mungkin karna Mama emang pengen cepet punya cucu jadi nya kayak gitu. Maafin Mama ya?"

Aku mendelik, sumpah sejak menikah dengan Mas Fahri, baru kali ini aku merasakan hatiku kesal bukan main sama Mama mertua. Gara-gara jendes sama anak-anaknya itu.

Bibirku tersenyum kecut, aku coba meredam emosiku. Biarlah aku kali ini sabar, faktor usia juga membuat Mama kayak gitu, Mas Fahri ada benarnya juga. Tapi kalau sampai Mama ngomong kayak gitu lagi, aku nggak akan segan jawab seenak jidatku.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Selingkuhan Suamiku   Fahri Datang Lagi

    Pak Raga terlihat sedikit terdiam saat mendengar pertanyaanku.“Saya kenal Miska karena kami masih ada hubungan keluarga. Dia sepupu jauh saya,” ucapnya dengan nada tenang, tapi cukup mengejutkan buatku.Deg.Aku refleks meneguk ludah. Mataku melebar, tak percaya dengan jawaban itu. Jadi... mereka masih ada hubungan saudara?“Serius, Pak? Maksudnya... kalian itu masih keluarga?”Raga mengangguk pelan. “Iya. Nggak dekat banget sih, saya ngerasanya kayak gitu.”Astaga. Kalau begitu...Kepalaku mendadak dipenuhi banyak skenario. Kalau aku dekat dengan Pak Raga… pasti Miska nggak akan suka. Wanita itu nggak pernah suka kalau ada sesuatu yang bukan miliknya ikut disentuh orang lain. Bahkan kalau hanya sebatas perhatian.Diam-diam muncul ide kecil dalam benakku. Mungkin... aku bisa memanfaatkan kedekatanku dengan Pak Raga untuk membalas dendam ke Miska. Bukan dengan cara jahat, tapi biar dia tahu rasanya tersisihkan.***Keesokan harinya, setelah Pak Raga pulang dan aku sedikit merasa lebih

  • Selingkuhan Suamiku   Jangan Dekati Dinda!

    Mataku seketika melebar kala melihat Mas Fahri tiba-tiba saja menarik kerah kemejanya Pak Raga. Spontan aku yang tadinya menjauh seketika berlari demi menghindari agar Mas Fahri tidak melakukan hal gegabah. Nahas, kakiku terkilir kemudian aku jatuh dan saat itu juga bokongku terasa sakit sekali apalagi pergelangan kakiku yang terkilir.Dua lelaki yang tadinya beradu pandangan tajam lantas menolong, terutama suara Pak Raga yang menyebut namaku."DINDA!" Suara yang aku tahu kalau nadanya seperti nada kekhawatiran."Aaww..." Bukan cuma bokong dan pergelangan kakiku saja ternyata yang sakit, kram cukup hebat menerjang perutku. Membuatku kesakitan sekali."Dinda.." Samar kulihat dan kepalaku pusing sekali, entah semuanya mendadak gelap dan aku tidak tahu apa-apa lagi setelah itu. *Bau desinfektan, aroma karbol khas rumah sakit tertangkap hidup saat mataku membuka. Tirai putih di sekelilingku dan tanganku yang sudah ditusuk jarum infus menyadarkanku kalau saat ini aku sedang berada di r

  • Selingkuhan Suamiku   Fitnah Tak Jelas

    POV DindaLama-lama kehamilanku ini malah tambah parah rasanya, mulai nggak bisa semua makanan aku nikmati dan aku juga nggak bisa menerima bau-bauan yang hinggap ke hidungku. Rasanya tuh mual dan lama-lama mau muntah. Sepertia saat ini, tetiba wangi parfum yang malah bikin kepalaku pusing. Wanginya nggak nyengat, nggak terlalu strong, manly tapi herannya nggak bisa aku terima dan lebih kagetnya kala mendapati bahwa Pak Ragalah pemilik wangi itu. Beliau ada di depan kubikel aku, spontan aku lirik teman-teman timku takut ada yang salah paham melihat 'kedekatanku' dengan Pak Raga."Din, sarapan dulu." Beliau nyimpan sesuatu, kotak makanan karena aromanya tercium nikmat. Kayanya enak, lagian kebetulan belum sempat sarapan."Buat saya Pak?" tanyaku sok pura-pura."Menurutmu buat siapa? Nggak ada orang lain lagi di ruangan ini."Ya karena memang cuma baru beberapa yang datang, itupun mereka lagi di pantry, biasalah sarapan, ngopi sambil gosip.Pak Raga tergolong bos yang rajin, masih ada

  • Selingkuhan Suamiku   Hancur Perlahan

    "Jadi Raga lagi deket sama janda?" Tante Nelly kelihatan termenung, pasti pikirannya sudah terkontaminasi oleh ceritaku tentang si Dinda."Iya Tan, Tante coba deh bicara baik-baik sama Raga. Masa iya seorang Raga bisa sama janda kaya perempuan itu, dia perempuan nggak punya Tan. Rumahnya aja ngontrak, terus bukan dari turunan keluarga yang selevel dengan keluarga Tante. Ya Miska cuma menyayangkan aja, kasihan nanti kalau Om sama Tante harus malu pas kabar ini sampai ke kolega atau rekan bisnis kan."Perlahan Tante Nelly nggangguk, yes aku rasa misiku sudah hampir berhasil. Aku yakin banget setelah ini Raga nggak akan pernah kelihatan atau terdengar dekat lagi sama Dinda.Kami cukup lama ngobrol hingga akhirnya aku bisa lihat Raga keluar dari kamarnya di lantai atas, lah aku kira Raga sudah berangkat ke kantor tapi rupanya dia masih ada di rumah. Wah bisa-bisa nanti dia curiga sama aku lagi."Hai Ga.." Tanganku melambai nyapa dia yang menghampiri kami."Hai Mis, tumben..""Iya nih, kan

  • Selingkuhan Suamiku   POV Miska

    "Gimana, lo udah berhasil ngerjain si Dinda?" Kesal juga menunggu cukup lama di depan gerbang rumah.Sejak aku tahu kalau dia tinggal di perumahan itu, aku jadi punya ide buat ngerjain dia. Minimal bikin dia takut dan akhirnya nggak betah tinggal di Jakarta. Aku nggak mau yah kalau Mas Fahri nyamperin dia dengan alasan-alasan lain. Seperti kayak tempo hari, suamiku minta diantar buat urusan surat cerai. Padahal tinggal minta pengacara saja buat urus semuanya bikin hatiku ketar-ketir nggak jelas. "Berhasil Bos, cuma.." Orang suruhanku natap aku dalam-dalam kayak ada yang janggal."Saat kami mau masuk ke rumahnya, di rumah sebelahnya kayak masih rame Bos. Untungnya kami nggak jadi aksi, soalnya nggak lama setelah itu kami lihat ada mobil mewah datang pas kami udah kabur naik motor.""Mobil mewah?" Keningku mengernyit dalam, mobil siapa yang dia maksud itu."Iya Bos, kami nggak tau siapa yang ada di dalamnya karna kami langsung kabur dari perumahan itu."Penuturan anak buahku bikin aku

  • Selingkuhan Suamiku   Diinterogasi Pak RT

    Sekelebatan dua orang tadi terlihat lagi, keduanya naik motor dengan mesin yang tidak dinyalakan. Aku nggak salah lagi, jelas sekali mataku ini melihat kedua orang yang lari dari arah rumahku menuju tempat gelap dimana motor mereka berada.Diiringi ketakutan akibat mati lampu, mau tak mau memberanikan diri menyalakan meteran listrik di luar sana. Kalau tidak kan listrik di rumahku bakalan mati sampai pagi, anehnya pos ronda yang tak jauh dari rumah kelihatan sepi kalau biasanya ada yang jaga sampai subuh. Sayup-sayup terdengar suara deru mesin mobil makin dekat dan tak salah lagi, mobil yang aku kenali parkir di depan rumah. Itu mobilnya Pak Raga, ada apa coba datang lagi malam-malam begini? Bikin aku was-was disamperin bos di waktu yang kurang wajar."Dinda, kenapa listrik rumahmu mati? Apa tokennya mati?" Kulihat Pak Raga menghampiriku yang memang belum sempat menyalakan meteran listrik. Pun saat baru akan aku jawab, tetangga sebelah rumah keluar dan bertanya dengan suara nyaring.

  • Selingkuhan Suamiku   Hamil di Luar Nikah

    Aku menatap nanar uang dalam amplop dari bank. Makan-makan kemarin sama sekali tidak ada yang keluar dari dompetku, murni Pak Raga semua yang bayar. Itupun aku nggak enak sama beliau pas mau bayar di kasir, beliau malah memberikan kartunya dan melarangku bayar. Mau diganti, ditolak dengan alasan biar uangku ditabung buat lahiran nanti. Menunggu taksi online di halaman Bank tempat mencairkan uang, nggak sengaja mataku menangkap sosok Mas Fahri, dia kelihatan keluar dari toko sebelah Bank. Toko bakery terkenal, dulu sebelum berpisah aku sering ke toko bakery itu. Kuenya enak-enak, cake, puding dan rata-rata enak semua. Pernah aku berpikiran ingin memiliki toko bakery saja daripada menulis. Mengembangkan sisi lain diriku yang memang hoby membuat kue.Taksi online datang, gegas ku masuk. Tujuanku sekarang adalah supermaket. Rencana membeli kebutuhan bulanan yang memang sudah habis. Hari ini aku memang izin pulang lebih awal sekitar pukul 2 kurang mengejar tutup Bank biar bisa mencairkan

  • Selingkuhan Suamiku   Merasa Tersindir

    Aku masuk kerja lagi sesuai yang diminta Pak Raga. Pertemuan kami membahas masalah produksi film berjalan lancar, dan sesuai yang aku prediksi hari ini aku mendapatkan DP bayaran filmku yang pertama sebagai tanda jadi. Sumpah aku shock begitu tanganku menerima cek dengan nilai yang menurutku sangat besar ini. Kata anak-anak, begitu Pak Raga keluar dari ruangan meeting wajahnya berseri-seri. Senyum terus mengukir di wajahnya yang tampan. Aku sih nggak tahu karena jalan di belakang beliau dan orang-orang film. Sebenarnya membuatku insecure, apalah aku ini yang bukan apa-apa bermodalkan cerita akhirnya dapat tawaran kontrak menggiurkan."Din, gimana?"Teman-temanku pada kepo, jelas mereka tahu kalau aku dapat kontrak ini. "Apanya?" tanyaku pura-pura."Filmmu? Udah dikontrak kan?"Aku cuma ngangguk kecil mengiyakan, nggak mau bohong anggap saja sebagai motivasi buat mereka agar bisa memecut diri lebih semangat. Karena biasanya yang aku tahu, perusahaan itu akan melihat peluang dari para

  • Selingkuhan Suamiku   Gugurkan Saja

    Entah apa yang merasukiku datang ke rumah yang dulu aku tinggali. Rumah yang pernah menjadi tempat ternyamanku selama pernikahanku.Baru hendak kuayun langkah masuk ke pintu gerbang yang terbuka, kulihat Miska bersama mantan ibu mertuaku tengah tertawa-tawa kecil sambil fokus mereka ke ponsel. Ingin kutarik lagi lalu mundur, tapi Mas Fahri keluar berjalan di belakang mereka. Nampaknya mereka akan berangkat, dengan koper yang dibawa Mas Fahri.Sumpah, aku nggak sanggup. Aku nggak tahu gimana caraku untuk menyampaikan semua ini, bagaimana kalau nanti Mas Fahri nggak percaya?"Dinda..."Bukan Mas Fahri, melainkan itu suara mantan ibu mertuaku yang sadar lebih dulu menemukanku berdiri. Kemudian kulihat Mas Fahri natap aku begitupun dengan Miska. Miska sinis sekali pas menemukanku di depan pintu gerbang."Ada apa kamu kesini?" tanya Miska."Aku-aku ada urusan sama Mas Fahri," jawabku tanpa ingin menatap matanya."Urusan apa? Mau minta uang? Bukannya kamu udah kerja."Kuseret ludahku susah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status