Home / Rumah Tangga / Selingkuhanku, Kakak Iparku / Bab 4: Quality Time Pasangan

Share

Bab 4: Quality Time Pasangan

Author: Yumiharizuki
last update Last Updated: 2023-10-13 03:19:51

Ariana sarapan dalam diam. Nasi goreng yang sedikit gosong itu dia habiskan seorang diri saja, karena Kevin masih belum kunjung terbangun dari tidurnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi saat itu. Ariana menghela napas beratnya.

"Hm, masih belum bangun juga. Katanya mau jalan-jalan hari ini," ucap Ariana kecewa.

Tak lama, terlihat Kevin yang perlahan menuruni tangga. Penampilannya masih terlihat acak-acakan sehabis bangun tidur.

"Selamat pagi, Sayang. Ayo makan dulu, nasi gorengnya sudah dingin. Tapi masih enak, kok!" Ariana memberi sapaan hangatnya untuk sang suami.

Kevin duduk dengan wajah yang kusut. Berbanding terbalik dengan Ariana yang sangat bersemangat hari itu.

"Panaskan sebentar, supaya tidak dingin nasinya."

Sebagai istri yang baik, Ariana hanya tersenyum dan menuruti permintaan sang suami. Dia kembali memanaskan nasi goreng yang sedikit gosong itu ke wajan penggorengan. Hanya butuh waktu lima menit saja hingga Ariana kembali menuangkan nasi goreng itu ke piringnya lagi.

Kevin memakan nasi goreng itu tanpa bicara. Sementara Ariana sudah duduk di seberangnya sambil menatap Kevin, menunggu suaminya itu membuka pembicaraan seputar rencana mereka hari itu. Kevin terlampau tak peka sehingga memaksa Ariana untuk bertanya terlebih dahulu.

"Jadi gimana? Kamu sudah punya rencana?"

Kevin terlihat bingung dengan pertanyaan Ariana itu. "Lah, kenapa tanya aku? Bukankah aku sudah bilang kalau kamu saja yang memutuskan?"

Ariana tertegun lagi. Dia bingung bagaimana harus berbicara dengan Kevin yang terkesan cuek itu. Akhirnya dengan setengah berteriak pada Kenzo, Ariana pun menanyakan sebaiknya mereka pergi ke mana hari itu.

"Mas, maaf mengganggu. Apa Mas punya rekomendasi tempat wisata yang bagus untuk kami?"

Kenzo yang terlihat sedang mengetik di laptopnya itu menghentikan aktivitasnya sejenak. Dia terlihat berpikir.

"Hm, mungkin coba kamu kunjungi TGAA alias The Great Asia Afrika di daerah Lembang. Kalau dari villa ini, letaknya tidak terlalu jauh. Pakai online maps juga sampai, kok."

"Oh, begitu ya, Mas? Aku cek di website sih tempatnya luas dan sangat bagus untuk foto ya," sahut Ariana lagi yang mulai mempertimbangkan ide dari Kenzo.

"Iya. Karena musim hujan, jangan lupa bekal payung juga," tambah Kenzo mengingatkan.

Ariana akhirnya memutuskan untuk memilih TGAA sebagai objek wisata yang akan mereka kunjungi di hari kedua bulan madu mereka.

"Ya udah, kamu siap-siap dulu saja, Sayang. Biar kita bisa cepat berangkat."

"Hm." Kevin merespon dengan malas ucapan istrinya. Dia pun beranjak naik lagi ke lantai atas untuk bersiap-siap.

Ariana merasakan perasaan senang dan tak sabar untuk perjalanan spesialnya hari itu. Tapi dia ingat jika ada Kenzo di sana. Setidaknya dia harus menawari kakak iparnya juga untuk ikut bersama mereka.

"Mas Kenzo, mau ikut ke TGAA bareng kami?"

"Enggak usah, Ariana. Mas lagi banyak pekerjaan. Lain kali saja, ya." Dengan sopan, Kenzo berusaha menolak ajakan Ariana.

"Oh, baiklah." Ariana mengerti.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Kenzo merasakan perasaan tak enak. Dia berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya karena tak mau mengganggu mereka yang sedang bersenang-senang. Setidaknya ketika Ariana dan Kevin pergi, Kenzo bisa merasa sedikit lebih lega.

Setelah bersiap hampir satu jam, Ariana dan Kevin akhirnya jadi berangkat ke tempat wisata itu. Kevin melajukan mobilnya menyusuri jalanan menanjak yang membelah gunung, menuju ke tempat wisata itu.

"Akhirnya kita berangkat juga!" pekik Ariana senang.

Kevin tak menanggapi apa pun ucapan Ariana. Ariana terlihat memperhatikan pemandangan ke luar jendela mobil. Benar saja. Tak sampai satu jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di TGAA. Kevin memarkirkan mobilnya. Dia mengikuti Ariana yang sudah membeli tiket masuk untuk mereka.

"Ini tiketnya bisa ditukarkan dengan minuman yang ada di toko penukaran. Kamu mau minum apa?" kata Ariana.

"Apa saja, deh." Lagi-lagi Kevin melemparkan keputusan pada Ariana.

Ariana masih bersikap positif. Dia memilihkan susu dingin segar untuk suaminya. Sementara dirinya sendiri memilih Thai tea dingin. Tiba-tiba Kevin memuntahkan susu yang dia minum dan membentak marah pada Ariana.

"Ariana, gila kamu ya! Aku ini intoleransi laktosa! Kamu malah kasih aku susu! Kamu mau bikin aku muntah-muntah di sini?"

"Ya ampun, Sayang! Maafkan aku! Ini minumannya aku tukar saja jadi Thai tea, gimana?" Ariana yang panik mencoba menawarkan minumannya pada Kevin.

"Gak perlu! Nih, kamu habiskan saja semuanya sendiri!" Kevin langsung menyodorkan paksa minumannya pada Ariana. "Aneh. Sudah dua tahun pacaran, bisa-bisanya masih lupa akan hal itu."

Perasaan sedih begitu mudah menggantikan rasa bahagia yang sejak tadi memenuhi hati Ariana. Karena peristiwa tadi, sikap Kevin menjadi sangat dingin padanya. Mereka berjalan berjauhan, hampir seperti orang yang tak saling mengenal. Bahkan begitu Ariana mengajaknya bicara, Kevin malah mengabaikannya.

Kevin terlihat sangat tidak menikmati perjalanan mereka saat itu. Dia terlihat asyik sendiri memainkan gawainya, bahkan di beberapa kesempatan, Kevin terlihat seperti sedang menunggu sesuatu. Entah apa yang dia tunggu.

"Sayang, makan dulu, yuk! Aku sudah mulai lapar," ajak Ariana pada saat itu.

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore. Cuaca juga terlihat mendung. Kevin mengikuti Ariana menuju ke sebuah stand makanan terbuka yang ada di area Timur Tengah. Tanpa mereka duga, langit memuntahkan isinya. Rintik hujan yang semula kecil, kini mulai deras. Dengan panik, mereka berlari meneduh ke sebuah gedung bersama para pengunjung lainnya.

Ariana harus menahan rasa lapar dan dingin itu seorang diri. Dia sabar menunggu hujan reda yang kelihatannya akan selesai dalam waktu yang lebih lama. Sementara itu, Kevin mendadak menghilang tak terlihat di dekatnya.

"Kevin? Kev, kamu di mana?" Ariana mencari ke sekelilingnya namun tak dia temukan juga sang suami.

Ariana berniat untuk keluar dari kerumunan. Tapi dia tidak bisa menembus lautan manusia di sana. Samar-samar dia melihat sosok Kevin yang berjalan menjauh dari tempatnya dengan tergesa-gesa.

'Yang tadi itu Kevin? Dia mau ke mana? Kenapa terlihat terburu-buru? Apa mungkin dia mau pergi ke toilet?' Ariana membatin.

Ariana masih menduga-duga ke mana perginya Kevin saat itu. Dia memutuskan untuk menunggu saja di sana karena jika dia mengikuti Kevin, dia takut Kevin nanti malah mencarinya ke sini hingga akhirnya mereka tak saling bertemu.

Sudah lewat dari 45 menit dia menunggu suaminya kembali. Hujan juga masih belum reda. Ariana yang panik mencoba untuk menghubungi Kevin. Dia pun menelepon Kevin.

"Halo, Kevin .... "

"Nomor yang Anda tuju sedang sibuk. Silakan tinggalkan pesan." Operator telepon yang mengambil alih sambungan telepon, menandakan jaringan Kevin sedang sibuk.

Ariana mengernyitkan dahinya. Dia pun mematikan teleponnya.

"Ke mana orang itu ya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 35: Tak Sengaja Bertemu Irene

    "Kebijakan perusahaan?" Kevin mulai bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Pak Maman.Dengan sabar. Pak Maman menjelaskan kepada Kevin maksud perkataannya. "Jadi begini, Mas Kevin. Setiap klien perusahaan memiliki standar produksi sendiri. Kita dilarang untuk menyebarkan informasi mengenai produk produksi milik klien perusahaan satu kepada klien lainnya.""Oh, begitu." Kevin menganggukkan kepalanya, paham."Dengan kata lain, saya dilarang menyebarkan segala jenis informasi itu. Walaupun Pak Kenzo memintanya. Jadi Pak Angga, tolong beritahu Pak Kenzo mengenai hal ini, ya." Pak Maman melanjutkan ucapannya."Baik, Pak Maman. Saya coba telepon Pak Bos dulu." Angga undur diri, mengambil tempat sepi untuk menelepon sang bos.Kevin berdiri kikuk di hadapan Pak Maman yang kini fokus kembali memeriksa data produk. Sejujurnya tak ada hal yang bisa dibicarakan oleh keduanya. Kevin juga tak pernah merasa ingat pernah akrab dengan pria paruh baya di hadapannya."Halo, Pak

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 34: Nostalgia Masa Lalu

    "Bapak yakin?" Kenzo meyakinkan kembali kepada Pak Joko atas apa yang disaksikannya.Pak Joko terlihat kembali berpikir keras. "Iya, Pak Kenzo. Saya yakin betul dengan apa yang waktu itu saya lihat. Ibu Irene beberapa kali bersama dengan adik Pak Kenzo. Mereka terlihat sangat ... dekat sekali."Mendengar hal itu, Kenzo terdiam dengan hati yang berdenyut nyeri. Berarti kecurigaannya terhadap perselingkuhan adiknya dan mantan tunangannya adalah benar. Melihat reaksi Kenzo yang hanya diam saja, membuat Pak Joko mulai merasa tak enak."Aduh, Pak Kenzo. Mohon maaf sekali ya. Saya bukan ada maksud untuk memecah belah Pak Kenzo dengan adiknya. Tapi, saya menyampaikan ini karena saya bersumpah pernah melihat mereka berdua bersama.""Iya, tidak apa-apa, Pak Joko. Terima kasih untuk informasinya." Kenzo memberikan senyumannya agar Pak Joko tidak lagi merasa tak enak hati padanya."Jadi ... rumor itu benar, Pak? Soal Pak Kenzo yang batal menikahi Bu Irene karena perselingkuhan dengan adiknya Bap

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 33: Reaksi Pak Joko

    Kevin mulai gemetar di tempatnya ketika mendengar gunjingan yang semakin memanasi telinganya. Rupanya Angga menyadari hal itu."Sudah, Mas. Tidak usah didengar. Cewek di sini memang senangnya bergosip."Kevin tentu tidak terima dengan hal itu. Dia tidak bisa mendiamkan apa yang sudah dilakukan para rekan kerja wanita di kantor itu. Dengan segera Kevin bangkit dari kursinya. Dia menghampiri para wanita yang sedang bergosip lalu menggebrak meja mereka.Seketika ruangan kantor itu sunyi senyap akibat perbuatan Kevin. Kevin lalu menatap satu persatu wajah yang berani menggosipkan dirinya seraya menandai siapa saja yang mengusiknya."Kamu, kamu, dan kamu! Aku sudah mengingat wajah-wajah kalian! Kalau kalian berani bergunjing lagi mengenai aku, awas saja!"Para wanita itu kini gemetar di tempatnya. Mereka tak berani lagi membicarakan keburukan mengenai Kevin. Setelah menyelesaikan keinginannya, dia pun kembali ke tempat duduknya bersama dengan Angga yang semakin merasa canggung bersamanya.T

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 32: Hari Pertama Bekerja

    "Kevin! Hey, Kevin! Bangun!" Kenzo mencoba untuk membangunkan adiknya yang tertidur pulas pagi itu.Kevin malah membalikan badannya seraya melenguh. Terdengar kembali suara dengkuran kecil dari bibirnya, membuat Kenzo semakin kesal dibuatnya."Apa-apaan ini! Aku sudah membangunkan dia selama setengah jam! Tapi dia sama sekali tidak terbangun! Katanya mau bekerja, tapi nyatanya bangun pagi saja tidak bisa! Ck!"Kenzo menyerah membangunkan adiknya yang jika sudah lelap tertidur malah seperti kerbau itu. Akhirnya dia cepat-cepat menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dan segera berangkat menuju ke kantor. Ditinggalkannya Kevin di villa sendirian.Kevin akhirnya terbangun ketika ada telepon masuk. Dengan malas dia mengambil handphonenya dan memeriksa siapa yang menelepon. Begitu tertera nama Irene, dia begitu bersemangat untuk mengangkat telepon itu."Halo, Sayang." Suara Kevin masih begitu sengau sehabis bangun tidur."Sayang! Kamu sudah makan siang?" Suara Irene terdengar seakan sanga

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 31: Posisi Baru Kevin

    "Kenapa? Kamu gak suka aku datang ke sini?" tanya Kevin sengit dengan mata yang mendelik sinis pada kakak kandungnya itu. "Bukan begitu. Aku cuma bertanya. Kenapa kamu datang sendirian? Mana istrimu?" Kenzo mendadak meladeni Kevin dengan sikap yang memancarkan permusuhan. Kevin bersedekap sambil membuang muka. "Bukan urusanmu dia mau datang atau tidak. Kenapa? Kamu mengharapkan sekali dia datang ya?" Kenzo terlihat merengut di tempatnya. "Aneh sekali. Papa bilang kamu akan bekerja dalam waktu lama di perusahaan keluarga. Tapi setega itu kamu meninggalkan istrimu di Jakarta. Apa kamu sengaja melakukan itu supaya leluasa berselingkuh dengan Irene?" "Jaga mulut kamu ya, Kenzo! Sekali lagi itu bukan urusanmu! Lagipula, Ariana memang tidak diizinkan untuk pergi karena ... dia sedang mengandung!" bantah Kevin sengit. Seketika Kenzo membelalakkan matanya. "Apa? Ariana ... hamil?" "Ya. Jadi Mama menyuruh Ariana tinggal di sana. Sudah ah, aku mau beres-beres dulu!" Kevin tanpa menunggu la

  • Selingkuhanku, Kakak Iparku    Bab 30: Hijrah Ke Bandung

    "Kenapa kayak gitu?" Ariana hendak memprotes lagi, tapi Kevin segera membekap mulutnya."Sttt! Jangan keras-keras! Aku tampar kamu nanti!" ancam Kevin yang kemudian melepas bekapan mulut Ariana dengan kasar.Ariana terdiam sedih. Sementara Kevin berdecak tak suka."Ingat, kamu itu istri formalitas saja. Jadi aku mau kamu menuruti semua yang aku suruh. Kami tidak boleh ikut aku ke Bandung," lanjut Kevin. "Mama percaya kamu sedang hamil, 'kan? Kalau begitu, berpura-pura saja kalau kamu sedang hamil saat ini.""Tapi Kevin, itu 'kan belum pasti. Aku belum pasti mengandung," bantah Ariana."Kamu berani membantah aku? Iya? Turuti apa kataku atau kamu aku ceraikan!" Kevin mengancam lagi, kali ini Ariana langsung terdiam.Luka di hati Ariana kembali terbuka. Bukan hanya berani menyakiti Ariana secara verbal maupun tindakan, Kevin kini sudah berani mengancam untuk menceraikannya. Ariana merasa berada di ujung tanduk. Tak ada pilihan baginya untuk menuruti keinginan dari Kevin.Kevin kembali fo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status