Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Panggil Aku Papanya Anak-Anak

Share

Panggil Aku Papanya Anak-Anak

last update Last Updated: 2025-04-21 08:12:15

Malam itu Lady sudah bersiap-siap. Paling lambat satu jam lagi ia harus tiba di kampus. Awalnya Lady berniat pergi sendiri, namun Rain bersikeras ingin menemani.

“Gue bakal tunggu di luar,” katanya.

“Tapi kamu nanti bisa bosan. Aku ujiannya lama,” ujar Lady. Ia kurang yakin jika Rain akan betah di sana.

”Nggak bakal, pokoknya gue ikut nemenin lo ujian.” Rain masih bersikukuh dengan keinginannya.

Kerasnya kemauan Rain yang ingin ikut dengannya membuat Lady jadi berpikir panjang. Kenapa Rain bisa sebegitu keras? Apa jangan-jangan karena Rain tahu bahwa malam ini Farrel juga ikut ujian? Jangan-jangan Rain akan bertingkah lagi.

“Kalau kamu ikut, ke sananya gimana? Emangnya kamu mau pake motor?”

“Ya jangan pake motor juga.”

“Terus pake apa? Taksi?” Lady memberi alternatif lain.

”Bukan. Biar gue suruh Ale nganterin kita.”

“Nggak enak ah, jadinya ngerepotin dia,” tolak Lady keberatan. “Lagian dia kan manajer kamu, bukan supir.”

”Sama aja kali, Love. Dia tuh manajer multifungsi yang bisa ngap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kado Terindah Buat Yang Terindah

    Rain dan Lady sama-sama merebahkan badan di pembaringan. Lelahnya luar biasa.Kantong-kantong belanjaan dari berbagai brand ternama berdempetan di lantai tak beraturan. Mereka baru saja pulang belanja. Rain yang memaksa meskipun Lady tidak ingin.“Capek?” tanya Rain melihat tubuh lunglai istrinya.“Iya, tapi happy.””Me too.” Rain menimpali. Berjam-jam lamanya mereka menghabiskan waktu di luar. Mengelilingi pusat perbelanjaan. Keluar masuk dari satu tenan ke tenan lainnya. Rain membelikan Lady apa saja yang didominasi oleh pakaian. Bahkan Rain terkesan sedikit memaksa meski Lady sudah menolak.“Kamu mau beli apa lagi, Lov?” Lady yang sedang memandangi langit-langit kamar memindahkan tatapan pada lelaki di sebelahnya. “Udah, Rain, semuanya udah cukup. Udah lengkap banget. Aku takutnya malah nggak kepake.””Pasti kepake, nggak mungkin nggak kepake. Eh, bisa ambilin hp aku nggak?” Rain menunjuk meja tempatnya meletakkan ponsel.“Tunggu bentar.” Turun dari ranjang, Lady langsung menuju

    Last Updated : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Dunia Milik Kita, Yang Lain Ngontrak

    Makan malam romantis itu sudah berakhir sejak tadi. Rain dan Lady saat ini sudah berada di mobil yang akan membawa mereka pulang. Masih sama seperti tadi. Ale yang menyetir, sedangkan keduanya duduk berdua di jok belakang.Rain tidak melepaskan sedetik pun tangan Lady dari genggamannya. Meskipun istrinya itu mencoba melepaskannya, namun Rain meraihnya lagi dan lagi. Bahkan mengunci dalam genggamannya dengan lebih erat.Saat Lady menoleh, ia mendapati sepasang mata teduh Rain yang menatap mesra padanya. Ada senyum lembut di bibir laki-laki itu.“Gimana perasaan kamu malam ini?” Rain bertanya.Lady tidak seketika menjawab. Jujur saja hingga detik ini ia masih sukar memercayai semuanya. Segalanya bagai mimpi. Ia tidak butuh kemewahan berlimpah seperti ini. Baginya memiliki pasangan yang menyayangi, setia dan menerima apa adanya sudah lebih dari cukup.”Lov, kamu denger nggak aku tuh lagi nanya sama kamu?” Rain mengingatkan dengan mengusap punggung tangan istrinya itu.“Eh iya, aku denger

    Last Updated : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Standing Party (Part Dewasa)

    Rain duduk termangu di kursi beranda rumah. Ale sudah pergi meninggalkannya sejak tiga puluh menit yang lalu. Hingga detik ini ia masih merasa berat melepas Ale pergi. Tapi apa boleh buat, Ale juga punya kehidupan pribadi dan Rain tidak berhak untuk menginterupsi.“Aku baru tahu kalau Ale punya perusahaaan.” Lady yang duduk di sebelah Rain memecah keheningan yang lama tercipta. Ia sangka lelaki itu adalah orang ‘biasa’.“Iya, perusahaan orang tuanya.” Rain menjawab.“Perusahaan apa?”“Properti.”“Wah! Tapi kenapa dia lebih memilih jadi asisten kamu?” Menurut pikiran Lady seharusnya Ale tidak perlu bersusah payah menjadi asisten Rain yang notabene lebih sering disuruh ini itu di saat ia bisa memilih untuk menjadi pemimpin di usahanya sendiri.“Dia nggak suka jadi pengusaha. Aku juga nggak ngerti jalan pikirannya gimana. Tapi intinya dia lebih seneng kerja sama aku.”Lady manggut-manggut mendengar penuturan Rain. Perempuan itu baru tahu ada orang yang semacam Ale. Diam-diam Lady mengagu

    Last Updated : 2025-04-21
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Cemburu Ala Lalad

    Lantaran terlalu lelah setelah penerbangan panjang tadi dan disambung lagi dengan aktivitas manusia dewasa membuat Lady tertidur lebih dulu.Rain satu-satunya yang masih terjaga di antara mereka berdua. Kasihan juga Lady, pikirnya. Setelah penerbangan yang tidak sebentar ia malah meminta istrinya itu langsung melayaninya.Di lain sisi Rain jadi terharu sendiri. Lady yang penurut, Lady yang patuh, Lady yang mau melakukan apa pun yang ia minta. Meski kadang ada keinginannya yang absurd dan membuat perempuan itu keberatan tapi pada akhirnya ia melakukannya juga.Rain ingin mengangkat Lady ke ranjang. Tapi jelas tidak mungkin melakukannya dengan sebelah tangan. Alhasil ia terpaksa membangunkannya meskipun sebenarnya sangat tidak tega.“Lov, bangun dulu…” Rain mengusap-usap pipi Lady agar segera membuka mata.Dengan beberapa kali usapan dan sedikit guncangan di badannya membuat Lady pun terjaga. Kelopak mata perempuan itu terbuka perlahan. Sorotnya yang redup membuat sempurna gurat-gurat l

    Last Updated : 2025-04-22
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Wanita Yang Merenggut Keperjakaan Rain

    Rain diam terpaku tanpa bereaksi apa-apa. Sementara itu tangan sang mantan masih terulur di udara memegang invitation card.“Rain, ambillah,” pinta Cinta pada Rain penuh harap.Rain masih tampak ragu akan menerima atau menolak saja.Menyaksikan Rain yang ragu-ragu, Cinta meraih tangan laki-laki itu, meletakkan kartu undangan di genggamannya.”Undangannya hanya satu?” tanya Rain setelah menatap sekilas benda dalam genggamannya.“Sayangnya iya.”“Aku belum tahu bisa datang atau tidak.” Rain tidak mungkin pergi sendiri tanpa Lady sedangkan untuk bisa menghadiri acara itu setiap orang harus memiliki undangan.”Kenapa tidak bisa?” Cinta terlihat kecewa.”Undangannya hanya satu dan aku nggak mungkin meninggalkan istriku sendiri.”“Oh, itu. Ayolah, Rain, aku pikir itu bukan masalah. Tidak ada salahnya kan kalau tinggal sebentar. Lagian hanya beberapa jam, bukan seharian.” Cinta terlihat memohon.Rain menggelengkan kepala kemudian menatap Lady di sebelahnya sesaat sebelum kemudian kembali mem

    Last Updated : 2025-04-22
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   The One And Only

    Arthur Symons, seorang penyair asal Inggris pernah mengatakan bahwa Venice bisa menjadikan seorang realist menjadi romantis begitu melihat keindahannya.Venice atau Venesia memang identik dengan kata romantis. Ketika nama kota itu disebut maka bayangan yang timbul adalah sepasang sejoli sedang kasmaran di atas gondola menyusuri kanal di antara bangunan-bangunan tua. Seorang gondolier atau pengemudi gondola duduk di belakang mereka sambil menyanyikan lagu-lagu cinta bernuansa romantis.Di sanalah Rain dan Lady berada sekarang. Keduanya sedang menunggu gondola yang akan mereka tumpangi. Setelah dua hari di Milan, mereka menuju Venice sebagai destinasi bulan madu berikutnya.“Semua berasa mimpi, aku nggak nyangka bakal bisa ke sini.” Dari tadi tak henti-henti Lady mengungkapkan perasaannya. Senang, bahagia, terharu, semua membaur menjadi satu.Di sebelahnya, Rain tersenyum dalam diam. Mencoba memahami apa yang dirasakan istrinya.“Kamu seneng?”“Banget. Lebih seneng dari saat aku naik bi

    Last Updated : 2025-04-22
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Godaan Pria Tampan

    Rain dan Lady sudah siap dan saat ini sedang menunggu kedatangan Reza. Seperti percakapan mereka di telepon tadi pria itu akan datang menjemput keduanya.Lebih dari dua puluh menit menunggu akhirnya yang dinanti datang juga. Tidak terlalu sulit untuk mengetahui siapa sosok Reza lantaran raut wajahnya yang khas Indonesia.“Maaf, apa kamu Rain?” tanyanya setelah menghampiri Rain dan Lady yang sedang duduk di lobi hotel.“Iya, saya Rain.”Lelaki muda yang baru datang itu tersenyum sembari mengulurkan tangan untuk berjabatan. “Kenalkan, saya Reza yang tadi menelepon.”“I know,” jawab Rain sembari menyambut uluran tangan Reza padanya.Reza tertawa ringan. “Tahu dari mana?” tanyanya.”Saya nggak terlalu bodoh untuk membedakan mana orang Indonesia, mana orang Italy.”Laki-laki itu belum berhenti tertawa hingga sesaat setelahnya ia baru menyadari ada sosok lain di sebelah Rain. Seorang perempuan yang sejak tadi hanya diam menyaksikan interaksi Rain dan Reza.“Ini istri saya,” ucap Rain cepat

    Last Updated : 2025-04-22
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Anggap Saja Toxic

    “Kamu sudah lama menikah dengan Rain?”“Baru, belum sampai dua bulan. Aku pikir kamu tahu soalnya kemarin kamu sendiri yang bilang tidak ada honeymoon suite di sini,” ungkap Lady menyatakan keheranannya.“Oh iya juga ya, aku hampir saja lupa. Bicara dengan perempuan secantik kamu membuatku melupakan banyak hal.” Reza menatap Lady dengan sorot mata yang membuat perempuan itu merasa tidak nyaman.Ya ampun, manis sekali mulutnya.Lady buru-buru menyesap cappuccino di dalam cangkir guna menutupi kegugupan. Mungkin sebaiknya ia kembali ke kamar dan tidak usah berlama-lama di sini.”Reza, saya kembali ke kamar dulu, mungkin Rain sudah bangun, takutnya nanti dia mencari saya,” kata Lady berpamitan.“Oh, begitu. By the way, setelah ini apa rencana kalian? Mau jalan-jalan?”“Iya.””Jalan ke mana?”“Saya kurang tahu, Rain yang tahu.”“Kalian tidak pakai tour guide?”Lady gelengkan kepala. Sejak awal keduanya tidak menggunakan jasa pemandu wisata. Rain sebelumnya bercerita sering mengunjungi beb

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Win-Win Solution

    Sudah berbatang-batang rokok Rain isap. Puntungnya juga hampir menggunung memenuhi asbak. Sementara Wisnu sedang berbicara dengan Kanayya di dalam rumah.Rain menggeleng-gelengkan kepalanya nyaris putus asa kala menyadari saat ini sedang berhadapan dengan siapa. Mau tidak mau Rain mulai menyadari kebenaran perkataan Wisnu bahwa untuk menghadapi orang seperti Jacob dibutuhkan intrik yang cerdik.‘Tuhan… bantuin gue dong…’ Ia berteriak di dalam hati. Di saat itu Rain baru menyadari bahwa mungkin seseorang bisa membantunya. Ale. Jika selama ini sahabatnya itu selalu ada untuknya maka kali ini pasti Ale bisa menolong.”Nyet, bantuin gue,” ucap Rain ketika panggilan terhubung dengan Ale melalui saluran telepon.“Gue harus bantu apa? Kalau gue bisa pasti akan gue lakuin.” Ale menjawab dari seberang sana.“Gue udah bikin perjanjian sama bokapnya Sydney, tapi masa iya sih semua poinnya merugikan gue.” Rain kemudian menceritakan secara detail apa saja isi kesepakatan itu termasuk menyebutkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Yang Gagal

    “Gimana, Mas Rain? Apa sudah cukup jelas? Apa masih ada yang ingin ditanyakan?” tanya Reno, pengacara keluarga Jacob setelah sekian menit Rain masih termangu.“Saya nggak bisa tandatangani surat ini sekarang, Pak.” Rain menjawab sembari memandang lurus ke arah sang kuasa hukum.Seluruh keluarga Sydney terkejut mendengar penolakan Rain.“Kenapa? Apa ada yang kurang jelas? Saya bisa terangkan kalau Mas Rain masih kurang mengerti.”“Saya mengerti apa maksud dan tujuannya. Tapi saya nggak setuju pada beberapa poin di dalam surat perjanjian ini.” Rain menyatakan keberatan.“Bagian mana yang Mas Rain tidak setuju? Mungkin kita bisa bicarakan sama-sama.” Reno terus berusaha membujuk Rain. Sebagai kuasa hukum tentunya pria itu piawai bersilat lidah dan andal bernegosiasi.”Hampir semua bagian saya tidak setuju, terutama poin nomor dua, lima dan enam. Untuk apa konferensi pers? Apa kalian ingin membuat saya malu? Kalian ingin orang-orang jadi tahu, begitu tujuan kalian?”“Mas Rain, tolong jang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Bersama

    Jasmine sontak memandang pada Rain dengan tatapan curiga. Untuk apa laki-laki itu hanya meminta berdua saja dengan anaknya di dalam ruangan? Jangan-jangan Rain akan mencelakakan Sydney. Pikiran buruk perempuan itu semakin liar berputar di kepalanya."Kenapa kami harus keluar? Kamu mau apa?" Jasmine memandang miring pada Rain."Saya mau bicara dengan anak Tante.""Tapi kenapa harus berdua? Memangnya apa yang mau dibicarakan?""Tentang solusi masalah ini. Apa Tante nggak ngerti juga? Nanti kalau saya sudah selesai bicara dengan Sydney, Tante dan semuanya boleh masuk. Tapi sekarang tolong kasih saya waktu untuk bicara berdua." Suara tegas Rain kembali membahana.Kemudian Jasmine memandang pada suaminya meminta pertimbangan. Lelaki itu mengerti dan lekas angkat suara. "Kalau kamu memang mau membicarakan solusinya kenapa hanya berdua? Kenapa kami tidak boleh berada di sini?""Om tenang saja, saya hanya minta waktu sebentar. Saya nggak akan mencelakai Sydney kalau memang hal itu yang ada d

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Anaknya Gugur Kan? Dia Juga Mati kan?

    Sukar dijabarkan dengan kata-kata bagaimana terkejutnya Kanayya setelah mendengarkan penuturan Jacob padanya. Pikirannya masih sibuk mencerna beberapa menit setelah panggilan dari laki-laki itu berakhir. Hingga kemudian ia tersadar lantas bergerak keluar dari kamarnya.“Rain, ini Bunda!” Kanayya berseru seraya memanggil nama sang putra. Ia merasakan getaran dari suaranya sendiri.Selang beberapa detik setelahnya daun pintu pun terbuka bersama dengan sosok Lady yang kini berdiri tegak di hadapannya.”Iya, Nda?””Rain mana, Dy?” kejar Kanayya cepat.”Lagi pasang baju, baru siap mandi.”“Kalau sudah selesai langsung temui Bunda.”“Baik, Nda.”Kanayya meninggalkan kamar anaknya sedangkan Lady menutup pintu dan menghampiri Rain yang sedang berpakaian.“Rain, tadi Bunda yang manggil, kalau udah selesai langsung temui.” Lady memberitahu sesuai dengan apa yang didengarnya dari Kanayya tadi.“Bunda mau ngomong apa, Lad?”“Aku juga nggak tahu, tapi dari yang aku lihat di mukanya Bunda kayak yan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aksi Nekat Sydney

    Dentingan notifikasi handphone Rain menginterupsi Rain dan Lady yang sedang bermesraan. Mereka baru saja tiba di rumah sekitar beberapa menit yang lalu dan menghabiskan waktu di kamar.“Siapa lagi sih?” gumam Rain kesal.Lady membantu Rain menjangkau ponsel dan memberikan pada sang suami.Mendapati pesan dari Sydney, Rain berdecih jengkel. “Mau apa lagi sih dia?”Rain kemudian menekuri ponselnya selama beberapa saat. Membaca pesan yang dikirimkan Sydney padanya. Sempat terdiam namun kemudian tertawa ringan. “Ada-ada aja,” gumamnya pelan.“Ada apa, Rain? Siapa yang chat?” tanya Lady di sebelahnya. Rain memberikan gawainya pada Lady agar sang istri bisa membacanya sendiri.Menerima ponsel yang disodorkan Rain, Lady terdiam cukup lama. Sebagai sesama wanita hatinya jelas tergugah. Ia sangat mengerti apa yang dirasakan Sydney. Kasihan, pikirnya.Apa yang Lady pikirkan lantas ia sampaikan pada sang suami. “Rain, kasihan dia.”“Lad, itu hanya modus, aku harap kamu jangan sampai luluh. Dia

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mempermalukan Sydney

    “Kamu mau ke mana?” tanya Kanayya pagi itu pada Rain yang sudah rapi.“Mau ikut Lalad ke toko, Nda.”“Tumben?” “Sekali-sekali aku pikir nggak ada salahnya. Lagian aku juga nggak ada kegiatan di rumah.”Kanayya tidak bertanya lagi. Rain juga tidak mengatakan jika sesungguhnya ia akan bertemu dengan Sydney. Nanti saja. Rain pikir Kanayya tidak perlu tahu urusannya dengan perempuan itu.“Rain, kamu nggak mau ambil job iklan atau apa?” tanya Alana sebelum Rain dan Lady keluar meninggalkan rumah. “Kapan-kapan kali ya, Na, biar masalah ini kelar dulu.”“Bunda setuju. Nanti kamu nggak usah cari manajer baru, biar Lady yang manajerin kamu.” Kanayya menyarankan.Rain memandang pada Lady dan tersenyum lebar. "Boleh juga,” ucapnya. Lalu ia beralih pada Lady, meminta pendapat sang istri. “Kamu mau kan, Lad?”Lady kelihatan bingung. Perempuan itu menggigit bibirnya. “Caranya gimana? Aku nggak punya pengalaman sama sekali.”“Nggak perlu punya pengalaman apa-apa kok, Lad. Kerjaan kamu cuma arrange

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Malam Ini Kamu Yang Di Atas

    “Rain, dibales,” beritahu Lady pada Rain yang sudah naik duluan ke ranjang sedangkan Lady baru saja memakai krim malamnya.“Dia bilang apa?” tanya Rain tanpa membuka mata.“Okay, Bae, besok aku ke sana. I love you.” Lady menyampaikan balasan chat dari Sydney yang baru saja ia baca di handphone Rain.Rain detik itu membuka mata. “Jangan main-main, Lad.” Rain sangka Lady sedang meledeknya dengan kata I love you yang diucapkan Sydney.“Main-main gimana? Nggak percaya nih baca sendiri.” Lady memberikan ponsel di tangannya pada Rain.Lady ternyata tidak bohong. Rain melihat sendiri di gawainya balasan dari Sydney sama persis dengan yang diucapkan Lady.Rain berdecih, lalu setelahnya mematikan ponsel dan meletakkan di nakas.”Nggak kamu bales?” tanya Lady yang kini ikut berbaring di samping Rain di kasur.”Nggak ada yang perlu dibales. Infonya sudah jelas.”“Nggak mau bilang I love you too?” Perempuan itu menggodanya.”Jangan nakal ya, Lad, atau nanti aku–”“Aku apa?” potong Lady kilat.Ra

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Sesuatu Yang Akan Menjatuhkan Sydney

    Malam itu juga Rain meluncur ke apartemen Ale berdua dengan laki-laki itu. Ketika Ale bertanya untuk apa laptop lama tersebut dan apa yang akan mereka cari, Rain masih merahasiakannya. Membuat Ale penasaran setengah mati.“Ayolah, Rain, untuk apa laptop itu?” Ale yang menyetir terus mendesak agar Rain memberitahu.“Nanti lo juga bakal tahu sendiri.” Rain masih bersikukuh merahasiakannya.”Apa bedanya sih nanti sama sekarang?”“Ya bedalah, Nyet. Tapi lo yakin kan kalo laptop itu masih ada?” Sudah sejauh ini akan sia-sia kalau ternyata hasilnya zonk.”Ada kalo nggak dimakan kecoa,” ucap Ale asal.“Garing.”Dengan tidak sabar Rain menarik langkah cepat setelah mereka tiba di Heaven Residence. Gerak-gerik Rain membuat Ale benar-benar penasaran apa sebenarnya yang ingin dicari Rain di laptopnya."Kalo misal nggak ada, gimana?" Ale menyampaikan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi."Jangan macem-macem lo ya!" ujar Rain cemas."Gue nggak macem-macem. Itu kan misalnya.""Pokoknya harus

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jalan Ninja Yang Ditempuh Rain

    Rumah besar itu semakin sepi karena semua penghuninya sibuk di kamar masing-masing.Kanayya tidak habis pikir pada ide gila yang disampaikan Jacob tadi siang. Entah dari mana pria itu bisa mendapatkannya. Kanayya tidak bisa membayangkan apa tanggapan Jasmine jika mengetahui ide tidak waras suaminya.Kanayya menjangkau ponselnya ketika dentingan notifikasi terdengar. Ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Kanayya membacanya pelan-pelan.“Gimana, dokter Kanayya? Apa tawaran saya tadi siang sudah dipikirkan?”-JacobOh, ternyata dia. Kanayya tidak tahu dari mana pria itu mendapatkan nomor ponselnya. Tapi tentu saja bukan hal yang sulit bagi orang semacam Jacob untuk mencari tahu nomor selulernya. Pria itu punya kaki tangan di mana-mana.“Maaf, Pak Jacob, saya tidak bisa.” Kanayya menolak tegas keinginan laki-laki itu.“Anda yakin? Apa Anda sudah pikirkan baik-baik? Saya tahu anda sangat menyayangi Rain dan menantu anda. Tentu anda tidak akan membuat mereka menderita kan?”“Iya,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status