Home / Romansa / Semalam Dengan Komandan / Hari Pertama Kerja

Share

Hari Pertama Kerja

Author: Brata Yudha
last update Huling Na-update: 2025-07-25 09:25:36

Khansa senang sekali. Suasana hatinya benar-benar bagus setelah Bu Danton menawarkan pekerjaan kepadanya. Semalam, Khansa tidak mau menyia-nyiakan waktu, ia segera melengkapi persyaratan yang diminta oleh Bu Danton untuk dibawa ke tempat kerjanya hari ini. Khansa berkali-kali memeriksa semuanya, takut jika nanti saat berangkat ada yang ketinggalan. Berhubung Khansa juga belum tahu harus memakai pakaian apa hari ini sementara Bu Danton mengatakan bahwa Khansa bebas saja pakai apapun asalkan rapi dan sopan, jadi Khansa memutuskan untuk memakai pakaian hitam putih saja sesuai dengan kostum standar ketika melamar kerja.

Pagi itu, Khansa sudah siap untuk berangkat. Masih ada waktu sekitar setengah jam lagi sebelum Khansa berangkat. Ia dipanggil oleh budenya untuk sarapan bersama dulu. Di ruang makan, sudah ada bude, pakde, dan juga Hesti.

“Maaf Bude, hari ini Khansa nggak bantuin masak,” ucap Khansa.

Bude menggeleng seraya tersenyum. “Nggak apa-apa, ‘kan kamu emang lagi siap-siap.”

“Pakd
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Semalam Dengan Komandan   Temani Saya Makan

    Keesokan harinya, Khansa kembali berangkat kerja. Tragedi dengan Sindi kemarin benar-benar membuat jiwa Khansa berkobar penuh amarah. Wanita itu sudah memperlakukan Khansa di hari pertamanya bekerja. Untung saja Bu Manajer masih pengertian dan tidak memecatnya. Hari ini, Khansa berharap semuanya akan baik-baik saja. Jangan sampai hal serupa terjadi lagi. Setelah bersiap-siap, Khansa pun berangkat ke kafe tempat kerjanya. Ia bertemu dengan Rita yang kemarin juga menyaksikan tragedi makanan terbang ke muka Sindi. "Khansa! Khansa! Oh, syukurlah akhirnya kamu datang juga." Rita langsung menghampiri Khansa dan merangkulnya.Sementara itu, Khansa hanya tersenyum tipis sebagai balasan. "Sumpah, aku masih nggak nyangka di hari pertama kamu kerja kemarin bakal kejadian kayak gitu. Aku takut banget sampai nge-freeze jadi nggak bisa bantuin kamu. Maaf banget ya."Khansa menggeleng. "Nggak papa kok, lagian itu juga urusan aku. Untung aja Bu Bos enggak mecat aku."Rita mangut-mangut. "Bener tuh

  • Semalam Dengan Komandan   Ide Gila

    Melihat Khansa tidak berkutik karena ancaman Sindi yang katanya mau merekam kalau Khansa berani menamparnya, sekarang Sindi kembali menertawakan Khansa. Ia merasa sombong, sebab Khansa tidak bisa melawan dirinya sama sekali. Khansa berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia menundukkan kepalanya sebagai bentuk hormat. “Permisi,” katanya. Sialnya, sebelum Khansa pergi, Sindi malah memanggilnya lagi. “Eh… tunggu dulu. Enak aja main pergi gitu aja.”Dada Khansa bergemuruh. Rasanya ingin sekali ia mengamuk kepada Sindi, tetapi Khansa masih berusaha bersabar.“Ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Khansa. “Aku mau pesen lagi.”Khansa mengangguk dan menyiapkan catatannya. “Silakan.”“Bagel cream cheese dengan meses warna-warni. Meses warna pink harus lebih banyak dari warna yang lain, cream cheese-nya jangan terlalu tebel juga tapi harus merata. Terus aku juga mau pesen mini tart chocolate. Coklatnya harus lumer, awas kalau nggak lumer.”Khansa memutar bola matanya mendengar pesanan Sindi,

  • Semalam Dengan Komandan   Hari Pertama Kerja

    Khansa senang sekali. Suasana hatinya benar-benar bagus setelah Bu Danton menawarkan pekerjaan kepadanya. Semalam, Khansa tidak mau menyia-nyiakan waktu, ia segera melengkapi persyaratan yang diminta oleh Bu Danton untuk dibawa ke tempat kerjanya hari ini. Khansa berkali-kali memeriksa semuanya, takut jika nanti saat berangkat ada yang ketinggalan. Berhubung Khansa juga belum tahu harus memakai pakaian apa hari ini sementara Bu Danton mengatakan bahwa Khansa bebas saja pakai apapun asalkan rapi dan sopan, jadi Khansa memutuskan untuk memakai pakaian hitam putih saja sesuai dengan kostum standar ketika melamar kerja. Pagi itu, Khansa sudah siap untuk berangkat. Masih ada waktu sekitar setengah jam lagi sebelum Khansa berangkat. Ia dipanggil oleh budenya untuk sarapan bersama dulu. Di ruang makan, sudah ada bude, pakde, dan juga Hesti.“Maaf Bude, hari ini Khansa nggak bantuin masak,” ucap Khansa. Bude menggeleng seraya tersenyum. “Nggak apa-apa, ‘kan kamu emang lagi siap-siap.”“Pakd

  • Semalam Dengan Komandan   Lowongan Pekerjaan

    “Hah? Itu ‘kan Kapten Rama,” batin Khansa. Tentu saja Khansa terkejut. Rama tiba-tiba datang menginterupsi keributan. Pria itu juga memakai atribut tentara.Sialnya, meskipun Rama memakai atribut tentara, dua security dan ibu muda yang menuduh Khansa hendak menculik anaknya malah langsung tambah menuduh Rama juga. “Kamu komplotannya ya?!” seru si ibu muda. Wajahnya kelihatan menunjukkan ekspresi yang sangat waspada. Rama mendekat. “Tolong jangan mengambil kesimpulan secara sepihak.”Si ibu muda tetap keras kepala. “Terus kamu siapa? Kamu bilang si penculik ini calon istrimu, ‘kan? kalau bukan komplotan terus apa? ah, kalian pasti komplotan yang suka nyamar jadi pasangan buat merayu anak kecil kemudian menculik anak-anak, ‘kan?! Ngaku!”Rama mengeluarkan kartu namanya kemudian menyodorkan benda itu kepada si ibu muda. “Saya dinas di battalion sini, dan ini kartu identitas saya, silakan anda simpulkan sendiri apakah saya komplotan penculik anak atau bukan.”Si ibu muda tidak mau melih

  • Semalam Dengan Komandan   Lepaskan Calon Istri Saya

    Malam itu, Khansa yang sedang merenung sendirian di rumah paman dan budenya mendapatkan panggilan dari Bu Danton. Khansa langsung menghapus air matanya dan merespon panggilan dari beliau. “Halo, selamat malam Bu Danton.”“Malam, Bu Bima. Maaf banget saya telepon malam-malam begini. Kamu belum tidur ‘kan tadi?”Khansa tersenyum tipis mendengar nada khawatir dari suara Bu Danton. Ia senang masih ada orang-orang yang peduli padanya di saat-saat terpuruk seperti ini. “Belum, Bu.”“Bu Bima, ya Allah… Saya baru aja denger kabar nggak enak soal kamu sama suami dari tetangga. Katanya kamu sama Om Bima bertengkar jadinya kamu pergi?” tanya Bu Danton.Khansa hanya bisa menghela napas panjang. Pertengkarannya dengan Bima yang seheboh itu sudah pasti diketahui tetangga. “Iya, Bu. Saya memang pergi dari rumah.”Sebenarnya, Khansa merasa tidak nyaman Bu Danton memanggilnya masih dengan nama Bima. Namun, Khansa memang belum resmi bercerai dengan Bima, jadi ia harus menguatkan dirinya sendiri seti

  • Semalam Dengan Komandan   Kebencian Hesti

    Khansa menangis di sepanjang jalan sambil menenteng tas besarnya. Ia mungkin tampak kuat dan menggebu-gebu ketika berhadapan dengan Bima tadi, tetapi tidak bisa dipungkiri, hatinya sakit luar biasa. Ketika sampai di depan pintu jaga, Khansa ditatap oleh tentara yang sedang berjaga di sana. Tentara itu melihat Khansa menenteng tas besar, apalagi wajahnya memerah dan kelihatan sedang menangis. “Bu… Bima? Bener, ‘kan? ada masalah, Bu? Ibu mau ke mana?” tanya tentara itu.Khansa langsung buru-buru menghapus sisa air mata di wajahnya. Ia tidak menjawab pertanyaan tentara itu dan langsung keluar dari battalion. Khansa berhenti di pinggir jalan. Ada warung yang sedang tutup tak jauh dari sana. Khansa duduk di emperan warung itu dan memesan taksi online melalui ponselnya. Selama menunggu taksi, Khansa benar-benar kesulitan menahan tangisnya. Hatinya sudah terlalu terluka sampai ketika ia hanya diam sambil melamun, tiba-tiba pikirannya memproyeksikan kejadian-kejadian buruk yang ia alami den

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status