Share

Ikut Bulan Madu

Author: Rainbow Rain
last update Last Updated: 2025-12-18 15:27:35

Valerie tidak bisa melupakan bagaimana ekspresi Diego pagi itu. Bosnya bisa tertawa lepas dan terlihat tersenyum, tetapi dalam sekejap semua itu lenyap.

Bukan karena marah, atau sikap dinginnya. Seperti ada kekosongan, senyum kaku, emosi datar. Diego memutuskan pulang setelah makan pagi saat mengatakan ingin bersama Valerie seharian.

Diego pergi tanpa penjelasan dan hal itu sangat mengganggu.

Di kantor, suasana terasa heboh. Heboh bukan karena mendapat bonus bulanan melainkan gosip tentang Diego dan istrinya yang akan terbang ke Miami selama satu minggu.

“Akhirnya kita bisa bebas.” Lila berkelakar.

Valerie hanya menggelengkan kepala saat kepala divisi itu menghampirinya.

“Valerie… apa kamu tidak senang mendengar kabar bosmu bulan madu. Kita bisa bebas dari tatapan dingin itu.”

“Ya-ya-ya saya turut bahagia melihatmu bahagia, “ tawa Valerie.

Meskipun di ujung tawanya ada rasa getir yang tertinggal.

Lila kembali ke tempatnya setelah mengoceh tentang Diego dan istrinya.

Valerie d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sepanjang Malam Di Pelukan Bosku   Saat Laura Mulai Mengintai

    Valerie tiba di kantor lebih awal. Beberapa staf mulai berdatangan, suara langkah terdengar pelan di koridor. Terlihat beberapa staf masuk ke ruangan Diego. Valerie berjalan cepat, takut melewatkan sesuatu.“Sepertinya ada pertemuan mendadak.”Valerie berhenti di mejanya, buru-buru meletakkan tas dan mengambil tablet miliknya. Ia berhenti di depan ruang Diego. Merapikan rok dan memasang senyum.Pintu terbuka. Di dalam, Diego sudah ada bersama beberapa orang—staf divisi lain, asistennya, dan Lila. Mereka duduk mengelilingi meja, map terbuka, layar laptop menyala. Wajah Diego serius.Pandangan mereka bertemu.Hanya sedetik.“Apa saya terlambat?” tanya Valerie canggung.Diego langsung memalingkan wajahnya, kembali ke pembicaraan. Tidak menjawab pertanyaan dan membuat suasana sangat canggung. Semuanya pun hanya saling pandang tak berani mengeluarkan suara.Valerie memegang erat tabletnya, membenarkan posisi kacamata, lalu berjalan masuk seperti biasa.“Apa ada yang saya lewatkan,” ucapnya

  • Sepanjang Malam Di Pelukan Bosku   Ruangan Bos Yang Berbahaya

    Diego bangun melihat Cahaya tipis jatuh di wajah Valerie yang masih terlelap. Butuh beberapa detik untuk menyadari semua. Banyak wanita cantik dan kaya yang bisa memberi segalanya dengan mudah, tidak ada satupun yang membuat Diego serius untuk memilikinya. Namun, wanita di depannya dengan mudah mengikatnya di satu malam panas itu.Diego mencium pipi Valerie singkat. Mencoba membangunkannya. “Sayang …” gumamnya.Tidak ada reaksi, Valerie masih memejamkan mata. Ia menunduk sedikit, mengecup bibir Valerie sekilas. Lembut. Singkat.“Diego …” suara Valerie serak saat matanya terbuka. “Apa itu senjata rahasiamu membangunkanku?”Diego tertawa kecil. “Saya hanya memastikan kamu sudah bangun atau tidak.”Valerie mengangkat wajahnya, menatap Diego dari jarak yang terlalu dekat. “Dan hasilnya?”“Berbahaya, kamu berhasil memancingku di pagi hari,” jawab Diego jujur.“Bohong, itu hanya alasan. Kamu hanya ingin seperti ini sepanjang hari.”“Itu yang kuinginkan,” bisik Diego lembut. Keduanya tida

  • Sepanjang Malam Di Pelukan Bosku   Memilih Menjadi Rahasia

    Lila menutup pintu pantry lebih pelan dari biasanya. Ruangan itu mendadak terasa sempit, hanya berisi mereka berdua dan suara mesin kopi yang masih hangat. Sementara Valerie berusaha mengeringkan rambutnya dengan handuk. “Gila! Ini benar-benar gila! ” kata Lila akhirnya, menyandarkan tubuh ke meja. “Pelankan suaramu, kamu membuatku semakin pusing.” Valerie hanya menggeleng melihat sikap Lila. Lila tertawa pendek, tapi tidak ada santai di sana. “Di saat seperti ini kamu masih bisa santai? Valerie, kamu berhadapan dengan Laura Smith.”Valerie mengangkat wajah. Tatapan Lila tidak lagi bercanda seperti biasanya saat mereka ikut menggosip di sudut kantor. Ada sesuatu yang menunggu jawaban.“Apa yang harus ditakutkan? Semua hanya tentang pekerjaan. Wanita itu salah sasaran.” Valerie berkilah. Lila menatapnya tajam, “jangan bohong, saya melihat apa yang Tuan Stanford lakukan padamu,” ujar Lila pelan. Valerie menelan ludah. Jari-jarinya mengencang di gagang cangkir. Lila mengetahuinya.

  • Sepanjang Malam Di Pelukan Bosku   Laura Jefferson Smith

    Valerie terbangun dengan tubuh yang terasa lebih ringan. Membuka matanya lebar, melihat sekeliling. Diego terlihat duduk di bawah ranjang menunggunya. Kepalanya masih sedikit berat, tapi tidak lagi berputar. Ia menggeser selimut dan duduk perlahan di tepi ranjang.“Valerie, apa yang akan kamu lakukan?”Tangan Diego menangkap pergelangan tangan Valerie saat sadar sekretarisnya bangun. Dengan hati-hati Diego menuntun tubuh Valerie duduk dengan nyaman, seolah takut Valerie akan roboh jika berdiri.“Kamu masih harus istirahat,” katanya.Valerie menoleh. Wajah Diego tampak lebih lelah darinya. Lingkar tipis di bawah matanya belum hilang. Ia teringat kilasan kemarin—keributan, lengan yang mengangkatnya, suara Diego yang terdengar terlalu dekat.“Saya sudah lebih baik,” ucap Valerie pelan.Diego menggeleng. “Kamu pingsan dan membuatku khawatir.”Valerie tersenyum kecil. “Dan sekarang saya baik-baik saja.”Diego menghela napas, melepaskan tangannya sebentar lalu mengusap wajah. “Tinggallah

  • Sepanjang Malam Di Pelukan Bosku   Sekretaris Diego Stanford

    Valerie hampir tidak menyadari jam di dinding bergerak terlalu cepat. Ia menunduk di depan layar, berpindah dari satu laporan ke laporan lain, menandai angka, memperbaiki format, menyimpan lalu membuka ulang. Suasana kantor semakin sepi, tetapi Diego masih ada, menemaninya. Ia berdiri di depan meja Valerie, jasnya sudah dilepas, kemeja digulung sampai siku. Sebungkus makanan ia letakkan pelan di samping keyboard.“Kamu belum makan sejak siang, makanlah.” katanya.Valerie melirik jam. Ia membenarkan posisi kacamatanya. “Sebentar lagi.”Diego tidak membantah. Ia menarik kursi dan duduk, membuka laptopnya sendiri. “Perbaiki bagian ini,” katanya sambil menunjuk layar Valerie.Valerie mendekat. Terlalu dekat. Bahu mereka bersentuhan, Diego tidak menjauh, ia tersenyum melihat wanitanya. “Kamu tidak lelah?”Valerie menggeleng, ia kembali memperbaiki laporannya. Sementara Diego masih di sampingnya. Mereka bekerja dalam diam yang tenang, intim, dan aman. Tidak ada yang melihat kedekatan me

  • Sepanjang Malam Di Pelukan Bosku   Sesak Napas

    Valerie berdiri di depan meja kerjanya, menunggu Diego datang. Suasana kantor masih sepi, tidak ada deritan mesin printer mencetak atau aroma mesin kopi yang menyebar. Diego muncul dengan kemeja rapi, wajah profesional serta tatapan dingin. “Tuan Stanford, agenda anda sudah saya kirim email.” Valerie berdiri di belakang Diego saat bosnya mendekat. Ia mengikuti langkah bosnya hingga masuk ke dalam ruangan. Langkahnya terhenti saat Diego mulai berbicara.“Katakan saja, saya tidak ada waktu mengecek email.”Valerie menyebutkan agenda tanpa melihat matanya. Ia berusaha menjaga suara tetap stabil, meski pikirannya sesekali terseret ke kejadian di kabin toilet kemarin. Ruang sempit, napas tertahan, dan bibir Diego yang terlalu dekat.“Lanjut,” katanya.“Apa saya perlu mengatur jadwal makan siang dengan klien?” tanya Valerie. Diego terdiam sesaat, ujung matanya sempat menangkap Valerie, tetapi Ia kembali melihat ke depan. “Sepertinya hari ini saya akan mendapat kejutan.” Diego berkata p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status