Ipar Ipar Serakah

Ipar Ipar Serakah

By:ย ย Amoyngapakย ย Ongoing
Language:ย Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
17Chapters
780views
Read
Add to library

Share:ย ย 

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rindu, wanita berusia 28 tahun harus menghadapi sikap serakah para istri adik iparnya, ditambah lagi dengan sikap kedua mertuanya yang pilih kasih. Setiap para ipar dan ibu mertuanya membuat masalah, pasti ia yang selalu disalahkan. Terlebih lagi, ketika sang mertua membagi warisannya. Rindu dituding sebagai menantu yang serakah, padahal mereka lah yang serakah sesungguhnya. Berbagai fitnah keji pun dilayangkan pada Rindu oleh ipar-iparnya yang bekerjasama dengan ibu mertua mereka. Mereka ingin melihat Rindu hancur dan bercerai dengan Samsul. Namun, siapa sangka karena kejadian demi kejadian yang meraka lewati. Justru menguak masa lalu dari kedua orang tua Samsul. lantas, dapatkah bereka menghadapi segala permasalahan yang terjadi secara bersama-sama? seperti apakah kelanjutan kisahnya?

View More
Ipar Ipar Serakah Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Amoyngapak
mohon dukungannya ya teman-teman.
2023-03-27 15:53:32
1
17 Chapters
Bab 1
Bab 1 "Sam, sore ini kamu datang ke rumah, ya. Ada yang ingin bapak bicarakan pada semua anak dan menantu," titah mertuaku yang tumbenan sekali sepagi ini sudah datang ke rumah. "Insya Allah, Pak. Nanti sehabis pulang dari sawah, Samsul dan Rindu pasti ke rumah. Kalau boleh tau, memangnya ada apa ya, Pak?" jawab dan tanya suamiku. Aku rasa ia sama halnya denganku, yaitu penasaran. "Nanti juga kamu tahu, Sam. Pokoknya datang saja sudah! Kamu peringati itu istrimu, agar jangan membuat ulah nanti!" peringat bapak mertua yang sudah seperti kode keras untukku. Aku yang tengah menguping di dapur pun merasa gondok setengah mati, nggak bapak mertua, nggak ibu mertua, bahkan adik-adik suamiku pun sama-sama menyebalkan. Mereka tidak bisa membedakan mana benar dan mana salah, mana tulus dan mana modus. Selama empat tahun aku menjadi bagian dari keluarga Mas Samsul, selalu saja apa pun yang aku lakukan selalu salah di mata mereka. ***Aku, Rindu Septiani berusia 28 tahun dan suamiku Samsul
Read more
bab 2
Ipar-Ipar Serakah Bab 2Pukul lima sore, aku dan Mas Samsul telah sampai di rumah bapak. Setelah mengucapkan salam, kami pun masuk. Ternyata semua sudah berkumpul, hanya tinggal aku dan suamiku saja. Tatapan sinis dari para adik suamiku beserta istri mereka menyambut kami. Aku dan Mas Samsul memcium punggung tangan bapak dan mamak. Tak lupa kami juga menyalami semua orang yang ada di sana satu persatu, meski sikap mereka sama sekali tak bersahabat dan tatapannya tidak enak dipandang mata. "Cih! Sudah kayak ratu dan Raja saja datang terlambat, bikin orang menunggu saja. Memangnya kalian pikir kalian itu siapa, kami itu orang sibuk! Nggak kayak kalian pengangguran!" sinis Desrina mulai memercikan api pertengkaran. "Jalanan macet, Sri. Lagi pula, kedatangan kami ke sini karena diundang oleh bapak. Kalau tidak, aku pun tidak sudi untuk bertemu denganmu!" ucapku tak kalah sinisnya. "Halah, alesan!" celetuk Aulia ketus turut menimpali."Kamu nggak usah ikut-ikutan, Lia. Kamu itu menant
Read more
bab 3
Bab 3๐Ÿ Perkara teflonAku masih ingat betul, bagaimana dulu saat aku tinggalkan Mas Samsul untuk bekerja ke luar kota. Hampir semua perabotanku di rumah ludes berpindah ke rumah mertua. Bahkan, ada beberapa yang sengaja di jual oleh ibu mertuaku tetapi beliau tidak mau mengaku. Setelah dua tahun lamanya, barulah semua itu terbongkar saat secara tidak sengaja Lek Siti menjual sebuah teflon keramik padaku. Teflon itu tak lain dan tak bukan adalah milikku, hadiah dari mamahku saat awal pernikahanku dengan Mas Samsul. Karena teflon itu bisa dikatakan limited edition, apalagi di bawah gagang teflon itu tertulis namaku dan juga Mas Samsul. "Lek, kalau boleh tau. Lek Siti dapat beli di mana teflon ini?" tanyaku sengaja memancingnya saat itu. Awalnya aku sama sekali tidak ingin suudzon saat hanya melihat sekilas dari dus yang dibawa oleh Lek Siti ke rumahku saat itu. Meskipun mamahku pernah bilang jika itu edition limited, tetapi bukan tidak mungkin kalau Lek Siti juga mampu membelinya b
Read more
bab 4
Bab 4๐Ÿ Panas Membara"Diam!! Selama ini aku sudah cukup diam dengan perlakuan kalian yang selalu saja bersikap semena-mena terhadap istriku. Tapi itu bukan berarti kalian bisa semakin berbuat kurang ajar pada Rindu. Dia istriku, kakak ipar kalian. Apa tidak bisa kalian sedikit saja menghargai dan menghormatinya?" bentak Mas Samsul sudah sangat emosi. Baru kali ini aku melihatnya semarah itu. Kilatan matanya sarat akan kebencian dan juga amarah. Semua orang mendadak diam, begitu juga dengan kedua mertuaku. "Emak, Bapak. Selama ini aku sudah selalu mangalah pada kalian, apa masih kurang? Sikap pilih kasih kalian padaku, selalu aku terima dengan lapang dada. Kalian memperlakukan istriku dengan semena-mena pun aku masih mencoba untuk diam. Rindu selalu mengajarkan aku untuk sabar menghadapi kalian, itu karena istriku percaya jika suatu saat kalian pasti akan berubah. Tapi nyatanya, kelakuan kalian malah semakin menjadi." Kini Mas Samsul beralih menatap ke arah kedua orang tuanya. Aku
Read more
bab 5
Bab 5๐Ÿ Pov. SamsulAku yang baru saja keluar dari kamar setelah mengganti sarung melihat Mamak menampar Rindu. Aku pun bergegas menghampiri mereka. "Ma, apa yang mamak lakukan pada istriku? Kenapa mamak menamparnya?" tanyaku pada Mamak yang terlihat sangat emosi, napasnya pun tampak menggebu dengan punggung yang naik turun. "Istrimu ini memang lantas ditampar, Samsul! Gara-gara dia kamu menjadi anak durhaka pada orang tua. Ajaran sesat apa yang sudah dia ajarkan padamu, hah?!" bentak Mamak dengan kilatan amarah yang terpancar dari kedua mata tuanya. Aku sampai bergidik melihatnya."Rindu tidak pernah mengajari hal buruk apapun padaku, Ma. Justru dia yang selalu mengingatkan aku agar tak menaruh dendam pada kalian atas perlakuan kalian selama ini. Jangan lupa, Ma, Rindu lah orang yang telah berhasil membujukku untuk pulang ke desa ini setelah dua tahun aku menjauhkan diri dari kalian karena sikap kalian terlalu membuatku sakit hati. Mama pasti tidak lupa bukan, bagaimana mama memoh
Read more
bab 6
Ipar Ipar SerakahBab 6๐Ÿ Pov. SamsulAku berjalan sedikit cepat dengan membawa dua kilo gula merah buatan mamak. Jalanan desa yang terjal dan berbatu membuatku sedikit kesulitan. Desa kami pada masa itu merupakan desa tertinggal dan belum tersentuh aspal sama sekali. Berbeda dengan desa-desa sekitar yang sudah mulai di aspal dan mulus. Akhirnya aku sampai juga di warung Mbok Jum. Seperti biasa, aku menyerahkan dua kilo gula untuk ditimbang ulang olehnya. "Ini pas dua kilo ya, Sam. Ini uangnya." Mbok Jum memberikan empat lembar uang seribuan berwarna biru. Setelah menerima dan mengucapkan terima kasih, aku pun pamit untuk kembali pulang. Di jalan aku sedikit berlari karena takut terlambat ke sekolah. Begitu sampai di rumah, mamak, bapak, dan Joko sedang duduk di teras menungguku. Joko sudah rapi dengan tas barunya, sementara tas lama Joko mamak berikan padaku. Padahal tas itu sudah ada beberapa bagian yang bolong, tetapi memang tidak separah bekas tasku sebelumnya. "Sini, mana ua
Read more
bab 7
Bab 7Pov. RinduAku melihat Mas Samsul melamun, entah apa yang sedang ia pikirkan. Bahkan, es batu yang ia pegang untuk mengompres pipiku pun sudah terlihat mencair dan membasahi tangannya. "Mas ...." panggilku mengalihkan lamunannya. "Eh, ... Iya, Dek kenapa? Maaf mas tadi sedikit melamun," ujarnya sedikit kaget. Aku menatapnya lembut, kuberikan senyum termanis yang aku miliki. "Kamu sedang ngelamunin apa, Mas? Kejadian tadi?" tanyaku lembut. "Bukan, Mas hanya tiba-tiba saja jadi keingat masalalu. Saat mas kecil dulu bersama Joko," ujarnya tersenyum yang terkesan dipaksakan. Mas Samsul pun akhirnya menceritakan semuanya, mulai dari Joko kecil sampai lahirnya Ardi dan mereka tumbuh besar bersama. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja, antara haru dan sedih. Ternyata sikap kedua mertuaku itu memang sudah seperti itu sejak dulu. Mungkin itulah yang menjadi salah satu alasan adik-adik beserta istrinya tak pernah menghargai suamiku. Miris memang, orang tua yang seharusnya me
Read more
bab 8
Bab 8"Cuih! Makanan apa ini! Asin sekali dan hampir basi!" hardik Desrina alias Sri tiba-tiba sembari melepehkan makanan dari mulutnya dan mengelap bibirnya menggunakan tissu makan yang memang telah di sediakan. Otomatis, semua pasang mata tertuju ke arahnya, lalu sebagian bergantian menatap ke arahku penuh curiga. "Sri, apa maksud kamu ngomong begitu! Rindu memasaknya itu semua dadakan, ya. Kamu nggak usah mengada-ada!" bentak Mas Samsul yang sedang berdiri di sebelahku. "Mengada-ada apanya sih, Mas! Orang ini benaran, kok! Coba aja kamu lihat di piringku sekarang, nggak higienis juga. Mana ada kecoanya lagi, kamu itu niat jualan apa mau ngeracunin pembeli, sih!" fitnah Sri dengan berteriak lantang seolah-olah dialah yang paling benar. Aku dan Mas Samsul langsung menghampiri meja Sri dan melihat ke arah piringnya untuk membuktikan semua perkataan yang ia tuduhkan padaku. Kami terperanjat ketika ada seekor kecoa tengah terlentang di atas makananan yang tersaji di piring Sri. "Lo
Read more
bab 9
Bab 9"Eh, mana bisa begitu?" protes Desrina tak terima. "Kamu mau coba-coba untuk mempermainkan kami, Sam?" tanya mamak mertua sengit. "Halah ...! Bilang aja gak punya duit!" timpal Aulia meremehkan suamiku. Namun wajah ketiganya kentara sekali terlihat panik. Aku hanya diam menyaksikan kepanikan dari mereka bertiga. Mas Samsul tertawa miring seakan-akan apa yang ada di dalam pikirannya dama denganku. "Kenapa? Takut?" tantang Suamiku. Mas Samsul itu semakin ditekan, dia akan semakin berontak sekarang. Berbeda dengan dulu yang bisanya hanya diam dan mengalah. Trio rusuh saling tatap seakan-akan saling memberi kode satu sama lain. "Si--siapa yang takut! Gak ada dalam kamus seorang Desrina Maharani itu takut pada orang miskin kayak kalian!" ujarnya sombong dan mendapat anggukan setuju dari mamak mertuaku dan juga Aulia. "Ya sudah, kalau begitu kita berangkat sekarang saja. Kebetulan tadi aku sudah meminta tolong pada Lek Warno pinjam mobil untuk bawa kita semua ke RS besar di kot
Read more
bab 10
Bab 10๐Ÿšจ Sebelum melanjutkan membaca kisah Mas Samsul dan Rindu. Author ingin meminta waktunya sejenak untuk mengirimkan Al-fatihah yang dihadiahkan kepada Almarhum Mas Samsul ayahanda dari Ananda Keisya Salma Khoirunnisa. Karena hari ini tepat 10 tahun sudah kepergian beliau menghadap sang ilahi. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah, dan dilapangkan kuburnya. Amin amin Allahumma amin. ๐Ÿšจ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐ŸHari sudah semakin larut, tetapi aku dan Mas Samsul belum juga menemukan solusi untuk kami tidur malam ini. Selepas shalat tarawih masjid sudah kembali sepi, akhirnya kami pun kembali menelusuri jalanan tanpa arah tujuan. Semakin jauh kaki kami melangkah, semakin sepi pula jalanan yang kami lalui. Tiba-tiba terdengar suara guruh yang sangat kencang ditambah dengan sapuan angin yang lumayan kencang juga. Tak lama setelahnya, disusul dengan gerimis yang mulai berjatuhan satu persatu membasahi bumi tempat kami berpijak. "Ya Allah, hujan, Dek! Kita cari tempat berteduh dulu dari pad
Read more
DMCA.com Protection Status