Rebecca kehilangan akal menafsirkan ucapan Glenn. Batinnya berharap situasi itu adalah kekonyolan yang dihadapi pasca sadar dari pingsannya. Walau luka yang menganga di hati sudah mengering, Rebecca sudah mampu menata kembali kehidupannya yang hancur satu bulan lalu. Dia setengah mati mengobati luka, melenyapkan trauma sakit dan memeluk tubuh yang kesepian.Lalu ... omong kosong apa itu? Rebecca hamil? Rasanya dia ingin tertawa mendengar konyolan ini.“Jangan bicara omong kosong padaku, Glenn!” geram Rebecca tak main-main dalam memberikan peringatan.Glenna menatap dingin Rebecca. “Apa menurutmu aku adalah pria yang suka berbicara omong kosong?” Alih-alih menjawab, malah Glenn membalikkan ucapan Rebecca.Tubuh Rebecca membeku diam seribu bahasa. Lidahnya kelu seakan tidak mampu mengukir kata. Berkali-kali, Rebecca meyakinkan bahwa dirinya berada di dunia mimpi, tapi kenyataannya dia berada di dunia nyata-yang membawanya pada sebuah hal yang harus dirinya hadapi.Sudah pasti itu adalah
Beruntung Jolie mengetahui password kode pintu–rumah Rebecca. Sehingga di saat terdesak dia tidak harus lebih dahulu meminta izin kepada si pemilik rumah lewat bel untuk masuk ke dalam.Tujuan Jolie saat memasuki rumah itu adalah kamar Rebecca. Namun langkahnya yang terburu-buru langsung terhenti mendapati Rebecca duduk di mini bar dapur.Rumah Rebecca tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Ukurannya yang minimalis sangat tepat untuk ditinggali oleh dirinya sendiri, jadi bagi siapapun yang berdiri di ruangan tamu bisa melihat ruangan dapur–bergaya modern itu.Di sana Rebecca sedang membasahi bibirnya dengan teh bersuhu suam-suam kuku yang kemudian secara lembut meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja bar. Senyuman manis tanpa beban wanita cantik itu turut menyapa kehadiran Jolie.Meski terlihat baik-baik saja, wajah yang memucat beserta mata yang membengkak–seperti habis menangis sangat menegaskan kondisi yang sebenarnya.“Becca–”“Kau mau minum teh?” ketenangan Rebecca meng
Sungguh keputusan bodoh Glenn datang ke rumah Jolie guna meminta bantuan menemukan alamat tempat tinggal Rebecca. Wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda kepulangannya, pun dia tidak merespon satu dari belasan panggilan telepon dari Glenn.Di pikiran Glenn sudah terbangun opini yang tidak akan salah. Bahwa Jolie yang tadi membawa handphone milik Rebecca pasti sedang bersama Rebecca. Wanita itu sudah pasti mengetahui keadaan dan cerita intim di balik kehamilan Rebecca.Alhasil, Glenn yang menunggu satu jam lebih di dalam mobilnya telah memberi perintah kepada Eric untuk membawanya pulang.Sepanjang perjalanan pikiran Glenn terganggu oleh Rebecca. Dia menidurkan kepala yang pusing di sandaran kursi, sementara mata sedang tak berekpresi menatap jalanan yang dilewati.Selama ini Glenn sudah berusaha keras untuk tidak melakukan kesalahan. Dia hidup sebagai pecandu kerja dan berhati dingin dengan maksud orang lain tidak mencampuri kehidupannya.Tetapi kehidupannya menjadi kacau sejak berte
Sebelum berakhir duduk di ruangan–kantornya, Rowena sudah lebih dahulu melepaskan kepergian Elvis. Dia bersikeras ikut ke bandara padahal Elvis sudah melarangnya.Sebab, Rowena masih merutuk pada keadaan yang memisahkannya dengan Elvis. Rowena berpendapat tidak pantas dipisahkan dengan Elvis dikarenakan kondisinya sedang mengandung. Selain itu Rowena mencemaskan masa depan pernikahannya dengan Elvis yang berada di ujung tanduk.Selama satu bulan tinggal satu atap saja Rowena diacuhkan dan sempat ingin diceraikan. Bagaimana dengan konidisi jarak jauh yang memisahkan mereka? Rowena takut Elvis akan benar-benar mencampakkan dirinya tanpa peduli dengan keaadaan sedang mengandung.“Nona Rowena.” April yang memanggil telah memecahkan lamunan Rowena.Wanita angkuh yang duduk di kursi–meja kerja itu sudah melayangkan tatapan tajam tidak senang kepada April yang mengganggu tidak jauh dari posisinya. “Kau tidak sopan! Seharusnya kau mengetuk pintu sebelum masuk ke ruanganku. Aku sedikit terkeju
Segelintir pemikiran buruk memenuhi kepala Rebecca. Bahwa dia takut Glenn memiliki niat jahat terhadap kehamilannya.Pria itu selalu menunjukkan sisi buruk lewat arogansi yang menghina nyata. Tidak ada satu pun kalimat baik yang keluar dari mulutnya. Glenn selalu berkata-kata buruk yang memainkan serta menyakiti hati Rebecca.Saat itu di benak Rebecca sudah terbentuk sebuah opini yang tidak terbantah. Yaitu, Glenn berniat ingin melenyapkan anak–hasil pergulatan panas tak disengaja mereka yang ada di rahim Rebecca. Mengingat keintiman erotis malam itu terjadi karena jebakan jahat dari orang ketiga. Di sisi lain Rebecca mengingat pria itu sangat menjaga nama baiknya.Rebecca tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Walaupun sangat membenci Glenn, Rebecca tidak akan melakukan hal keji dengan tidak menerima apalagi menghilangkan nyawa tidak berdosa di rahimnya.Berbanding terbalik dari kebenciannya terhadap Glenn, Rebecca sangat menyayangi anak yang ada di rahimnya.Plak! Dengan tegas wanit
Pertanyaan Glenn digantung oleh Rebecca yang memucat. Wanita cantik itu terang-terangan terkesiap oleh pertanyaan yang tidak pernah terpikirkan sekalipun.Dan sikap tidak nyaman Rebecca mampu terbaca oleh Glenn. Pria itu cukup puas membuat Rebecca gelisah, walau sebenarnya di awal Glenn dihantui rasa pesimis untuk menaklukkan Rebecca.Sebab selain wanita yang menyebalkan di mata Glenn, Rebecca adalah wanita cerdas yang memiliki harga diri begitu tinggi. Sehingga dengan terpaksa Glenn menunjukkan sisi keras kepala yang tidak terbantahkan.Sementara itu Rebecca telah memalingkan wajah ketika Glenn menjauh. Dia tidak mengizinkan Glenn untuk puas menikmati kegelisahan yang begitu jelas terlihat di wajahnya.“Tanggung jawab yang aku tawarkan tidak akan melibatkan perasaan pribadi. Sebaiknya kau pikirkan baik-baik dan jangan sampai ceroboh. Selain itu kau tidak bisa menolak–bekerja sebagai dokter gizi Granny-ku. Yang memilih dan mengatur semuanya adalah daddy-ku, presiden direktur Medico Ho
“Silakan duduk di sini selagi apoteker menyiapkan obat yang diresepkan oleh dokter.”Bersamaan dengan kepala yang mengangguk, Rebecca sudah tersenyum tipis menanggapi intruksi dari perawat yang mengajaknya untuk mengambil obat di apotek rumah sakit itu.“Dan ini baby journal milik Anda,” jelas singkat perawat itu menyerahkan buku kontrol kehamilan yang tertulis nama Rebecca di sampul depan. “Di dalamnya sudah saya lampirkan salinan print USG yang Anda minta. Mohon membawa baby journal ini setiap kali Anda datang untuk periksa kehamilan Anda. Dan ... oh iya, Nona Rebecca, seperti yang dokter sarankan tadi jangan lupa untuk membawa serta suami Anda di pemeriksaan kehamilan berikutnya.”Rebecca begitu lembut menghela napas kesal atas ucapan yang berulang kali menyakiti perasaan. Ingin sekali dia memprotes dan menceritakan kisah getir dari kondisinya saat itu. Bahwa anak di kandungannya bukan hasil dari percintaan normal sepasang suami-istri. Melainkan dari kecelakaan yang tidak diinginka
Tidak ada satu pun kata-kata yang keluar dari mulut Glenn, padahal di depan meja kerjanya Eric sedang menyampaikan informasi perkembangan dari beberapa pekerjaan.Tatapannya terpaku lurus pada laptop di meja kerja. Sementara telunjuknya sedang mengetuk-ngetuk meja hampir di sebelah laptop, keseriusannya itu seolah sedang saksama mendengarkan Eric berbicara.Pada kenyataannya, hanya raga Glenn yang berada di ruangan kerja itu lalu pikirannya sudah melayang pada sesuatu yang sulit dilupakan-adalah Rebecca yang sejak tadi menguasai pikiran Glenn. Fokusnya pada pekerjaan terpecah sejak berpisah dengan Rebecca di klinik.Glenn merasa kesal pada Rebecca yang keras kepala. Padahal dia sudah menunjukkan itikad baik dengan tidak menjadi pengecut. Dia merasa sudah bertindak tepat dengan datang kepada Rebecca. Tetapi yang dia dapatkan adalah sebuah penolakan.“Tuan Glenn? Tuan Glenn?” seru Eric berulang kali.Sayangnya, panggilan itu belum menembus dinding lamunan Glenn. Atau mungkin suara Eric