Share

Pt. 06 - Flower of Evil

Catherine menatap Xavier yang masih menggendongnya melewati lorong untuk kembali ke kamarnya. Banyak pelayan yang mereka lalui tersentak heran karena Xavier yang menggendong Catherine tanpa bergeming.

Bukan sebuah rahasia, jika pada awalnya hubungan sepasang suami istri memanglah buruk. Sebagai penulis, Catherine bahkan tidak pernah memberikan momen manis di rumah tangga Xavier dan Catalina.

Tapi apa ini? Perlakuan macam apa ini? Apa ini tanda kalau Catherine bisa mengubah alur ceritanya?

"Xavier ... " Catherine berusaha memanggil Xavier yang berjalan tegap dengan tatapan yang lurus ke depan. Dia seperti singa yang membawa harta karun di lengannya.

"Xavier," panggil Catherine sekali lagi. Mereka saat ini sedang berjalan menuju kamarnya diikuti oleh Nolan dan juga Madam Giselle dan beberapa pelayan yang membawakan sarapan Catherine sesuai perintah Xavier.

"Aku tidak tuli. Jadi katakan saja apa maumu." Xavier membalas dengan dingin. Duke muda Victoria itu bahkan tidak menoleh kearah Catherine yang sedang ada dalam gendongannya.

"Aku minta maaf,"

Tertegun.

Xavier yang tadinya berjalan tanpa mempedulikan siapa pun, kini menghentikan langkahnya. Lelaki itu nampak tertegun dan tidak menyangka kalau Catherine akan mengucapkan kata-kata maaf untuknya.

Jika itu Catalina yang dulu. Wanita itu mungkin tak akan sudi mengatakan kalimat sakral itu. Kata-kata maaf adalah sesuatu yang sama sekali tidak cocok dikatakan oleh wanita yang sangat menjunjung tinggi harga dirinya.

"Maafkan aku, Xavier. Aku dengar aku banyak melakukan kesalahan di masa lalu padamu. Aku minta maaf."

Xavier tidak membalas apa pun. Lelaki itu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. "Aku ingin jadi istri yang baik untukmu." Catherine berkata lagi. Dia berusaha membangun koneksi yang baik dengan Duke tampan milik Victoria itu.

Tapi sekali lagi, Xavier tidak bergeming. Perasaannya terlalu campur aduk sekarang.

Sampai di kamar Catherine. Lelaki itu menurunkan istrinya di kasur, disusul kedatangan Nolan dan para pelayannya yang lain.

"Jangan biarkan Duchess keluar kamar ini sebelum dia sembuh apa pun alasannya." Semua orang terkejut. Apa maksudnya itu?

Madam Giselle dan Ana bahkan menatap Catherine secara bersamaan. Tapi Catherine tidak berkata apa pun. Dia hanya tersenyum, menenangkan keributan di wajah semua orang.

Setelah itu, Xavier keluar bersama Nolan yang cukup terkejut dengan keputusan atasannya itu.

"Tuan, maaf jika saya terkesan lancang. Tapi apa Anda ingin mengurung Nyonya?" tanya Nolan yang masih tidak mengerti pengumuman mendadak dari Xavier itu.

"Apa menurutmu itu masih bisa disebut kurungan? Kau tidak lihat kondisinya tadi? Panggil Veronica dan suruh dia tinggal sementara waktu di sini untuk merawat Catalina."

"Ah, Anda melakukan semua ini karena tidak ingin melihat Nyonya Catalina terluka?" tanya Nolan retoris. Dia seakan baru menyadari tentang apa yang Xavier maksud. Lelaki itu melarang Catherine keluar kamar karena tidak ingin melihatnya terjatuh dan terluka seperti tadi.

Kenapa Panglima perang itu tidak mengatakannya secara langsung?

Sementara itu di dalam kamar Catherine.

"Nyonya, apa Anda baik-baik saja?" tanya Madam Giselle yang langsung mendekati Catherine begitu Xavier dan Nolan keluar.

Catherine tersenyum. "Aku baik-baik saja Madam. Memangnya aku harus kenapa?" kata wanita itu ceria.

Madam Giselle dan Ana saling berpandangan. Mereka sudah menemani Catalina dari hari pertama wanita itu memasuki mansion Duke ini. Jika itu dulu, Catalina mungkin akan langsung mengamuk mendengar keputusan Xavier barusan.

Catalina pasti akan mengatakan kalau Xavier merenggut hak atau kebebasannya. Dia juga akan semakin membenci lelaki itu karena mengambil keputusan seenaknya.

Tapi apa reaksi baru ini? Wanita ini sekarang begitu tenang. Bahkan dia tampak tersenyum dan biasa saja menerima keputusan dan Xavier.

"Nyonya, saya senang Anda mengerti maksud Duke. Tapi apa Anda tidak keberatan dengan keputusan beliau. Jika Anda keberatan, saya bisa berbicara pada beliau agar mengizinkan Anda keluar sesekali dari kamar ini." kata Madam Giselle kasihan.

Dia senang kalau saat ini Catalina berubah menjadi sosok yang lebih tenang dari sebelumnya. Tapi jika hal itu hanya karena amnesianya, Madam Giselle juga merasa kasihan. Dari dulu, Catalina sering bilang kalau dia tidak suka dikurung.

"Aku baik-baik saja Madam. Aku yakin Xavier melakukannya demi kebaikanku." Catherine berusaha mempertahankan wajah indahnya untuk tersenyum. Walaupun dalam hati dia sedikit dongkol. Tapi keputusan Xavier untuk tidak membiarkannya keluar dari kamar sebelum sembuh cukup baik dan masuk akal juga.

Lagi pula, dia juga tidak mau buru-buru bertemu banyak tokoh di ceritanya. Dia sejujurnya masih perlu memcerna situasi gila yang sedang dia hadapi sekarang.

"Aku baik-baik saja. Kalian tidak perlu khawatir. Justru itu bagus kan? Aku jadi bisa beristirahat lebih lama." Catherine tersenyum lagi. Mata merah rubynya terlihat bersinar indah seolah dia memang tidak memiliki masalah apa pun.

Tapi sedetik kemudian. Catherine cukup terkejut karena Madam Giselle tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat. Tubuhnya bergetar, sepertinya wanita paruh baya ini menangis.

"Saya mungkin akan dikutuk karena senang mengetahui kalau Nyonya mengalami hilang ingatan. Tapi saya mohon Nyonya, semoga Anda akan tetap bersikap begini saat ingatan Anda pulih. Tolong jangan berubah."

Catherine tidak menjawab. Lagi pula, dia sudah tahu semua kelakuan Catalina asli. Mungkin Madam Giselle yang justru akan terkejut jika tahu kalau dia adalah penulis novel yang menciptakan dunia ini. Dia tidak berniat berubah ataupun menceritakan rahasianya.

"Aku mengerti, Madam. Tenang saja, aku adalah Catalina baru. Catalina yang akan kalian ingat selamanya."

Di sisi lain, Xavier sedang bersiap untuk berangkat ke istana karena dipanggil oleh Kaisar. Lelaki yang mengenakan jubah resminya kini sedang berjalan di halaman mansion mewahnya.

"Apa kau sudah mengatur segalanya?" tanya Xavier pada Nolan di sisinya. Saat ini, Xavier sudah bersama kuda kesayangannya. Kuda hitam yang dia beri nama Heron.

"Iya Tuan. Saya sudah menyiapkannya. Tapi bagaimana jika pihak kekaisaran meminta menyerahkan sanderanya?" kata Nolan yang kali ini juga akan menemani Xavier untuk pergi menghadap kaisar mereka.

"Apalagi, kita harus menyerahkannya."

"Tapi Tuan, sandera kali ini ... "

"Aku tahu sandera kali ini berbeda. Kau bilang dia Putri kerajaan Albenian kan?" tanya Xavier memastikan. Saat ekspedisi bersama Nolan terakhir kali. Mereka memang menaklukan kerajaan Albenian dan membawa sandera seorang Putri kerajaan.

Sayangnya, hal itu belum dibahas lanjut karena Xavier harus kembali melanjutkan ekspedisi penaklukan lain setelahnya.

"Iya, Tuan. Saat ini sandera kita masih ada di ruang tahanan bawah tanah. Saya juga sudah memisahkannya dengan sandera lain. Sejauh ini tidak ada masalah."

"Kalau begitu. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawab Xander percaya diri. Lelaki itu kemudian menaiki Heron dengan gagah disusul Nolan yang ikut menaiki kudanya sendiri.

Meskipun biasanya para bangsawan menaiki kereta kuda mewah mereka. Tapi Xander memang terbiasa menaiki kudanya secara langsung. Dia dibesarkan di medan perang. Jadi sebenarnya kemewahan bukan bagian dari dirinya.

Sementara itu di sebuah gubuk kumuh yang tersembunyi dibalik kemegahan ibu kota. "Apa maksudnya kalau wanita itu kembali bangun?"

"Dari mata-mata yang kita selundupkan di kediaman Duke. Katanya Catalina berhasil bangun. Aku pikir tadinya dia juga akan mati."

"Cih, merepotkan."

"Apa kali ini kita harus menghabisinya secara langsung?"

"Ide bagus. Tapi ada baiknya jangan pernah gegabah."

"Baiklah. Kita harus segera menyusun rencana secepatnya. Kita tidak boleh membiarkan wanita iblis itu hidup lebih lama."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status