Share

Skandal dengan CEO: Dia Bukan Anakku!
Skandal dengan CEO: Dia Bukan Anakku!
Penulis: Tya Prajana

Chapter 1 Dia Jelas Bukan Anakku

"Mama!"

Seorang anak laki-laki tiba-tiba saja berlari ke arah wanita cantik yang sedang melakukan wawancara. Wanita itu secara refleks menunduk, melihat seorang anak berusia 5 atau 6 tahun yang memeluk pinggangnya. Senyum cerah penuh kebahagiaan yang awalnya dia tunjukkan lenyap. Matanya membulat seketikan saat melihat wajah anak ini. "Kenapa dia....?" suaranya pelan dipenuhi dengan keterkejutan.

Dua orang yang memiliki warna mata yang sama saling bertatapan. Mata dan warna rambut yang identik menimbulkan kecurigaan bagi orang yang melihat. Wartawan langsung menyerbunya dengan pertanyaan. "Nona Maya Lin, apa ini anak Anda?"

"Sejak kapan Anda menikah? Siapa ayah dari anak ini?"

"Nona Maya Lin, kenapa Anda menyembunyikan anak Anda?"

Wanita bernama Maya Lin menjadi pucat. Secara refleks tangannya mendorong pelan untuk melepaskan anak ini darinya. "Ti-tidak, dia bu-bukan anakku." Suaranya gelagapan dan dengan cepat mundur menjauh dari anak itu. Dia berlari untuk menghindari wartawan.

Anak yang ditinggalkan itu tidak luput dari incaran para wartawan. Seorang pria berkaca mata datang. "Tuan, apa ini anak anda? Apa anda menikah dengan Nona Maya Lin?"

"Tolong minggir!" Pria berkaca mata itu menggendong anak kecil. Dia menerobos diantara kerumunan.

Pria berkaca mata yang dikira ayah anak itu justru menyerahkan anak itu ke gendongan seorang pria tampan dengan aura dingin. Salah satu wartawan mengenalinya. "Bukankah dia CEO Ren yang memiliki bisnis besar di kota S? Apa dia....?"

Para wartawan mengejarnya, tapi dihalangi. Mereka hanya bisa melihat dari belakang target yang mereka incar. .

***

Maya Lin menatap bayangan wajahnya di cermin. "Kenapa? Kenapa dia datang padaku?"

Tatapan mata Maya dipenuhi dengan kegelisahan. Ingatan wajah anak itu kembali membayangi pikirannya. Wajah anak itu memang sedikit mirip dengannya, mata hazel yang sama dengan miliknya dan warna rambutnya juga. "Sadarlah, dia bukan anakku. Anakku sudah mati!"

"Anakku sudah mati 6 tahun yang lalu dan itu adalah anaknya yang tumbuh sehat dengan mengambil segalanya."

Hatinya kembali sakit, semua hal di masa lalu telah dia kubur rapat-rapat kembali muncul ke permukaan. "Aku sudah sampai di sini dan kalian masih mengangguku?"

Maya menjambak rambutnya dengan frustasi. "Ini salahku, seharusnya aku tidak datang ke kota S yang hanya memberikanku kenangan buruk."

Ponsel Maya berdering. Dia melihat nama Managernya yang tertera di layar.

"Hallo, Manager."

"Maya, apa kau benar-bebar punya anak? Kenapa kau menyembunyikannya dari perusahaan. Sekarang apa yang harus kami lakukan jika situasinya sudah begini." Manager berteriak dengan marah.

"Aku tidak punya anak. Anak yang tadi itu bukan anakku. Aku bahkan tidak tahu darimana dia muncul dan kenapa dia memanggilku mama." Maya menyanggah.

Suara manajer yang ada di telepon di penuhi dengan kemarahan. "Jangan bohong! Saat ini internet sedang meledak dan paparazi telah menggali masa lalumu. Kau lihat sendiri saja! Tidak ada cara, kau harus mengakui segalanya."

"Apa yang dapat aku akui? Aku sudah bilang bahwa dia bukan anakku...hallo, Manager." Manager itu menutup panggilannya. Maya kemudian membuka aplikasi sosial medianya. Baru masuk saja dia telah dikejutkan dengan isi dari beranda.

Benar saja, namanya masuk dalam pencarian teratas, tapi bukan karena penghargaan yang baru saja dia menangkan. Postingan seorang paparazi ternama sedang mengudara yang berisi. "Terungkap Anak Rahasia dari Maya Lin dan Hubungan Pernikahan dengan Samuel Ren."

Hastag #AnakRahasiaAkrtrisPemenangPenghargaan #PernikahanTersembunyiBunga90-anDanCEOTernama. #AktrisTidakMengakuiAnaknya. Ketiga hastag itu sedang populer di pencarian panas.

Ini pertama kali dalam karirnya Maya terjebak dalam sebuah skandal. Dia telah menjaga citranya selama berada di industri hiburan untuk membuatnya tetap bersih."Bagaimana semua menjadi seperti ini? Citra dan karir yang telah aku bangun dengan susah payah selama bertahun-tahun menjadi sia-sia hanya karena masa lalu ini."

Maya merasa pusing, apa dia akan kehilangan karirnya begitu saja? Dia telah makan banyak asam garam untuk sampai bisa mendapatkan nama. Apa semuanya akan berakhir begitu dalam hitungan menit?

Notifikasi deretan nomer menunjukkan tulisan calling pada layar ponselnya. Mata Maya melebar, dia mulai mengingat deretan nomer telepon ini. Nomer yang tidak berubah selama bertahun-tahun.

"Bukankah ini....?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
kadang lupa pernah baca apa belum, jadi tinggalin jejak dulu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status