Share

Basah Bersamaku

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-18 21:56:41

Suara gemericik air terdengar lebih jelas, ketika Esme berjalan ke arah kolam renang. Pandangan gadis itu tertumbuk pada kolam berbentuk persegi panjang yang membentang jernih. Di sana, Reinan tengah berenang dengan gerakan luwes.

Sesekali, pria itu membiarkan tubuhnya meluncur santai di permukaan air. Wajahnya tampak riang, seperti anak kecil yang menemukan hiburan baru.

Namun, yang lebih mengejutkan Esme bukan hanya sosok suaminya di kolam, melainkan sebuah dokumen yang tergeletak di kursi santai. Lembaran-lembaran di dalamnya merupakan bahan hafalan Reinan, tetapi malah dibiarkan begitu saja.

“Esme!” seru Reinan dengan mata berbinar. Ia segera berenang mendekat, lalu berpegangan pada tepi kolam.

“Tadi, aku mendengar dari pelayan kalau kamu sudah datang. Kenapa kamu nggak langsung kemari mencariku?”

Esme mengatur napas, mencoba mengendalikan ekspresinya yang campur aduk. “Aku ke kamar dulu."

“Oh, begitu.” Reinan mengangguk singkat, lalu senyumnya kembali merekah. “Kado dari Sela d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Basah Bersamaku

    Suara gemericik air terdengar lebih jelas, ketika Esme berjalan ke arah kolam renang. Pandangan gadis itu tertumbuk pada kolam berbentuk persegi panjang yang membentang jernih. Di sana, Reinan tengah berenang dengan gerakan luwes.Sesekali, pria itu membiarkan tubuhnya meluncur santai di permukaan air. Wajahnya tampak riang, seperti anak kecil yang menemukan hiburan baru.Namun, yang lebih mengejutkan Esme bukan hanya sosok suaminya di kolam, melainkan sebuah dokumen yang tergeletak di kursi santai. Lembaran-lembaran di dalamnya merupakan bahan hafalan Reinan, tetapi malah dibiarkan begitu saja. “Esme!” seru Reinan dengan mata berbinar. Ia segera berenang mendekat, lalu berpegangan pada tepi kolam. “Tadi, aku mendengar dari pelayan kalau kamu sudah datang. Kenapa kamu nggak langsung kemari mencariku?”Esme mengatur napas, mencoba mengendalikan ekspresinya yang campur aduk. “Aku ke kamar dulu."“Oh, begitu.” Reinan mengangguk singkat, lalu senyumnya kembali merekah. “Kado dari Sela d

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Jangan Sampai Ketahuan

    Taksi berhenti di depan gerbang tinggi yang berdiri kokoh. Esme turun dengan helaan napas lega. Merasa bebannya sedikit terangkat, setelah berhasil menjenguk sang ibu di rumah sakit.Rasa lapang itu kian bertambah ketika pintu gerbang terbuka. Pandangan Esme menelusuri halaman mansion, tempat mobil mewah milik keluarga Gunadi berjajar. Ternyata, mobil Nyonya Tania belum ada di sana. Hati Esme berdesir lega, setidaknya ia tiba lebih dahulu sebelum sang ibu mertua pulang. Tanpa menunggu lebih lama, Esme mempercepat langkah menuju paviliun.Di tengah jalan, ia berpapasan dengan Dina, pelayan yang setia mendampingi Vera. Namun, Dina hanya menunduk singkat dan berjalan tergesa, tanpa sapaan atau senyum. Kening Esme berkerut ringan. Mungkin Vera sudah kembali ke mansion, meski mobil yang biasa digunakan wanita itu tak terlihat di halaman.Membuang rasa ingin tahu yang tak perlu, Esme segera masuk ke paviliun. Ia langsung menuju kamar Reinan. Ingin memastikan apakah suaminya menepati janji

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Kendali Tertinggi

    Tak lama setelah tombol pemanggil ditekan, seorang perawat masuk dengan langkah tergesa. “Ada apa, Nona?” tanyanya, dengan sikap siaga.Meski suaranya masih bergetar oleh haru, Esme berusaha menjelaskan secara lengkap. Mulai dari stimulasi aroma yang ia lakukan, hingga reaksi sang ibu yang perlahan menggerakkan jemarinya.“Saya panggilkan dokter jaga,” pungkas perawat itu, sebelum berlalu dengan langkah cepat.Hanya beberapa menit berselang, seorang dokter muda memasuki ruangan. Ia meminta keterangan singkat dari Esme, lalu memulai pemeriksaan. Dengan teliti, ia mengecek denyut nadi, menyorotkan cahaya kecil ke mata Nyonya Nirmala untuk melihat respons. Kemudian, ia membaca data dari monitor yang menampilkan grafik detak jantung.Senyum tipis mengembang di wajahnya, sebelum ia berbicara pada Esme.“Ada peningkatan denyut jantung yang signifikan pada pasien. Saya akan segera melaporkan perkembangan ini kepada Dokter Petra melalui telepon,” ujarnya sembari menurunkan stetoskop.“Dokte

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Benih Cinta

    Di luar paviliun, Esme bergegas memesan taksi daring dari ponselnya. Ia berjalan keluar dari mansion dengan langkah tergesa, hanya sempat memberi anggukan singkat pada petugas keamanan yang berjaga. Tak lama, sebuah mobil berhenti di depan gerbang mansion. Esme segera masuk dan menyebutkan alamat rumah sakit. Begitu pintu tertutup, Esme menyandarkan kepala di kursi penumpang. Berusaha meyakinkaan diri sendiri bahwa semua akan berjalan lancar. Namun, alih-alih tenang, ucapan Reinan untuk mandi bersama kembali terngiang.Seketika wajah Esme memanas. Telinganya berdenyut oleh rasa malu, seakan permintaan Reinan tadi meresap terlalu dalam. Bayangan tentang dirinya yang berendam bersama Reinan dalam satu bathtub muncul begitu jelas, terlalu nyata untuk diabaikan.Padahal, jika dipikir lebih lanjut, tidak ada yang salah dengan permintaan itu. Toh, mereka adalah pasangan suami istri yang sah, tetapi mengapa hatinya berdebar sebegini hebatnya?Kenangan demi kenangan tentang Reinan berkeleba

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Dia akan Membenciku

    Dalam detik-detik yang penuh ketegangan, Reinan menarik napas dalam dan mulai membuka presentasinya. Suara yang keluar membuat Esme terbelalak tak percaya. Nada melengking yang selama ini melekat pada Reinan lenyap begitu saja, berganti menjadi suara berat, dalam, dan berwibawa. Getarannya menyalurkan keyakinan, persis sebagaimana sosok Reinan yang terekam dalam video.“Para anggota dewan yang saya hormati,” ucap Reinan dengan tegas, matanya menatap lurus ke depan.“hari ini, saya berdiri kembali di hadapan Anda semua setelah melewati masa yang tidak mudah. Usai mengalami musibah kecelakaan, saya harus menjalani terapi demi terapi. Pada saat itu, saya belum sanggup kembali. Tapi, setelah melewati perjuangan panjang, saya berhasil bangkit.”Esme menahan napas. Jantungnya terasa ikut terseret dalam setiap kata yang diucapkan Reinan.“Jika Dewan bersedia memberi saya kesempatan, saya siap memegang kembali tampuk pimpinan perusahaan. Sebagaimana yang dulu diamanatkan oleh mendiang Papa s

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Akan Kubuktikan Padamu

    Sementara Esme sibuk di dapur, Reinan melangkah masuk ke kamarnya. Ia menjatuhkan tubuh di sofa empuk dengan gerakan malas, lalu membuka dokumen presentasi. Pandangannya hanya menelusuri lembaran itu sekilas, cukup untuk memahami isinya.Senyum tipis terukir, tetapi bukan senyum penuh kebanggaan. Sorot mata Reinan dingin, bibirnya terangkat membentuk lengkung sinis. Ada gurat skeptis yang jelas tergambar, seakan tulisan yang ada di hadapannya hanyalah lelucon murahan.Sambil membuang napas kasar, Reinan menutup dokumen itu dan meletakkannya di atas meja.“Karangan ini mirip dengan tugas anak sekolah,” gumamnya, datar. “Pasti pria itu yang diminta Mama membuat skenario sandiwara. Rupanya, hubungan mereka masih belum berakhir.”Dengan rahang mengeras, Reinan meraih ponsel dari saku celana. Ia menyalakan layar, lalu menekan sebuah nama di daftar panggilan.Beberapa detik kemudian, terdengar suara Dirga di seberang.“Dirga, apakah Mama hadir di konferensi pers Nelson, atau di kantor?” tan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status