Share

Pertengkaran

Author: Simplyree
last update Last Updated: 2025-11-09 07:46:27

"Siapa yang pinter?" Sebuah suara berat mengagetkan Vita. Ia dengan cepat mendongak, dan mendapati Arga sudah berdiri tepat di depannya.

Vita berdehem pelan, dan mencoba menetralkan suaranya.

"Eh, Mas Arga udah selesai mandi?" tanyanya mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

Arga membalas dengan anggukan. Ia kemudian menarik kursi lalu duduk di hadapan sang istri. "Tadi lagi ngetawain apa?" tanyanya penasaran melihat istrinya tertawa sendirian.

Vita yang semula berniat mengambil nasi untuk Arga perlahan berhenti. Ia seolah sedang memikirkan jawaban yang pas. "Eh... itu... tadi aku habis lihat postingan lucu di Instagram," jawabnya beralasan.

Arga kembali mengangguk. Ia mengamati sang istri yang sedang mengambilkan lauk untuknya tanpa diminta. "Makasih ya," ucapnya lembut.

"Segini udah cukup?" tanya Vita.

"Udah," jawab Arga singkat.

Vita masih menampilkan senyuman, atau lebih tepatnya ia sedang menahan diri untuk tidak kembali tertawa di hadapan sang suami.

"Kamu belum makan malam?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Pertengkaran

    "Siapa yang pinter?" Sebuah suara berat mengagetkan Vita. Ia dengan cepat mendongak, dan mendapati Arga sudah berdiri tepat di depannya.Vita berdehem pelan, dan mencoba menetralkan suaranya. "Eh, Mas Arga udah selesai mandi?" tanyanya mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Arga membalas dengan anggukan. Ia kemudian menarik kursi lalu duduk di hadapan sang istri. "Tadi lagi ngetawain apa?" tanyanya penasaran melihat istrinya tertawa sendirian. Vita yang semula berniat mengambil nasi untuk Arga perlahan berhenti. Ia seolah sedang memikirkan jawaban yang pas. "Eh... itu... tadi aku habis lihat postingan lucu di Instagram," jawabnya beralasan.Arga kembali mengangguk. Ia mengamati sang istri yang sedang mengambilkan lauk untuknya tanpa diminta. "Makasih ya," ucapnya lembut. "Segini udah cukup?" tanya Vita. "Udah," jawab Arga singkat.Vita masih menampilkan senyuman, atau lebih tepatnya ia sedang menahan diri untuk tidak kembali tertawa di hadapan sang suami."Kamu belum makan malam?

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Kecurigaan sang teman

    Vita baru selesai memasak makan malam. Aroma tumisan dan wangi nasi hangat memenuhi ruang makan. Ia duduk di kursi menatap meja yang sudah tertata rapi.Senyum merekah tak lepas dari wajahnya karena sepuluh menit yang lalu Arga mengirim pesan bahwa pria itu sebentar lagi akan sampai di rumah. Jantungnya berdebar pelan. Pesan singkat itu mampu membuat hatinya terasa hangat. Setelah beberapa hari lalu Arga bersikap cuek kepadanya, kini akhirnya keadaan bersikap seperti semula. Vita beberapa kali merapikan rambutnya di depan cermin kecil di ruang makan. Ia bagaikan akan melakukan kencan buta untuk pertama kalinya. Ia bahkan membalut tubuhnya dengan dress tipis berwarna putih. Dress tipis yang jatuh mengikuti lekuk tubuhnya. Vita sempat tersenyum kecil mengingat bagaimana Arga dulu sering memuji dirinya setiap kali ia mengenakan dress itu.“Dia pasti senang lihat aku pakai ini lagi,” gumamnya pelan. Ponsel Vita berbunyi pelan pertanda ada pesan yang masuk. Ia dengan semangat mengecek

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Bertemu sosok tak terduga

    Arga berjalan menuju ruangan yang baru saja ia sewa dengan wajah masih dipenuhi tanda tanya. Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu Gilang di tempat ini.Apa benar tadi itu Gilang? Atau cuma mirip? gumamnya dalam hati. Ia tidak sempat memastikan lebih jauh karena pria yang ia sangka Gilang langsung berbalik pergi begitu mata mereka bertemu.“Kenapa bengong?” Suara berat memecah lamunannya. Nova menatap Arga yang berdiri di ambang pintu dengan sebuah kardus besar di tangan.Arga menggeleng pelan lalu melangkah masuk dan menurunkan kardus itu. Ia menatanya di antara tumpukan kardus lain yang sudah lebih dulu menumpuk di sudut ruangan.“Capek banget ya? Bolak-balik naik turun tangga tapi barang di mobil masih sisa juga,” keluh Nova yang sudah lebih dulu menjatuhkan diri di lantai.Arga menatapnya dengan ekspresi malas seolah terlalu letih untuk menanggapi. Setelah beberapa detik ia akhirnya ikut duduk di samping Nova, menyandarkan punggung ke dinding yang dingin.“Ngga ada AC ya?” t

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Perpindahan ke markas baru

    Nova menghabiskan hampir satu hari penuh untuk mencari tempat baru yang bisa dijadikan markas. Ia menelusuri ujung kota, melewati jalanan yang semakin sempit dan sunyi, hingga akhirnya menemukan sebuah penginapan tua bernama "Penginapan Ujung Area." Bangunannya berdiri di tepi jalan kecil yang jarang dilalui kendaraan, dan dikelilingi pohon-pohon besar yang menutupi sebagian fasadnya. Dari luar saja terlihat jelas bahwa penginapan itu sudah lama tidak ramai pengunjung, dibuktikan dengan cat dindingnya yang mengelupas.Ketika Nova menyampaikan temuannya pada Arga, rekannya itu langsung menyetujui tanpa banyak bertanya. Karena bagi pria itu tempat sunyi seperti ini justru ideal. Tak ada yang akan menaruh curiga, dan mereka bisa bekerja dengan tenang.Hari ini keduanya disibukkan dengan memindahkan perlengkapan dari markas lama ke tempat baru. Kotak-kotak berisi perangkat komputer, kabel, serta peralatan investigasi lainnya memenuhi bagasi mobil mereka. Di sela-sela kesibukan itu, Nova

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Tuntutan keadaan

    Setelah dua hari berdiam diri di rumah, hari ini Arga memutuskan untuk kembali berangkat ke kantor. Sebenarnya ia ingin berlama-lama menghabiskan waktu bersama Vita, namun ia juga sudah berjanji kepada Nova untuk memberikan jawaban hari ini.Akhirnya sepanjang perjalanan pelipis pria itu tampak menegang pertanda sedang memikirkan hal berat. Sesekali tangannya mengetuk setir, sementara pandangannya kosong menatap ke depan.Setibanya di bangunan yang tampak tua dan usang, Arga langsung memarkirkan mobilnya di tempat rahasia seperti biasa. Lokasi itu nyaris tak pernah diketahui siapa pun selain dirinya dan Nova.Ia menatap sekeliling sejenak, memastikan tak ada yang mengikutinya sebelum akhirnya melangkah menuju pintu.Tangannya mendorong sebuah pintu besi berkarat yang mengeluarkan suara decit panjang. Begitu masuk, Arga menuruni tangga sempit yang dindingnya penuh lumut dan cat yang mulai terkelupas. Namun di ujung tangga, suasananya berubah drastis. Sebuah ruangan bawah tanah yang tam

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Rencana licik

    “Bagaimana Pak? Dia adalah orang yang sudah mengambil tas istri saya!” ujar Arga dengan nada tegas. Matanya tak lepas dari layar laptop yang menampilkan cuplikan rekaman CCTV.Kedua polisi yang duduk di hadapannya memperhatikan video itu dengan seksama. Salah satu dari mereka, seorang pria paruh baya dengan garis tegas di wajahnya mengerutkan kening. Ia memutar rekaman beberapa kali, lalu menghentikannya tepat saat sosok berpakaian serba hitam menatap ke arah kamera.“Gerak-geriknya memang mencurigakan, tapi bagaimana Bapak bisa mendapatkan rekaman CCTV ini?” tanya polisi dengan nada ingin tahu.Arga terdiam sesaat. Ia menatap kedua polisi itu bergantian, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Ia tahu ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, bahwa ia telah menembus sistem keamanan kota dan menyadap server CCTV secara ilegal.Dengan nada datar, ia menjawab, “Ngga penting saya dapat dari mana, Pak. Yang jelas bukti itu cukup kuat untuk menunjukkan siapa pelakunya. Tolong tang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status