Home / Romansa / Suamimu Juga Kekasihku / 3. Aku Membencimu, Albi!

Share

3. Aku Membencimu, Albi!

Author: Butiran_Debu
last update Last Updated: 2022-09-26 11:36:42

Shera termenung menatap wine di depannya. Matanya memang tertuju pada gelas itu tapi pikiran sudah sejak tadi mengembara ke tempat lain. Segala pertanyaan di dalam benaknya tak satu pun mendapat jawaban atas apa yang baru saja dia alami.

“Apa yang mereka inginkan? Bukannya mereka sudah hidup bahagia? Kenapa harus menggangguku di saat aku sudah berusaha keras melupakan segalanya?” bisik Shera, tangannya meraih gelas wine yang sudah diisi.

Selama hidup di Australia, Shera sudah terbiasa dengan minuman yang mengandung alkohol. Dia sangat berubah, tidak seperti Shera yang dikenal lugu sebagai gadis Indonesia pada umumnya– yang tabu dengan hal-hal seperti ini. Bahkan terkadang dia sendiri tidak mengenali dirinya,  sangat berbanding terbalik dengan keinginan sang ayah.

 Teringat dengan ayahnya, Shera seakan dibawa ke masa lalu. Saat sang ayah mendengar kabar kehamilan Shera, kala itu ayahnya tidak mau mendengar alasan apa pun dan menyuruh Shera mendesak Albi menikahinya. Tapi saat Shera datang ke rumah kekasihnya, Shera justru dihadiahkan kabar yang tak pernah dia harapkan. Diketahui bahwa kekasih tercinta tengah melangsungkan pernikahan di ballroom salah satu hotel termewah di kotanya.

***

“Di mana laki-laki yang sudah menghamilimu?” tanya pria tua yang membesarkan Shera seorang diri. Pria itu memegangi dadanya yang  terasa sesak.

Melihat penampilan Shera yang sangat acak-acakan, ayahnya seakan tahu bahwa Albi tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatannya.

Tidak Heran jika ayahnya tahu akan hal itu, mengingat bagaimana dulu sang ayah terus mengingatkan agar Shera tidak terbawa perasaan pada laki-laki yang kehidupannya jauh lebih baik dari mereka. Shera yang terlalu bodoh percaya akan segala rayuan Albi, sehingga merelakan kehormatannya  direnggut sang kekasih.

“Dia tidak mau bertanggung jawab?” tanya pria tua itu lagi, masih tetap duduk di kursi rotan di tengah rumah.

Shera berlari ke depan sang ayah dan menjatuhkan diri di depannya, lantas memohon pengampunan.

“Ayah, ampuni Shera. Albi... Albi menikah dengan perempuan lain.” Tangis Shera pecah menceritakan apa yang dia alami saat mendatangi Albian. “Shera salah, Ayah. Shera tidak mendengarkan ucapan ayah. Tolong ampuni Shera, Shera menyesal.”

Namun, sekeras apa pun tangisan Shera di depan ayahnya, pria itu hanya diam di tempatnya. Permohonan ampun yang Shera ucapkan sama sekali tidak menggerakkan hati sang ayah, bahkan ekspresinya datar seperti sudah tahu akan kabar yang akan dibawa Shera. Pria paruh baya itu menatap lurus ke depan, tidak ingin menatap mata putrinya.

“Shera salah, Ayah, maafkan Shera. Tolong bicara pada Shera, jangan diamkan Shera seperti ini, Shera mohon.” Shera sudah tak punya harapan di hati kekasihnya. Hanya sang ayah lah harapan Shera untuk bisa mengerti kondisinya sekarang. Shera sangat berharap sang ayah akan memaafkan kesalahannya, memberi dukungan atas kehancuran yang sedang dia alami. Tapi  hal itu hanya menjadi harapan yang tidak akan pernah terjadi.

“Ayah sudah mengingatkanmu untuk tidak berhubungan dengannya,” ucap sang ayah, meraih gelas berisi teh di atas meja. “Tapi kau terlalu percaya dengan rayuan laki-laki itu. Kau tidak akan mengerti harta dan kekuasaan adalah hal yang tidak bisa ditoleransi. Jangankan keluarganya, orang yang kau cintai pun akan meninggalkanmu ketika dia sadar kau tidak sepadan dengannya.”

Shera hanya bisa menangis tanpa tahu teh yang diminum ayahnya sudah disiapkan racun di dalamnya. Beberapa saat setelah meneguk tehnya, ayah Shera memuntahkan darah.

“Ayah! Ayah, apa yang terjadi pada Ayah?” teriak Shera histeris, berusaha menyeka darah yang sudah mengotori dagu dan pakaian sang ayah.

“Harapanku hanya kau, tapi semua sudah berakhir. Aku lelah, Shera, aku tidak mampu menghadapi masalah ini sekali lagi. Ayahmu sangat lelah.”

Itu lah kata-kata terakhir yang diucapkan bersusah payah oleh sang ayah, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir. Shera hanya bisa meraung pangkuan sang ayah yang lebih memilih mati daripada menerima kesalahan putri satu-satunya.

***

Kembali pada kenyataan, Shera menatap lagi gelas wine di tangannya. Dia memang pengecut, sangat tidak punya keberanian seperti sang ayah. Shera hanya bisa meneguk cairan merah itu hingga tandas dari gelasnya. Terkadang Shera berpikir, kenapa bukan dia saja yang meminum racun itu? Kenapa harus ayah yang menanggung dosa atas perbuatannya?

“Ayah, maafkan Shera. Maafkan putri bodoh ini, yang tidak mendengarkan ucapanmu,” bisik Shera, dengan kedua pipi yang sudah dibanjiri air mata.

Adakah gadis sebodoh Shera di dunia ini? Menyaksikan sang ayah mengakhiri hidup hanya karena ulah sang anak yang terlalu percaya akan janji manis seorang pria. Shera sangat marah pada diri sendiri yang tidak bisa menjaga kehormatannya, terlalu percaya dengan cinta semu dari sang kekasih yang akhirnya berkhianat.

“Ini karena mereka.” Shera berkata parau. Suaranya hampir tenggelam oleh alunan musik sayup-sayup dari penyanyi kafe tempatnya duduk. Kenangan yang sudah usang itu sangat menyayat hati, membuat Shera membenci semua orang.

Andai saja Albi tidak menjanjikan pernikahan dengannya, Shera mungkin bisa mencegah kematian sang ayah dengan melarikan diri dari rumah. Ayahnya tidak harus tahu akan kehamilan Shera, sehingga semua bisa berjalan lebih baik.

“Aku membencimu, Bi, aku sangat membencimu!”

“Aku tahu, karena itu aku datang untuk menebus segala kesalahanku. She, aku sangat mencintaimu sampai detik ini, sampai rasanya aku ingin mati.” Sebuah suara datang dari belakang bersamaan dengan sepasang tangan yang melingkar di leher Shera, memeluk gadis yang tengah patah hati itu erat.

Albi?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
shera njing. anak g berguna dan gsmpangan buat ngangkang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamimu Juga Kekasihku    74. Kita Akan Menikah

    Satu-satunya orang yang bisa menolong Shera adalah Edward. Dalam hal apa pun itu, hanya Ed yang selama ini bisa Shera andalkan mengurus masalahnya. Meski Shera sudah membuat sangat banyak kesalahan, Edward masih dengan sabar di sisi gadis itu, bahkan tak sungkan Ed meminta maaf meski Shera yang melakukan kesalahan. Entah apa yang terjadi padanya sampai begitu sensitif, hanya karena Shera mempertanyakan apakah pria itu tulus padanya.“Edward, kau sedang demam?” Shera mengulurkan punggung tangannya ke kening Edward, suhu badan pria itu tidak panas. Tidak mungkin Edward badmood karena PMS kan? Dia laki-laki.“Aku baik dan aku tidak demam. Shera, tolong jawab pertanyaanku. Apakah semua yang kita lalui selama ini tidak berarti bagimu? Apakah kesabaranku menunggu hanya kau anggap sebuah lelucon, sampai kau pikir aku tidak tulus mencintaimu? Untuk apa aku bersabar menunggu, jika aku tidak tulus padamu?” sahut Edward, kali ini kalimatnya lebih panjang.Selama tujuh tahun ini sudah banyak hal

  • Suamimu Juga Kekasihku    73. Kedatangan Edward

    “Kamu nggak berangkat ke kantor?” tanya Shera yang melihat Albi bermalas-malasan di depan televisi. Pria itu menggeleng, seperti orang yang tak punya harapan hidup saja kelakuannya. Jujur Shera merasa tidak senang melihat Albi hanya diam di rumah.“Bi, kau harus tetap bekerja,” katanya, mengambil posisi duduk di sebelah pria itu.“Untuk apa? Adi Wangsa akan tetap memecatku.” Albi memeluk istri keduanya, membawa Shera ke dalam pelukan. “Mendingan aku habiskan waktu bareng kamu, kan?”Hah! Bukan seperti ini yang Shera inginkan. Meski dia dengan terpaksa harus menikah dengan Albi, dia sama sekali tidak berharap berduaan seperti ini terus menerus. Sejujurnya, bahkan Shera muak mendapat ciuman seperti sekarang dari Albi.“Bi...” bisiknya, menarik diri dari ciuman Albi yang bertubi-tubi di lehernya. “Aku tahu apa yang kau pikirkan sekarang. Kau takut kehilangan pekerjaanmu ‘kan? Tapi, meski nanti akan seperti itu, kau tidak boleh bolos bekerja. Kau harus tetap hadir di kantor, meski hanya u

  • Suamimu Juga Kekasihku    72. Membunuhmu Sekali Lagi.

    Setelah pertemuan dengan Lewin, setiap hari Vivi menerima pesan dari gadis bodoh itu, sebagai bukti Shera sudah meminum obat yang dia berikan. Seperti hari itu, Vivia tersenyum melihat Video saat Lewin memasukkan obat-obatan itu ke dalam botol vitamin Shera. Bertepatan sekali memang, warna dan bentuk obat penggugur kandungan yang ia beli sama persis dengan vitamin milik Shera. Gadis itu pasti tidak curiga jika yang ia minum adalah obat untuk membunuh janinnya.[Shera sudah meminum obatnya. -Lewin]Sebuah foto ikut terkirim di bawa pesan yang Lewin kirimkan. Vivi hanya membacanya tanpa membalas satu kata pun.Tak berselang lama, pesan masuk lagi ke ponselnya dan itu lagi-lagi dari Lewin.[Kapan obatnya akan bereaksi, Bu Vivi? Sudah tiga hari Shera minum tapi tampaknya dia baik-baik saja. -Lewin][Sabar. -Ibu Vivi]Hanya kata itu yang Vivi kirimkan.Obat itu memang tidak langsung menunjukkan reaksi apa-apa saat diminum. Tapi di dalam sana, perlahan obat itu akan membuat gerak si janin m

  • Suamimu Juga Kekasihku    71. Akan Aku Lakukan.

    Mendapat kesempatan berkuliah juga diberikan rumah yang layak di tengah kota, siapa pun pasti tergiur untuk mendapatkan semua itu. Tak ubahnya dengan Lewin, dia sangat ingin bisa berkuliah dan mewujudkan cita-citanya menjadi seorang desainer. Tapi melenyapkan nyawa seseorang sebagai taruhan, apakah itu bisa dia lakukan? Gadis belia itu menatap tak percaya pada wanita di depannya.“Melenyapkan bayi Shera?” bisik Lewin bertanya pada dirinya sendiri. Meski janin itu belum lahir ke muka bumi, tetap saja dia memiliki nyawa. Melakukan apa yang dikatakan oleh gadis di depannya ini sama saja membuat Lewin menjadi seorang pembunuh.“Kamu salah orang kalau berpikir aku akan melukai temanku dan janinnya. Dan aku katakan padamu, aku akan melaporkan rencanamu ini pada polisi!” kata Lewin tegas.Sejak tadi Lewin berusaha bersikap ramah, berbicara sopan dengan memanggil gadis seusianya itu dengan sebutan kakak, sebab dia pikir untuk menghormati pelanggan yang datang. Tapi setelah mendengar permintaa

  • Suamimu Juga Kekasihku    70. Kilas Lalu

    “Aku sudah menghubungi orang itu, dia bernama Edward. Ketepatan sekali, ternyata pria itu pemilik perusahaan yang menaungi Shera sebagai desainer. Jadi... dia tidak akan curiga saat aku menghubunginya.”“Hm... bagus. Atur pertemuan dengannya. Aku ingin mengetahui banyak dari pria itu, sebelum melancarkan rencana ini.” Sebelum berperang, Vivia akan mengumpulkan peluru untuk membidik targetnya tepat sasaran. Dia membutuhkan banyak informasi dari pria bernama Edward itu.“Sudah, Bu Vivia. Aku sudah mengatur semuanya. Ketepatan sekali, pria itu akan berkunjung ke Indonesia dalam minggu ini.”Tampaknya keberuntungan tak pernah meninggalkan Vivia. Dia tersenyum membayangkan bagaimana terkejutnya wajah Shera nanti saat bertemu pria itu.“Selain dia yang menyokong hidup Shera selama ini, ternyata pria itu juga yang menolong Shera tujuh tahun yang lalu.”“Maksudmu?” Vivia tak sabaran kala mendengar kata ‘tujuh tahun yang lalu’.“Saat Shera kehilangan janinnya. Pria itu yang menolong Shera dan

  • Suamimu Juga Kekasihku    69. Bendera Perang Berkibar.

    “Baik. Tunggu aku di Indonesia, aku akan membawakan Shabi padamu.”Sejak dulu, Edward tidak pernah mengingkari ucapannya. Tak pernah pria itu menolak apa pun yang Shera pinta, meski itu terbilang permintaan yang sangat mustahil. Shera tak merasa khawatir lagi akan permintaan Albi. Dia percaya seutuhnya pada Ed, jika Shabi akan segera datang ke hadapannya. “Aku akan membuat kau bahagia di awal, Bi. Sebelum menjatuhkanmu sangat sakit,” bisik Shera menyentuh rambut pria itu. Dia elus pelan, seperti seorang ibu memanjakan putranya. Tak ubahnya dengan Shera, di tempat lain pun Vivia mengatur rencana baru untuk mengungkap betapa jahatnya seorang Shera. Dia tertawa terbahak-bahak saat menerima email dari seorang pesuruh. “Wah, aku harus mengakui kau begitu cerdik, Shera. Di balik wajah polos yang pamerkan, ternyata kau tak beda liciknya dariku.” Sekali lagi dia tertawa, tak menduga gadis yang ia anggap lugu ternyata jelmaan iblis seperti dirinya. Gadis polos dari mana yang akan memanfaa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status