Home / Romansa / TEMAN TIDUR CEO / IRI DENGAN KECANTIKAN

Share

IRI DENGAN KECANTIKAN

Author: Catatan Ayra
last update Last Updated: 2025-05-12 12:18:24

Winona langsung saja mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberap foto, hanya saja sayang tidak bisa mendapatkan foto pria yang bersamanya, karena terhalang oleh Alex. Meski begitu hatinya sudah berjingkrak senang.

“Bersiaplah esok akan ada kegaduhan!” imbuh senang Winona seraya menyimpan ponselnya ke dalam tas.

Di dalam mobil Lucas, suhu terasa panas meski Ac mobil berfungsi dengan baik. Ponsel Grace berdering, tertera nama Claudius. Lucas melirik sesaat ke layar ponsel Gadis itu,

Grace tidak menjawab, dia lalu mengirim pesan, jika dia sudah pulang lebih dulu. Keesokan paginya Grace, pergi ke kampus, niat cuti kuliahnya resmi batal karena penawaran Claudius. Sementara itu, di ruang kerja, Gedung Smith. Alex baru saja memberikan sebuah berkas,berisi tentang pria yang dilihat semalam yang dia yakini bernama Claudius. Pria yang bisa membuat Grace tersenyum lepas, ringan.

Lucas membaca berkas itu dengan wajah datar sekaligus masam. Tangannya berhenti membalik lembar halaman ketika melih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
siapa yg grecep datang jd wali grace
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TEMAN TIDUR CEO   NYONYA!

    Grace menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Baiklah,” katanya dengan nada yang membuat Lucas tersipu malu.Lucas meraih tangannya. “Itu lebih baik,” ucapnya sambil mengecup punggung tangan Grace. “Setelah kita kembali, kita akan benar-benar mulai dari awal. Aku ingin melihat Alric tumbuh tanpa rasa takut seperti yang selama ini menghantui kita.”Grace menatap mata Lucas, kali ini tanpa ragu. “Dan aku akan pastikan dia tumbuh dengan cinta, bukan dendam.”Alex yang sejak tadi berdiri di dekat pintu, menyelipkan mapnya ke tas.“Pesawat sudah siap. Kita bisa berangkat sore ini.”Lucas mengangguk. “Baik. Siapkan juga pengamanan tambahan selama perjalanan. Aku tidak mau risiko sekecil apa pun.”Pak Tua masuk membawa dua cangkir kopi. “Kalian berdua terlihat seperti pasangan yang baru saja menutup babak gelap hidupnya,” katanya sambil meletakkan cangkir di meja.“Karena memang begitu,” jawab Lucas datar, tapi ada nada lega di suaranya.Grace meraih kopi itu, meniup uapnya.“Pak Tua… terima

  • TEMAN TIDUR CEO   ADIK UNTUK ALRIC

    Grace hampir tersedak mendengar ucapan itu. Dia menoleh cepat pada Lucas, menatapnya seolah baru saja mendengar sesuatu yang asing. “Alric?” ulang Grace, suaranya sedikit meninggi. “Kau… sudah memikirkan itu sejauh ini?” katanya lagi sambil memberi tatapan serius kepada suaminya itu.Lucas mengangkat bahu, bibirnya melengkung tipis. “Bukankah kau bilang tadi malam kita akan bicara tentang masa depan? Aku serius, Alric berhak merasakan keluarga yang utuh.”Grace bersedekap tangan. “Keluarga utuh? Lucas, kita baru saja melewati malam paling gila dalam hidup kita. Kau pikir aku bisa langsung memikirkan anak?”"Melahirkan dan menyusui?" yang benar saja. Lucas mendekat, duduk lebih rapat. “Justru karena itu. Kita sudah hancurkan masa lalu kita malam ini. Bukankah wajar jika memulai membangun sesuatu yang baru? Sesuatu yang... hidup?”Grace menatap laut, bibirnya bergetar. “Kau bicara seolah semuanya bisa diperbaiki hanya dengan satu keputusan.”Lucas menghela napas panjang, menatap Grace

  • TEMAN TIDUR CEO   HURU HARA HARI INI

    Huru hara hari ini telah usai, Mobil pun melaju meninggalkan kompleks gudang, melewati jalan yang masih basah oleh embun malam. Di kursi belakang, Grace menyandarkan kepalanya di bahu Lucas. Matanya terbuka lebar, tetapi pandangannya kosong, seolah pikirannya masih tertinggal di gudang.“Lucas…” suaranya lirih, hampir tak terdengar di atas suara mesin.Lucas menoleh. “Ya?”“Kenapa aku merasa... ini belum selesai? Seperti masih ada yang mengintai.”Lucas menarik napas panjang. “Karina sudah di tangan kita. Jaringannya lumpuh. Yang tersisa hanya sisa-sisa kecil yang akan diburu dalam beberapa hari.”Grace menggeleng pelan. “Bukan itu. Rasanya seperti... aku baru saja membuka luka lama. Semua kemarahan itu keluar, tapi yang tertinggal hanya rasa hampa.”Lucas meraih tangannya, menggenggam erat. “Kemarahan itu yang membuatmu bertahan sejauh ini. Tapi mulai sekarang, kau tidak perlu menyimpannya lagi. Kita bisa mulai saling menyembuhkan.”Grace menatap jendela, melihat langit yang di ufuk

  • TEMAN TIDUR CEO   LEMBARAN BARU

    Villa kembali sepi setelah mobil yang membawa Karina pergi. Namun Lucas tidak bergerak dari tempatnya. Ponselnya bergetar, tanda pesan terenkripsi masuk.Lucas menatap layar sebentar, lalu mendesah. “Kita belum selesai. Gudang di pelabuhan barat sudah aman, tapi laporan terakhir bilang masih ada perlawanan di kompleks pergudangan utara.”Grace menoleh, matanya masih sembab. “Kita akan ke sana?”Lucas mengangguk. “Ya. Kita harus selesaikan malam ini. Kalau tidak, mereka akan memindahkan semua barang bukti.”Pak Tua ikut mendekat. “Aku sudah siapkan mobil. Tim kedua sudah menunggu di titik pertemuan.”Grace menelan ludah, lalu menghapus air matanya. “Aku ikut.”Lucas menatapnya ragu. “Kau yakin? Ini bisa berbahaya.”Grace mengangguk tegas. “Aku ingin melihat semua ini berakhir dengan mataku sendiri.”Konvoi mereka melaju cepat melewati jalanan gelap menuju utara kota. Di dalam mobil, Alex membuka peta digital dan menunjuk salah satu gudang. “Ini pusat distribusi terakhir. Jika kita lump

  • TEMAN TIDUR CEO   SALING MENODONGKAN SENJATA

    Villa itu sunyi sejenak, hanya suara napas yang terdengar dari setiap orang yang kini saling menodongkan senjata.Lucas melangkah maju, pistolnya tetap terarah ke kepala Karina. “Turunkan senjata kalian,” perintahnya datar.Salah satu pengawal Karina mendengus. “Kau pikir kami takut?” kata Karina dengan sedikit menyeringai.Lucas tersenyum tipis. “Kau benar. Bukan takut yang kubutuhkan darimu. Yang kubutuhkan hanya waktu.”Karina menyipitkan mata. “Apa maksudmu?”Grace berdiri di sisi Lucas, matanya tidak lepas dari Karina. “Dia tidak butuh kau menyerah sukarela. Semua jalur keluar sudah diputus. Lihat ke luar jendela.”Karina menoleh sekilas ke kaca besar yang menghadap halaman. Lampu-lampu mobil kini memenuhi jalan setapak. Beberapa bayangan bersenjata tampak bergerak cepat mengelilingi villa.Pak Tua menambahkan dengan suara rendah, “Tim kami sudah di posisi sejak sejam lalu. Semua jalur ke dermaga, jalan belakang, bahkan jalur udara dengan drone, sudah diawasi. Malam ini, kau t

  • TEMAN TIDUR CEO   SIAP SALING MENEMBAK

    Suara mesin mobil akhirnya terdengar mendekat dari jalan setapak yang mengarah ke villa. Lampu sorot menembus kegelapan, menyapu dinding kayu dan kaca besar yang menghadap laut. Semua yang berada di dalam ruangan otomatis menoleh.Grace merapatkan topeng setengah pink dan setengah hitam ke wajahnya. Napasnya terasa lebih berat daei balik topeng. Tapi dia tahu penyamaran kecil ini bisa memberi keuntungan. Lucas berdiri tidak jauh dari pintu, pistol tersembunyi di balik jasnya. Alex kembali membuka laptop, seolah-olah dia hanyalah teknisi yang sibuk dengan presentasi. Pak Tua menegakkan punggung, siap memainkan perannya.Pintu utama diketuk tiga kali.Lucas menoleh ke Grace. “Itu dia.”Grace memberi isyarat dengan anggukan.Pintu dibuka perlahan. Seorang wanita dengan mantel gelap melangkah masuk. Rambut hitam panjangnya tergerai rapi, bibirnya melukis senyum dingin. Dua pria berjas hitam mengikuti di belakang, jelas pengawal pribadi.Karina.Tatapannya langsung menyapu ruangan, berhen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status