Share

Bab 6: Hancur

Penulis: Anni Dess
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 21:54:33

Seruni pulang kerumah esok harinya. Sejak semalam ia menginap di hotel. Ia baru berani pulang pada jam empat sore, jam pulang biasanya setelah mengajar les anak dari orang yang sudah menghancurkan dirinya itu. Seruni juga perlu memastikan dulu jika kondisi wajahnya sudah tidak terlalu mengenaskan.

Seruni beralasan, dia semalam tidak pulang karena harus menjaga Ano yang sedang sakit dan orang tuanya tidak ada di rumah. Pagi harinya Seruni mengatakan langsung pergi mengajar di sekolah.

Semalam Seruni mengetik pesan itu di ponselnya sambil bercucuran airmata. Berbohong bukanlah kebiasaan Seruni, dia merasa begitu berdosa kepada orang tuanya. Setelah mereka begitu khwatir karena dirinya semalam tidak pulang, kini ia harus membohongi mereka.

"Ya ampun Nak, ap kamu baik-baik saja? Ayah khwatir, belum pernah kamu tidak pulang seperti ini."

"Seruni baik-baik saja, Ayah. Ibu dimana?" tanya Seruni berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ibu belum pulang dari pengajian rutinan di masjid," jawab sang Ayah. "Mata kamu terlihat sedikit bengkak, Nak. Apa kamu habis menangis?"

"Iya Yah, aku menangis karena kasihan melihat murid kesayanganku sakit. Aku juga kurang tidur semalam, mungkin karena itu mataku jadi bengkak."

"Syukurlah, Ayah hanya takut terjadi sesuatu yang buruk sama kamu."

"Tidak Yah, aku sudah besar, bisa menjaga diri."

"Sebesar apapun kamu, se-dewasa apapun kamu, kalau Ayah masih hidup dan kamu belum menikah, Seruni masih jadi tanggung jawab Ayah untuk menjaganya. Terlebih kamu seorang perempuan, setiap kamu pergi meninggalkan rumah ini, Ayah selalu di landa rasa takut kalau sampai terjadi hal buruk di luar sana."

Seruni hanya bisa menanggapi ucapan Ayahnya dengan senyuman. Semua ketakutan Ayahnya sudah terjadi. Ia bukan lagi Seruni anak gadis dari Bapak Rizwan dan Ibu Nailah.

Tanpa terasa Seruni meneteskan air mata mengingat semua kejadian itu.

"Loh kok kamu malah nangis, apa Ayah salah bicara?" tanya Rizwan sedih.

"Nggak Yah..., Runi cuma terharu sama kata-kata Ayah."

"Kamu bikin Ayah takut saja."

Seruni tertawa kecil. "Makasih Ayah atas segala perhatiannya, maaf kalau selama ini Seruni belum bisa menjadi anak yang baik dan membuat Ayah bangga."

Sebisa mungkin Seruni berusaha ceria di hadapan Ayahnya.

"Udah jangan nangis, sana kamu mandi, bau asam tau."

Seruni tersenyum masam, bukan hanya bau asam Seruni juga merasa tubuhnya sangat kotor dan tidak bisa di bersihkan hanya dengan air mandi saja.

Seruni segera berlari meninggalkan Ayahnya dia tidak mau sampai tangisnya pecah lagi di hadapan orang yang sangat ia hormati dan jaga perasaannya.

***

Keesokan harinya, Seruni berangkat ke Sekolah untuk mengajar seperti biasa. Suasana hatinya memang sedang tidak baik, tetapi dia tidak boleh egois. Dia harus tetap melakukan tanggung jawab pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah di pilihnya karena mengikuti jejak sang Ayah.

Saat baru saja Seruni memarkirkan motornya, sebuah mobil yang di kenalinya berhenti di depan gerbang sekolah. Seorang anak turun dari mobil tersebut dan akan menghampirinya, tetapi Seruni memilih untuk segera pergi dan mempercepat langkahnya. Anak itu jelas mengingatkan dirinya akan kejadian buruk hari itu.

Selama jam pelajaran, Seruni juga menghindari berinteraksi dengan Ano secara berlebih, tidak seperti biasanya.

Sayangnya sebagai anak kecil, Ano tidak tahu jika sikap yang ia tunjukkan adalah karena sedang menghindarinya. Ano tetap merecokinya seperti biasa.

"Kamu bisa diam dulu nggak sih!!!" Tanpa sadar Seruni membentak Ano dengan sangat keras.

"Runi.....?" Mutia, guru pendamping di kelas itu terkejut mendengar Seruni membentak anak muridnya. Pasalnya selama ini Seruni adalah guru tersabar dalam menghadapi anak-anak, tidak seperti dirinya yang memang tidak mempunyai kesabaran setebal teman kerjanya.

"Maaf, aku terbawa suasana hatiku yang sedang kurang baik. Dia sama kamu aja Mutia, biar aku ajari anak yang lain."

Seruni mengucapkan maaf tanpa mau memandang Ano sama sekali. Mutia mengangguk dan menarik Ano untuk ikut ke mejanya. Walaupun masih bingung Mutia menuruti perintah Seruni. Baginya ini sangat aneh mengingat Seruni dan Ano selama ini terlihat dekat, apalagi ia tahu jika beberapa hari ini Seruni juga mengajari anak ini les privat di rumahnya. Mutia tidak tega melihat anak itu mulai terisak dan menangis, dia akan menanyakan hal ini pada Seruni, apa yang membuatnya sampai lepas kontrol seperti ini.

"Ano..., sudah ya jangan nangis, Ano sama Bunda Mutia dulu ya, Bunda Uninya masih sibuk sama yang lain."

"Apa Ano nakal, apa Ano bikin salah sama Bunda Uni? Kenapa Bunda Uni marah sama Ano, nggak mau dekat-dekat sama Ano? Ano jadi takut."

Seruni menggigit bibir dalamnya mendengar kata-kata yang Ano ucapkan, setetes air mata terjatuh dari mata indahnya. Jeosano memang tidak bersalah, tetapi ayahnya. Ayahnya yang sudah melukai hati serta harga diri Seruni. Dan, melihat wajah anak itu membuat hati Seruni sakit karena ingat akan perbuatan bejad Ayahnya.

Hari ini Seruni merasa jam sekolah berjalan begitu lambat, Seruni sudah tidak sabar untuk pulang ke rumahnya, meratapi nasib buruk yang menimpanya. Ingin rasanya ia berteriak menanyakan mengapa ia harus mengalami hal yang begitu menjijikkan seperti ini? Dosa apa yang membawanya sampai pada titik sakit seperti ini? Lalu jika benar ia hamil karena perbuatan laki-laki itu, apa yang harus Seruni katakan pada kekasihnya? Seruni merasa dunianya saat ini runtuh.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
ayah kamu yg bikin bunda uni seperti itu ano, jahat ayah kamu itu hancur sudah seruni dan harapan orang tuanya
goodnovel comment avatar
Nurhayati90
nyeseknya jadi seruni, kenapa nasib buruk menghampiri nya
goodnovel comment avatar
Kania Putri
demi apa nyesek pas papanya seruni kasih nasehat begitu sayangnya dia sama anaknya tapi sayang anak yg dia kasihi malah sudah di rusak sama angga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 17. Luluh

    Sudah satu minggu Seruni menjadi istri dari Angga, dengan cara di tipu oleh laki-laki itu. Selama itu pula dia masih diam saja, tidak ada obrolan dengan suami, mertua, apalagi anak tirinya. Terakhir berbicara dengan Angga ketika meminta sebuah toko perhiasan dan ia di minta untuk menunggu. Katanya tidak sampai satu bulan toko dan segala isinya, termasuk karyawan sudah siap. Malam ini, untuk pertama kalinya setelah kejadian ia membentak Ano, Seruni duduk berdekatan dengan anak laki-laki yang kini berstatus sebagai anak tirinya. Meski begitu tidak ada yang berani menuntut ia bersikap seperti seorang Ibu pada Ano, termasuk Ibu mertuanya juga Angga. Seruni mendengar bisik-bisik Ibu mertuanya yang menyuruh Ano jangan takut padanya. Namun, Seruni tidak ada minat untuk ikut membujuknya.Seruni tahu Ibu mertuanya berusaha keras meyakinkan Ano jika ia tidak akan berbicara keras lagi. Setelah peristiwa ia membentaknya waktu itu, belum sekalipun mereka bertegur sapa. Saat menikah, Ano hanya me

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 16: Permintaan Seruni

    Hari ini Angga dan Seruni pulang kerumah setelah dua malam tidur di kamar hotel. Selama dua malam itu, tak sekalipun mereka saling bicara. Seruni menutup mulutnya dan diam seribu bahasa. Sampai di rumah, mereka di sambut oleh Mira, Ibu dari Angga. "Selamat datang Seruni, sekali lagi saya minta maaf. Untuk diri saya sendiri, dan juga anak saya, Angga."Seruni hanya menatap sebentar tanpa berniat menjawab ungkapan maaf dari wanita yang sudah bergelar sebagai Ibu mertuanya. Ia tahu ini tidak sopan, tapi sakit dan kecewa di hatinya belum hilang. "Angga, ajak istri kamu ke kamar dulu. Sementara Mama mau kasih pengertian ke Ano dulu tentang kenapa Seruni ada di sini. Tahu sendiri dia masih bingung sama pernikahan kalian kemarin.""Iya Ma, terimakasih," jawab Angga.Seruni masih berdiri diam di tempat saat Angga berjalan hendak masuk ke dalam kamar."Seruni, ayo."Seruni terasa seperti orang linglung, apa yang akan ia lakukan di rumah ini nanti dengan waktu yang tidak bisa di tentukan. I

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 15: Datang bulan

    Acara sudah selesai, tapi raut muram di wajah Seruni belum hilang. Ada banyak kejutan yang ia dapatkan malam ini. Salah satunya adalah kedatangan orangtua Adam. Meski mereka datang dengan senyuman dan memberi selamat, sikap mereka justru mengusik hati kecil Seruni.Selain itu, Adam juga datang saat acara sudah hampir selesai. Memang ia yang memberinya undangan saat Adam memintanya, mereka bertemu untuk terakhir kalinya beberapa hari lalu. Adam ingin tahu apa yang membuat ia meninggalkannya, dan ingin melihat dengan matanya sendiri jika benar ia akan menjadi milik laki-laki lain. "Seruni, silahkan kamu istirahat. Saya keluar dulu, ada perlu sebentar."Seruni tak menjawab apa yang di ucapkan suaminya, pernikahannya ini tidak akan merubah sikap apalagi perasaannya pada seorang Angga. Tanpa Seruni tahu, Angga pergi keluar untuk menemui seseorang yang tak lain adalah mantan kekasih Seruni. Dia akan meluruskan dan menjelaskan padanya, apa adanya, dan sejujur-jujurnya. Toh dia sudah menika

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 14: Menikah

    Sepulangnya dari menemui Ayah Seruni, Angga segera menemui Ibunya, satu-satunya orangtua yang masih ia miliki. Angga harus segera membicarakan ini dengan beliau tentang acara lamaran juga pernikahan. "Ma, apa Ano sudah tidur?" tanya Angga setelah ia sampai di rumah. "Sudah," jawab Bu Mira singkat. Sebagai ibu dia masih belum bisa menerima perbuatan anaknya. "Ma, besok bantu aku datang ke rumah Seruni buat lamar dia ya? Aku harus menikah dalam minggu ini juga.""Kamu suruh orang lain saja, Mama malu. Selain perbuatan bejad kamu, Mama juga sudah pernah datang untuk melabrak dia dan membuat Seruni kehilangan pekerjaan. Lagian waktu satu minggu untuk persiapan mana cukup."Angga mengerti akan sikap kecewa Mamanya. Orangtua mana yang bahagia jika dua kali menikah, anaknya selalu sudah menyentuh perempuannya lebih dulu. "Nanti kita minta maaf, dan untuk perbuatanku ke Seruni, orangtuanya tidak tahu. Seruni merahasiakan ini, Ma. Untuk persiapan biar jadi urusanku," ucap Angga. "Enak ben

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 13: Bertemu Ayah Seruni

    Seruni menatap nanar kepada tiga buah testpack bergaris dua di depannya. Setetes air mata jatuh di pipinya. Inikah akhir dari perjalanan hidupnya? Apakah takdirnya akan berakhir menjadi Ibu dari anak lelaki di depannya ini. Anak? Seruni tertawa dalam hati. Mempunyai anak sama sekali belum menjadi tujuan hidupnya dalam waktu dekat ini.Angga mengangkat dagu Seruni untuk menatap matanyanya."Maaf." Angga hendak menarik Seruni dalam pelukannya, tapi di tolak."Kita menikah satu minggu lagi.""Apa harus secepat itu?" tanya Seruni terkejut sambil menahan tangis. "Iya, kita tidak mungkin menunggu perutmu membesar baru menikah.""Tapi Anda harus bertemu Ayahku dulu sebelum membawa keluarga lain untuk melamar.""Saya akan menemui Ayahmu sekarang juga."Seruni tak bisa menolak, sekarang atau nanti akan berakhir sama. "Tapi tolong, simpan rapat-rapat aib yang membuatmu sampai bertemu Ayah saya."Angga mengangguk, itu justru akan menguntungkan dirinya. ***Seruni menghembuskan nafas berat s

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 12: Mengurai Masalah

    Seruni sampai dirumahnya tepat saat adzan maghrib berkumandang. Setelah masuk kerumah dan membersihkan tubuh Seruni bergabung bersama orang tuanya untuk melaksanakan shalat berjamaah.Setelah selesai shalat Seruni membantu Ibunya menyiapkan makan malam."Kamu baik-baik saja, Runi?" tanya sang Ibu. "Baik, Bu.""Tapi belakangan ini kamu jadi lebih banyak diam.""Sebenarnya ada sedikit masalah, tapi Runi belum bisa cerita. Seruni belum sanggup lihat ayah dan ibu kecewa.""Apapun masalahnya cerita ke kita Runi, semua masalah pasti ada jalan keluarnya, jangan di pendam sendiri." Ucap sang Ibu bijaksana. "Iya Bu, maaf.""Ya sudah ayo kita makan, habis makan kamu harus cerita ke Ayah dan Ibu."***Akhirnya di sinilah Seruni berada, di ruang keluarga yang sederhana. Sangat jauh jika di banding dengan ruang keluarga yang ada di rumah mewah Angga.Seruni berniat mulai mengurai beban pikirannya. Mengakui sedikit demi sedikit masalah-masalah yang dia hadapi belakangan ini."Ayo Nak ceritakan, a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status