Saat istirahat siang teman -teman Merri video call menceritakan kedatangan suami dan mertua Merri. Merri tertawa mendengar cerita mereka ketika Rissa menjelaskan PHP ke pak Baron. "Waktu aku katakan mertua mu turlap, wajahnya terlihat bingung,aku tunggu ia bertanya." "Apakah mertuaku bertanya?"tanya Merri menahan senyum. Rissa tertawa,"Mungkin ia segan bertanya karena ketika mengatakannya aku tersenyum-senyum seakan memujinya dan dibalik itu ingin mengetahui apakah ia mengenal bahasa gaul kami anak-anak jaman now."Kamu ini suka memancing di air terjun,"Ucap Merri disambut teman-temannya dengan tertawa tergelak-gelak. Setelah video call dengan teman-temannya, Merri menemui mamanya yang sedang duduk di sofa,"Ma, tadi Oom Baron dan mas Dragnar mencari kita di rumah kontrakan teman-teman."Ibu Anna membalikkan badannya,keningnya berkerut,"Mas Baron ? Mama sungguh tidak percaya kalau ia sendiri mencari kita, ""Oom Baron dan mas Dragnar. Semalam mas Dragnar dan pengawalnya mencari kit
Di mobil, tubuh Dragnar membeku, kepalanya mendadak pusing, mencemaskan keadaan Merri yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Sesampai di kantor, Dragnar langsung ke ruang CEO, yang sementara ini dijabat ketika pak Baron ke luar negeri.Betapa kagetnya Dragnar melihat ibu Aida ada di kantor dengan memasang wajah datar, ayahnya duduk di kursi CEO matanya tertatap lekat pada laptop di depannya. Kedua makluk yang ada di ruang CEO langsung beralih pandangannya ketika pintu ruang CEO terbuka dengan kasar kemudian dibanting dengan keras.“Ini bukan rumah, ini kantor!Darimana saja kamu?Mom tanya dad, katanya kamu ada melakukan sesuatu.Mom curiga kamu mencari perempuan liar itu!”Cicit mamanya tanpa henti.Dragnar menghembuskan napas panjang, seolah ada beban yang ia bawa sepanjang perjalanan , pikirannya terus ke sosok Merri, sosok perempuan yang sangat dicintainya ,tiba-tiba menghilang setelah beberapa bulan mereka mengecap indahnya hubungan mereka, membuatnya frustasi.Ketika sa
Pintu ruang CEO diketuk, Andri sekretarisnya dan Ryan pengawal pribadinya masuk ke dalam ruangan.“Sudah ada informasi terbaru?”tanya Dragnar.“Belum ada bos,”Jawab Ryan.‘Kemana mereka menyembunyikan diri?Mengapa Merri sampai hati membuatku panik dan frustasi? Hum..mungkin karena ia tidak mencintaiku hingga tidak punya perasaan terhadap diriku?’batin Dragnar.“Kamu sudah cek perusahaan milik pak Kristianto?” tanya Dragnar.“Sudah bos, para karyawan menyatakan bahwa mbak Merri dan ibu Anna sejak pak Kristianto meninggal tidak pernah ke kantor sejak perusahaan dikuasai saudara-saudaranya pak Kristianto.”Jawab Ryan.“Hum, satu lokasi lagi yang harus kita cek,”“Di mana itu bos?”“Panti asuhan, tapi terletak di Pare ,Kediri.Apakah mereka menyembunyikan diri mereka di sana?”Tanya Dragnar seolah pada dirinya sendiri.Ryan dan Andri menatap bosnya yang wajahnya terlihat kusut, rambutnya berantakan karena sering diremas karena kesal.“Kami siap ke sana asal bos segera perintahkan.Saya aka
Merri tersenyum tahu signal yang disampaikan mamanya, menyatukan jempol dan jari telujuk, tanda cinta khas Korea menarik tangan dragnar masuk ke kamar tidur.Di kamar tidur, tidak ada kata-kata diantara mereka, saling menatap, saling membagi rindu yang ingin dilepaskan.“Aku merindukanmu,”bisik Dragnar.“Aku merindukanmu juga,”bisik Merri.Dragnar menatap tajam Merri,”Kamu merindukanku?”“Hum, sangat. Aku tidak bisa tidur. Lihat ada kantong mata…..”“Aku …..pernah bermimpi kita bertemu lalu saling melepaskan rindu, kamu menyatakan bahwa kamu merindukanku.Setelah bangun aku marah, ternyata aku bermimpi.”“Aku merasa seperti terjebak antara rindu dan cinta,”bisik Merri di telinga Dragnar.“Honey, merindukanku, aku sudah senang, “bisik Dragnar memeluk tubuh Merri.“Honey, I need you,”bisik Dragnar mengulum bibir Merri dengan intens, melepaskan bibir Merri ketika merasakan napas Merri tersengal-sengal.“Aku juga menginginkanmu,”bisik Merri parau .Dragnar menurunkan dres Merri dengan perl
Suara Sam Smith, lagu fire on fire mendayu lembut.Merriana berdiri mematikan musik dari ponselnya, mencari piringan hitam di antara deretan piringan hitam yang tertata rapi. Mencari piringan hitam dengan cover Andrea Bocelli , memilih lagu "Can't falling in love.""Mengapa ganti lagunya?" tanya Dante."Hem, aku sekarang tidak suka dengan penampilan Sam Smith yang berpenampilan lebih feminin, aku suka penampilannya yang lama lebih manly. Dia rupanya menandai dirinya sebagai Queer." Jawab Merriana."Tidak usah dibahas, yang penting aku masih suka laki-laki, aku masih suka perempuan, apalagi perempuan seperti kamu ," bisik Dante.“Mum, perempuan seperti aku? " bisik Merriana manja, menatap Dante penuh gairah, mengajak mata mereka bercumbu sebelum tubuh mereka bercumbu, dilanjutkan dengan bibir yang tidak mau kalah ikut bercumbu, saling mengulum. Merriana membelai dada pria yang dipujanya, membiarkan bibir mereka saling mengulum, memagut, saling mengait membuat Merriana terjebak d
Latar belakang dokter Dante Pramudya Saksono, menyimpan identitas tersembunyi, mengenai dirinya, asal usulnya tidak diketahui. Yang diketahui dia dibesarkan di panti asuhan milik para biarawati Katolik. Dia ditemukan oleh tukang kebun biara pagi hari di antara semak-semak bunga di taman biara. Suara bayi menangis mencuri perhatian bapak Saksono yang akan membabat rumput di taman, dikagetkan dengan boks bayi lengkap kaleng susu formula di sampingnya, ada secarik kertas,”Suster peliharalah bayiku, dia tidak berdosa, sayalah yang berdosa. Saya percaya pada janjinya akan mengawiniku tapi dia memilih perempuan lain.Nama bayiku Dante, berarti teguh dan abadi. Semoga anakku bisa teguh dan abadi..”Biara langsung gempar ditemukan bayi mungil yang masih merah, membuka matanya menatap orang di sekelilingnya membuat para biarawati gemas, langsung memandikannya, membungkus dengan selimut karena popok yang dipakainya telah basah dengan kencing. Kepala biara segera memanggil dokter untuk memeriksa
Kembali ke Surabaya, sepanjang perjalanan naik kereta malam Semarang-Surabaya, Merri terkenang saat-saat bersama Dante. Jum’at malam , Merri berangkat dari Surabaya naik kereta malam, tiba di Semarang langsung ke apartemen Dante yang waktu itu penghuninya masih di rumah sakit, kemudian mengirim pesan melalui ponselnya ke Dante.‘Merri : Sayang, aku sudah di apartemenmu. Kapan pulang?’Rupanya Dante sibuk, baru centang satu, batin Merri.Merri mencari jas kamar yang selalu dia simpan di apartemen Dante.Ada kesepakatan mereka setiap tiga bulan saling berkunjung. Dante ke Surabaya, nginap di hotel setelah Merri reservasi atau Merri ke Semarang nginap di apartemen Dante.Akhir-akhir ini Dante jarang ke Surabaya, alasannya sibuk dengan segala macam alasan, sibuk operasi, ikut symposium di Jakarta, Bali bahkan baru-baru ini symposium dokter bedah saraf di Korea.Ponsel Merri berdenting.‘Dante : Baru saja selesai operasi,aku masih harus tunggu sampai pasien stabil baru ke apartemen.’‘Mer
Setelah beristirahat sejenak, mandi di bawah shower Merri merasa segar kembali. Memulas wajahnya yang cantik dengan make up natural, Merri turun ke bawah. Papa dan mamanya baru selesai sarapan sedang duduk di sofa menonton televisi.“Morning,” sapa Merri riang.“Pagi, mmm.. wajahmu sumringah banget.” Ujar mamanya.“Mama ini kayak tidak kenal masa muda . Dia baru ketemu pujaan hati yang belum ada rencana mau melamar anak gadis kita.”“Sabar pa, nanti mas Dante akan melamarku pada saat yang tepat, waktu yang tepat dan hari yang tepat.” Jawab Merri langsung mengambil gelas berisi juice jeruk, menyesapnya sebentar lalu meneguknya sampai habis.“Sarapan dulu nduk, mama bikin omelet kesukaanmu.”“Hum, tinggal lima belas menit lagi, aku harus berangkat ke kantor. Takut macet.”Ujarnya mencomot roti , dengan garpu memotong sedikit omelet menyatukan dengan roti.“Pa, kepriye carane bocah wadon sampeyan,menakutkan. Pantas Dante menunda-nunda melamarmu, makan kok asal mencomot saja.” Ujar mamanya
Merri tersenyum tahu signal yang disampaikan mamanya, menyatukan jempol dan jari telujuk, tanda cinta khas Korea menarik tangan dragnar masuk ke kamar tidur.Di kamar tidur, tidak ada kata-kata diantara mereka, saling menatap, saling membagi rindu yang ingin dilepaskan.“Aku merindukanmu,”bisik Dragnar.“Aku merindukanmu juga,”bisik Merri.Dragnar menatap tajam Merri,”Kamu merindukanku?”“Hum, sangat. Aku tidak bisa tidur. Lihat ada kantong mata…..”“Aku …..pernah bermimpi kita bertemu lalu saling melepaskan rindu, kamu menyatakan bahwa kamu merindukanku.Setelah bangun aku marah, ternyata aku bermimpi.”“Aku merasa seperti terjebak antara rindu dan cinta,”bisik Merri di telinga Dragnar.“Honey, merindukanku, aku sudah senang, “bisik Dragnar memeluk tubuh Merri.“Honey, I need you,”bisik Dragnar mengulum bibir Merri dengan intens, melepaskan bibir Merri ketika merasakan napas Merri tersengal-sengal.“Aku juga menginginkanmu,”bisik Merri parau .Dragnar menurunkan dres Merri dengan perl
Pintu ruang CEO diketuk, Andri sekretarisnya dan Ryan pengawal pribadinya masuk ke dalam ruangan.“Sudah ada informasi terbaru?”tanya Dragnar.“Belum ada bos,”Jawab Ryan.‘Kemana mereka menyembunyikan diri?Mengapa Merri sampai hati membuatku panik dan frustasi? Hum..mungkin karena ia tidak mencintaiku hingga tidak punya perasaan terhadap diriku?’batin Dragnar.“Kamu sudah cek perusahaan milik pak Kristianto?” tanya Dragnar.“Sudah bos, para karyawan menyatakan bahwa mbak Merri dan ibu Anna sejak pak Kristianto meninggal tidak pernah ke kantor sejak perusahaan dikuasai saudara-saudaranya pak Kristianto.”Jawab Ryan.“Hum, satu lokasi lagi yang harus kita cek,”“Di mana itu bos?”“Panti asuhan, tapi terletak di Pare ,Kediri.Apakah mereka menyembunyikan diri mereka di sana?”Tanya Dragnar seolah pada dirinya sendiri.Ryan dan Andri menatap bosnya yang wajahnya terlihat kusut, rambutnya berantakan karena sering diremas karena kesal.“Kami siap ke sana asal bos segera perintahkan.Saya aka
Di mobil, tubuh Dragnar membeku, kepalanya mendadak pusing, mencemaskan keadaan Merri yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Sesampai di kantor, Dragnar langsung ke ruang CEO, yang sementara ini dijabat ketika pak Baron ke luar negeri.Betapa kagetnya Dragnar melihat ibu Aida ada di kantor dengan memasang wajah datar, ayahnya duduk di kursi CEO matanya tertatap lekat pada laptop di depannya. Kedua makluk yang ada di ruang CEO langsung beralih pandangannya ketika pintu ruang CEO terbuka dengan kasar kemudian dibanting dengan keras.“Ini bukan rumah, ini kantor!Darimana saja kamu?Mom tanya dad, katanya kamu ada melakukan sesuatu.Mom curiga kamu mencari perempuan liar itu!”Cicit mamanya tanpa henti.Dragnar menghembuskan napas panjang, seolah ada beban yang ia bawa sepanjang perjalanan , pikirannya terus ke sosok Merri, sosok perempuan yang sangat dicintainya ,tiba-tiba menghilang setelah beberapa bulan mereka mengecap indahnya hubungan mereka, membuatnya frustasi.Ketika sa
Saat istirahat siang teman -teman Merri video call menceritakan kedatangan suami dan mertua Merri. Merri tertawa mendengar cerita mereka ketika Rissa menjelaskan PHP ke pak Baron. "Waktu aku katakan mertua mu turlap, wajahnya terlihat bingung,aku tunggu ia bertanya." "Apakah mertuaku bertanya?"tanya Merri menahan senyum. Rissa tertawa,"Mungkin ia segan bertanya karena ketika mengatakannya aku tersenyum-senyum seakan memujinya dan dibalik itu ingin mengetahui apakah ia mengenal bahasa gaul kami anak-anak jaman now."Kamu ini suka memancing di air terjun,"Ucap Merri disambut teman-temannya dengan tertawa tergelak-gelak. Setelah video call dengan teman-temannya, Merri menemui mamanya yang sedang duduk di sofa,"Ma, tadi Oom Baron dan mas Dragnar mencari kita di rumah kontrakan teman-teman."Ibu Anna membalikkan badannya,keningnya berkerut,"Mas Baron ? Mama sungguh tidak percaya kalau ia sendiri mencari kita, ""Oom Baron dan mas Dragnar. Semalam mas Dragnar dan pengawalnya mencari kit
“Danur, dad ikut di mobilmu,” ujar pak Baron.“Kita pakai mobil masing-masing saja,” jawab Dragnar.“Dad khawatir kamu nanti menghilang seperti isterimu, “Ada keinginan Dragnar untuk membantah ayahnya, kemudian memasang wajahnya senormal mungkin agar ayahnya tidak curiga pada rencananya sebelum ke kantor akan kembali ke rumah teman-teman Merri.“Andri, kamu pakai mobilku, aku akan ikut mobil Danur.”Pak Baron memberi perin tah pada sekretaris sekaligus asisten pribadi Dragnar.Andri membungkuk, meraih jas dan tas kerja Dragnar, menuju ke pintu melintasi ruang tamu menuju ke teras, meletakkan jas dan tas kerja Dragnar di jok penumpang.“Drangnar, ikut dad, mungkin ada pembicaraan khusus denganmu . Tidak mungkin dibicarakan di kantor,”ujar ibu Aida tersenyum , kemudian beranjak ke suaminya mencium kening suaminya.“Dragnar , dengar kata-kata ayahmu. Semua yang dikatakannya adalah demi kepentinganmu, apalagi ayahmu sekarang sedang mempersiapkanmu menjadi CEO di perusahaannya.”“Ok, mom.
Setelah diberi obat penenang, Dragnar tertidur pulas. Atas perintah tuan Baron , seorang pengawal pribadi berjaga di luar kamar tidur, kedua orangtuanya kembali ke kamar mereka.“Dragnar sudah kacau logikanya sejak menikah dengan Merri. Apa yang Merri lakukan kepadanya sehingga ia menjadi tergila-gila pada perempuan yang tidak mempunyai harga diri.” Ujar ibu Aida ketika mereka berada di kamar.“Kamu kan tahu, Danur sudah lama suka sama Merri. Waktu jumpa kembali ketika liburan mereka bertemu, katanya cinta pertamanya kambuh dan ia setuju dengan rencanaku untuk menjodohkannya dengan Merri."“Itulah kamu, mau merajut kembali persahabatanmu dengan Andrew, kita tidak tahu Merri yang dulu polos, manis berubah menjadi liar.”“Liar?” Tanya pak Baron.“Iya, dengan pacarnya yang dokter sering ketemuan di Semarang, tinggal bersama di apartemen pacarnya berhari-hari, apa yang dilakukan seorang perempuan dan pria dalam satu kamar berhari-hari?”Pak Baron menatap isterinya,kemudian tersenyum,”Ci
Kepanikan semakin mendera pikiran Dragnar, diambilnya ponselnya, jempolnya bergulir mencari nomor Merri, tidak ada tanggapan. Dragnar kemudian menghubungi pengawal pribadinya,“Kamu, tanya ke pos jaga apakah mereka melihat nyonya muda keluar dengan nyonya besar?” Perintahnya.Setelah menunggu sekian detik, ponselnya berbunyi,”Apa? nyonya muda ,ibu Anna dan suster keluar tanpa diantar supir? Kemana mereka?”Mendapat jawaban dari pengawal pribadinya, Dragnar langsung memberi perintah,”Siapkan mobil, saya akan mencari isteriku!”Dragnar gelisah , Merri tidak bisa dihubungi, satu-satu jalan hanyalah menuju ke tempat kost teman-teman Merri.Dragnar tidak tahu tempat kost teman-teman Merri, supir yang pernah mengantar mereka pasti tahu tempat kost teman-teman Merri.Dragnar gelisah tidak saja karena menghilangnya Merri, khawatir Merri hamil. Ia tidak ingin bayi yang dikandungnya akan mengalami masalah,’Aku harus mem punyai keturunan, ini satu-satunya warisan yang indah kuberikan jika aku
Turun dari lift dengan membawa satu tas yang dibawa sewaktu datang ke mansion, Merri menuju ruang tamu mamanya terlihat gelisah ditatap ibu Aida.“Kamu tidak mencuri perhiasanku?”tanya ibu Aida.Merri membuka risluting tas, mengeluarkan dua baju tidur miliknya dan dalaman miliknya, diletakkan di atas meja tamu.“Semua baju, lingerie yang dibeli Dragnar tidak saya bawa. Yang saya bawa hanya cincin kawin yang dibeli Dragnar. Saya tidak menyerahkan karena Dragnar belum menceraikan saya.Walaupun Dragnar kelak akan menceraikan saya, saya tidak mau bercerai! Karena apa yang sudah disatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan atau diceraikan manusia!” Ujar Merri.Ibu Aida memandang Merri dengan tatapan sinis,kemudian mengalihkan pandangannya ke miss Franka, ”Buang semua pakaian yang sudah dia pakai,jangan ada tersisa satupun.”Miss Franka membungkuk tanpa mengatakan satu katapun lalu pergi menjalankan perintah nyonya besar.“Hum..mana kunci rumah?”Tanya Merri.“Silahkan ambil map plastik yang ad
Merri masih tertidur lelap ketika Dragnar membangunkan dengan membelai lengannya , tidak ada reaksi, dilanjutkan dengan mengusap kepala, diakhiri dengan mengecup kening Merri.Mata yang semula redup tiba-tiba membesar melihat Dragnar sudah berpakaian rapi. Aroma parfum Dragnar membelai hidung Merri.“Honey, aku kerja dulu.Dad sudah menungguku di meja makan untuk sarapan. Mungkin aku pulang agak malam, ada beberapa meeting yang harus aku ikuti.”Merri mengangguk mengerti.“Hum, kalau kamu ketemu dengan mom, usahakan membiasakan memanggil dengan mom ,juga kalau bertemu dengan dad, usahakan memanggilnya dad.Kamu sekarang bukan orang lain, kamu bagian dari keluarga Braspati, kamu anak menantu mereka.”Merri mengangguk lagi,’Terpaksa aku mengalah dan bersabar. Kali ini aku mengalah demi suamiku, bukan demi tante Aida dan oom Baron, Oom Baron aku tidak perlu kuatir, dia menerimaku.’Batin Merri kemudian meraih bahu Dragnar.“Semoga Tuhan memberkatimu dan memberkati semua rencana dan aktivitasm