Share

BAB 2 – TAWARAN BERBAHAYA

Author: Arekndeso
last update Last Updated: 2025-03-14 11:23:19

Adam Sinclair tidak pernah menyukai kejutan, apalagi jika datang dari lawan yang baru saja mencuri peluang bisnisnya. Namun, di hadapannya saat ini, Aurora Lennox duduk dengan percaya diri, menawarkan sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tidak bisa langsung tolak.

Kerja sama.

Sebuah kata yang terdengar sederhana, tetapi dalam dunia bisnis, itu bisa berarti banyak hal—terutama ketika ditawarkan oleh seseorang yang baru saja menantangnya.

Adam menyandarkan punggungnya di kursi, menatap Aurora dengan sorot mata penuh evaluasi. “Kau datang ke sini, menawarkan kerja sama setelah merebut klien utama perusahaanku. Kenapa aku harus percaya padamu?”

Aurora menyilangkan kakinya dengan anggun, membiarkan senyumnya bermain di bibir merahnya. “Aku tidak datang ke sini untuk meminta kepercayaanmu, Adam. Aku datang untuk menawarkan sesuatu yang tak bisa kau tolak.”

Adam mengangkat alis. “Aku jarang menolak sesuatu yang menguntungkan.”

Aurora mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, matanya bersinar dengan kecerdasan dan keberanian yang selalu membuatnya berbeda dari pesaing lain. “Aku ingin kita bergabung dalam proyek ekspansi ke Eropa.”

Adam mengerutkan kening. “Dan kenapa aku harus berbagi proyek sebesar itu denganmu?”

Aurora tersenyum, nada suaranya tetap tenang namun penuh kepastian. “Karena meskipun kau memiliki modal besar dan jaringan luas, aku punya sesuatu yang kau butuhkan—akses langsung ke pasar Eropa dan hubungan dengan investor yang bisa mempercepat ekspansi kita.”

Adam mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, berpikir cepat. Aurora memang memiliki koneksi yang kuat, terutama dengan beberapa pemegang saham utama di sektor bisnis teknologi dan real estate di London dan Paris. Itu adalah pasar yang sudah lama ingin ia kuasai, tetapi selalu ada kendala. Jika mereka bekerja sama…

Namun, dia juga tahu bahwa menerima tawaran ini berarti memberikan Aurora pijakan dalam dunianya.

“Kau ingin merger proyek ini?” tanyanya akhirnya.

Aurora mengangguk. “Tentu saja dengan syarat yang saling menguntungkan. Aku tidak akan menyerahkan semua keuntunganku begitu saja.”

Adam mendengus. “Tentu saja.”

Tatapan mereka kembali bertemu, saling mengukur. Ada ketegangan yang tidak hanya berasal dari persaingan bisnis, tetapi juga sesuatu yang lebih personal.

Aurora melirik jam tangannya sebelum berdiri dari kursinya. “Baiklah, Adam. Aku sudah menyampaikan tujuanku. Aku akan mengirimkan proposal detailnya besok. Setelah kau membacanya, kita bisa bertemu lagi dan membicarakan angka-angkanya.”

Adam tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya, memperhatikan cara Aurora berdiri dengan penuh percaya diri, seolah-olah dirinya sudah lebih unggul dalam negosiasi ini.

Saat Aurora berbalik dan melangkah menuju pintu, Adam akhirnya bersuara, “Aurora.”

Wanita itu berhenti, menoleh dengan alis terangkat.

“Aku masih belum memutuskan apakah aku lebih menyukaimu sebagai rival atau sekutu,” ujar Adam dengan nada rendah.

Aurora tersenyum tipis, matanya bersinar dengan kecerdasan yang tajam. “Siapa bilang kita tidak bisa menjadi keduanya?”

Dengan itu, ia pergi, meninggalkan Adam dengan pikiran yang lebih kompleks dari yang ia perkirakan.

Kantor Aurora Lennox

Begitu tiba di kantornya, Aurora menjatuhkan diri ke kursinya, melepaskan sepatu hak tingginya, lalu menarik napas panjang. Pertemuannya dengan Adam berlangsung sesuai harapan, meskipun ia tahu bahwa pria itu tidak akan langsung menerimanya begitu saja.

Layla, asistennya yang setia, masuk ke ruangannya dengan membawa tablet. “Jadi, bagaimana pertemuan dengan Adam Sinclair?” tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.

Aurora menyeringai, mengambil gelas wine dari meja sebelum menyesapnya. “Seperti biasa, dia mencoba menunjukkan dominasinya. Tapi aku tahu dia tertarik.”

Layla menggeleng sambil tertawa. “Jadi, kau yakin dia akan menerima tawaran ini?”

Aurora menyandarkan kepalanya ke kursi, menatap langit-langit. “Adam bukan orang bodoh. Dia tahu proyek ini bisa menjadi kesempatan besar untuknya. Tapi yang lebih menarik bagiku adalah melihat seberapa jauh dia akan membiarkan dirinya terlibat.”

Layla menaikkan alisnya. “Maksudmu?”

Aurora hanya tersenyum misterius. “Aku ingin tahu… apakah dia bisa tetap profesional, atau akhirnya menyerah pada ketegangan yang ada di antara kami.”

Layla mendecak kagum. “Kau benar-benar menikmati permainan ini, ya?”

Aurora tertawa pelan. “Selalu.”

Kantor Adam Sinclair

Di ruangan kantornya yang luas dan mewah, Adam menatap kota dari balik jendela kaca besar. Di tangannya, segelas bourbon berputar perlahan, sementara pikirannya masih terfokus pada Aurora.

Dari semua orang yang pernah berhadapan dengannya di dunia bisnis, Aurora adalah satu-satunya yang bisa membuatnya benar-benar tertarik—baik secara profesional maupun pribadi.

Ia tidak bisa memungkiri bahwa ada sesuatu di dalam dirinya yang ingin melihat sampai sejauh mana permainan ini bisa berjalan.

Namun, ia juga tahu satu hal.

Dalam bisnis, dan dalam kehidupan, tidak ada yang namanya berbagi kemenangan. Pada akhirnya, hanya akan ada satu pemenang.

Pertanyaannya adalah—siapa yang akan menguasai siapa?

———

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 3 – PERTEMUAN KEDUA

    Adam Sinclair bukan pria yang suka menunggu, tetapi hari ini, dia memilih untuk mengambil waktunya.Dia duduk di ruang konferensi pribadinya, menatap proposal kerja sama yang baru saja dikirim oleh Aurora Lennox. Dokumen itu penuh dengan angka, strategi, dan peluang yang menggiurkan—sebuah kesepakatan yang bisa membuat perusahaan mereka mendominasi pasar Eropa dengan lebih cepat.Namun, ada satu hal yang lebih menarik perhatiannya dibandingkan angka-angka itu: Aurora sendiri.Wanita itu adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan.Pintu ruangan terbuka, dan Aurora masuk dengan langkah percaya diri, mengenakan blazer hitam yang membentuk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata rapi, tetapi ada sesuatu di matanya—tatapan penuh tantangan yang selalu membuatnya semakin menarik.“Jadi, Adam,” katanya seraya duduk di kursi di seberang meja. “Apakah kau sudah mempertimbangkan tawaranku?”Adam menyilangkan jemarinya di atas meja, matanya tetap menatapnya tajam. “Aku sudah membaca proposalmu. A

    Last Updated : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 4 – TARIK ULUR KEKUASAAN

    Aurora bukan wanita yang mudah terintimidasi. Dia telah berhadapan dengan banyak pria seperti Adam Sinclair sebelumnya—pria kaya, kuat, dan terbiasa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Tetapi Adam berbeda. Bukan hanya karena kekuasaannya, melainkan karena cara dia bermain.Adam tidak hanya menginginkan kemenangan. Dia menginginkan dominasi.Malam itu, setelah pesta berakhir, Aurora berdiri di balkon hotelnya, memandangi pemandangan kota yang berkelap-kelip di bawah. Angin malam menerpa kulitnya, sementara pikirannya masih tertuju pada percakapannya dengan Adam.Dia tahu permainan ini akan berbahaya.Dan dia siap menghadapi apa pun yang datang.—Kantor Sinclair Enterprises – Hari BerikutnyaAurora tiba di kantor Adam lebih awal dari yang dijadwalkan. Dia melangkah dengan percaya diri melewati lobi yang mewah, dengan marmer hitam mengkilap dan lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya lembut. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju lift, mengenakan gaun bisnis ber

    Last Updated : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 5 – AMBISI DAN GODAAN

    Malam itu, Aurora tidak bisa tidur.Percakapan dengan Adam masih berputar di kepalanya. Pria itu bukan sekadar lawan bisnis biasa—dia adalah seseorang yang tahu bagaimana membaca kelemahan orang lain dan menggunakannya sebagai senjata. Dan yang lebih mengganggunya adalah kenyataan bahwa dia sendiri merasakan ketertarikan yang tidak seharusnya.Dia menggigit bibirnya, lalu meraih segelas anggur yang tersisa di meja samping ranjangnya. Cahaya kota yang masuk melalui jendela besar apartemennya menambah suasana malam yang semakin mencekam."Jangan bodoh, Aurora," gumamnya sendiri. "Ini hanya bisnis. Hanya bisnis."Tetapi mengapa suara Adam terus terngiang di kepalanya?—Kantor Aurora – Keesokan HarinyaAurora tiba di kantornya lebih awal, berharap bisa menenggelamkan pikirannya dalam pekerjaan. Tetapi begitu dia memasuki ruangannya, sebuah kejutan sudah menunggunya.Setangkai mawar merah diletakkan di atas mejanya, bersama dengan sebuah kartu kecil.Aurora mengerutkan kening, mengambil k

    Last Updated : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 6 – TARIKAN DAN DORONGAN

    Aurora tahu bahwa dia sedang bermain dengan api.Adam Sinclair bukan pria biasa. Dia bukan seseorang yang bisa ditaklukkan dengan mudah, tetapi juga bukan seseorang yang mudah mengendalikan dirinya sendiri. Tarik-ulur ini… ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka… semuanya adalah permainan yang berbahaya.Tetapi mengapa dia tidak bisa menghindar?Aurora menatap Adam yang masih berdiri di dekatnya, sorot matanya penuh keyakinan."Jadi," kata Adam dengan nada santai, tetapi ada ketajaman di balik suaranya. "Apakah kita akan terus berpura-pura bahwa ini hanya tentang bisnis?"Aurora tersenyum tipis, meneguk anggurnya dengan perlahan sebelum meletakkan gelas itu di meja. "Kau mengundangku ke sini dengan dalih bisnis, tetapi sepertinya ini bukan tentang itu sama sekali."Adam mendekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari miliknya. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita hanya akan membicarakan bisnis, Aurora."Aurora menatapnya, hatinya berdebar kencang meskipun dia berusa

    Last Updated : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 7 – BERMAIN DENGAN API

    Aurora menatap layar laptopnya tanpa benar-benar membaca apa yang tertera di sana. Pikirannya masih dipenuhi oleh kehadiran Adam Sinclair yang tiba-tiba di kantornya tadi pagi.Pria itu…Aurora bukan wanita yang mudah terpengaruh oleh seorang pria. Dalam dunia bisnis yang keras, dia telah bertemu banyak pria yang mencoba mendekatinya, baik karena ketertarikan maupun karena motif tersembunyi.Tetapi Adam berbeda.Dia adalah lawan yang sulit ditebak.Sama seperti dirinya, Adam adalah predator dalam dunia bisnis—seseorang yang tidak takut mengambil risiko demi mencapai tujuannya. Tetapi berbeda dengan pria lain yang pernah Aurora hadapi, Adam tidak hanya tertarik pada kompetisi di ruang rapat… Dia juga tertarik padanya.Dan itulah yang membuat semuanya menjadi lebih berbahaya.Ketika ponselnya bergetar, Aurora menghela napas dan melihat layar. Sebuah pesan dari Adam.Adam:"Aku tahu kau masih memikirkannya. Jangan berbohong, Aurora."Aurora tersenyum kecil, merasa geli sekaligus kesal de

    Last Updated : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 8- Api yang Tak Ingin Padam

    Langit mulai gelap ketika Aurora tiba kembali di kantornya. Jalan-jalan sibuk di ibu kota tampak samar dari balik kaca mobilnya, sementara bayangan pertemuannya dengan Adam terus melingkari pikirannya, seperti jejak parfum mahal yang tertinggal lama di kulit. Ia memejamkan mata sejenak. Itu seharusnya hanya sekadar makan siang. Percakapan biasa. Tak lebih. Namun, setiap kata yang terucap, setiap tatapan tajam dari Adam terasa seperti permainan catur yang penuh strategi. Aurora menyadari bahwa dalam permainan ini, ia bukan sekadar pemain—ia adalah bidak yang mulai bergerak menuju arah yang tak terduga. Setibanya di kantornya, Aurora langsung melangkah ke ruang kerjanya. Sekretarisnya, Nina, sempat memanggil, tetapi Aurora hanya memberi isyarat agar tidak diganggu. Ia butuh waktu untuk meresapi kembali pikirannya—dan, yang lebih penting, meredakan gejolak di hatinya. Ia duduk, membuka laptop, dan menatap layar presentasi yang harus disiapkannya untuk pertemuan investor minggu d

    Last Updated : 2025-05-01
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 9-Permainan yang Tak Lagi Sekadar Strategi”

    Aurora selalu berusaha menjaga jarak emosional dalam dunia bisnes yang keras dan penuh intrik. Sebagai wanita berpengalaman, ia memahami bahwa kedekatan personal dapat menjadi celah berbahaya—zona di mana kelemahan dapat terlihat. Namun, malam itu, saat berdiri di balkon apartemennya dan menatap gemerlap lampu kota yang tampak asing, ia menyadari bahwa semuanya telah berubah. Ketika ponselnya bergetar dengan nama Adam muncul di layar, bayangan masa lalu perlahan kembali menghantuinya. > Adam “Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya. Tentang alasan mengapa kau membiarkanku mendekat. ” Aurora terdiam sejenak, jari-jarinya menggenggam ponsel semakin erat. Ia tidak pernah membiarkan siapa pun memiliki pengaruh besar dalam hidupnya. Namun, Adam bukanlah sekadar 'siapa pun'. Ia teringat tatapan penuh percaya diri dan ketulusan pria itu siang tadi. Seolah di balik semua permainan dan tantangan yang ditawarkannya, Adam benar-benar ingin mengenalnya lebih dalam—bukan hanya sebaga

    Last Updated : 2025-05-03
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 10-Garis yang Semakin Kabur

    Pagi itu, Aurora tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Ia berusaha menenangkan pikirannya yang mulai tidak stabil dengan terjebak di antara tumpukan laporan dan strategi. Namun, setelah malam gala bersama Adam, segalanya tampak semakin tidak jelas.Di satu sisi, ia ingin tetap menjaga jarak—profesional, rasional, dingin. Namun di sisi lain, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini tak pernah ia izinkan untuk muncul mulai mengguncang ketenangannya. Apa yang akan terjadi jika ia memberi ruang bagi perasaan tersebut? Apa konsekunsi jika ia berhenti berpegang pada pertahanannya?Yang paling menakutkan—mengapa ia mulai menginginkannya?---Rapat Tengah Hari – Kantor Sinclair GroupAurora duduk di ruang pertemuan yang megah, dihiasi dengan detail marmer dan kaca yang memukau. Rapat ini diadakan secara resmi untuk membahas merger salah satu anak perusahaan teknologi miliknya dengan mitra yang kini menjadi target akuisisi Sinclair Group.Secara teknis, ini adalah rapat bisnis biasa. Namun, ka

    Last Updated : 2025-05-05

Latest chapter

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 10-Garis yang Semakin Kabur

    Pagi itu, Aurora tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Ia berusaha menenangkan pikirannya yang mulai tidak stabil dengan terjebak di antara tumpukan laporan dan strategi. Namun, setelah malam gala bersama Adam, segalanya tampak semakin tidak jelas.Di satu sisi, ia ingin tetap menjaga jarak—profesional, rasional, dingin. Namun di sisi lain, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini tak pernah ia izinkan untuk muncul mulai mengguncang ketenangannya. Apa yang akan terjadi jika ia memberi ruang bagi perasaan tersebut? Apa konsekunsi jika ia berhenti berpegang pada pertahanannya?Yang paling menakutkan—mengapa ia mulai menginginkannya?---Rapat Tengah Hari – Kantor Sinclair GroupAurora duduk di ruang pertemuan yang megah, dihiasi dengan detail marmer dan kaca yang memukau. Rapat ini diadakan secara resmi untuk membahas merger salah satu anak perusahaan teknologi miliknya dengan mitra yang kini menjadi target akuisisi Sinclair Group.Secara teknis, ini adalah rapat bisnis biasa. Namun, ka

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 9-Permainan yang Tak Lagi Sekadar Strategi”

    Aurora selalu berusaha menjaga jarak emosional dalam dunia bisnes yang keras dan penuh intrik. Sebagai wanita berpengalaman, ia memahami bahwa kedekatan personal dapat menjadi celah berbahaya—zona di mana kelemahan dapat terlihat. Namun, malam itu, saat berdiri di balkon apartemennya dan menatap gemerlap lampu kota yang tampak asing, ia menyadari bahwa semuanya telah berubah. Ketika ponselnya bergetar dengan nama Adam muncul di layar, bayangan masa lalu perlahan kembali menghantuinya. > Adam “Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya. Tentang alasan mengapa kau membiarkanku mendekat. ” Aurora terdiam sejenak, jari-jarinya menggenggam ponsel semakin erat. Ia tidak pernah membiarkan siapa pun memiliki pengaruh besar dalam hidupnya. Namun, Adam bukanlah sekadar 'siapa pun'. Ia teringat tatapan penuh percaya diri dan ketulusan pria itu siang tadi. Seolah di balik semua permainan dan tantangan yang ditawarkannya, Adam benar-benar ingin mengenalnya lebih dalam—bukan hanya sebaga

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 8- Api yang Tak Ingin Padam

    Langit mulai gelap ketika Aurora tiba kembali di kantornya. Jalan-jalan sibuk di ibu kota tampak samar dari balik kaca mobilnya, sementara bayangan pertemuannya dengan Adam terus melingkari pikirannya, seperti jejak parfum mahal yang tertinggal lama di kulit. Ia memejamkan mata sejenak. Itu seharusnya hanya sekadar makan siang. Percakapan biasa. Tak lebih. Namun, setiap kata yang terucap, setiap tatapan tajam dari Adam terasa seperti permainan catur yang penuh strategi. Aurora menyadari bahwa dalam permainan ini, ia bukan sekadar pemain—ia adalah bidak yang mulai bergerak menuju arah yang tak terduga. Setibanya di kantornya, Aurora langsung melangkah ke ruang kerjanya. Sekretarisnya, Nina, sempat memanggil, tetapi Aurora hanya memberi isyarat agar tidak diganggu. Ia butuh waktu untuk meresapi kembali pikirannya—dan, yang lebih penting, meredakan gejolak di hatinya. Ia duduk, membuka laptop, dan menatap layar presentasi yang harus disiapkannya untuk pertemuan investor minggu d

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 7 – BERMAIN DENGAN API

    Aurora menatap layar laptopnya tanpa benar-benar membaca apa yang tertera di sana. Pikirannya masih dipenuhi oleh kehadiran Adam Sinclair yang tiba-tiba di kantornya tadi pagi.Pria itu…Aurora bukan wanita yang mudah terpengaruh oleh seorang pria. Dalam dunia bisnis yang keras, dia telah bertemu banyak pria yang mencoba mendekatinya, baik karena ketertarikan maupun karena motif tersembunyi.Tetapi Adam berbeda.Dia adalah lawan yang sulit ditebak.Sama seperti dirinya, Adam adalah predator dalam dunia bisnis—seseorang yang tidak takut mengambil risiko demi mencapai tujuannya. Tetapi berbeda dengan pria lain yang pernah Aurora hadapi, Adam tidak hanya tertarik pada kompetisi di ruang rapat… Dia juga tertarik padanya.Dan itulah yang membuat semuanya menjadi lebih berbahaya.Ketika ponselnya bergetar, Aurora menghela napas dan melihat layar. Sebuah pesan dari Adam.Adam:"Aku tahu kau masih memikirkannya. Jangan berbohong, Aurora."Aurora tersenyum kecil, merasa geli sekaligus kesal de

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 6 – TARIKAN DAN DORONGAN

    Aurora tahu bahwa dia sedang bermain dengan api.Adam Sinclair bukan pria biasa. Dia bukan seseorang yang bisa ditaklukkan dengan mudah, tetapi juga bukan seseorang yang mudah mengendalikan dirinya sendiri. Tarik-ulur ini… ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka… semuanya adalah permainan yang berbahaya.Tetapi mengapa dia tidak bisa menghindar?Aurora menatap Adam yang masih berdiri di dekatnya, sorot matanya penuh keyakinan."Jadi," kata Adam dengan nada santai, tetapi ada ketajaman di balik suaranya. "Apakah kita akan terus berpura-pura bahwa ini hanya tentang bisnis?"Aurora tersenyum tipis, meneguk anggurnya dengan perlahan sebelum meletakkan gelas itu di meja. "Kau mengundangku ke sini dengan dalih bisnis, tetapi sepertinya ini bukan tentang itu sama sekali."Adam mendekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari miliknya. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita hanya akan membicarakan bisnis, Aurora."Aurora menatapnya, hatinya berdebar kencang meskipun dia berusa

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 5 – AMBISI DAN GODAAN

    Malam itu, Aurora tidak bisa tidur.Percakapan dengan Adam masih berputar di kepalanya. Pria itu bukan sekadar lawan bisnis biasa—dia adalah seseorang yang tahu bagaimana membaca kelemahan orang lain dan menggunakannya sebagai senjata. Dan yang lebih mengganggunya adalah kenyataan bahwa dia sendiri merasakan ketertarikan yang tidak seharusnya.Dia menggigit bibirnya, lalu meraih segelas anggur yang tersisa di meja samping ranjangnya. Cahaya kota yang masuk melalui jendela besar apartemennya menambah suasana malam yang semakin mencekam."Jangan bodoh, Aurora," gumamnya sendiri. "Ini hanya bisnis. Hanya bisnis."Tetapi mengapa suara Adam terus terngiang di kepalanya?—Kantor Aurora – Keesokan HarinyaAurora tiba di kantornya lebih awal, berharap bisa menenggelamkan pikirannya dalam pekerjaan. Tetapi begitu dia memasuki ruangannya, sebuah kejutan sudah menunggunya.Setangkai mawar merah diletakkan di atas mejanya, bersama dengan sebuah kartu kecil.Aurora mengerutkan kening, mengambil k

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 4 – TARIK ULUR KEKUASAAN

    Aurora bukan wanita yang mudah terintimidasi. Dia telah berhadapan dengan banyak pria seperti Adam Sinclair sebelumnya—pria kaya, kuat, dan terbiasa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Tetapi Adam berbeda. Bukan hanya karena kekuasaannya, melainkan karena cara dia bermain.Adam tidak hanya menginginkan kemenangan. Dia menginginkan dominasi.Malam itu, setelah pesta berakhir, Aurora berdiri di balkon hotelnya, memandangi pemandangan kota yang berkelap-kelip di bawah. Angin malam menerpa kulitnya, sementara pikirannya masih tertuju pada percakapannya dengan Adam.Dia tahu permainan ini akan berbahaya.Dan dia siap menghadapi apa pun yang datang.—Kantor Sinclair Enterprises – Hari BerikutnyaAurora tiba di kantor Adam lebih awal dari yang dijadwalkan. Dia melangkah dengan percaya diri melewati lobi yang mewah, dengan marmer hitam mengkilap dan lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya lembut. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju lift, mengenakan gaun bisnis ber

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 3 – PERTEMUAN KEDUA

    Adam Sinclair bukan pria yang suka menunggu, tetapi hari ini, dia memilih untuk mengambil waktunya.Dia duduk di ruang konferensi pribadinya, menatap proposal kerja sama yang baru saja dikirim oleh Aurora Lennox. Dokumen itu penuh dengan angka, strategi, dan peluang yang menggiurkan—sebuah kesepakatan yang bisa membuat perusahaan mereka mendominasi pasar Eropa dengan lebih cepat.Namun, ada satu hal yang lebih menarik perhatiannya dibandingkan angka-angka itu: Aurora sendiri.Wanita itu adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan.Pintu ruangan terbuka, dan Aurora masuk dengan langkah percaya diri, mengenakan blazer hitam yang membentuk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata rapi, tetapi ada sesuatu di matanya—tatapan penuh tantangan yang selalu membuatnya semakin menarik.“Jadi, Adam,” katanya seraya duduk di kursi di seberang meja. “Apakah kau sudah mempertimbangkan tawaranku?”Adam menyilangkan jemarinya di atas meja, matanya tetap menatapnya tajam. “Aku sudah membaca proposalmu. A

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 2 – TAWARAN BERBAHAYA

    Adam Sinclair tidak pernah menyukai kejutan, apalagi jika datang dari lawan yang baru saja mencuri peluang bisnisnya. Namun, di hadapannya saat ini, Aurora Lennox duduk dengan percaya diri, menawarkan sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tidak bisa langsung tolak.Kerja sama.Sebuah kata yang terdengar sederhana, tetapi dalam dunia bisnis, itu bisa berarti banyak hal—terutama ketika ditawarkan oleh seseorang yang baru saja menantangnya.Adam menyandarkan punggungnya di kursi, menatap Aurora dengan sorot mata penuh evaluasi. “Kau datang ke sini, menawarkan kerja sama setelah merebut klien utama perusahaanku. Kenapa aku harus percaya padamu?”Aurora menyilangkan kakinya dengan anggun, membiarkan senyumnya bermain di bibir merahnya. “Aku tidak datang ke sini untuk meminta kepercayaanmu, Adam. Aku datang untuk menawarkan sesuatu yang tak bisa kau tolak.”Adam mengangkat alis. “Aku jarang menolak sesuatu yang menguntungkan.”Aurora mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, matanya bersinar d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status