Share

BAB 3 – PERTEMUAN KEDUA

Author: Arekndeso
last update Huling Na-update: 2025-03-14 11:25:00

Adam Sinclair bukan pria yang suka menunggu, tetapi hari ini, dia memilih untuk mengambil waktunya.

Dia duduk di ruang konferensi pribadinya, menatap proposal kerja sama yang baru saja dikirim oleh Aurora Lennox. Dokumen itu penuh dengan angka, strategi, dan peluang yang menggiurkan—sebuah kesepakatan yang bisa membuat perusahaan mereka mendominasi pasar Eropa dengan lebih cepat.

Namun, ada satu hal yang lebih menarik perhatiannya dibandingkan angka-angka itu: Aurora sendiri.

Wanita itu adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan.

Pintu ruangan terbuka, dan Aurora masuk dengan langkah percaya diri, mengenakan blazer hitam yang membentuk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata rapi, tetapi ada sesuatu di matanya—tatapan penuh tantangan yang selalu membuatnya semakin menarik.

“Jadi, Adam,” katanya seraya duduk di kursi di seberang meja. “Apakah kau sudah mempertimbangkan tawaranku?”

Adam menyilangkan jemarinya di atas meja, matanya tetap menatapnya tajam. “Aku sudah membaca proposalmu. Angkanya masuk akal. Strateginya juga kuat.”

Aurora tersenyum kecil. “Tentu saja. Aku tidak akan membuang waktumu dengan sesuatu yang setengah matang.”

Adam menyandarkan punggungnya ke kursi, menatapnya lebih dalam. “Tapi ada satu hal yang menggangguku.”

Aurora mengangkat alis. “Oh? Dan apa itu?”

Adam mengetuk permukaan meja dengan ujung jarinya. “Aku tidak percaya bahwa kau melakukan ini hanya demi bisnis.”

Aurora tersenyum tipis. “Dan kau pikir aku punya agenda tersembunyi?”

“Tidak ada orang sepertimu yang melakukan sesuatu tanpa alasan lebih dalam,” kata Adam santai. “Kau bisa saja mengambil proyek ini sendiri. Kau memiliki investor dan jaringan yang kuat. Jadi, kenapa aku?”

Aurora menatapnya beberapa detik sebelum menjawab. “Kau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain—ketahanan. Kau tidak hanya membangun bisnis, Adam. Kau membangun kerajaan. Dan aku ingin menjadi bagian dari itu.”

Adam mendengus kecil. “Jadi kau ingin menjadi bagian dari kerajaanku?”

Aurora menyandarkan tubuhnya ke kursi, senyum menggoda menghiasi bibirnya. “Atau mungkin, aku ingin melihat apakah aku bisa membuatmu berbagi takhta.”

Keheningan menyelimuti ruangan sejenak. Keduanya saling mengukur, mencari tahu siapa yang akan menguasai percakapan ini lebih dulu.

Adam akhirnya tersenyum kecil. “Aku akan menerima kerja sama ini, dengan satu syarat.”

Aurora menatapnya dengan penuh perhatian. “Apa itu?”

Adam mencondongkan tubuhnya ke depan, suaranya rendah dan dalam. “Tidak ada permainan kotor. Tidak ada trik di belakang layar.”

Aurora mengangkat bahu ringan. “Aku selalu bermain jujur… selama lawanku juga melakukan hal yang sama.”

Adam tahu ada lapisan makna dalam kata-katanya, tetapi dia tidak menekan lebih jauh.

“Baik,” katanya akhirnya. “Maka kita memiliki kesepakatan.”

Aurora tersenyum, lalu mengulurkan tangannya. “Kesepakatan.”

Adam menjabat tangannya, dan untuk sesaat, dia merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar kesepakatan bisnis di antara mereka. Ada arus ketegangan, sesuatu yang hampir bisa ia sebut sebagai tarikan yang sulit dijelaskan.

Dan itu membuat semuanya semakin menarik.

Malam Hari – Pesta Eksklusif

Beberapa jam kemudian, Adam menemukan dirinya berdiri di tengah pesta eksklusif yang dihadiri oleh para eksekutif teratas dari berbagai perusahaan. Ini adalah acara networking yang biasa ia hadiri, tetapi malam ini terasa berbeda.

Dan alasannya adalah Aurora.

Wanita itu berjalan masuk dengan gaun hitam yang melekat sempurna di tubuhnya, menarik perhatian hampir semua orang di ruangan. Rambutnya yang tergerai, senyum penuh percaya diri, dan cara dia membawa dirinya—semua itu adalah kombinasi yang berbahaya.

Adam mengamati bagaimana beberapa pria mendekatinya, mencoba menarik perhatiannya. Namun, Aurora hanya tersenyum sopan, tidak memberikan mereka kesempatan lebih jauh.

Lalu, tatapan mereka bertemu.

Aurora berjalan mendekat, mengambil segelas sampanye dari pelayan yang lewat, lalu berdiri di sampingnya.

“Menikmati pestanya?” tanyanya dengan nada santai.

Adam menyesap bourboun-nya. “Sekarang lebih menarik.”

Aurora tertawa pelan. “Kau benar-benar suka permainan ini, ya?”

Adam menoleh padanya. “Dan kau tidak?”

Aurora menatapnya lama sebelum menjawab. “Mungkin kita akan melihat siapa yang lebih unggul dalam permainan ini.”

Adam tersenyum tipis. “Aku tidak pernah kalah.”

Aurora menyipitkan mata, penuh tantangan. “Kita lihat saja.”

Percakapan mereka terganggu ketika seorang pria mendekat—Lucas Carter, salah satu pengusaha muda yang juga memiliki kepentingan di proyek Eropa.

“Aurora, Adam,” sapa Lucas dengan senyum penuh arti. “Aku tidak menyangka melihat kalian berdiri bersama di sini.”

Aurora tersenyum. “Bisnis membuat kita lebih dekat, Lucas.”

Lucas tertawa. “Oh? Bisnis? Aku kira ada sesuatu yang lebih dari itu.”

Adam menatap Lucas dengan dingin. “Aku tidak suka spekulasi tanpa dasar.”

Lucas mengangkat tangan, seolah menyerah. “Baiklah, baiklah. Tapi izinkan aku memberi peringatan kecil.”

Aurora mengangkat alis. “Peringatan?”

Lucas mendekat sedikit, suaranya lebih rendah. “Kerja sama bisnis dengan seseorang yang memiliki ambisi besar seperti Adam Sinclair selalu memiliki risiko. Kau bisa menjadi sekutunya… atau bisa berakhir menjadi saingan terbesarnya.”

Aurora tersenyum, tetapi matanya tetap tajam. “Aku tahu risikonya, Lucas.”

Lucas menatap mereka bergantian sebelum tersenyum tipis. “Baiklah. Semoga sukses dengan proyek kalian.”

Saat Lucas pergi, Aurora menoleh ke Adam. “Kau mendengar itu?”

Adam mengangguk. “Lucas selalu suka bermain dengan kata-kata.”

Aurora menyesap sampanye-nya. “Dan kau? Apa kau benar-benar seseorang yang tidak akan berbagi kemenangan?”

Adam menatapnya, mendekat sedikit. “Aku percaya pada kerja sama… selama aku tetap berada di atas.”

Aurora tertawa pelan. “Kau benar-benar tidak suka kehilangan kendali, ya?”

Adam menatapnya dengan tajam. “Aku tidak suka kalah.”

Aurora mendekat, membiarkan jarak di antara mereka semakin tipis. “Maka kita akan lihat… siapa yang mengendalikan siapa pada akhirnya.”

Adam menahan napasnya sejenak, merasakan ketegangan yang semakin meningkat.

Permainan ini baru saja dimulai.

Dan dia tidak sabar untuk melihat bagaimana akhirnya.

———

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 4 – TARIK ULUR KEKUASAAN

    Aurora bukan wanita yang mudah terintimidasi. Dia telah berhadapan dengan banyak pria seperti Adam Sinclair sebelumnya—pria kaya, kuat, dan terbiasa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Tetapi Adam berbeda. Bukan hanya karena kekuasaannya, melainkan karena cara dia bermain.Adam tidak hanya menginginkan kemenangan. Dia menginginkan dominasi.Malam itu, setelah pesta berakhir, Aurora berdiri di balkon hotelnya, memandangi pemandangan kota yang berkelap-kelip di bawah. Angin malam menerpa kulitnya, sementara pikirannya masih tertuju pada percakapannya dengan Adam.Dia tahu permainan ini akan berbahaya.Dan dia siap menghadapi apa pun yang datang.—Kantor Sinclair Enterprises – Hari BerikutnyaAurora tiba di kantor Adam lebih awal dari yang dijadwalkan. Dia melangkah dengan percaya diri melewati lobi yang mewah, dengan marmer hitam mengkilap dan lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya lembut. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju lift, mengenakan gaun bisnis ber

    Huling Na-update : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 5 – AMBISI DAN GODAAN

    Malam itu, Aurora tidak bisa tidur.Percakapan dengan Adam masih berputar di kepalanya. Pria itu bukan sekadar lawan bisnis biasa—dia adalah seseorang yang tahu bagaimana membaca kelemahan orang lain dan menggunakannya sebagai senjata. Dan yang lebih mengganggunya adalah kenyataan bahwa dia sendiri merasakan ketertarikan yang tidak seharusnya.Dia menggigit bibirnya, lalu meraih segelas anggur yang tersisa di meja samping ranjangnya. Cahaya kota yang masuk melalui jendela besar apartemennya menambah suasana malam yang semakin mencekam."Jangan bodoh, Aurora," gumamnya sendiri. "Ini hanya bisnis. Hanya bisnis."Tetapi mengapa suara Adam terus terngiang di kepalanya?—Kantor Aurora – Keesokan HarinyaAurora tiba di kantornya lebih awal, berharap bisa menenggelamkan pikirannya dalam pekerjaan. Tetapi begitu dia memasuki ruangannya, sebuah kejutan sudah menunggunya.Setangkai mawar merah diletakkan di atas mejanya, bersama dengan sebuah kartu kecil.Aurora mengerutkan kening, mengambil k

    Huling Na-update : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 6 – TARIKAN DAN DORONGAN

    Aurora tahu bahwa dia sedang bermain dengan api.Adam Sinclair bukan pria biasa. Dia bukan seseorang yang bisa ditaklukkan dengan mudah, tetapi juga bukan seseorang yang mudah mengendalikan dirinya sendiri. Tarik-ulur ini… ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka… semuanya adalah permainan yang berbahaya.Tetapi mengapa dia tidak bisa menghindar?Aurora menatap Adam yang masih berdiri di dekatnya, sorot matanya penuh keyakinan."Jadi," kata Adam dengan nada santai, tetapi ada ketajaman di balik suaranya. "Apakah kita akan terus berpura-pura bahwa ini hanya tentang bisnis?"Aurora tersenyum tipis, meneguk anggurnya dengan perlahan sebelum meletakkan gelas itu di meja. "Kau mengundangku ke sini dengan dalih bisnis, tetapi sepertinya ini bukan tentang itu sama sekali."Adam mendekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari miliknya. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita hanya akan membicarakan bisnis, Aurora."Aurora menatapnya, hatinya berdebar kencang meskipun dia berusa

    Huling Na-update : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 7 – BERMAIN DENGAN API

    Aurora menatap layar laptopnya tanpa benar-benar membaca apa yang tertera di sana. Pikirannya masih dipenuhi oleh kehadiran Adam Sinclair yang tiba-tiba di kantornya tadi pagi.Pria itu…Aurora bukan wanita yang mudah terpengaruh oleh seorang pria. Dalam dunia bisnis yang keras, dia telah bertemu banyak pria yang mencoba mendekatinya, baik karena ketertarikan maupun karena motif tersembunyi.Tetapi Adam berbeda.Dia adalah lawan yang sulit ditebak.Sama seperti dirinya, Adam adalah predator dalam dunia bisnis—seseorang yang tidak takut mengambil risiko demi mencapai tujuannya. Tetapi berbeda dengan pria lain yang pernah Aurora hadapi, Adam tidak hanya tertarik pada kompetisi di ruang rapat… Dia juga tertarik padanya.Dan itulah yang membuat semuanya menjadi lebih berbahaya.Ketika ponselnya bergetar, Aurora menghela napas dan melihat layar. Sebuah pesan dari Adam.Adam:"Aku tahu kau masih memikirkannya. Jangan berbohong, Aurora."Aurora tersenyum kecil, merasa geli sekaligus kesal de

    Huling Na-update : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Api yang Tak Ingin Padam

    Langit mulai gelap ketika Aurora tiba kembali di kantornya. Jalan-jalan sibuk di ibu kota tampak samar dari balik kaca mobilnya, sementara bayangan pertemuannya dengan Adam terus melingkari pikirannya, seperti jejak parfum mahal yang tertinggal lama di kulit.Ia memejamkan mata sejenak.Itu seharusnya hanya sekadar makan siang. Percakapan biasa. Tak lebih.Namun, setiap kata yang terucap, setiap tatapan tajam dari Adam terasa seperti permainan catur yang penuh strategi. Aurora menyadari bahwa dalam permainan ini, ia bukan sekadar pemain—ia adalah bidak yang mulai bergerak menuju arah yang tak terduga.Setibanya di kantornya, Aurora langsung melangkah ke ruang kerjanya. Sekretarisnya, Nina, sempat memanggil, tetapi Aurora hanya memberi isyarat agar tidak diganggu. Ia butuh waktu untuk meresapi kembali pikirannya—dan, yang lebih penting, meredakan gejolak di hatinya.Ia duduk, membuka laptop, dan menatap layar presentasi yang harus disiapkannya untuk pertemuan investor minggu depan. Nam

    Huling Na-update : 2025-05-01
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 9: “Permainan yang Tak Lagi Sekadar Strategi”

    Aurora selalu berusaha menjaga jarak emosional dalam dunia bisnes yang keras dan penuh intrik. Sebagai wanita berpengalaman, ia memahami bahwa kedekatan personal dapat menjadi celah berbahaya—zona di mana kelemahan dapat terlihat. Namun, malam itu, saat berdiri di balkon apartemennya dan menatap gemerlap lampu kota yang tampak asing, ia menyadari bahwa semuanya telah berubah.Ketika ponselnya bergetar dengan nama Adam muncul di layar, bayangan masa lalu perlahan kembali menghantuinya.> Adam“Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya.Tentang alasan mengapa kau membiarkanku mendekat. ”Aurora terdiam sejenak, jari-jarinya menggenggam ponsel semakin erat. Ia tidak pernah membiarkan siapa pun memiliki pengaruh besar dalam hidupnya. Namun, Adam bukanlah sekadar 'siapa pun'.Ia teringat tatapan penuh percaya diri dan ketulusan pria itu siang tadi. Seolah di balik semua permainan dan tantangan yang ditawarkannya, Adam benar-benar ingin mengenalnya lebih dalam—bukan hanya sebagai rival bis

    Huling Na-update : 2025-05-03
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 1 – PERSAINGAN YANG MEMBAKAR API

    Langit senja memancarkan warna oranye keemasan, membiaskan cahayanya melalui kaca jendela yang membentang dari lantai ke langit-langit di ruang kantor megah milik Adam Sinclair. Duduk di belakang meja kayu mahoni yang mengilap, pria itu menyilangkan jari-jarinya sambil menatap dingin layar komputer yang menampilkan laporan keuangan perusahaan. Setelan Armani hitamnya membentuk garis sempurna di tubuh atletisnya, menunjukkan kesempurnaan seorang pemimpin.Namun, sorot matanya tajam, penuh ketegangan yang tertahan.“Dia mulai bergerak,” suara pria tua di hadapannya memecah kesunyian. Raymond Carter, penasihat senior Adam yang telah lama bekerja dengannya, meletakkan sebuah map berisi laporan investigasi di meja. “Aurora Lennox baru saja memenangkan kontrak yang seharusnya jatuh ke tangan kita.”Adam mengepalkan tangannya. Nama itu bukan sekadar nama, tetapi simbol tantangan yang akhir-akhir ini terus mengusik posisinya di dunia bisnis. Aurora Lennox, CEO muda yang baru saja naik ke punc

    Huling Na-update : 2025-03-14
  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 2 – TAWARAN BERBAHAYA

    Adam Sinclair tidak pernah menyukai kejutan, apalagi jika datang dari lawan yang baru saja mencuri peluang bisnisnya. Namun, di hadapannya saat ini, Aurora Lennox duduk dengan percaya diri, menawarkan sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tidak bisa langsung tolak.Kerja sama.Sebuah kata yang terdengar sederhana, tetapi dalam dunia bisnis, itu bisa berarti banyak hal—terutama ketika ditawarkan oleh seseorang yang baru saja menantangnya.Adam menyandarkan punggungnya di kursi, menatap Aurora dengan sorot mata penuh evaluasi. “Kau datang ke sini, menawarkan kerja sama setelah merebut klien utama perusahaanku. Kenapa aku harus percaya padamu?”Aurora menyilangkan kakinya dengan anggun, membiarkan senyumnya bermain di bibir merahnya. “Aku tidak datang ke sini untuk meminta kepercayaanmu, Adam. Aku datang untuk menawarkan sesuatu yang tak bisa kau tolak.”Adam mengangkat alis. “Aku jarang menolak sesuatu yang menguntungkan.”Aurora mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, matanya bersinar d

    Huling Na-update : 2025-03-14

Pinakabagong kabanata

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Bab 9: “Permainan yang Tak Lagi Sekadar Strategi”

    Aurora selalu berusaha menjaga jarak emosional dalam dunia bisnes yang keras dan penuh intrik. Sebagai wanita berpengalaman, ia memahami bahwa kedekatan personal dapat menjadi celah berbahaya—zona di mana kelemahan dapat terlihat. Namun, malam itu, saat berdiri di balkon apartemennya dan menatap gemerlap lampu kota yang tampak asing, ia menyadari bahwa semuanya telah berubah.Ketika ponselnya bergetar dengan nama Adam muncul di layar, bayangan masa lalu perlahan kembali menghantuinya.> Adam“Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya.Tentang alasan mengapa kau membiarkanku mendekat. ”Aurora terdiam sejenak, jari-jarinya menggenggam ponsel semakin erat. Ia tidak pernah membiarkan siapa pun memiliki pengaruh besar dalam hidupnya. Namun, Adam bukanlah sekadar 'siapa pun'.Ia teringat tatapan penuh percaya diri dan ketulusan pria itu siang tadi. Seolah di balik semua permainan dan tantangan yang ditawarkannya, Adam benar-benar ingin mengenalnya lebih dalam—bukan hanya sebagai rival bis

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   Api yang Tak Ingin Padam

    Langit mulai gelap ketika Aurora tiba kembali di kantornya. Jalan-jalan sibuk di ibu kota tampak samar dari balik kaca mobilnya, sementara bayangan pertemuannya dengan Adam terus melingkari pikirannya, seperti jejak parfum mahal yang tertinggal lama di kulit.Ia memejamkan mata sejenak.Itu seharusnya hanya sekadar makan siang. Percakapan biasa. Tak lebih.Namun, setiap kata yang terucap, setiap tatapan tajam dari Adam terasa seperti permainan catur yang penuh strategi. Aurora menyadari bahwa dalam permainan ini, ia bukan sekadar pemain—ia adalah bidak yang mulai bergerak menuju arah yang tak terduga.Setibanya di kantornya, Aurora langsung melangkah ke ruang kerjanya. Sekretarisnya, Nina, sempat memanggil, tetapi Aurora hanya memberi isyarat agar tidak diganggu. Ia butuh waktu untuk meresapi kembali pikirannya—dan, yang lebih penting, meredakan gejolak di hatinya.Ia duduk, membuka laptop, dan menatap layar presentasi yang harus disiapkannya untuk pertemuan investor minggu depan. Nam

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 7 – BERMAIN DENGAN API

    Aurora menatap layar laptopnya tanpa benar-benar membaca apa yang tertera di sana. Pikirannya masih dipenuhi oleh kehadiran Adam Sinclair yang tiba-tiba di kantornya tadi pagi.Pria itu…Aurora bukan wanita yang mudah terpengaruh oleh seorang pria. Dalam dunia bisnis yang keras, dia telah bertemu banyak pria yang mencoba mendekatinya, baik karena ketertarikan maupun karena motif tersembunyi.Tetapi Adam berbeda.Dia adalah lawan yang sulit ditebak.Sama seperti dirinya, Adam adalah predator dalam dunia bisnis—seseorang yang tidak takut mengambil risiko demi mencapai tujuannya. Tetapi berbeda dengan pria lain yang pernah Aurora hadapi, Adam tidak hanya tertarik pada kompetisi di ruang rapat… Dia juga tertarik padanya.Dan itulah yang membuat semuanya menjadi lebih berbahaya.Ketika ponselnya bergetar, Aurora menghela napas dan melihat layar. Sebuah pesan dari Adam.Adam:"Aku tahu kau masih memikirkannya. Jangan berbohong, Aurora."Aurora tersenyum kecil, merasa geli sekaligus kesal de

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 6 – TARIKAN DAN DORONGAN

    Aurora tahu bahwa dia sedang bermain dengan api.Adam Sinclair bukan pria biasa. Dia bukan seseorang yang bisa ditaklukkan dengan mudah, tetapi juga bukan seseorang yang mudah mengendalikan dirinya sendiri. Tarik-ulur ini… ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka… semuanya adalah permainan yang berbahaya.Tetapi mengapa dia tidak bisa menghindar?Aurora menatap Adam yang masih berdiri di dekatnya, sorot matanya penuh keyakinan."Jadi," kata Adam dengan nada santai, tetapi ada ketajaman di balik suaranya. "Apakah kita akan terus berpura-pura bahwa ini hanya tentang bisnis?"Aurora tersenyum tipis, meneguk anggurnya dengan perlahan sebelum meletakkan gelas itu di meja. "Kau mengundangku ke sini dengan dalih bisnis, tetapi sepertinya ini bukan tentang itu sama sekali."Adam mendekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari miliknya. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita hanya akan membicarakan bisnis, Aurora."Aurora menatapnya, hatinya berdebar kencang meskipun dia berusa

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 5 – AMBISI DAN GODAAN

    Malam itu, Aurora tidak bisa tidur.Percakapan dengan Adam masih berputar di kepalanya. Pria itu bukan sekadar lawan bisnis biasa—dia adalah seseorang yang tahu bagaimana membaca kelemahan orang lain dan menggunakannya sebagai senjata. Dan yang lebih mengganggunya adalah kenyataan bahwa dia sendiri merasakan ketertarikan yang tidak seharusnya.Dia menggigit bibirnya, lalu meraih segelas anggur yang tersisa di meja samping ranjangnya. Cahaya kota yang masuk melalui jendela besar apartemennya menambah suasana malam yang semakin mencekam."Jangan bodoh, Aurora," gumamnya sendiri. "Ini hanya bisnis. Hanya bisnis."Tetapi mengapa suara Adam terus terngiang di kepalanya?—Kantor Aurora – Keesokan HarinyaAurora tiba di kantornya lebih awal, berharap bisa menenggelamkan pikirannya dalam pekerjaan. Tetapi begitu dia memasuki ruangannya, sebuah kejutan sudah menunggunya.Setangkai mawar merah diletakkan di atas mejanya, bersama dengan sebuah kartu kecil.Aurora mengerutkan kening, mengambil k

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 4 – TARIK ULUR KEKUASAAN

    Aurora bukan wanita yang mudah terintimidasi. Dia telah berhadapan dengan banyak pria seperti Adam Sinclair sebelumnya—pria kaya, kuat, dan terbiasa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Tetapi Adam berbeda. Bukan hanya karena kekuasaannya, melainkan karena cara dia bermain.Adam tidak hanya menginginkan kemenangan. Dia menginginkan dominasi.Malam itu, setelah pesta berakhir, Aurora berdiri di balkon hotelnya, memandangi pemandangan kota yang berkelap-kelip di bawah. Angin malam menerpa kulitnya, sementara pikirannya masih tertuju pada percakapannya dengan Adam.Dia tahu permainan ini akan berbahaya.Dan dia siap menghadapi apa pun yang datang.—Kantor Sinclair Enterprises – Hari BerikutnyaAurora tiba di kantor Adam lebih awal dari yang dijadwalkan. Dia melangkah dengan percaya diri melewati lobi yang mewah, dengan marmer hitam mengkilap dan lampu gantung kristal yang memancarkan cahaya lembut. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju lift, mengenakan gaun bisnis ber

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 3 – PERTEMUAN KEDUA

    Adam Sinclair bukan pria yang suka menunggu, tetapi hari ini, dia memilih untuk mengambil waktunya.Dia duduk di ruang konferensi pribadinya, menatap proposal kerja sama yang baru saja dikirim oleh Aurora Lennox. Dokumen itu penuh dengan angka, strategi, dan peluang yang menggiurkan—sebuah kesepakatan yang bisa membuat perusahaan mereka mendominasi pasar Eropa dengan lebih cepat.Namun, ada satu hal yang lebih menarik perhatiannya dibandingkan angka-angka itu: Aurora sendiri.Wanita itu adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan.Pintu ruangan terbuka, dan Aurora masuk dengan langkah percaya diri, mengenakan blazer hitam yang membentuk tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya ditata rapi, tetapi ada sesuatu di matanya—tatapan penuh tantangan yang selalu membuatnya semakin menarik.“Jadi, Adam,” katanya seraya duduk di kursi di seberang meja. “Apakah kau sudah mempertimbangkan tawaranku?”Adam menyilangkan jemarinya di atas meja, matanya tetap menatapnya tajam. “Aku sudah membaca proposalmu. A

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 2 – TAWARAN BERBAHAYA

    Adam Sinclair tidak pernah menyukai kejutan, apalagi jika datang dari lawan yang baru saja mencuri peluang bisnisnya. Namun, di hadapannya saat ini, Aurora Lennox duduk dengan percaya diri, menawarkan sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tidak bisa langsung tolak.Kerja sama.Sebuah kata yang terdengar sederhana, tetapi dalam dunia bisnis, itu bisa berarti banyak hal—terutama ketika ditawarkan oleh seseorang yang baru saja menantangnya.Adam menyandarkan punggungnya di kursi, menatap Aurora dengan sorot mata penuh evaluasi. “Kau datang ke sini, menawarkan kerja sama setelah merebut klien utama perusahaanku. Kenapa aku harus percaya padamu?”Aurora menyilangkan kakinya dengan anggun, membiarkan senyumnya bermain di bibir merahnya. “Aku tidak datang ke sini untuk meminta kepercayaanmu, Adam. Aku datang untuk menawarkan sesuatu yang tak bisa kau tolak.”Adam mengangkat alis. “Aku jarang menolak sesuatu yang menguntungkan.”Aurora mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, matanya bersinar d

  • "THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan   BAB 1 – PERSAINGAN YANG MEMBAKAR API

    Langit senja memancarkan warna oranye keemasan, membiaskan cahayanya melalui kaca jendela yang membentang dari lantai ke langit-langit di ruang kantor megah milik Adam Sinclair. Duduk di belakang meja kayu mahoni yang mengilap, pria itu menyilangkan jari-jarinya sambil menatap dingin layar komputer yang menampilkan laporan keuangan perusahaan. Setelan Armani hitamnya membentuk garis sempurna di tubuh atletisnya, menunjukkan kesempurnaan seorang pemimpin.Namun, sorot matanya tajam, penuh ketegangan yang tertahan.“Dia mulai bergerak,” suara pria tua di hadapannya memecah kesunyian. Raymond Carter, penasihat senior Adam yang telah lama bekerja dengannya, meletakkan sebuah map berisi laporan investigasi di meja. “Aurora Lennox baru saja memenangkan kontrak yang seharusnya jatuh ke tangan kita.”Adam mengepalkan tangannya. Nama itu bukan sekadar nama, tetapi simbol tantangan yang akhir-akhir ini terus mengusik posisinya di dunia bisnis. Aurora Lennox, CEO muda yang baru saja naik ke punc

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status