Share

THE GABRIEL NOSTRA
THE GABRIEL NOSTRA
Penulis: Ray Basil

The Gabriel Nostra

PRANKK-!

Segelas cangkir melayang, membentur keras ke dinding. Tidak ada satupun yang berani bergerak sampai sang mafia muda dan tampan memberi perintah.

Pagi ini di kantornya, Gabriel Nostra sangat marah mendengar berita buruk karena ulah penjaga yang tidak becus melindungi logistiknya di pelabuhan.

Satu kontainer yang berisi persenjataan canggih, keluaran terbaru bernilai jutaan Euro telah dirampok oleh kelompok mafia ĺain. Gabriel menyulut rokok berulang kali, mengalihkan emosi.

"Keluar dari sini, atau aku tembak kalian-!" usirnya keras.

"Baik, Tuan Muda-!" Romano menunduk hormat, diikuti pengawal lain bergegas keluar/

Sungguh tak masuk di akal jika ada seorang gadis mampu merampas logistik Gabriel Nostra semudah itu. Namun rekaman CCTV di pelabuhan sangat jelas. Langsung menunjukkan siapa pelakunya.

Gadis cantik yang bernama Alexandra Camorra-!

Selama ini Gabriel tak pernah mendengar nama gadis itu. Tapi dia yakin, ada nama pemain besar lain yang begitu berani melindungi dirinya.

Zrepp-!

Pisau tajam menyentuh gambar target di seberang meja kerja, tepat mengenai sasaran di titik terkecil dengan jarak lebih dari 7 meter.

Knock knock!

Pintu kantor terbuka, seorang wanita cantik berpakaian seksi menyapa. Natasha sekretarisnya cantik menebar pesona di dalam kantor.

"Kau sedang sibuk, Gabriel?"

"Masuklah, berikan berkas yang kuminta tadi pagi!"

"Okay, ini profil tentang gadis itu, memang ada apa dengannya?"

"Pergilah bekerja, aku tak butuh dirimu di sini lagi, siapkan mobilku di depan lobby."

"Tapi pengawalmu Romano sedang pergi keluar, seharusnya dia menemanimu."

"Aku tak butuh keparat itu mengawalku hari ini, suruh dia kerjakan tugasnya!"

Natasha bersungut-sungut kesal meninggalkan sang mafia, padahal pagi ini dia sudah tampil menggoda agar Gabriel Nostra tertarik dengannya.

Tapi gara-gara gadis sialan itu, sekretaris sang mafia kehilangan pesonanya.

Sungguh menarikkah gadis itu, hingga Gabriel Nostra menjadi marah dan langsung menuju ke suatu lokasi untuk mencarinya sendiri! Kecam Natasha dalam hati.

Siapa Alexandra Camorra sebenarnya?!

Natasha hanya membaca sekilas laporan, tapi sang mafia muda itu buru-buru memintanya. Sebelum itu, dia juga melihat pengawal pribadi Romano tadi keluar dari ruang kerja Gabriel berwajah sangat kesal.

Sungguh pagi yang mengecewakan semua orang!

***

Duduk sendirian di sebuah taman kampus. Wajah gadis itu cantik, dan dia menyembunyikan dari semua orang.

Alexandra terus menutup diri agar tidak dikenali siapa pun juga. Pria di kampus pun enggan berkawan. Selalu menghindari mereka karena identitas dirinya sangat berbahaya.

Tiba-tiba saja terdengar suara pria menyapa.

"Hai, boleh aku duduk di sini?"

"Silakan saja ini fasilitas umum, bukan milik pribadi. Banyak kursi kosong di taman kampus, lalu kenapa kau memilih yang ini!"

Jawaban ketus gadis itu tidak berhasil meluruhkan niat Gabriel Nostra yang telah mengamati dari kejauhan. Buku pelajaran terbuka di pangkuan Alexandra sejak 10 menit lalu, dan belum dibacanya sama sekali.

"Kelihatan kau lelah, halaman bukumu tidak berpindah sejak tadi. Semalam kau habis bekerja keras, huh?"

"Bukan urusanmu!"

"Semua menjadi urusanku, ketika ada seseorang yang berani merampok logistik milik Gabriel Nostra!"

Deg-! Mata Alexandra Camorra pun bertemu pandang. Gabriel Nostra membalas tajam ke dirinya. Gadis itu mungkin merasa tertangkap basah kali ini.

Namun dia sendiri tidak tahu siapa sebenarnya pemilik kontainer itu. Tugas semalam hanya merampok sesuai perintah sang mafia pimpinannya tanpa bisa di bantah.

"Tuan, kau salah orang-! Aku tidak tahu apa maksudmu, dan tidak mengenalmu, sebaiknya aku pergi sekarang!" elak Alexandra darinya.

Gabriel Nostra langsung mencengkram lengan gadis itu. "Kau boleh pergi, saat aku ijinkan!"

Kini berdua sama-sama berdiri, saling menatap penuh kebencian. Tinggi tubuh pria itu sangat mengintimidasi. Alexandra tidak takut pria itu, semua bukan kesalahannya hanya menjalankan perintah dan bukan seorang pelaku utama.

"Lepaskan tanganku, kau menyakitiku!"

"Di mana kau pindahkan isi container milikku? Jawab-!"

"Aku tidak tahu!"

Cengkraman Gabriel kian erat. Gadis itu menggigit bibirnya menahan sakit.

Pria itu senang menyiksa dirinya di depan umum. Mata birunya memperhatikan Alexandra sangat dalam, menikmati sesuatu yang berbeda di hadapannya.

Taman kampus begitu luas, mahasiswa lalu lalang mengira mereka terlibat pertengkaran antar kekasih. Dan Gabriel Nostra dikenal sebagai mafia kejam, arogan namun tampan, sekaligus don juan.

"Aku peringatkan sekali lagi, Camorra-! Kau pilih mengembalikan barangku, atau nyawamu sebagai gantinya?"

"Aku tidak tahu maksudmu?!"

Dagu Alexandra dipaksa melihat wajah Gabriel Nostra. Jari jemari kekar pria itu terasa keras mulai meremukkan tulangnya.

Bengsek-!

Sekuat tenaga menggelengkan kepala berusaha menepis, tapi cekalan tangan pria itu terlalu kuat. Begitupun cengkraman di lengannya, sama sekali tak membuatnya bisa lepas darinya.

"Sayang sekali jika wajah cantikmu ini harus dilukai oleh kebohongan. Apa kau tahu sedang bermain api dengan seorang Gabriel Nostra?" tekan pria itu sekali lagi.

Alexandra mulai tampak ketakutan. "Biarkan aku pergi, Tuan! A-aaku harus kuliah lagi!"

Kini Gabriel senang melihat apa yang harus dilihat.

Mata indah gadis itu tak bersinar terang lagi. Sesuatu telah disembunyikan di sana, dia harus menggali lebih dalam lagi.

Bukankah Gabriel Nostra memang dikenal sebagai penakluk wanita!

Gadis itu bermain terlalu jauh di luar nalarnya sendiri, tak bisa berkutik lagi. Mengapa ada seorang wanita ingin menantang pria, terkecuali bodoh dan mudah di manipulasi-!

"Aku tunggu dua hari lagi, semua isi containerku kembali utuh diantar ke gudang, bila tidak maka tubuh dan hidupmu menjadi milikku. Kau catat itu-!" ancam Gabriel Nostra keras

PLAKK-!

Wow, tamparan yang menyakitkan!

Ternyata tangan mungil itu cukup pedih mendarat di pipi sang mafia. Laksana kilat di siang hari, padahal tak ada turun hujan menyertai.

Darah Gabriel Nostra mendidih. Dia harus menghukumnya lebih kejam lagi. Kontan saja membalas cepat dengan ciuman kasar yang membuat gadis itu tak bisa berkelit darinya/

Kedua tangan Alexandra memukul dada Gabriel berulang kali, menghentak agar dilepaskan. Namun tak cukup besar menandingi kekuatan sang mafia.

Pria itu begitu terkejut, mengernyitkan dahi saat melepaskan rengkuhannya.

Bibir gadis itu terasa begitu manis, rasa aneh bagi sang don juan Gabriel Nostra. Otaknya berputar dan hatinya bertanya, "Apa gadis ini tidak pernah mencium seorang pria, huh?!"

Gabriel membiarkan merpati kecil itu pergi melarikan diri, tapi bukunya tertinggal di kursi taman. Alexandra Camorra tak akan pernah terlepas darinya lagi.

Esok hari atau nanti!

***

"Sayang, aku sudah menunggu dua jam yang lalu, kau dari mana saja?"

"Aku ada urusan kantor. Mengapa kau datang kemari?"

"Oh Gabriel, aku merindukanmu!"

Pelukan erat Sandra membuatnya sesak nafas kali ini. Hari ini Gabriel ingin sendirian di puri miliknya yang megah. Dia sedang bosan, seketika itu juga dihentaknya wanita itu keluar.

Otaknya lelah dan penat. Kehilangan jutaan Euro hanya dalam semalam membuatnya terus marah seharian di kantor.

"Pergilah kau, aku tak mengundangmu ke sini!" teriaknya kencang

"Oh Gabriel, teganya kau!" Sandra merengut diacuhkan oleh sang mafia tampan.

Gabriel tersenyum sinis menyertai kepergiannya. Dasar wanita murahan!

Jika Sandra tak bersamanya malam ini, maka wanita itu akan terbang ke pelukan pria lainnya. Tidak ada lagi wanita yang bisa dipercaya lagi.

Sandra, Natasha atau teman kencan wanita lain, seperti piala bergilir bagi Gabriel Nostra. Dan hari ini dia lebih senang membuang semua demi satu gadis mungil yang sangat berani untuk merampok dan menampar pipinya sekaligus-!

Seluruh pakaian kerjanya dihempaskan di dalam kamar.

Gabriel membutuhkan air dingin untuk menyiram otaknya yang panas akibat logistik yang hilang, dan ciuman kasar ke gadis itu siang tadi.

Keparat kau, Camorra-! Membuat dia tak berhenti memikirkannya.

***

Alexandra Camorra duduk termangu di meja belajar, sedang kesulitan mencatat karena buku pelajarannya hilang, tidak bisa di temukan di mana pun.

Oh. brengsek! Kursi di taman kampus. Dia mengingat kembali.  Seorang pria kejam datang mengganggunya tadi siang, duduk bersama dan mengancam dirinya.

Gabriel Nostra begitu tampan menawan mengenakan jas kerja mahal, mengendarai Porsche mewah merah ke kampusnya. Dasar manusia sombong dan angkuh!

Alexandra baru pertama kali melihatnya. Entah dari mana Gabriel bisa mengetahui dirinya sebagai otak pelaku perampokan logistik semalam.

Oh, CCTV sialan-!

Alexandra lupa memeriksa area pelabuhan, tak memakai penutup wajah menyembunyikan identitasnya.

Benar-benar bodoh! Dia telah melakukan kesalahan yang fatal. Padahal sudah beberapa kali melakukan pekerjaan itu, tidak pernah ketahuan sama sekali.

Nasib buruk kini menimpanya lagi saat ini.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, seorang gadis kecil yang cantik dan mungil bernama Angela Camorra memeluknya erat.

"Kakakk-k!"

"Hai sayang, apa kau sudah mengantuk?"

"Hmm, tapi aku ingin tidur bersamamu!"

"Baiklah, ayo naiklah ke ranjangku biar aku menyelimuti rapat sampai kau tak bergerak ke mana-mana lagi!"

Angela Camorra terkikik senang, usianya lima tahun dan harus kehilangan mama tersayang. Begitu menyedihkan nasib kakak beradik di istana mewah yang bukan milik keluarganya.

Papa tiri mereka, seorang mafia Italia yang kejam memiliki daftar kriminal sangat panjang. Penyuapan elite politics, perampokan, narkoba, perang antar gangster dan banyak lagi.

Entah alasan apa ibunya Rose menikahi Zio Antonio. Pria itu tak lebih baik dari mendiang sang ayah, tapi ibunya tetap memilih sebagai pendamping hidupnya.

Alexandra Camorra terlambat mengetahui jawaban atas pertanyaan itu, hingga kematian tragis merenggut nyawa Rose dua tahun yang lalu.

Dia menepis pikiran buruknya lagi. Angela lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Tangannya mengusap kening adiknya yang mulai tertidur pulas di samping, setelah dibacakan buku dongeng kesukaan.

Angela Camorra, malaikat kecil di hati Alexandra.

Jika bukan karenanya, tak mungkin bertahan di dalam rumah mewah yang asing bagi mereka berdua. Dia harus membayar kehidupannya seperti tahanan di dalam rumah mafia.

Tugasnya di setiap misi adalah menyerang, merampas sesuai perintah Zio Antonio.

Alexandra selalu berada di garis depan sebagai pimpinan. Dipantau oleh tangan kanan sang mafia, sang eksekutor Fausto yang kejam tanpa belas kasihan!

Setiap malam pergi menyelinap, usai Angela tertidur di jaga oleh pelayan Elisa. Kemudian pulang kembali, membersihkan diri dari bau mesiu atau amis darah di pakaian dan jaketnya.

Angela tak pernah tahu siapa kakaknya yang sebenarnya. Alexandra adalah seorang mesin pembunuh berdarah dingin.

Kemampuannya terasah saat berlatih bersama pengawal Zio Antonio memerangi musuhnya. Dia harus membalas yang menyebabkan ibunya terbunuh di hari yang naas itu.

Malam ini tidak ada misi lagi.

Pikirannya lelah, tubuhnya memintanya beristirahat. Tidur tenang, dan menemani Angela Camorra. Namun, satu hal terus mengganggu pikirannya.

Siang tadi Alexandra telah menampar seorang mafia muda begitu keras. Cengkraman tangan kekar di lengannya masih terasa menyakitinya sampai kini.

Siapa lagi, kalau bukan bedebah, Gabriel Nostra-!

***

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ray Basil
bab berikutnya Complicated Heart baru saja up kk, happy reading!
goodnovel comment avatar
Dewi intan
Kapan up yo yo
goodnovel comment avatar
Ray Basil
Insya Alloh up 1-2 bab per hari idenya masih fresh bgts semoga berkenan kk untuk terus membacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status