Share

9. PENGUNTIT

Joel menarik kursi, dia mengambil tempat duduk di samping Zion ketika Gina masih memikirkan pertanyaannya.  Meskipun Gina melarangnya, Joel tidak akan pergi dari sana.

“Aku akan tinggal selama seminggu di sini.  Aku tidak memiliki teman selain Tristan dan dia sangat sibuk dengan pekerjaannya.  Aku membutuhkanmu untuk menemaniku selama tinggal di sini,” ucap Joel.  Dia melihat Georgina sebentar dan mengembalikan pandangannya kepada Zion.  Ada getaran yang terjadi di dadanya namun Joel tidak mengerti kenapa dia merasakan hal aneh seperti itu.

“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu.  Mungkin kamu bisa membayar seorang pemandu jalan,” jawab Gina setelah dia berhasil mengisi pikirannya yang kosong.  Georgina harus tetap waspada agar Joel tidak bertanya tentang siapa ayah putranya.  Dia benar-benar belum siap untuk mengatakan kebenaran pada pria itu.  Kejadian tiga tahun lalu masih membekas di hatinya dan itu menyakitkan.

“Bukankah kita teman lama? Kamu mengatakan seperti itu kepada kekasihmu.  Jika kamu takut kekasihmu cemburu, aku tidak akan keberatan jika dia bergabung dengan kita.  Mungkin dia pasti mengerti.”

Georgina mengembuskan napas dengan kasar, lalu dia memberanikan matanya melihat Joel.  “Apakah kamu sudah melupakan kata-katamu? Tiga tahun lalu kamu memintaku untuk menemukan kebahagiaanku, dan aku sudah melakukannya.  Tapi, kebahagiaanku akan hilang jika kita akrab lagi.  Aku harap kamu mengerti dan segera tinggalkan kami di sini.” Nada suara Gina tidak ramah dan ekspresi wajahnya kaku dan dingin.

“Tapi–” Joel tidak jadi melanjutkan kata-katanya ketika suara Zion menusuk gendang telinganya.

“Mama,” panggil Zion.  Suaranya menggetarkan hati Joel tetapi pria itu masih berpikir jika itu hanya kebetulan.  Mungkin saja efek karena dia sudah lama menginginkan seorang anak.

“Kemarilah, sayang.” Gina memindahkan putranya ke pangkuannya.

Joel tidak akan pergi meskipun Georgina sudah mengusirnya.  Dia membungkuk dan melihat Zion dari jarak yang sangat dekat.  Gina beruntung karena wajahnya lebih mendominasi putranya, hanya saja mata dan warna rambutnya mirip dengan Joel.  Georgina berharap Joel tidak akan menyadari hal itu.

“Siapa namamu, boy?” Joel bertanya pada Zion.

Zion melihat Georgina sebelum menjawab pertanyaan Joel.  “Zion,” akhirnya dia menyebutkan namanya.

“Aku suka namamu.” 

“Terima kasih,” jawab Zion sambil menatap wajah pria dewasa yang duduk di sampingnya.

Joel mengusap kepala Zion dan bocah laki-laki itu mengucapkan terima kasih.  “Ibumu pasti mengajarimu dengan baik.  Kamu sangat manis dan sopan.”

“Mama selalu mengatakan agar aku sopan kepada orang yang lebih dewasa.”

“Namaku Joel Raymond.  Jika kamu suka, kamu bisa memanggilku paman.  Aku akan sangat senang jika kamu menganggapku sebagai keluarga.” Joel memperkenalkan dirinya.

Georgina tidak tahan lagi dengan sikap Joel.  Dia ingin pergi tetapi dia sudah memesan makanan kesukaan putranya.  “Bisakah kamu meninggalkan kami di sini? kamu membuatku tidak nyaman dan aku hanya ingin menikmati waktuku bersama dengan putraku.”

Joel merasakan sikap dingin Georgina.  Setelah tiga tahun tidak berkomunikasi, wanita itu memperlakukannya sebagai orang asing.  “Aku merindukanmu, Gina.  Apakah kamu tidak merasakan hal yang sama?”

“Tidak! aku tidak pernah merindukanmu sejak kita mengakhiri hubungan kita.  Jika kamu tidak mau pergi dari sini, terpaksa aku akan membawa putraku dari sini.”  Georgina ingin berdiri tetapi Joel menahan tangannya.

“Aku mendengar anakmu menginginkan frittata.  Aku juga menyukai makanan itu dan aku tahu rasanya jika tidak mendapatkan makanan itu saat menginginkannya.  Jika kamu tidak nyaman, aku akan pergi dari sini.  Jangan membuat putramu kecewa karena kehadiranku.”  Joel melepaskan tangan Gina, setelah menghela napas dia pergi dari restoran tersebut.

Georgina menghela napas berat.  Dia memeluk putranya dan mencium kepalanya.  Sebenarnya Gina ingin membungkus makanan yang dia pesan, namun dia tahu putranya sudah lapar.

Pelayan mengantarkan makanan mereka dan Gina mengembalikan Zion ke kursinya.  Georgina kehilangan selera untuk makanannya, dan dia menyuapi Zion.  Membiarkan putranya makan sendiri akan menyita banyak waktu dan dia tidak ingin lebih lama di sana.

“Kenyang,” ucap Zion sambil mengusap perutnya.

Georgina mengambil air minum dan memberikannya kepada Zion.  “Kita akan pulang sekarang.  Mama akan menemanimu bermain di rumah.  Apa kamu mau?”

Zion mengangguk.  Dia tidak mengerti apa yang sedang dialami orangtuanya, namun dia tidak marah ketika Gina mengajaknya pulang.  Zion seolah-olah memahami posisi ibunya sekarang.

Masuk ke dalam mobil, Gina mendudukkan Zion dan mengenakan sabuk pengaman untuk melindungi putranya.

“Aku harus mengikuti Gina.  Aku harus tahu dia tinggal di mana.”  Joel tahu menguntit itu salah, tetapi dia nekat melakukannya.  Georgina tidak mau dekat dengannya sementara dia merindukan teman masa kecilnya itu.  Joel tidak bisa berbohong, sejak hubungannya berakhir dengan Gina, semua terasa berbeda.  Tidak ada teman yang bisa memahaminya seperti Gina.

Setibanya di apartemen, Georgina meninggalkan mobilnya di basement.  Zion yang lelah mengulurkan tangannya ke atas dan Gina dengan sigap menggendongnya.   “Kamu ngantuk?” tanya Gina ketika putranya menguap.

“Ngantuk, Ma.”

***

Joel kembali ke hotel setelah mengetahui tempat tinggal Georgina.  “Apa aku harus menguntitnya setiap hari? Aku sudah seperti penjahat jika melakukan itu.” Joel berpikir ketika dia duduk di tepi ranjang.  Dia seharusnya senang melihat Georgina bahagia dengan keluarga barunya, namun kenapa dia merasa gelisah setelah bertemu dengan mereka.

Joel masuk ke kamar mandi dan dia membersihkan dirinya.  Dia mengingat kehidupannya selama tiga tahun terakhir ini.  Semenjak Chesa menikah kembali dengan mantan suaminya, kehidupan Joel menjadi tidak terkendali.  Dia hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja, minum alkohol, makan, dan tidur.  Dia tidak melakukan apa-apa selain itu.  Diane menjadi khawatir namun dia tidak bisa menasihati Joel. 

“Apakah benar Gina sudah menikah? tapi kemarin dia mengakui pria itu sebagai kekasihnya? apakah mereka memutuskan memiliki anak sebelum menikah.  Tapi---” Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Joel namun dia tidak menemukan jawaban yang memuaskan untuk dirinya sendiri.  Dia tahu Georgina bukan tipikal wanita yang akan memiliki anak sebelum menikah.

***

Seperti biasa, Gina akan membawa putranya dan Brenda ke butik.   Mobilnya berhenti di depan butik dan dia menggendong Zion di saat Brenda membawa barang-barang mereka.

“Mama akan bekerja.  Kamu bermain dengan Brenda, oke?” Gina meminta izin kepada putranya.

“Oke.”

Baru saja masuk ke ruangannya, Gina sudah mendengar ketukan pintu.  “Masuk!” teriak Gina dari dalam.

Syera masuk sambil tersenyum.  “Nona, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda.” Syera memberi tahu.

Georgina melihat Syera, alisnya terangkat dan tatapannya mengandung tanda tanya.  “Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun.  Apakah dia pelanggan?”

“Dia hanya ingin bertemu dengan Anda.  Dia bilang ini hal penting.  Tapi karena belum ada janji temu dengan Anda, saya akan mengatakan padanya jika Anda sibuk.”

Georgina berpikir sebentar.  Dia sedang meningkatkan bisnisnya dan dia tidak mau meninggalkan kesan buruk pada orang lain.  “Suruh dia masuk! kebetulan aku tidak memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan sekarang.”

“Baik, Nona.”

Syera keluar, dan hanya menunggu beberapa menit seseorang muncul di pintu kantor Georgina.  “Joel?” Gina tersentak melihat siapa yang berdiri di ruangannya.

“Aku tahu kamu akan mengusirku tapi aku tidak peduli.  Aku memiliki banyak pertanyaan dan hanya kamu yang bisa menjawabnya.”

“Tidak ada yang perlu kita bicarakan, Jo.  Kita sudah memiliki kehidupan masing-masing sejak kamu memilih untuk mengakhiri hubungan kita.   Aku tidak ingin membicarakan sesuatu denganmu, jadi kau bisa pergi sekarang.”

Joel sudah menyiapkan dirinya untuk penolakan dan dia tidak terkejut.  Joel masuk dan dia menarik kursi di depan meja kerja Gina.  “Aku akan pulang ke Shadowfall.  Apa kau tidak ingin pergi minum kopi denganku? Kita sudah berteman sejak kecil, Gina.”

“Apa yang ingin kamu bicarakan, Jo? Aku benar-benar tidak punya waktu kosong.  Banyak pesanan yang harus aku selesaikan.”  Georgina bersandar di kursi, mencoba untuk terlihat tenang meskipun itu sulit dilakukan.

“Apakah kamu sudah menikah?”

Georgina terkejut karena pertanyaan tak terduga dari Joel, namun dengan cepat dia mengendalikan dirinya.  “Kenapa kamu bertanya tentang kehidupan pribadiku? Aku pikir itu bukan urusanmu lagi.”

“Aku hanya bertanya, Gina.  Kamu hanya perlu menjawab iya atau tidak.  Aku pikir sebagai teman lama kita bisa bertukar informasi tentang kehidupan pribadi kita.”

“Sudah tiga tahun aku tidak berkomunikasi denganmu dan itu sangat canggung.”

Di waktu yang sama, pintu terbuka lagi dan Brenda berdiri di pintu.  “Zion tiba-tiba menangis dan ingin masuk ke sini, Nona.  Apakah saya bisa membawanya ke sini?”

Gina merasa terselamatkan oleh kehadiran Brenda.  “Aku akan ke ruang bermain!” Gina berdiri, tanpa mempedulikan Joel dia keluar dari ruang kerjanya.

Joel juga berdiri, dia mengikuti Gina dari belakang.  Ketika di ruang bermain, Gina melihat Zion sedang duduk sambil memeluk mainannya.

“Ada apa, sayang?” Georgina mendekat dan merentangkan kedua tangannya.

Zion menggelengkan kepalanya.  Dia juga tidak mengerti kenapa perasaannya gelisah.  Joel mendekat dan dia melihat Zion.  “Mau bermain denganku?” dia bertanya.

Gina hendak menolak tetapi putranya segera mengangguk.  “Sayang, tidak boleh bermain dengan orang asing.” Gina memberi peringatan.

“Tapi dia bukan orang asing, Ma.  Dia temanmu.”

Jawaban Zion dijadikan kesempatan oleh Joel.  Dia mengambil Zion dari pangkuan Gina dan menggendongnya.  “Kamu sedang sibuk, kan? aku bisa menjaganya selagi kamu bekerja.”

Georgina mendengus kesal.  Ingin mengambil Zion kembali namun dia tidak mau membuat putranya bingung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status