Semua ingatan tentang kejadian di sungai memang sudah dihapus oleh Chang An tapi tidak kebencian yang disimpan Yulia di dalam hatinya! Yulia masih terus bertekat untuk mengalahkan dan membuat Waning tersingkir dari kandidat yang ditugaskan.
Guwenki tidak memiliki ingatan kekacauan yang terjadi di sungai, pada saat ini dia masih duduk di samping Yulia. Entah kenapa dia merasa aneh bisa sedekat itu dengan Yulia tanpa ingat dengan perjanjiannya dengan Yulia sebelumnya. Sebelum Guwenki menjatuhkan hukuman seratus cambuk untuk Waning, Yulia mengatakan pada Guwenki bahwa Yulia bersedia menjadi pelayan Guwenki seumur hidup asalkan Guwenki terus berada di pihak Yulia dan bersedia memberikan hukuman pada Waning.Guwenki tahu betul, sebelum Yulia mendekatinya sasaran utama Yulia adalah Jenderal Agung kekaisaran yaitu Sutangji. Yulia yang tiba-tiba mengubah arah tujuan membuat Guwenki curiga kalau nantinya dirinya hanya dimanfaatkan belaka oleh Yulia.“Kenapa kamu bisa berada diSutangji menganggukkan kepalanya lalu memberikan perintah pada prajurit yang berjaga untuk merobohkan semua tenda perkemahan.Saat melakukannya, Sutangji merasa ragu lalu berjalan menuju ke arah Waning.“Jika kita pergi sekarang apakah semua orang bisa selamat?” tanyanya dengan ekspresi cemas.Dania sedang bekerja menyiapkan banyak kertas mantra untuk diletakkan pada setiap kereta dan dibawa oleh semua petugas. “Berikan semua ini pada setiap orang! Darahku tidak banyak jadi jangan sampai menghilangkan kertas mantranya! Dengan kertas ini aku bisa menjamin mereka tidak akan berani mendekat.” Perintah Dania pada Sutangji.Sutangji merasa lega mendengarnya, pikirnya mereka akan tetap dimangsa oleh iblis dan harus bertempur malam itu.Dania tetap duduk di dekat perapian sambil menikmati teh hangat. Ketika semua orang sedang sibuk dan panik hanya dirinya seorang yang duduk tenang di sana mengawasi sekitar.Dania bisa melihat siapa saja yang dijauhi oleh makhlu
Dania menatap kedua mata Sutangji, sinar matanya menunjukkan ketegasan. Pria yang tidak mudah ditaklukkan oleh sembarang wanita. Dania tanpa sadar terpaku menatapnya. Dania terus memeluk tengkuk Sutangji dengan erat dan enggan melepaskannya.“Dasar Gadis bodoh! Masih saja tidak hati-hati! Kamu masih saja ceroboh! Bagaimana kalau hidungmu terbentur batu dan patah?” Omelan Sutangji menyadarkan Dania dari lamunannya. “Jenderal Agung Su, aku,”“Tidak perlu berterimakasih padaku, ini adalah tugasku untuk melindungi semua kandidat!” ujarnya dengan suara lantang tanpa menunggu Dania menyelesaikan perkataannya.Dasar Sutangji iblis sialan! Dia bahkan tidak membiarkan aku melanjutkan perkataanku! Mereka semua sudah salah mengambil pos perhentian! Lokasi yang mereka pilih sekarang merupakan bekas pemakaman masal saat perang perebutan wilayah dari Raja sebelumnya! Jika terus menetap di wilayah ini, semua orang bisa mendapat bencana!Yulia dan kandidat wanita lainnya k
Sutangji meraba punggung dan pinggangnya sendiri lalu berjalan keluar dari dalam kamar Waning. Keributan di dalam kamar Waning beberapa saat yang lalu membuat penghuni kamar lain ikut membicarakannya.Kabar Sutangji yang sudah tidur di dalam kamar Waning semalam sekarang menjadi topik panas yang dibicarakan oleh semua orang. Yulia semakin kesal karena usahanya untuk membuat Waning tertinggal di pos perhentian sebelumnya gagal total. “Rencana apa lagi yang bisa aku gunakan untuk menjatuhkan gadis bodoh itu!” keluh Yulia. Yulia menatap teman-temannya dan menunggu mereka memberikan saran.“Bagaimana kalau kita lepaskan saja kudanya? Biarkan dia sendiri menarik kereta dengan tangannya sampai di perbatasan Kota Utara!” saran Ning er.“Tidak bisa! Kamu lihat sendiri Jenderal Agung Su sudah sampai menginap di dalam kamar Waning si bodoh itu, dia sebelumnya juga menolong dan menggendongnya dari sungai! Artinya wanita itu sangat dekat dengan Jenderal Agung Su. Kalau kita men
Di luar pintu kamar Waning, Sutangji sejak tadi berdiri di sana. Perasaannya sangat geram dan marah lantaran pikirnya Waning sudah melakukan perbuatan memalukan di dalam kamar. Apalagi pria tampan yang dilihatnya masuk ke dalam kamar Waning tadi memiliki tubuh sempurna dan cukup menggoda.“Waning! Sudah satu jam berlalu dan kamu masih tidak mengusir pria itu keluar dari dalam kamarmu! Sebenarnya apa yang kalian lakukan berduaan di dalam kamar?!” tanyanya dengan penuh emosi. Sutangji melipat kedua tangannya sambil berjalan mondar-mandir di luar pintu kamar Waning.Karena sudah cukup lama dia terus berada di sana namun tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan keluar dari dalam kamar Waning, Sutangji segera masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu kamar Waning.Pada saat masuk ke dalam Sutangji melihat baju Waning ditaruh di atas pembatas ruangan dan Waning sedang berendam di dalam air hangat di balik dinding pembatas.Dania mendengar suara pintunya terbuka dan sekarang dia
Saat tiba di tepi sungai, Sutangji melihat Waning memeluk batu besar dengan sekujur tubuh basah kuyup bersembunyi di balik batu untuk menyembunyikan tubuhnya yang telanjang.“Jenderal Su! Akhirnya kamu datang juga!” serunya dengan senyum lega sambil melambaikan tangan di balik batu besar.Sutangji sangat marah melihat kulit Waning begitu pucat akibat terus berendam di dalam air. Tanpa berpikir dua kali Sutangji melepaskan baju luarnya lalu dia gunakan untuk membalut tubuh Waning. Digendongnya tubuh Waning yang mengginggil. “Sebenarnya siapa yang sudah melakukan ini padamu! Hah?!” tanyanya pada Waning.Dania tahu yang melakukan semua itu adalah Yulia dan teman-teman Yulia tapi Dania tidak memberitahu Sutangji.“Aku tidak tahu, lupakan saja, tadinya aku pikir tidak akan ada seorang pun yang tahu dan aku akan ditinggalkan sendirian di dalam air, tapi ternyata kamu datang menolongku, sekarang aku sudah lega.” Ujar Dania.Sutangji mengernyitkan keningnya, dia men
“Aku sudah menunggunya sangat lama, begitu lama. Aku harap kami bisa bersama seperti dulu, kami adalah pasangan.” Gumam Chang An.***Di sisi lain, Sutangji menghadap Putra Mahkota. “Kenapa kamu tidak membawa Nona Waning ke sini? Di mana dia? Pelayanku bilang kamu akan mengantarkan wanita itu ke sini.”Sutangji menundukkan kepalanya. “Nona Waning sakit, dia sedang beristirahat. Saya sudah meminta tabib wanita untuk menjaganya, seepertinya karena kelelahan dalam perjalanan.” Jawab Sutangji pada Guwenki.Guwenki tidak mendesak Sutangji lagi. “Ya sudah! Kalau begitu ketika dia sudah baikan suruh dia menghadap padaku!” perintah Guwenki.“Baik, Yang-mulia.”Sutangji keluar dari tenda Putra Mahkota lalu kembali ke tenda Waning untuk melihat keadaanya. Waning sudah sadar dan sedang menikmati bubur hangat dalam mangkuk. Tabib wanita duduk menemaninya untuk melayaninya.Melihat Sutangji datang, tabib wanita itu segera pergi meninggalkan Waning. Dania ber