Share

20. Luka Hati

Sudah cukup lama aku termangu di pusara ibu. Suasana sore sudah mulai menggelap. Aku bergegas bangkit dan ingin pulang ke rumah. 

Ditengah jalan, kudengar suara adzan maghrib. Aku bergegas mampir ke mushola terdekat. Ambil wudhu dan melakukan sholat berjamaah bersama.

***

"Lho, nak Restu, baru pulang ini?" sapa seseorang.

"Eh iya pak," jawabku singkat.

"Pekerjaan lagi sibuk ya, baru bisa pulang sekarang?"

"Iya pak."

"Oh iya, tolong nasehatin adik sama istrimu, jangan sering-sering serumah bareng, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kan sekarang sudah gak ada ibu," tegur bapak itu lagi.

"Baik, pak. Terima kasih tegurannya," jawabku lagi.

Aku berjalan lagi menuju rumah, tak disangka-sangka di tengah jalan aku bertemu dengan Bian.

"Hei, Restu, kamu pulang?" sapanya.

"Iya. Kalau kamu habis dari mana?"

"Biasa, habis dari tempatnya Budhe. Oh iya Res, tolong jangan pulang dulu, aku mau bicara

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status