Share

BAGIAN 5

Di sinilah kisahku dimulai....

Tahun 1995 tepat di usiaku yang menginjak 19 tahun  aku menikah dengan Evan, tanpa restu seorang ibu, tanpa doa orang tua, dengan mahar seadaanya, dan tidak mengadakan resepsi, hanya ijab kabul saja.

Sehari sesudah menikah kini aku mengemas pakaian dan sedikit barang kepunyaanku, kini sudah saat nya aku tinggal bersama suamiku, melayaninya, dan ikut kemanapun dia pergi. aku dan Evan masih tinggal di kontrakan milik ibuku, jadi aku masih berdekatan dengan orang tuaku.

***

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pernikahanku tanpa restu, aku hanya bisa berharap dan berdoa supaya rumah tanggaku berjalan baik dan bahagia. seminggu pernikahan jujur aku bahagia, bisa selalu bersama dengan pasangan tentu membuatku bahagia.

" Sayang ayo makan dulu " aku menyiapkan makan untuk suamiku.

Evan hanya menatapku dengan senyuman manisnya.

" Ayo dimakan kok kamu malah menatapku begitu sih? "

" Aku maunya di suapin sama kamu "

" Ih kaya anak kecil aja kamu "

" Aaaaaa " Evan membuka mulut nya lebar-lebar berharap aku menyuapinya.

" Ya udah nihhhh " aku pun menyuapinya karna tak tahan dengan wajah lucunya.

hihi... aku terkekeh

Kami makan bersama dengan penuh kemesraan, begitulah kehidupanku setelah pernikahaan, kukira ini tidak akan berjalan baik, tapi alhamdulilah hidupku bahagia. Setiap hari bahkan setiap jam Evan selalu memberikan kasih sayangnya padaku, bahkan saat ingin tidur dia selalu membelai lembut rambutku, memelukku, dan mengecup keningku.

Begitulah lembutnya Evan, aku jadi semakin mencintainya, hari-hari kujalankan kehidupan dengan penuh rasa cinta, walau rumah tangga kami sangat sederhana, dan tidak memiliki banyak perabotan dan harta, aku tetap bahagia.

***

suatu pagi aku membuat sarapan untuk Evan yaitu nasi goreng.

" Sayang ini sarapan dulu setelah itu baru berangkat kerja "

Dia pun memakan nasi goreng yang kubuat, suamiku bekerja sebagai penjual miniatur dan patung-patung kecil, penghasilannya tidak seberapa itulah mengapa aku sering kekurangan.

Setelah selesai sarapan Evan mulai bersiap menyiapkan barang dagangnya dan siap untuk pergi.

Tak lupa aku mencium tangannya dan dia mencium keningku.

" Berhati-hatilah "

" Doakan aku sayang supaya rezeki hari ini mudah didapat "

" Aku akan doakan selalu untukmu, untukku dan untuk kita " aku tersenyum.

" Kalau begitu aku berangkat dulu ya?"

Aku tersenyum seraya mendukungnya, Evan sudah jauh dari pandangan namun aku masih berdiri disini menatapnya, rasanya aku tak mau ditinggalkan sedetikpun.

***

malamnya

Malam ini Evan tak kunjung datang, aku sangat khawatir dengan suamiku dan setia menunggunya di rumah.

" Kemana sih Evan, sampai selarut ini dia belum juga pulang " gumamku.

Karna terlalu khawatir aku memutuskan untuk mencari Evan.

Aku berjalan keluar kemanapun itu untuk mencarinya, siapa tahu dia disekitar sini.

Lalu aku melihat sebuah warung yang sangat ramai, banyak laki-laki di sana, dan aku memutuskan untuk mencari Evan di warung tersebut.

Aku melihat- lihat apakah Evan ada situ.

akhirnya...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status