Share

PART 5

Penulis: Kristiana0909
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-22 19:13:38

 Rio tersentak ketika mendengar suara orang berdeham dan seketika gairahnya pamit undur diri ketika ia membalikkan tubuhnya. Disana terlihat Mika yang sedang menatapnya dengan pandangan menyelidik. 

Shitt! Ketauan habis mupeng ke Tante Retno gue,” keluh Rio dalam hati. 

Rio masih diam tanpa berkata apapun saat melihat Mika berjalan ke arahnya. Bahkan sampai Mika berdiri di depannya dan ujung kaki mereka saling bersentuhan. Mika hanya mendongak, menatap Rio dengan ribuan pertanyaan yang tidak bisa ia jabarkan. Pagi ini, satu kenyataan pahit telah menamparnya di depan mata, untuk pertama kalinya ia menyesal telah membantu Rio karena ternyata Rio menatap sang Tante dengan tatapan mendamba. Mika tau jika banyak dari teman laki-lakinya yang memuja Retno, namun ia tidak ambil pusing. Siapa sangka jika seorang Riosandi Gumilang, yang tergolong cuek pada wanita bahkan bisa memiliki respon yang sama dengan para teman laki-lakinya selama ini. 

“Mas, kamu lihatin Tante Retno?” tanya Mika setelah beberapa saat mereka saling terdiam.

Rio berhenti bernafas sepersekian detik ketika mendengar kata-kata Mika. Ia harus memutar otaknya, jangan sampai Mika tau jika ia telah menatap sang Tante dengan tatapan penuh gairah, bahkan juniornya sampai bangun. 

“Ya lihat, kan punya mata. Kenapa?”

“Yakin lihatinnya biasa aja?”

“Ya biasa kan, emang aku lihatnya gimana?”

“Ya sudah, kalo gitu,” setelah mengatakan itu Mika lebih memilih berlalu dari hadapan Rio. Ia tau Rio sedang berbohong kepadanya. Mau marah, namun ia bukan pacarnya, mau cemburu tapi Retno adalah Tantenya. Kali ini Mika benar-benar tidak bisa menyalahkan orang lain selain dirinya sendiri. 

Diluar ruangan, Retno yang melihat kedatangan Rio dan Mika langsung meraih handuk kimono warna pink dan mengenakannya. Segera ia masuk kedalam rumah. Saat ia dekat dengan Rio, seketika Retno berhenti karena menghirup aroma parfum yang dikenakan Rio adalah salah satu aroma parfum laki-laki yang ia sukai. Salah satu laki-laki yang menggunakan parfum aroma tersebut adalah Ervin Aditya, berondong tampan separo bule yang kini telah pensiun. Padahal andai ia mau, Retno sanggup membayarnya berapapun Ervin memintanya. 

“Tan, Tante Retno,” panggil Rio yang membuat Retno kembali menapaki realita di depan matanya. 

“Ah, ya, kamu sudah datang?" Tanya Retno dengan sedikit gugup dan ia terlihat bingung mengatur ekspresi wajahnya. 

“Sudah. Maaf Tante, kunci mobilnya dimana? Mau saya siapkan.”

“Ada dikamar saya. Kamu tunggu dulu sebentar ya?”

“Baik, Tante. Saya tunggu disini.”

Retno hanya menganggukkan kepalanya dan kini ia berjalan menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua rumahnya. Saat Retno melangkah menaiki tangga rumahnya, Rio menatap bokong milik majikannya yang bulat, besar, kencang dan menggairahkan itu. 

Shitt!!

Celana yang digunakan Rio menjadi sesak hanya karena melihat sang majikan di hari pertama ia bekerja. Bagaimana ia bisa menjalani hari-hari selanjutnya tanpa blue balls atau minimal dengan rasa tidak sakit di batangnya karena ia sudah ereksi. 

Sekitar satu menit setelah Retno meninggalkannya, Rio mendengar suara teriakan yang ia tau itu suara Retno dari lantai atas. Insting untuk menolongnya bangkit, segera ia menaiki tangga secepat yang ia mampu. Saat sampai di atas ia langsung menuju ke arah sumber suara. Rio langsung memasuki kamar dengan pintu besar putih itu, saat ia masuk, terlihat Retno sedang berdiri di atas ranjang sambil berteriak. 

“Kecoak, kecoak. Rio, kamu minggir, ada kecoak!” teriak Retno.

Dari memandang Retno, Rio langsung menundukkan kepalanya dan melihat seekor binatang menyerupai alien cukup besar berwarna coklat glowing itu sedang berada di lantai dan mengeksplorasi lantai kamar Retno yang mewah, bersih dan mengkilap ini. Andai Rio boleh jujur, sebenarnya ia juga cukup “segan” alias tidak mau dekat-dekat dengan kecoak. Ia masih lebih berani berdekatan dengan ular atau hewan apapun yang ia temui di gunung. Bahkan tanpa Rio sadari ia sudah bergidik. 

“Ada apa sih, Tante?” tanya Mika yang baru saja sampai dikamar Retno. 

“Ada kecoak.”

Saat menundukkan kepalanya, Mika melihat kecoak itu akan terbang ke arahnya dan…

Happ….

Mika langsung meloncat ke arah Rio dan reflek Rio memegang kedua paha Mika dengan kedua tangannya. 

“Mas Rio, takut. Usirin dong, Mas.”

Rio menghela nafasnya. “Gimana aku mau ngusir kalo kamu malah jadi monyet dan jadiin aku pohonnya?"

Seketika Mika langsung mengurai pelukan kedua tangannya di leher Rio, setelah itu ia memilih pergi karena menurutnya Rio tidak ada manis-manisnya. Ia hanya ingin Rio lebih manis kepadanya, toh selama ini ia sudah banyak berusaha menarik perhatian Rio.

Setelah Mika berlalu pergi, segera Rio brusaha mencari semprotan nyamuk. 

“Tante punya semprotan nyamuk?”

“Ada di dekat meja rias, kamu ambil saja.”

Walau sedikit tidak nyaman namun Rio berjalan terus untuk menuju meja rias. 

“Rio, buruan, kecoaknya makin dekat ke ranjang," kini Retno sudah mulai heboh lagi. 

“Ya elah, siapa suruh kamar Lo Segede rumah tipe tiga enam, Tante,” keluh Rio dalam hati. Namun yang ia keluarkan dari bibirnya hanya kata, “iya, Tante, sabar.”

Dan saat Rio mulai berjalan mendekat, kini ia tersentak ketika Retno sudah berada di dalam gendongannya. Jika Mika berada di belakang, maka kini sang Tante sudah berada dalam gendongan Rio dengan tubuh bagian depan mereka saling bersentuhan. Tidak hanya bersentuhan, bahkan menempel dengan sangat erat karena Retno menguburkan kepalanya di pundak sebelah kiri Rio. Hilang sudah akal sehat Rio kali ini, karena botol kaleng semprotan nyamuk itu telah menggelinding menjauhi dirinya. Kini ia sedang merasakan halusnya paha bawah Retno yang terasa dingin karena ia baru saja berenang. Bahkan tanpa ia sadari tangannya sudah membelai dengan lembut kulit Retno. Retno yang memang memiliki libido cukup tinggi ditambah hiperseks tentu saja ia langsung paham arti geraman Rio yang tertahan. Ia berusaha menyingkirkan perasaan gilanya kali ini, namun sayangnya, ia justru telah menjilat kulit halus di bawah telinga Rio. 

Oh, this is good,” gumam Rio pelan. 

You like it?” Tanya Retno pelan ditelinga Rio. 

Rio hanya menganggukkan kepalanya dan Retno tersenyum penuh kemenangan. 

“Sayangnya, kamu sekarang harus siapkan mobil. Kita akan berangkat sebentar lagi. Sekarang turunkan saya dan kamu semprot dulu kecoak itu."

Bagai kerbau dicolok hidungnya, Rio menuruti semua keinginan Retno tanpa membantah sedikitpun. 

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tante Retno, I Love You    PART 108

    "Sebenarnya beberapa waktu lalu Kaelie menawari aku untuk menjadi pacar dia selama empat bulan."Mata Retno langsung membelalak ketika mendengar penuturan Rio ini. Perempuan gila mana yang melakukan hal gila semacam ini? Baiklah, ia bisa mengerti jika yang Kaelie tawari adalah gigolo atau laki-laki yang benar-benar mau memainkan cerita setingan dengan dirinya di depan media, tapi ini Rio, laki-laki biasa yang tidak tahu dunia aneh-aneh semacam itu.Retno mencoba menutup bibirnya rapat- walau ia ingin protes. Toh, ia sudah berjanji kepada Rio untuk mendengarkan semuanya hingga selesai tanpa memotongnya."Imbalannya jika aku mau menerima semua tawaran itu adalah uang lima ratus juta."Satu detik ...

  • Tante Retno, I Love You    PART 107

    Retno duduk di atas ranjang tempat tidurnya sambil memikirkan perdebatannya dengan Mikha yang baru saja terjadi pagi ini. Rasanya ingin dirinya tidak percaya dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi, sayangnya tidak bisa. Saat ini yang ada mau tidak mau hanya pernyataan Mikha yang masih masuk di akal logikanya."Mikha, coba kamu ceritakan apa yang sebenarnya Tante tidak ketahui sampai saat ini?""Masa Tante Retno enggak tahu tentang semua ini?""Maka dari itu, Tante tanya sama kamu. Cuma kamu yang Tante harapkan untuk bisa jujur tentang semuanya tanpa ada yang ditutupi lagi.""Okay, aku akan kasih tahu semuanya."Kini Retno memilih diam dan menunggu k

  • Tante Retno, I Love You    PART 106

    Ceklek.....Retno kembali menoleh ke arah pintu kamarnya. Ia cukup terkejut melihat Mikha yang masuk ke ruangan ini bersama sahabatnya. Cepat-cepat Retno mengakhiri sambungan video call-nya bersama Wulan."Pagi, Tante Retno," sapa Maureen ramah sambil berjalan mendekati Retno."Pagi, Reen. Kapan kalian sampai di Jogja?""Baru aja. Gimana keadaan Tante?""Alhamdulillah, sudah lebih baik."Walau ia menjawab pertanyaan Maureen, namun mata Retno sudah fokus mengikuti ke mana Mikha memilih duduk tanpa harus menyapanya. Akhirnya Retno mencoba bertanya kepada Maureen dengan gerakan bibir tanpa adan

  • Tante Retno, I Love You    PART 105

    "Sumpah, Mik... lo ngeselin banget jadi orang. Masih jam empat pagi dan lo minta kita balik ke Jogja. Siangan dikit kenapa? Kupon breakfast kita mubazir.""Kasian Tante Retno di rumah sakit sendirian, Reen.""Alhamdulillah, akhirnya sifat keras dan sulit lo ini berkurang juga. Gimanapun juga Tante Retno itu sudah seperti Mama buat lo daripada emak kandung lo sendiri.""Iya, Lo benar juga. Tante Retno sudah seperti pengganti Mama gue sejak gue bayi. Sekarang gue malah enggak tega andai Tante Retno tahu kenyataan yang sebenarnya.""Perihal apa?""Tuntutannya Eyang ke Mas Rio. Karena Tante Retno pacarannya udah kelewat batas, Eyang maunya Mas Rio segera m

  • Tante Retno, I Love You    PART 104

    Malam ini Rio terbangun ketika ia mendengar suara deringan handphone miliknya. Ketika ia akan mengambil handphone untuk melihat siapa yang menelepon dirinya, tetapi yang ada justru telepon itu sudah ditutup begitu saja. Kini Rio mengucek kedua matanya dan ia menguap. Ternyata yang baru saja meneleponnya adalah Kaelie.Rio melirik ke arah jam dinding yang ada di dekat sudut kamar kostnya. Matanya membelalak lebar ketika melihat ini sudah pukul dua belas malam. Cepat-cepat Rio bangun dan menuju ke kamar mandi. Ia basuh wajahnya agar tidak mengantuk. Setelah itu ia pipis terlebih dahulu daripada nanti ia harus mencari SPBU nanti. Belum tentu juga ia akan menemukan SPBU yang buka 24 jam jika tidak melewati tol.Selesai melakukan apa yang ingin dia lakukan, Rio segera keluar dari dalam kamar mandi. Ia buka handphone miliknya dan i

  • Tante Retno, I Love You    PART 103

    Siang ini Rio duduk di hadapan Kaelie. Ada rasa sedikit gugup dan bingung bagaimana ia harus alih profesi menjadi "mucikari" dadakan saat ini. Ia tidak pernah mengiklankan barang selain jasa fotonya, tapi kini ia harus mengiklankan sosok Nico kepada Kaelie. Berkali-kali di dalam hatinya, Rio mengatakan kata maaf di kepada Nico. Semua ini terpaksa ia lakukan demi masa depan hubungannya dengan Retno.Kaelie yang melihat Rio diam saja sejak tadi hanya bisa tersenyum. Ia tahu kenapa Rio seperti ini. Tapi toh ia mencoba memilih untuk menunggu, 'kan Rio yang mengajaknya untuk bertemu, bukan dirinya. Jadi ia sebaiknya mendengarkan apa yang akan Rio sampaikan kepadanya."Kae?" Panggil Rio setelah sebentar lagi akan terjadi lebaran gajah saking sudah lamanya mereka sama-sama diam. Mendengar panggilan ini, akhirnya Kaelie menghela napa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status