Share

Bab 2 Season 1

Author: Yuri
last update Last Updated: 2024-03-15 21:20:26

"Verlyn, apa kau sudah siap? Ingat janjimu hari ini!" teriak Kaze dari lantai bawah.

Verlyn menatap sayu ke arah langit-langit kamarnya yang berwarna ungu lavender dan melihat jam yang berada di atas nakas sebelah kasurnya. Jam menunjukkan pukul 08.40 AM yang membuat Verlyn membelalakkan matanya setelah melihat jam

"Bagaimana aku bisa bangun setelat ini! Janji temu yang ayah beritahu adalah jam 09.00 pagi! Arghh, 'shibal'!" Verlyn segera bangun untuk mengambil handuk dan segera pergi mandi.

Selesai mandi, Verlyn langsung bersiap dan memilih pakaian asal-asalan karena dia merasa tidak ada waktu untuk memilih pakaian di saat ini. Setelah berpakaian, Verlyn menyempatkan dirinya untuk berhias diri di bantu oleh salah satu pelayan rumahnya, Sofia untuk mengeringkan rambutnya.

"Sudah selesai, Nona! Semoga pertemuannya lancar!" ujar Sofia menyemangati.

Verlyn menghela nafas, dia bangkit dan bercermin untuk melihat penampilannya hari ini. Kemeja lengan panjang berwarna putih dengan jas dan celana katun panjang berwarna hitam yang membuat penampilannya terlihat elegan dan berwibawa.

Dia berbalik dan menghadap ke arah Sofia. "Sofia, apa menurutmu pakaianku sekarang ini terlalu formal?"

Sofia menatap Verlyn dari ujung rambut sampai ujung kaki dan menggeleng. "Pakaian yang nona sudah bagus! Nona terlihat cantik dan berwibawa! Nona Verlyn pasti menjadi yang tercantik di luar sana!" puji Sofia senang.

Verlyn menatap kembali dirinya di pantulan cermin sebentar dan membuka lemari di sebelah cermin untuk mengambil tas selempang hitam miliknya. Dia memasukkan ponsel, air pods dan beberapa alat make up dan juga parfum ke dalam tas tersebut dan memakai sepatu high heels pantofel berwarna hitam.

"Verlyn! Kau sudah siap? Sebentar lagi kau akan berangkat!" teriak Kaze lagi dari bawah.

"I–iya, ayah! Aku segera turun!" balas Verlyn.

Dia kembali bercermin lagi untuk memakai kalung permata berbentuk hati kecil berwarna ungu muda yang diberi oleh Kaze dan Caroline sebagai hadiah setelah dia lulus kuliah. Verlyn menatap dirinya di cermin dan tiba-tiba merasa tidak percaya diri dengan penampilannya.

"Sofia, apa menurutmu lebih baik aku berganti pakaian saja?"

Sofia menggeleng dan mendorong Verlyn untuk melangkah keluar dari kamar. "Tidak ada waktu lagi, Nona. Tuan Presdir sudah memanggil-manggil Nona dari tadi, ayo!"

"Sabar, Sofia!" Verlyn menutup kembali pintu kamarnya dan turun perlahan diikuti oleh Sofia di belakangnya. 'Mengapa rasanya gugup seperti sudah lama tidak bertemu dengan seseorang, ya? Padahal aku belum pernah bertemu dengannya sama sekali.'

Sesampainya di lantai bawah, Verlyn melihat Caroline dan Selvania sedang berbincang dan Delcina sedang bermain dengan Ace di ruang tamu. Belum sempat menyapa mereka, Verlyn sudah di panggil lagi oleh Kaze.

Verlyn buru-buru melangkah pergi keluar rumah dan sebelum sampai ke pintu, Caroline memanggilnya. "Verlyn, jangan lupa sarapan!"

Verlyn menghentikan langkahnya dan menoleh. "Aku akan makan di luar, Ibu. Aku harus berangkat sekarang!"

"Bangun telat lagi lah tu," ejek Ace.

"Cih." Verlyn memandang Ace kesal dan langsung melangkah keluar dari rumah. "Aku pergi, selamat tinggal!"

Delcina melambaikan tangannya kepada Verlyn dan dia membalas lambaian tangannya itu. Setelah sampai di luar, sudah ada Kaze dan beberapa pria tinggi yang menggunakan setelan jas dan kacamata hitam untuk menjadi pengawal yang akan menemani perjalanan Verlyn nanti menuju perusahaan Vyntie.

Kaze menoleh ke arah Verlyn yang sedang menuruni tangga dan menghela nafas. "Hilangkan kebiasaanmu bangun telat seperti ini, Verlyn."

"Bukan telat ayah, aku hanya lama bersiap saja," elak Verlyn sembari melangkah masuk ke dalam mobil.

Kaze hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak perempuannya itu dan berbincang sebentar dengan salah satu pria yang akan menjadi pengawal untuk menjaga anaknya. Verlyn menurunkan salah satu jendela mobil dan menoleh ke arah Kaze.

"Ayah, bukannya hari ini adalah hari libur ayah?" tanya Verlyn.

Kaze bersalaman dengan pria tersebut dan menghampiri Verlyn. "Ayah ada rapat di perusahaan Selfran nanti," jawab Kaze singkat.

Mobil yang Verlyn naiki mulai menyala, para pengawal sudah bersiap menaiki kendaraan mereka. Dua pengawal mengendarai motor ninja mereka masing-masing yang berwarna hitam, dan dua pengawal lainnya menaiki mobil yang sama berada di belakang mobil yang Verlyn naiki.

"Aku beri kepercayaan kepada kalian untuk menjaga putriku," ujar Kaze.

"Di mengerti, Tuan Presdir!" balas para pengawal tegas.

Mobil mulai berjalan, Verlyn tidak lupa melambaikan tangan kepada Kaze. "Aku pergi, dadah ayah!"

Kaze mengangguk dan terus memperhatikan mobil yang Verlyn naiki hingga tak terlihat dari pandangannya.

Di jalan, Verlyn melihat pemandangan dari dalam mobil dan memikirkan apa yang harus di bicarakan dengan Kayn di pertemuan nanti.

"Mahar? Acara pernikahan? Mau anak berapa? Apa ya topik yang cocok," gumam Verlyn.

"Nona, apa ada yang menganggu perasaan Nona sekarang?" tanya supir yang mengendarai mobil Verlyn.

Verlyn langsung menggelengkan kepalanya. "Ah, tidak kok, Pak Rian. Aku hanya memikirkan hal yang tidak berguna saja," jawab Verlyn.

"Jika Nona butuh sesuatu, katakan saja kepada saya," ujar Pak Rian santai.

Verlyn mengangguk dan kembali melihat pemandangan. 'Dia orang seperti apa, ya?'

***

"Ayah, aku akan pergi sekarang ke perusahaan," ujar Kayn, pria tinggi dengan rambut berwarna hitam dan bola mata berwarna biru navi itu hendak melangkah keluar rumah.

"Ya, jangan lupa janjimu untuk bertemu dengan calon tunanganmu," balas Khalix, seorang pria berkacamata dengan rambut dan warna mata yang sama seperti Kayn tengah menatap layar laptopnya sembari duduk di atas sofa ruang tamu.

Kayn sontak menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Khalix. "Maksud, ayah? Tunangan? Sejak kapan aku memiliki tunangan?" tanya Kayn bingung.

Khalix melepas kacamatanya dan menoleh ke arah Kayn. "Apa ayah belum mengatakannya? Akan ayah katakan sekarang."

Khalix bangkit dan menghampiri Kayn yang sedari tadi terdiam di dekat pintu keluar. "Apa kau ingat pembicaraan tentang perjodohanmu dengan anak Presdir Kaze, pemilik perusahaan Kizen?"

Kayn berusaha mengingat-ingat dan mengangguk. "Bukannya dia sudah menolak perjodohan ini? Lalu menga–"

"Kemarin ayah mendapat kabar bahwa anaknya sudah menyetujui perjodohan ini, Tuan Presdir Kaze telah membuat janji pertemuan dan hari ini kau akan bertemu dengannya," potong Khalix.

"Kenapa ayah tidak bertanya kepadaku terlebih dulu? Ini tidak adil, ayah!" Kayn kesal karena Khalix baru memberitahunya sekarang.

Janjinya bertemu dengan Sellina, kekasih Kayn bisa batal karena janji pertemuan yang mendadak ini. 'Sellina akan marah jika aku membatalkan janjinya lagi.'

"Mengapa kau kesal? Kau tidak memiliki janji dengan seseorang hari ini, kan?" tanya Khalix memastikan.

Kayn terdiam sebentar dan menggeleng. "Tidak, ayah ..."

Khalix menepuk pelan pundak Kayn dan menatapnya dengan tajam. "Kau tahu kan, ayah tidak pernah mengajarimu untuk berbohong?"

Kayn mengangguk. "Jika berbohong, orang itu tidak pantas menjadi seorang pemimpin."

Khalix tersenyum dan kembali bertanya. "Jadi, apa hari ini kau akan berbohong lagi, nak?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status