Share

BAB 4

Lunar tampak membulatkan kedua matanya, sesaat ia mengedarkan pandangannya ke arah depan.

 "Aku tidak setuju." tukasnya membuat Lucas semakin ingin menggodanya.

 "Kau harus setuju, karena kau gadisku." Lunar langsung terdiam. Ia sudah kehabisan kata-kata dan membuat dirinya ingin memaki pria itu.

Lucas tertawa senang menampakkan barisan giginya yang rapi. Ia pun kembali fokus menyetir hingga mereka tiba di sebuah hotel yang dituju. Di sana Lucas memarkirkan mobilnya dan mempersilahkan Lunar turun layaknya seorang putri. Lunar menerima perlakuan Lucas dengan baik. Mereka berjalan menuju kamar di mana mereka menetap.

Dari kejauhan, terlihat seseorang tampak memperhatikan gerak gerik mereka berdua. Semua itu tak menaruh curiga sedikit pun antara Lucas dan Lunar.

 "Akhirnya sampai juga, aku sudah cukup lelah." ungkap Lunar lalu membanting tubuhnya di atas ranjang saat mereka tiba di kamar.

 "Apa kau tidak pernah bepergian sebelum itu? Saat menikah dengan Doris? Ah, bukan itu maksudku. Sebelumnya apa kau tidak pernah keluar dari rumah sepanjang hidupmu?" tanya Lucas sambil melepas bajunya dan justru hal itu membuat Lunar semakin terperanjat.

 "Kauu ... kau mau apa?" tanya Lunar penuh khawatir kala itu melihat dada kekar milik Lucas. Pria ini tersenyum dan mendekati Lunar.

 "Apakah tidak boleh aku bermain denganmu?" goda Lucas sambil mendekatkan wajahnya ke arah Lunar. Gadis itu tak dapat berkata apapun selain menyangkalnya.

 "Pergii! Apa maksudmu berbicara seperti itu? Aku tidak mengerti," sahut Lunar dengan kecewa.

Gadis itu memukul-mukul dada Lucas dengan tangannya. Itu tidak membuat pria ini mundur ataupun beranjak. Justru, Lucas bisa merasakan sentuhan hangat saat tangan gadis itu memukulnya.

 "Kau tidak akan pernah bisa membuatku mencegah keinginanku. Aku akan bercinta denganmu malam ini. Aku akan mandi sebentar, setelah ini kau layani aku layaknya suamimu." Lucas bergegas bangkit dan menyambar handuk yang tergantung. Seraya berjalan menuju kamar mandi pria itu memicingkan matanya menatap gadis yang masih terhipnotis oleh kata-katanya.

 "Sial!" decak Lunar sambil mengacak-ngacak rambutnya, saat bayangan Lucas telah lenyap dari pandangannya.

Kemudian Lunar mencoba bangkit dan mengambil beberapa hasil belanjaannya tadi. Ia tampak membongkar satu persatu dan matanya terkejut saat melihat sebuah benda aneh di depannya. Tangannya mencoba memungut benda ini dan ia begidik jijik.

 "Apakah benda ini yang namanya kondom?" tanya Lunar penuh penasaran.

Astaga! Lunar menepuk jidat dan buru-buru ia menaruh kembali benda ini ke tempatnya.

 "Pantas saja, setelah belanja tadi dia meninggalkanku untuk ke suatu tempat. Rupanya dia ingin membeli benda ini. Sungguh menjijikkan." gumamnya saat membayangkan benda ini.

Setelah itu, Lunar kembali membuka satu paper bag yang berisi lingerie. Matanya terpana dengan desain dan modelnya.

 "Ternyata ini sangat unik dan menarik. Tapi ... bagaimana cara memakainya?" decak Lunar kagum dan terheran.

Ia pun mencoba untuk mengenakan lingerie ini di tubuhnya. Lalu, ia melepaskan seluruh pakaiannya dan mengenakan lingerie ini yang memang pas di tubuhnya. Lunar tertawa geli saat berdiri di depan cermin dan memperhatikan postur tubuhnya.

 "Kau sedang apa?" seketika suara pria ini mengagetkannya.

Lunar terperanjat saat melihat bayangan pria ini dari cermin di depannya. 'Astaga, ini celaka.' desis Lunar saat merasakan pria ini berjalan ke arahnya.

 "Waw! Amazing! This is very beautifull. Youre very sexy, Lunar." pria itu berkata dengan bahasa asing yang membuat Lunar begidik mendengarnya.

 "Tolong jangan mendekat!" sergah Lunar lalu membalikkan badannya. Ia terkejut saat melihat dada kekar milik Lucas. Nyalinya kembali ciut saat digugahkan oleh pandangan yang menggiurkan.

 "Astaga! Dada kekar." gumam Lunar terpana.

Lucas tertawa kecil dan mendekatkan tubuhnya ke arah Lunar. Kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Lunar menelan salivanya dan sedikit memundurkan tubuhnya. Alhasil, itu membuatnya terjatuh di atas ranjang. Ia tak dapat berbuat apapun saat pria di depannya mulai menindih tubuhnya.

 "Kau sangat sexy, Sayang," goda Lucas sambil membelai wajah Lunar.

 "Jangan mencoba menggodaku. Tolong jangan lakukan itu," Lunar tampak ketakutan.

 "Kau tidak perlu takut. Aku akan melakukannya dengan sangat lembut,"

 "Apa maksudmu?"

 "Kau tidak tau cara bermainku? Sebentar, aku perlu memakai sesuatu terlebih dulu. Astaga! Apa ini? Kau telah melihat benda itu?" ungkap Lucas saat melihat barang belanjaan itu berantakan.

Lucas memungut sebuah kondom dan sesekali menatap wajah Lunar.

 "Kau mau aku memakainya atau tidak?" tanya Lucas meminta saran.

 "Terserah kau saja. Bukankah sudah membelinya, untuk apa jika tidak dipakai?"

 "Ah, benar. Baiklah, aku akan mengenakannya."

Lunar hanya bisa diam, tapi sesekali matanya menatap ke arah Lucas. Ia terkejut saat melihat dengan jelas Lucas melepas handuknya. Postur tubuhnya sangat menggugah gairahnya melihat tubuh tanpa sehelai benang pun. Lunar menelan salivanya dan membayangkan betapa nikmatnya bercinta dengan Lucas, sang Direktur. Tampaknya, ia sudah terjebak oleh nafsu birahi yang kian menggebu-gebu.

Jelas saja, postur tubuh suaminya jauh berbeda dari Lucas. Pantas saja ia tak tertarik untuk bercinta dengan suaminya. Sementara, saat melihat tubuh Lucas, Lunar begitu tertarik untuk bercinta dengannya.

 "Kenapa kau melamun? Apa kau sudah siap untuk melayaniku?" tanya Lucas membuat Lunar tersadar.

Kini tubuh mereka tampak berdekatan. Pandangan Lunar tertuju pada benda keras yang menyentuh selangkangnya.

 "Astaga, Tuan." decak Lunar saat melihat dengan jelas benda itu.

Lucas menampakkan barisan giginya dan mendekatkan wajahnya ke arah telinga gadis itu.

 "Apa kau menyukainya?" mendengar suara Lucas membuat Lunar bagaikan tersengat listrik. Hangat dan sangat menggairahkan.

 "Aku tidak tau, yang jelas itu sangat besar." ucap Lunar berkata jujur.

 "Bukankah semua wanita menyukai yang seperti ini?" godanya.

 "Entahlah. Aku belum tau,"

 "Kau mau mencobanya?"

 "Tapi, itu sangat menakutkan,"

 "Jangan khawatir. Bukankah aku sudah bilang, aku akan melakukannya dengan lembut. Begitu juniorku menyentuh milikmu kau akan merasakan nikmat yang luar biasa," godanya lagi.

 "Tapi, Tuan ...."

Seketika Lucas langsung menindih tubuh Lunar dan menyentuh bibirnya. Lunar terperanjat kaget saat tiba-tiba sebuah bibir mengecup bibirnya. Kini keduanya begitu lihai menikmati permainan itu. Lidah dan bibir mereka saling bertaut dengan lihainya. Permainan Lucas cukup mahir dan membuat Lunar hampir kehabisan napasnya.

Usai bermain lidah, Lucas menyusuri leher jenjang milik Lunar. Di sana ia meninggalkan beberapa jejak kiss mark membuat Lunar semakin menikmati adegan panas itu. Sesaat, Lucas menghentikan aksinya dan menarik lingerie yang dikenakan gadis itu. Tatapannya beringas saat melihat dua bukit kembar menjulang tinggi. Begitu ranum dan menggugah gairahnya yang kian menggebu. Tangannya memainkan bukit kembar itu dengan penuh perasaan. Di sana ia dapat mendengar jelas rintihan dan desahan yang keluar dari mulut Lunar.

Kemudian tangannya kembali menyusuri bagian bawah gadis itu yang sudah tampak lembab. Lucas menarik lepas lingerie itu hingga nampaklah kemolekan tubuh Lunar tanpa sehelai benang. Ia semakin beringas dan memainkan tangannya di bagian selangkangan Lunar.

 "Ahhh." hanya itu yang keluar dari mulut Lunar.

Lucas mencoba merangsang gadis itu dan memainkan liang kewanitaan itu dengan lidah. Lucas begitu lihai memainkan benda itu dengan lidahnya. Lunar sedari tadi membuka dan menutup mata sambil menikmati setiap permainan itu. Ini merupakan ONS pertama kali yang ia lakukan. Lunar dapat merasakan nikmat yang tidak ada habisnya.

 "Aku masukkan sekarang, ya Sayang?" pinta Lucas lalu melumat bibir gadis itu penuh gairah.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status