Home / Romansa / Terapi Hasrat Dokter Bagas / Bab 92—Perayaan Nikmat

Share

Bab 92—Perayaan Nikmat

Author: Dark_Pen
last update Last Updated: 2025-12-29 18:56:46

Mobil mewah Bagas membelah jalanan malam dengan kecepatan yang cukup tinggi. Di dalam kabin yang kedap suara itu, suasana justru terasa sangat bising oleh desah napas yang tertahan. Tangan kiri Bagas mencengkeram kemudi, sementara tangan kanannya tidak sedetik pun lepas dari paha Helena yang tertutup kain satin tipis. Helena sesekali memejamkan mata, kepalanya bersandar di kursi, menikmati setiap sentuhan yang seolah menjanjikan badai besar sesampainya mereka nanti.

Begitu mobil terparkir di basement apartemen mewah Helena, mereka tidak banyak bicara. Bagas menarik Helena menuju lift pribadi dengan langkah lebar. Keheningan di antara mereka bukan lagi keheningan yang tenang, melainkan keheningan yang penuh dengan tuntutan hasrat.

Klik!

Pintu apartemen terbuka. Belum sempat Bagas menyalakan lampu utama, Helena sudah mendorong pria itu ke pintu yang baru saja tertutup. Ia menatap Bagas dengan tatapan yang sangat dalam di bawah remang cahaya lampu lorong yang masuk dari celah jendela.

Ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 96 — Renata Menyerah

    Bagas tersenyum tipis, dan ia langsung naik ke ranjang dan mulai menindih tubuh Renata.“Aahhh!”Renata mengerang, merasakan kejantanan Bagas menghimpit perutnya.Bagas mulai menjelajahi tubuh Renata dengan ciuman-ciuman panas dan gigitan kecil yang membuat Renata menjerit nikmat. Ia sengaja bermain di area-area yang ia tahu merupakan titik lemah wanita matang itu. Setiap kali Renata mencoba mengambil alih kendali dengan tangannya, Bagas mengunci tangan itu ke atas bantal, memaksanya untuk hanya bisa menerima.Bagas mulai mengeluarkan kejantanannya, melepas celana dalam dan menghempaskan ke sembarang arah.Ia membuka kaki Renata lebar, lalu mulai menggesekkan miliknya di area paling sensitif milik wanita itu. "Sshhh! Bagas! Kamu... Ahhh, kamu gila!" rintih Renata saat merasakan kejantanan Bagas yang sudah menegang sempurna mulai menekan area kewanitaannya yang sudah sangat basah."Aku memang gila, Renata. Dan kamu yang membuatku seperti ini," balas Bagas.Tanpa basa-basi lagi, Bagas

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 95 — Perlawanan Gairah

    Ciuman Renata terasa seperti tuntutan mutlak, sebuah klaim kepemilikan yang tidak menerima penolakan. Bagas bisa merasakan lidah Renata yang menyapu rongga mulutnya dengan rakus, seolah wanita itu sedang menyedot seluruh energi dan keberadaannya. Namun, Bagas bukalan pria yang bisa ditaklukkan begitu saja, ia tahu di mana titik lemah wanita itu.Bagas tidak membalas dengan kelembutan. Ia justru mencengkeram rahang Renata, memaksa wanita itu sedikit mendongak sementara ia membalas lumatan itu dengan lebih beringas. Tangan Bagas yang lain melingkar di pinggang ramping Renata, menarik tubuh berbalut gaun beludru itu hingga menempel kasar pada tubuhnya."Ahhh... Bagas," desah Renata di sela cumbuan mereka. Ia bisa merasakan perubahan energi pada diri pria ini. Bagas tidak lagi sekedar patuh, ia mulai melawan, dan itu justru membuat Renata semakin bergairah.Bagas melepaskan pautan bibir mereka, namun tetap menjaga jarak yang sangat intim. Napas mereka yang memburu bersahutan di ruang tamu

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 94 — Sisi Lain Renata

    Beberapa hari telah berlalu. Nama dr. Bagaskara telah dipulihkan kembali oleh pihak rumah sakit. Izin prakteknya dikembalikan.“Terima kasih, dr. Bagas atas keluasan hatinya. Kami juga mohon maaf atas semua kesalahpahaman yang berlarut ini.”Bagas bangkit, menjabat tangan ketua dewan komite.“Terima kasih banyak, Pak. Saya rasa tidak ada yang perlu dimaafkan. Lagi pula semua kebenarannya telah terungkap.”Bagas tersenyum ramah, wibawanya di rumah sakit ini telah kembali seutuhnya.“Jadi atas tawaran kami pihak rumah sakit, harap Dokter pertimbangkan kembali. Kami sangat membutuhkan sosok psikolog muda berbakat seperti anda, Dok.”Direktur rumah sakit tersebut tersenyum hangat, ia menawarkan jabatan menjanjikan kepada Bagas. Bagas ditawarkan untuk menjadi kepala departemen psikologi yang akan membawahi semua psikolog klinis biasa di rumah sakit.“Terima kasih, Pak, atas tawarannya. Namun beri saya waktu,” jawab Bagas pelan.“Baik, Dok, tidak masalah.”Pertemuan singkat itu berjalan han

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 93 — Kemenangan yang Lengkap

    Bagas terus memacu ritme gerakannya di dalam mulut Helena, tangannya mencengkeram erat bahu wanita itu sebagai tumpuan. Suara napas Bagas yang berat dan geraman rendahnya memenuhi kamar, beradu dengan suara kecapan basah dari mulut Helena yang bekerja keras. Sensasi hangat dan jepitan dari bibir Helena benar-benar membuat Bagas berada di ambang batas pertahanannya."Cukup, sayang... kalau diteruskan, aku bisa selesai di sini," bisik Bagas serak sambil menarik perlahan kejantanannya keluar dari mulut Helena yang kini nampak basah dan sedikit memerah.Helena mendongak, matanya nampak sayu dan penuh damba. Ia seolah tidak ingin kehilangan momentum itu sedikit pun. Bagas kemudian berpindah posisi, ia menarik gaun satin Helena hingga benar-benar terlepas, menyisakan wanita itu dalam keadaan polos sempurna di bawah siraman cahaya bulan.Bagas segera melucuti celana dalamnya, membiarkan tubuh mereka bersentuhan kulit ke kulit tanpa penghalang. Ia merangkak naik, memposisikan dirinya di antar

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 92—Perayaan Nikmat

    Mobil mewah Bagas membelah jalanan malam dengan kecepatan yang cukup tinggi. Di dalam kabin yang kedap suara itu, suasana justru terasa sangat bising oleh desah napas yang tertahan. Tangan kiri Bagas mencengkeram kemudi, sementara tangan kanannya tidak sedetik pun lepas dari paha Helena yang tertutup kain satin tipis. Helena sesekali memejamkan mata, kepalanya bersandar di kursi, menikmati setiap sentuhan yang seolah menjanjikan badai besar sesampainya mereka nanti.Begitu mobil terparkir di basement apartemen mewah Helena, mereka tidak banyak bicara. Bagas menarik Helena menuju lift pribadi dengan langkah lebar. Keheningan di antara mereka bukan lagi keheningan yang tenang, melainkan keheningan yang penuh dengan tuntutan hasrat.Klik!Pintu apartemen terbuka. Belum sempat Bagas menyalakan lampu utama, Helena sudah mendorong pria itu ke pintu yang baru saja tertutup. Ia menatap Bagas dengan tatapan yang sangat dalam di bawah remang cahaya lampu lorong yang masuk dari celah jendela.Ta

  • Terapi Hasrat Dokter Bagas   Bab 91 — Merayakan Kemenangan

    Lampu-lampu kota malam itu nampak seperti permata yang berserakan di atas kain beludru hitam. Di lantai paling atas sebuah restoran fine dining di kawasan pusat bisnis, Bagas duduk dengan setelan jas yang rapi. Ia nampak begitu gagah dan berwibawa.Di hadapannya, Helena duduk dengan gaun satin merah darah yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Belahan dadanya terlihat sempurna, cukup untuk membuat Bagas selalu tertegun saat melihat ke arah Helena. Ia menyesap red wine dari gelas kristalnya, matanya berkilat menatap Bagas."Sepertinya napasmu sekarang jauh lebih lega, sayang," ucap Helena memecah keheningan yang elegan di antara mereka. Tatapannya menyiratkan kepuasan dan keinginan hasrat yang mendalam.Bagas tersenyum tipis, membalas tatapan Helena dengan tatapan yang selalu saja membuat wanita itu berdebar-debar."Melihat Yanuar diseret polisi adalah pemandangan paling indah yang pernah kulihat tahun ini. Terima kasih, Helena. Tanpa aksesmu ke sistem keamanan rumah sakit, aku m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status