*drip* *drip* *zras*
Aku membuka mata dari tidurku di tengah rintik hujan yang terdengar semakin lebat, dengan melihat sekeliling, terasa hawa dingin kegelapan dan kesendirian menyelimutiku. Masih sendiri seperti biasa pikirku. Tidurku selalu saja tidak lelap, teringat akan kejadian 10 tahun lalu, dimana aku terlempar ke dunia ini, dunia yang ku tahu pun telah hancur, sekarang aku berada di tempat bernama Donya.Bagaimana aku bisa berada disini? Akupun tak tahu... lebih tepatnya aku tidak memiliki ingatan mengenai itu, yang kutahu bahwa Donya bukanlah rumahku. Dan satu-satunya petunjuk adalah penglihatanku, mata kananku terkadang berubah warna ketika mengingat dunia yang kutahu sudah hancur. Aku mulai bersiap kembali dengan jubah dan pedangku.“Azzo, sudah bangun? Ayo kita lanjutkan perjalanan kita ke Sonnenstadt.” kata seseorang yang telah berdiri di belakangku.“El? Ayo kita pergi.”Saat ini aku bersama dengan Ellard yang sudah kuanggap kawanku, sahabatku... dan bahkan seperti keluargaku di Donya, atau begitulah pikirku, namun entahlah aku hanya mencoba mempercayainya... jika dia tidak bisa dipercaya mungkin aku sudah mati dibunuh saat aku masih tidur. Setidaknya begitu yang aku percaya bahwa dia adalah orang baik.“Kau masih saja belum tumbuh ya masih saja kecil seperti 10 tahun lalu!” kata Ellard“Mau gimana lagi kan? Aku juga tidak tau apa yang terjadi tapi tubuhku masih saja sama seperti 10 tahun lalu, dan aku tidak kecil enak saja!” aku menyautnya dengan sedikit kesal.Aku bertemu Ellard ketika pertama kali sadar ada di Donya ini, ia menemukanku tergeletak di tengah hutan ketika sedang dalam perjalanan berkelana. Anehnya dulu dia seumuranku sekitar 13 tahun mungkin? Atau setidaknya segitulah umurku saat itu. Namun saat ini dia sudah dewasa dan aku masih saja terlihat menyedihkan seperti ini...“ssst.. Fokus Azzo, ada sesuatu di dekat sini”tiba-tiba suasana hening membuat kita menjadi waspada. Ellard yang waspada mulai bersiap dengan pedangnya Ellard waspada di dekat pintu masuk goa tempat kami beristirahat.“Ya, aku tau, Jangan keluarkan pedangmu dulu, nanti dia sadar akan keberadaan kita.”Tanpa diduga kami mendapati ada sesosok ruin sentinel di sekitar kami. Dengan tingkatan kultivasi energi fisik maupun sihir kami saat ini, kami sadar bahwa bertarung melawannya bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Di Donya, makhluk bernama ruin sentinel ini sering berkeliaran dimanapun, kabarnya mereka adalah sisa-sisa dari peradaban terdahulu Sarandjana yang telah diperintahkan untuk meninggalkan negeri tersebut karena ada suatu kejadian tidak terduga, beredar rumor bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar 10 tahun lalu.Belakangan ini aku mulai sadar kemungkinan kejadian tersebut berkaitan dengan kedatanganku ke Donya. Meskipun aku tidak memiliki petunjuk mengenai itu namun, waktunya terasa janggal.“Hei el, apakah mungkin di sekitar sini ada itu?”“itu? Maksudmu daratan langit?” balas Ellard“Meskipun ada ruin sentinel di sekitar kita, diriku ini tidak melihat apapun di atas sejauh mata memandang. Biasanya kita bisa melihatnya dengan mudah”.Daratan langit adalah salah satu misteri terbesar di Donya, tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang ada di atasnya karena tidak ada seorangpun tau cara untuk naik kesana. Rumor mengatakan bahwa daratan langit tersebut sebelumnya merupakan daratan biasa yang menyatu dengan daratan disekitarnya. Dikatakan bahwa terangkat dan terpisahnya daratan tersebut dari daratan bawah adalah karena terdapat seorang dewa yang mengendalikannya. Selama sepuluh tahun ini, informasi mengenai Donya sangatlah minim, yang pasti adalah disini terdapat Delapan Heavenly God yang menguasai seluruh dunia.Sebentar saja aku termenung berpikir, ruin sentinel sudah menemukan kami yang tiba-tiba berada tepat di atas Ellard dan melompat ke arah depan gua. Benda itu akhirnya menutupi jalan keluar-masuk dari gua ini.“El lihat atasmu!”Aku langsung bergegas memberi serangan pemancing ke arah ruin sentinel dengan menggunakan pedangku karena Ellard yang telat merespon datangnya ruin sentinel tersebut. Ellard yang terkejut langsung mundur ke belakangku.“Sini kau dasar mesin incar aku!”Hiyah!“Wow, Nice cover bro!” Sahut Ellard.Aku menahan ruin sentinel tersebut dengan teknik berpedangku. lalu kulancarkan serangan dengan Teknik Pedang Hampa milikku, aku menebasnya dari arah kanan dengan tebasan yang melebihi kecepatan suara hingga menyebabkan tebasan pedangku tidak berbunyi saat mengenainya yang akhirnya menyebabkan ruin sentinel tersebut tumbang dengan bekas tebasan menganga di dadanya. Jika bukan karena Teknik Pedang Hampa yang kutemukan dari Kitab Pedang Hampa selama perjalanan, mungkin aku tidak akan bisa mengalahkan Ruin sentinel dengan cukup mudah.Aku mendekat dan mengamati tubuh dari ruin sentinel itu. Jika dilihat lebih dekat tubuh ruin sentinel merupakan penggabungan antara tubuh organisme seperti manusia dengan mesin, namun lebih dominan kearah mesinnya. Setelah aku melihatnya dari dekat, aku berpikir jika mereka adalah setengah manusia kenapa mereka menyerang kami yang manusia juga? Aku menyimpan pemikiranku mengenai itu, karena selama sepuluh tahun aku di Donya, aku sama sekali tidak menemukan jawabannya.Setelah itu, aku langsung keluar gua untuk mengamati ulang area sekitar dan memastikan tidak ada serangan susulan lain. Kulihat ke kanan dan ke kiri hingga ke atas gua tempat munculnya ruin sentinel tadi yang seperti tebing curam, namun tidak terlihat hingga ke atas karena pada saat ini sedang hujan cukup lebat. Setelah situasi menurutku cukup aman aku langsung menghampiri Ellard untuk protes.“El kenapa tidak membantuku tadi hah?!”“Tenang bro, tadi sudah kubantu kok dengan sihir penguatan, jika tadi aku tidak membantumu pasti ruin sentinel itu akan lama tumbangnya dan ga mungkin dengan beberapa tebasanmu yang seperti itu dia langsung tumbang.” Balas Ellard membela diri dengan tenangnya.“Ya memang sih sedikit berasa tapi... Ah sudahlah lupakan... Lain kali aktifkan terus sihir pendeteksimu jangan sampai lengah. Hmph !” Jawabku dengan nada kesal karena moodku masih saja jelek sehabis bangun tidur yang langsung bertarung melawan ruin sentinel pula.Kami pun keluar dari gua peristirahatan untuk melanjutkan perjalanan.“Hei lihat ini Azzo berdasarkan peta yang kubawa, kota Sonnenstadt seharusnya ada dibalik bukit itu.” Kata Ellard.Kami pun memanjat bukit ini dan akhirnya terlihat kota Sonnenstadt yang terlihat sangat luar biasa terang dari kejauhan meskipun sedang hujan lumayan lebat. Ketika pertama kali diriku melihat kota Sonnenstadt dari atas bukit, aku langsung terkagum akan gemerlap kotanya serta teringat akan duniaku, dunia lamaku. Ini adalah Kota modern pertama yang kutemui di Donya....... Bersambung ......Di atas bukit yang cukup dekat dari kota, kami melihat gemerlap kota Sonnenstadt yang indah dari kejauhan dengan disertai hujan lebat. Namun, tiba-tiba Ellard memperingatkan karena dia merasakan ada sesuatu yang janggal.“Azzo sepertinya ada lagi ruin sentinel di dekat kita, aku merasakannya dengan Sihir Search-ku”. “Dimana ruin sentinel sialan itu El? Akan kuhajar benda mati itu” Aku bersiap siaga sambil mengeluarkan pedangku dan siap bertarung dengan kuda-kuda Teknik Pedang Hampa yang memang hanya itu yang kupahami dari teknik bertarung ini selama sepuluh tahun terakhir. Pedangku mulai dialiri aura jiwa berwarna biru kehitaman dari Teknik Pedang Hampa, namun Ellard langsung dengan sigap mencuri start karena dia merasa sudah berhutang budi denganku di pertarungan sebelumnya.“Itu dia di arah jam 1. Tapi tunggu sebentar Azzo, biar kuatasi ini, tadi aku sudah berhutang padamu, ga enak kan kalau aku harus berhutang diselamatkan seperti itu. Sekarang giliranku membalasnya”. Dengan seke
Setelah aku melihat kunci kamar yang sudah ada di tangan Ellard, langsung saja aku menuju kearah tangga untuk pergi ke kamar penginapan kami. Ellard menyusul di belakangku. Kami menyusuri lantai demi lantai menuju lantai ketiga tempat kamar yang kami sewa.“Azzo, santai dong jalannya gausah tergesa-gesa aku lagi pengen ngobrol dengan nona cantik itu lohh.. jarang-jarang kan ketemu wanita di perjalanan kita. Siapa tau bisa kunikahi hehe...”“Bodo amat El, aku dah capek mau tidur.”“Bukannya tadi baru aja tidur di goa? Masa udh ngantuk lagi? Cari alesan aja biar aku ga bisa punya cewe ya?”“Ish, tau ah. Tapi El, apa kau ga lapar? Aku kok lapar ya.” Aku memandangnya sinis, dan mengalihkan topik pembicaraan. Sebenarnya aku lumayan iri dengannya, dia kan bisa saja dapat pacar kapanpun, bahkan mungkin saja bisa langsung menikah. Tampangnya pun tidaklah jelek jadi memang mudah saja baginya mendapatkan wanita. Lah aku? Tubuhku seperti bocah begini mana ada yang mau denganku.“Boleh, karena ka
Di saat terlelap di penghujung tidurku, aku mendengar suara samar yang lama-lama semakin jelas. Suara itu memanggilku, memperingatiku? Apa yang dia katakan? awalnya aku tidak bisa mendengar, namun ketika suara itu semakin jelas itu seperti “Azzo, Azzo, Azzo- Azzo awas !!!” seseorang berteriak memanggil namaku. Aku berusaha mencarinya, namun Aku menyadari bahwa saat ini situasiku seperti sedang terjatuh. Terjatuh dalam kegelapan mimpi.“Siapa itu yang memanggilku?!” Aku berteriak karena tidak bisa mengingatnya, mengingat suara itu... suaranya seperti asing bagiku aku tidak mengingatnya, namun terasa hangat, terasa akrab. Aku berusaha mencari suaranya lagi dan lagi, namun hanya kegelapan yang terlihat di mataku, padahal aku sudah merasa membuka mataku selebar mungkin, namun aku tidak menemukannya. Tubuhku pun terus terjauh tanpa ujung, dan aku pun terbangun dari mimpi buruk itu.“Huft... Huft... Huft... Apa itu tadi?” Aku terbangun dengan bercucuran keringat. Aku merasa bahwa ini mer
Tahun D200, suatu tempat di puncak gunung, di antara lembah dan pegunungan Elendig. Kedelapan dewa surgawi atau The Octagon penguasa alam Donya berkumpul. Namun hanya terdapat enam dewa yang hadir, kedua sisanya masih belum datang.“Dimana Igares? Mengapa dia belum datang? Kukira dia yang membuat pertemuan ini supaya terlaksana, malah dia sendiri yang belum datang.” Terdengar suara yang berat memenuhi ruangan. Ia adalah Licht, Dewa Cahaya penguasa Sonnensadt“Tenanglah sedikit Licht, cahayamu itu merusak tatanan pecahayaan di sini dan menjadikannya terlalu terang jika kau tetap meninggikan auramu seperti itu.” Terdengar suara seorang wanita menjawab dengan keberadaannya yang cukup angkuh menekan Licht. Ia adalah Elaine, Dewa Samudra penguasa Mili.“Hmpft... untuk apa mengumpulkan The Octagon sekarang setelah ratusan tahun tidak saling bertemu dan berurusan satu sama lain? Benar-benar lancang, dan dia juga masih berani datang terlambat, sungguh keterlaluan.”“Anggap saja kita sedang r
Seorang pemuda misterius dengan jaket putih serta membawa tas besar dan memasuki Fazeela Inn. Ia lalu berjalan perlahan mendekat ke resepsionis Ran.“Halo, selamat datang di Penginapan Fazeela. Apakah ada yang bisa dibantu?” Ran menjawab dengan antusias seperti biasanya karena memang sudah tugas resepsionis seperti itu.“Umm... Maaf apakah saya bisa pesan kamar untuk satu orang?”“Baik kamar untuk satu orang ya, untuk kamarnya ingin yang jenis apa kak?”“Yang untuk satu orang saja, single bed mungkin namanya? Pokoknya untuk satu orang saja.”“Baik kak kamarnya single bed, untuk pemesanan atas nama siapa?”“Umm... tulis saja Faris, sudah lama aku tidak menggunakan nama ini. Sudah terlalu sering dipanggil itu sih hehe” suaranya saat berbicara semakin mengecil.“Maaf kak, atas nama siapa bisa diulang? Saya agak tidak mendengarnya tadi.”“Faris, atas nama Faris.”“Baik kak Faris, ini sudah selesai untuk pengisian data, untuk biayanya-““Ini, simpan saja kembaliannya ketika saya sudah kelua
Setelah selesai berkerumun di jalan depan penginapan Fazeela akibat gempa yang tiba-tiba saja terjadi, Azzo dan Ellard memutuskan untuk menuju ke guild petualang untuk mencari pekerjaan serta jalan-jalan keliling kota Sonnenstadt. Mereka juga memutuskan untuk menghindar agar tidak bertemu orang misterius dengan jiwa yang menumpuk dalam satu tubuh, yang tidak lain itu adalah Legio “The Destroyer”.“Setelah kulihat-lihat lagi kota ini memang memiliki semuanya ya El, selain kotanya yang indah dengan gemerlap cahaya lampunya.”“Begitulah, aku saja jadi jatuh cinta dengan kota ini. Banyak wanita cantiknya juga loh Azzo.”“Cewek terus aja yang kau pikirkan El. Bukannya kau sudah punya pacar?”“Kan baru satu hehehe...”“Dasar playboy... Sebentar El aku ingin memeriksa harga-harga pedang, pedangku ini sudah mulai tumpul sepertinya dan sudah banyak sisi yang retak. Bahaya kan jika tidak bisa bertarung karena pedang yang patah. Bisa-bisa aku mati nanti”“Seorang sepertimu mati? Jangan bercanda
Pada saat gempa terjadi di berbagai belahan Donya dan juga di penginapan Fazeela yang ikut merasakan getarannya yang cukup kuat. Dan di saat yang sama juga ketika semua orang keluar dari gedung penginapan, Legio masih ada di dalam penginapan yang sedang terkena gempa. Dia merasa bahwa tidak perlu keluar dari penginapan ketika gempa sedang terjadi, karena dia dapat dengan mudahnya menghancurkan bangunan tersebut ketika akan roboh ke arahnya jika memang diperlukan.“Wah... Sepertinya sudah dijalankan ya rencana master Igares. Kukira itu hanyalah omong kosong belaka ketika ia bilang ingin mencoba menentang Dewa penguasa lainnya seorang diri. Benar-benar sesuatu hahaha...” Legio tiduran di kasur sambil cengengesan mengingat kebijaksanaan masternya itu.Tiba-tiba saja dia teringat tentang misi yang diberikan padanya oleh Igares.“Wahai Legio muda, kau tau kan kau harus berhasil melaksanakan misi ini, dengan penyelidikan mengenai bencana ruang maka kita dapat dengan mudah meningkatkan kual
Tidak terasa waktu berlalu, jalan-jalan kami menelusuri kota setelah berkunjung ke toko peralatan telah berakhir, dan tibalah kami di depan Guild Petualang.“Jadi El, Guild Petualang itu apa?”“Hah? Sudah hidup bertahun-tahun di sini kau masih tidak mengerti apa itu Guild Petualang? Yang bener bro?”“Yah... Aku tau sih secara garis besar, mereka seperti organisasi yang menyediakan sarana bagi orang-orang untuk meminta pertolongan kan? Semacam membuat permintaan mencari kucing lah, menelusuri reruntuhan, bahkan mencari artefak kuno sepahamku begitu sih. Benar kan?”“Kau tidak sepenuhnya salah Azzo, namun fungsi mereka tidak hanya itu. Di Guild Petualang pekerjaan kita terjamin, setidaknya selama kita setor muka di sana, mereka akan memberikan kita pekerjaan. Tidak seperti petualangan kita sebelumnya, yang mana kita hanya seperti menjadi pedagang artefak dadakan karena baru saja menyelesaikan penelusuran di reruntuhan. Dan jika kita tidak menemukan