Share

TKDCP 8

Author: Melyana_Arum
last update Last Updated: 2025-04-29 18:43:07

Narumi memejamkan matanya dengan dorongan keras. Dia kira akan jatuh ke tanah tapi sebuah tangan kokoh menahan tubuhnya. Dengan indra penciuman Narumi dapat mengenali bau parfum yang beberapa kali selalu ada bersamanya.

"Kamu tak apa-apa?" suara pria yang baru beberapa minggu ini Narumi kenalin. Mata Narumi membuka sejenak lalu mata Narumi bertatapan dengan mata Kaisar.

"Kamu tak apa-apa?" tanya Kaisar pada Narumi. Dan hal itu yang menyadarkan Narumi dari pelukan penyelamatan Kaisar pada Narumi.

Narumi hanya menganggukkan kepalanya, lalu berdiri dengan tegap dibantu Kaisar.

Lalu mata Kaisar menyoroti satpam yang tadi mendorong Narumi. Dan melihat penampilan Narumi yang biasa saja. Kaisar menghela napasnya langsung berucap dengan menujuk kearah Satpam itu, "Nanti kamu ke ruangan HRD."

"Baik, Tuan," ucap Satpam itu menundukkan kepala semakin dalam.

Setelah itu Kaisar langsung menarik tangan Narumi untuk masuk kedalam Gedung Menara Gumilar Group.

Semua pasang mata melihat kearah N
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   34

    Narumi mengangguk. “Dan sekarang, aku tahu… rumah itu bukan bangunan. Tapi kamu.”Pelataran pesta malam itu diterangi lampu temaram dan irama gamelan modern yang lembut mengalun. Semua tamu mengenakan busana elegan berwarna pastel — satu harmoni yang membingkai keindahan penyatuan dua keluarga besar.Nataya berdiri di dekat meja minuman, gelas mocktail di tangannya, matanya memandangi keramaian dengan wajah datar. Di balik senyumnya yang ditarik ringan, ada gelisah yang belum tuntas.Di kejauhan, Wala baru saja selesai berbincang dengan Pak Nusantara dan Bu Naomi. Ia mengenakan batik biru tua dengan garis emas, wajahnya tenang namun matanya menyapu pelataran, seolah mencari seseorang… atau sesuatu.Dan saat itu—Tatapan mereka bertemu.Nataya sedikit mengangkat alis, ragu apakah akan berbalik atau bertahan. Tapi langkah Wala sudah lebih dulu bergerak, mantap, tak terburu-buru. Ada jeda panjang saat keduanya berdiri berhadapan, su

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   33

    Matahari pagi bersinar lembut. Langit membiru jernih, seakan turut merayakan cinta yang telah melalui badai dan ujian panjang.Narumi berdiri di balik tirai putih di ruang rias. Gaun adat modern menghiasi tubuh mungilnya, dan di lehernya… kalung peninggalan yang dulu pernah hilang. Kalung yang menjadi saksi perjalanan panjang menemukan siapa dirinya.Kaisar, mengenakan beskap gagah, menatap cermin. Napasnya dalam. Kali ini, bukan karena takut… tapi karena hatinya dipenuhi rasa syukur.Di ruang pelaminan, dua keluarga besar: Gumilar dan Dewangga, duduk berdampingan. Pak Nusantara dan Bu Naomi berada di depan. Wala pun hadir, dengan senyum tulus, meski masih menyisakan luka dalam diam.Akad nikah dimulai.“Saya nikahkan dan kawinkan putri kandung saya, Narumi Dewangga… dengan engkau, Kaisar Gumilar, dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”Suara itu menggetarkan dada semua yang hadir.“Saya terima nikahnya…”Suara

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   32

    Tinggal hitungan hari menuju pernikahan Kaisar dan Narumi. Segalanya nyaris sempurna. Undangan telah dikirim, dekorasi siap ditata, dan kedua keluarga besar sibuk mempersiapkan hari sakral itu.Namun, ketenangan itu pecah di sore yang mendung.Di rumah keluarga Dewangga, suara keras dari halaman depan membuat semua orang terkejut.“KAISAR!!! AKU TIDAK AKAN BIARKAN KAU MENIKAHI WANITA ITU!!!”Suara wanita itu melengking, tajam menusuk udara. Pintu pagar didobrak oleh seorang wanita bergaun merah mencolok, wajahnya dipenuhi amarah dan air mata. Dialah Vanya — wanita yang pernah menjadi kekasih Kaisar bertahun lalu, dan belum pernah benar-benar pergi dari pikirannya.Nataya yang berada di teras langsung berdiri.“Siapa kamu?! Mau bikin malu di rumah orang?!”Vanya menepis tangan penjaga yang mencoba menahannya, berlari ke tengah halaman, dan berdiri menghadang Kaisar yang baru saja turun dari mobil bersama Narumi.“KAISAR! Kamu bilang kamu sayang aku! Kamu gak mungkin lupa! Kamu janji me

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   31

    Sejenak tak ada yang bicara. Dunia seakan berhenti. Sunyi. Hening yang tidak memberi ruang bagi napas. Lalu… suara isakan pelan pecah. Bu Prasasti menutup wajahnya, menunduk dalam tangis haru yang tertahan terlalu lama. Pak Bagus mengusap bahunya, sementara matanya berkaca-kaca. Narumi masih duduk, tak bergerak. Ia tak tahu harus tertawa, menangis, atau terdiam. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Dewa langsung berlutut di sampingnya, menggenggam tangannya kuat-kuat. “Kamu pulang, Narumi… kamu benar-benar pulang,” bisiknya lembut. Di sudut ruangan, Kaisar menghela napas perlahan, kemudian menatap Wala. Wala berdiri diam. Lama. Sorot matanya kosong, seolah menunggu sisa harapan untuk menguap seluruhnya. Lalu ia mengangguk pelan. Sekali. Tegas. Ia melangkah maju. Semua orang menatapnya, menunggu apa yang akan ia lakukan. Wala berhenti di depan Narumi, dan dengan suara serak ia berkata, “Kamu memang bukan darah dagingku, tapi kamu akan selalu jadi bagian dari hidupku, Narumi. Maa

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   30

    Langit mendung sore itu seolah menyatu dengan suasana hati Kaisar. Langkahnya berat, tapi mantap. Ia berdiri di depan bengkel kecil tempat Wala biasanya menghabiskan waktu. Suara dentingan logam, debu oli, dan aroma bensin menyambutnya saat pintu seng seng terbuka.Wala menoleh tanpa senyum. Matanya sayu. Tubuhnya penuh noda oli, tapi tatapannya lebih kelam dari sisa mesin yang belum diperbaiki."Kaisar." Suaranya datar.Kaisar mengangguk singkat. Ia tidak duduk. Ia berdiri tegak di depan Wala. Hening sejenak."Aku datang bukan untuk memaksamu menerima, Wala. Aku tahu kamu marah, kecewa, dan mungkin... hancur. Tapi aku di sini mengajakmu berdamai. Bukan demi aku. Tapi demi Narumi."Wala kembali menatap mesin di depannya, seolah tak ingin terlibat. Tapi Kaisar melanjutkan."Hari lamaran akan tiba. Dan aku ingin kamu ada di sana. Kamu saudara yang membesarkan Narumi. Kehadiranmu penting... untuk dia, untuk kita semua."Detik berikutnya sunyi. Wala tak menjawab. Tangannya hanya mengencan

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   29 TKPCP

    “Pak Nusantara, bertahun-tahun kami mencarinya. Putri kami... hilang sejak bayi karena diculik. Saat kami tahu Narumi adalah anak kami, hati saya seakan runtuh. Tapi di saat yang sama, saya tahu... Tuhan menitipkannya pada orang yang tepat. Kami tidak akan pernah bisa membalas kebaikan Bapak. Tapi hari ini, ijinkan kami menyambung silaturahmi yang pernah terputus.”Pak Nusantara akhirnya duduk. Tangannya gemetar saat menyentuh kertas hasil tes itu. Tapi ia tak membaca—ia menatap Narumi.“Kamu... anak dari darah mereka. Tapi kamu juga tumbuh dalam rumah ini. Dalam pelukan kami. Kamu punya dua rumah, dua cinta, dan sekarang dua keluarga yang siap menjagamu.”Air mata Narumi akhirnya jatuh. Ia berlutut di hadapan Pak Nusantara dan Bu Prasasti, lalu memeluk kaki keduanya bersamaan.“Terima kasih... untuk dua kehidupan yang kalian berikan padaku. Tanpa kalian, aku bukan siapa-siapa.”Pak Bagus mendekat, meletakkan tangannya di pundak Pak Nusan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status