공유

3. Pertentangan

작가: Little Rubah
last update 최신 업데이트: 2025-04-22 18:12:55

H-6 menjelang hari pernikahan.

Hari Sabtu, Gisella sudah bangun sejak pagi. Dia izin cuti pada Bos nya, yang untungnya langsung di setujui.

Gisella belum bilang pada kedua orang tuanya perihal kelakuan Adi yang telah berselingkuh.

Pagi-pagi sekali Gisella bangun, dia sudah merapihkan seluruh penjuru rumah. Begitu anggota keluarga yang lain bangun, semuanya sudah bersih dan sarapan pun sudah tersaji di atas meja makan.

Sarah — ibunya Gisella tentu merasa ada yang tidak beres pada putrinya. Sebagai seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya dengan kedua tangannya sendiri, tentu lah Sarah tahu ada yang sedang Gisella ingin sampaikan atau ada sesuatu yang di inginkan. Makanya gadis itu bersusah payah mengambil hati orang tuanya.

"Dek, kamu udah ngasih makan ikan-ikan Papa? Tumben?" tanya Bintang — Ayah Gisella itu baru saja datang dari halaman belakang, dimana ada kolam ikan lele dan ikan nila di sana.

Guntur — Kakak laki-laki Gisella sedikit memicingkan mata, merasa ada yang mencurigakan dari sikap sang adik. "Kamu habis melakukan kesalahan apa Dek?"

Gisella yang baru mau menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya — lantas berhenti — dan menatap Guntur, "Salah apa? Aku gak pernah ngerasa berbuat salah. Yang ada tuh si Adi, selingkuh dia sama si Vera. Aku juga udah batalin pernikahanku sama dia."

Brak!

Semua orang secara bersamaan menoleh ke asal suara bertepatan dengan berakhirnya ucapan Gisella.

Tidak jauh dari meja makan, ada seorang pemuda yang sedang berdiri mematung dan tepat di sebelah kakinya ada sebuah gitar akustik warna hitam yang tergelatak di sana. Suara benda jatuh tadi, memang berasal dari gitar tersebut.

Sebagai orang yang pertama kali sadar dari rasa terkejutnya, Guntur memegang bahu kanan sang adik, "Kamu batalin pernikahan? Kenapa Dek? Masih bisa di bicarakan baik-baik kan?"

Guntur adalah orang yang mengenalkan Adi pada Gisella. Guntur yakin kalau Adi adalah laki-laki yang baik untuk adiknya.

Gisella menatap tajam ke arah Guntur, "Dia selingkuh Bang! Apa yang mau di bicarakan lagi sih? Selingkuh itu penyakit, aku gak mau setelah menikah dia malah mengulangi hal yang sama. Aku gak suka itu."

"Abang kenal Adi sangat baik Dek! Kalau kamu batalin seenaknya gini, Abang yang gak enak sama dia! Keluarga dia orang terpandang di kampung sebelah!" bentak Guntur yang sudah berdiri dari kursi nya bahkan sampai menggebrak meja makan.

Kedua mata Gisella berkaca-kaca, kepalanya mendongak guna menatap Guntur yang berdiri menjulang di depannya yang sedang duduk, "Bang, kamu lebih mementingkan itu dari pada kebahagiaan Adek kamu sendiri? Sehat kau, Bang?"

Sebagai kakak laki-laki yang selama ini dekat dengannya, tentu Gisella merasa sangat sakit hati. Tidak menyangka kalau Guntur akan lebih mementingkan pertemanannya dari pada keluarganya sendiri.

"Guntur! Kau ini kenapa sih? Adek kau lagi sedih, kenapa kau malah menyudutkan dia gitu? Di bayar berapa kau sama si Adi buat ngebujuk Adek, ha?!"

Yang paling tidak terduga adalah datangnya pembelaan dari kakak kedua Gisella, Gibran namanya. Dia saudara kembar Guntur, meski wajah sama, tapi sifat mereka sangat bertolak belakang.

"Sudah, kalian malah membuat situasi semakin runyam. Jadi—" Bintang menjeda sejenak ucapannya, pria paruh baya itu menatap putri satu-satunya, "—Adek membatalkan pernikahan karena Adi selingkuh, gitu?"

Gisella mengangguk dengan kedua mata yang sudah basah.

Bintang melanjutkan ucapannya, "Terus acara yang Minggu depan akan di laksanakan bagaimana, Dek? Papa udah keluar uang banyak, bahkan sampai jual ladang, belum lagi pasti pihak Adi akan minta ganti rugi karena kamu yang batalin acaranya."

"Nah itu, itu yang bikin aku marah, Pah! Adek sesuka hati membatalkan pernikahan, padahal—"

"Diam Guntur! Papa bukan bicara sama kamu!" sentak Bintang pada putra sulungnya. Bintang kembali menoleh ke arah Gisella, "Nak, jadi kamu maunya gimana?"

"Aku tetap nikah—"

Semua orang menghela napas lega.

"—tapi bukan sama Bang Adi. Sella ngelamar Om Arya, dan dia mau."

"Ha?!"

><

Di lain tempat, di waktu bersamaan. Sebuah mobil Alphard warna hitam berhenti di depan kontrakan Arya. Dari dalam mobil keluar pasangan paruh baya dengan dandanan yang sangat rapih.

"Ya Allah Papa, Anak kita tinggalnya di rumah macam ini?!" histeris si perempuan paruh baya ketika menatap bangunan sederhana kontrakan yang Arya tinggalin.

Ferdinand Hilmansyah Winata — ayahnya Arya itu hanya mendengus geli melihat reaksi istrinya. "Biasa saja kenapa sih Mah? Jangan sok ke kotaan."

"Lah, Mama memang orang dari kampung, tapi kampung di Belanda jelas beda sama kampung di sini."

Emily Chloe — perempuan paruh baya berwajah bule itu ibunya Arya.

Ternyata perdebatan mereka lumayan menarik perhatian ibu-ibu yang sedang mengantri posyandu di klinik bos nya Gisella. Kebetulan hari ini bertepatan tanggal dua puluh, jadwalnya Posyandu di mulai.

"Mommy sama Ayah ngapain berdebat di depan pintu sih? Masuk!" ucap Arya yang sudah melipat kedua tangan di depan dada. Tidak habis pikir dengan kelakuan Anomali orang tuanya.

Arya menoleh segan ke arah Ibu-ibu yang ada di sebelah kontrakannya — tangannya dia turunkan — kepalanya mengangguk sopan di sertai senyum ramah.

Arya membawa masuk kedua orang tuanya ke dalam rumah. Duduk lesehan di atas tikar plastik yang dia gelar. Arya juga mengeluarkan kipas angin dari dalam kamar, hawa di luar memang sedang panas-panasnya.

"Kamu betah di sini?" tanya Ferdinand, sambil melihat ke sekeliling.

Arya mengedikkan bahu, terlihat tidak keberatan, "Mentalku tidak selemah itu kalau Ayah pengen tahu. Hukuman kecil begini, aku masih sanggup."

Emily menepuk punggung tangan putranya dengan sayang, "Maafin Kakekmu, Arya. Dia kaya gitu karena kamu menolak perjodohan dengan cucu teman lamanya. Mommy tahu, kalau kamu memiliki kriteria tersendiri, tapi ada baiknya kalau kamu mempertimbangkan lagi permintaan Kakek. Dia cemas, di umur segini kamu belum menikah."

Arya mendengus, "Laki-laki gak punya batasan umur untuk menikah, Mom. Arya bukan perempuan, dan Arya tidak mau di kekang. Lagipula kedatangan Mommy dan Ayah ke sini kan karena sudah tahu, Arya mau menikah Minggu depan."

Emily dan Ferdinand saling menatap, kemudian keduanya mengangguk. Arya mengernyitkan kening ketika melihat reaksi kedua orang tuanya — yang terlihat mencurigakan.

"Oke, Mommy sudah dengar itu. Apa kamu yakin, Arya? Perempuan yang mau kamu nikahi ini hanya gadis biasa, dia tidak akan bisa mendukung kamu di perusahaan yang akan di wariskan ke kamu."

Arya tertawa, agak sinis terdengar. "Mommy dulu juga cuma gadis desa kan? Lihat sekarang, Mommy bisa berdiri di sebelah Ayah. Semua itu butuh waktu, Mom."

Ferdinand tertawa, "Kamu memang anak Ayah. Ayah akan dukung, urusan Kakek kamu, biar jadi urusan Ayah. Kamu kejarlah kebahagiaanmu."

Emily akhirnya mengalah. Dia jadi penasaran ingin melihat calon menantunya.

Secantik apa dia sampai bisa membuat Anakku kepincut begini? Pikir Emily antusias.

><

[Saya dalam perjalanan menuju ke rumah kamu.]

Sebaris pesan masuk ke dalam ponsel Gisella. Gadis itu masih di sidang oleh keluarganya, hanya saja kali ini mereka sudah pindah ke ruang keluarga.

Gisella mendongak, menatap anggota keluarganya satu demi satu. "Om Arya udah di jalan sama orang tuanya. Sella harap—" gadis itu menoleh ke arah Guntur, "—Abang gak ngomong sembarangan ke Om Arya dan keluarganya."

Guntur mengedikkan bahu, "Lihat situasi. Tapi Abang masih tetap akan mendukung Adi buat nikah sama kamu."

Gibran menendang kaki Guntur, membuat pemuda itu mengaduh kesakitan, "Kau itu keluarga Gisella, bukan keluarganya Adi. Harusnya sebagai yang tertua, kau itu bisa mengayomi, bukannya malah menyesatkan."

"Kau—"

"Assalamualaikum."

Suara orang mengucap salam memotong ucapan Guntur yang hendak memaki saudara kembarnya. Gisella dan Sarah langsung beranjak berdiri dan berjalan ke pintu utama.

Begitu pintu terbuka, benar ada keluarga Arya di depan. Sarah langsung mengangguk puas pada pilihan sang putri.

Anakku pintar mencari pengganti. Batin Sarah.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Terjebak Cinta Om Presdir    5. Kamu Calon Istri Saya

    Gisella mendengus. Dia tidak akan semudah itu percaya pada pembelaan seorang peselingkuh. Baginya, selingkuh itu suatu tabiat yang pasti akan berulang di kemudian hari. Wiryo yang melihat Gisella seakan enggan memaafkan putranya lantas berujar, "Nak Sella, selama ini bukannya kamu sangat mencintai Adi? Kenapa bisa semudah ini kamu berpindah hati? Apa jangan-jangan kamu pun berselingkuh dengan laki-laki itu?" Di akhir ucapan itu, Wiryo melirik ke arah Arya. "Aneh saja, kamu semudah itu membatalkan pernikahan, dan semudah itu pula mendapatkan laki-laki pengganti. Ini bukan cuma akal-akalan kamu saja yang ingin mencari-cari kesalahan Adi kan?" Semua orang yang ada di sana sampai di buat speechless dengan tuduhan Wiryo. Terutama keluarga Gisella dan Arya. Gisella dan Arya bahkan selama kenal hanya ada perdebatan. Arya yang tengil dan usil serta Gisella yang gampang tersulut emosi, tapi lihatlah sekarang, mereka malah sedang duduk bersama membahas pernikahan. "Pak Wiryo! Jangan s

  • Terjebak Cinta Om Presdir    4. Meminta Kesempatan Kedua

    Sarah mempersilahkan keluarga Arya masuk dengan sangat ramah. Ternyata seperti kebanyakan ibu-ibu, Sarah dan Emily bisa langsung akrab. Bahkan Emily yang tadinya terlihat kurang setuju, tapi begitu melihat cantiknya wajah Gisella, wanita paruh baya itu langsung mengusap-usap punggung Arya — gestur kalau wanita paruh baya itu suka dengan pilihan putranya. Keluarga Arya di bawa ke ruang keluarga. Ketika semua sudah duduk di tempatnya masing-masing, barulah kini terasa suasana yang sedikit suram. "Sebelumnya maaf, saya ingin bertanya pada Arya boleh?" tanya Bintang seraya menatap Arya. Arya mengangguk sopan, "Boleh, silahkan Pak." "Kenapa kamu menerima lamaran Putri saya?" kali ini Bintang menoleh ke arah Gisella. "Putri saya seharusnya menikah minggu depan dengan tunangannya, tapi ternyata calon suaminya malah berselingkuh. Mungkin karena terlalu emosi, dia malah mengambil keputusan impulsif dengan melamar Arya untuk menikah dengannya minggu depan. Arya, kamu sudah tau soal i

  • Terjebak Cinta Om Presdir    3. Pertentangan

    H-6 menjelang hari pernikahan.Hari Sabtu, Gisella sudah bangun sejak pagi. Dia izin cuti pada Bos nya, yang untungnya langsung di setujui.Gisella belum bilang pada kedua orang tuanya perihal kelakuan Adi yang telah berselingkuh.Pagi-pagi sekali Gisella bangun, dia sudah merapihkan seluruh penjuru rumah. Begitu anggota keluarga yang lain bangun, semuanya sudah bersih dan sarapan pun sudah tersaji di atas meja makan.Sarah — ibunya Gisella tentu merasa ada yang tidak beres pada putrinya. Sebagai seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya dengan kedua tangannya sendiri, tentu lah Sarah tahu ada yang sedang Gisella ingin sampaikan atau ada sesuatu yang di inginkan. Makanya gadis itu bersusah payah mengambil hati orang tuanya."Dek, kamu udah ngasih makan ikan-ikan Papa? Tumben?" tanya Bintang — Ayah Gisella itu baru saja datang dari halaman belakang, dimana ada kolam ikan lele dan ikan nila di sana.Guntur — Kakak laki-laki Gisella sedikit memicingkan mata, merasa ada yang mencurigakan

  • Terjebak Cinta Om Presdir    2. Ide Gila Gisella

    "Om, mau gak nikah sama aku?" tanya Gisella tanpa tedeng aling-aling."Ha?!" sentak Arya sambil mengorek kuping — berharap dia telah salah mendengar. "Kamu ngajakin saya ngapain?" tanyanya sekali lagi. Dia tidak mau di anggap ke Ge-Er an oleh bocah macam Gisella."Nikah, Om. Aku ngajakin Om Arya nikah. Om mau kan?""Bukannya kamu Minggu depan—""Aku batal nikah sama Adi, Om. Dia selingkuh. Orang tuaku udah mempersiapkan semua biaya pesta pernikahan ini, kalau sampai batal, mau taruh dimana muka orang tuaku, Om?"Arya memijat tengkuk lehernya yang tiba-tiba terasa kaku. "Ya kalau batal terus kamu pilih nikah sama Saya. Yang ada orang tua kamu semakin malu, Gisel. Kamu mikir sampai sana gak?"Gisella dengan tanpa berdosanya menggelengkan kepala. Dia memang tidak kepikiran sampai sana. Situasi tidak memungkinkan dia untuk berpikir panjang."Tapi aku udah sesumbar ke Adi kalau Minggu depan aku bakal tetap menikah walau bukan dia mempelai prianya, Om."Gisella sengaja memasang wajah memela

  • Terjebak Cinta Om Presdir    1. Kandasnya Hubungan

    Gisella Anastasia Bintang — gadis itu mengepalkan kedua tangan di sisi tubuh. Menatap marah pada seorang pemuda berkulit Tan yang sedang berdiri di hadapannya."Tega kamu ginikan aku, Bang?" tanya Gisella dengan suara bergetar menahan tangis. "Kamu gak lupa kan kalau minggu depan kita mau menikah? Terus di sini sekarang kamu malah selingkuh sama Mbak Vera?!" suaranya naik satu oktaf saat menyebut nama selingkuhan sang tunangan.Adi berusaha meraih tangan Gisella, "Sella, Abang bisa jelaskan. Ini—"Gisella tepis tangan Adi, dia tidak sudi bersentuhan dengan lelaki itu. "Penjelasan apa lagi? Sudah jelas kalau kamu sama Mbak Vera habis tidur bersama kan?! Mataku enggak buta, Bang. Aku lihat dengan kedua mata kepalaku sendiri!"Pecah, akhirnya tangisan gadis itu luruh juga. Rasa sakit yang dia rasakan seakan menusuk relung hati. Lelaki yang dia percaya, yang sudah dia pacari sejak dua tahun belakangan, nyatanya hanya lelaki brengsek yang tidak bisa menahan hawa nafsu belaka. Persis sepert

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status