Netra Raffael membulat penuh kengerian. Ia tak perlu berbalik untuk melihat siapa yang menghadang langkahnya dari belakang. โRegan!โ Raffael memerintahkannya untuk segera mengamankan perempuan di belakangnya itu. โRaff! Dengar aku dulu! Kau salah paham! Akuโaku dihipnotis! Semua yang kukatakan saat itu tidak ada yang benar!โHati Raffael goyah. Bukan soal cinta, tapi soal apa yang harus ia percayai. Apakah benar, pengakuan Alana dulu soal dirinya yang sudah bertunangan dengan Zach sebulan sebelum pertunangannya dengan Raffael hanyalah karena hipnotis? Atau semua ini hanyalah akting semata. โBawa dia pergi dari sini!โ sentak Raffael sambil melanjutkan langkahnya. โBeritahukan larangan untuk menerima orang ini di RAFTEN!โโSiap, Bos!โNamun, Alana berteriak lebih kencang. โKau akan menyesal kalau nggak mendengarkan aku, Raffa! Zach! Zach! Diaโdia masih hidup!โSpontan Raffael berbalik. Menatap wajah Alana, berusaha mencari kebenaran dari ucapan putus asanya tadi. Wanita itu sudah
โBos. Perempuan itu datang lagi.โRegan melaporkan hasil pengamatannya, selama 3 hari ini. Alana tak berhenti mengunjunginya, seolah hidupnya bergantung pada pertemuan itu. โApa yang sebenarnya diinginkan perempuan itu?โ batin Raffael bertanya-tanya. Hatinya tergerak untuk menemui Alana. Menyelesaikan semuanya. Sekali untuk selamanya.โApa yang dia lakukan kalau datang?โ tanya Raffael. Ada keraguan saat melontarkan kalimat itu.Regan berpikir sejenak kemudian menjawab, โTidak ada hal yang signifikan. Hanya berdiri lalu menatap gedung ini. Kadang berjongkok atau bersandar di pagar kantor.โMau tak mau, pikiran Raffael melayang ke tahun-tahun di mana mereka punya kenangan manis bersama. Di dalamnya, ada banyak hal yang tidak orang tahu, tetapi Raffael tahu. Salah satunya adalah kondisi darah rendah wanita itu yang selalu menjadi kekhawatiran Raffael dahulu kala. Namun, hatinya merasa was-was. โAmati terus. Saya nggak mau dia tiba-tiba pingsan di depan kantor karena kelelahan.โโBaik
โTidak! Aku tidak tahu di mana orang itu!โ elak Alana. Dahi Raffael berkerut, tak percaya. โHa! Kamu pikir saya percaya?โNetra Alana mengikuti tubuh Raffael yang sudah berdiri dengan wajah kesal. CEO RAFTEN itu membentaknya, โKalau kamu tidak bermaksud mengatakan kebenaran, jangan datang menemui saya lagi!โโTunggu!โ tahan Alana putus asa. โAku hanya tahu, kalau Zach belum mati.โ Walau mendengar ucapan Alana yang sebenarnya, Raffael tetap tak berhenti. Katanya, โCeritakan saja pada pengacara dan bodyguard saya!โTanpa menunggu lagi, Raffael keluar dari ruang VIP. Tanpa Regan dan Natasya. Ia memilih menunggu di mobil daripada harus satu ruangan dengan Alana.โAku ingin menelepon Manda,โ ujarnya pada sopir kantor yang ada di dalam mobil.Bergegas, sopir itu keluar untuk memberikan ruang bagi atasannya agar leluasa menghubungi sang istri. โHai, Raff!โ sapa Manda dengan penuh semangat. Wajah Raffael yang tadinya muram kini terlihat bersemangat melihat wajah sang anak berada dekat de
โAku akhirnya ketemu Alana.โPernyataan Raffael itu membuat semua yang mendengar terkejut. Camelia bahkan hampir menyemburkan teh yang sedang disesap ke layar laptop.โApa kau sudah gila, Raff?!โ sentak Damian, mewakili kekagetan mereka.Namun, alih-alih mengomentari ucapan Damian, Raffael malah memindah fokus kameranya pada sang pengacara. โNatasya saja yang jelaskan,โ ujar Raffael lelah. โAku kemarin cuma 10 menit lihat Alana dan muak.โ Netra Natasya mengerjap cepat. Ia belum siap saat wajahnya sudah terpampang di layar. โAstaga! Maafkan adik saya, Natasya. Dia menyusahkanmu dengan hal seperti ini.โ Camelia menatapnya dengan perasaan bersalah. Karena dia yang mengenalkan Natasya pada Raffael.โGak apa-apa, Bu. Saya dapat bayaran tinggi buat kasus ini,โ kekehnya ringan. โLangsung saja, Nat,โ pinta Reinhart. โSaya penasaran apa yang kamu dapat dari Alana.โNatasya mengangguk paham. Ia pun mulai menceritakan apa saja yang dikatakan Alana saat makan siang tadi. โ2 tahun lalu, seora
โBagaimana? Ada kemajuan?โ tanya Raffael pada Natasya. Satu minggu sudah berlalu sejak terakhir kali mereka bertemu Alana. Dan pagi tadi, Natasya kembali melakukan interogasi dengan wanita itu. Natasya terlihat kelelahan. Sepertinya otaknya pusing memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dibalik semua ini. โAlana berkata bahwa ia tidak bisa lagi tinggal di rumah pria itu. Karena banyak orang mempertanyakan hubungan mereka. Sepertinya pria itu hanya kasihan saja dengan Alana.โ Natasya menjelaskan hasil pertemuan mereka. Dahi Raffael mengerut. Ia jadi bertanya-tanya, apakah Alana sedang bertingkah mencari perhatian atau memang seperti itu kenyataan yang dihadapi.โLalu?โNatasya melanjutkan, โIa sudah menanyakan alasan si pria pemilik rumah soal dia yang memberitahunya soal kematian Zach, bahkan memberikan nomornya.โSang pengacara mengambil napas sejenak, karena sepertinya mereka kembali menemui jalan buntu. โJawaban pria itu, menurutku hanyalah hal normal,โ komentar Natasya. Kemudi
โKami tidak pernah punya anak dengan nama Zach, Pak.โPernyataan Samuelโpemilik panti asuhan yang mereka datangi, lagi-lagi membuat kekecewaan semakin besar. โLalu, apa bapak tahu siapa Kenneth ini?โ tanya Reinhart sambil menyerahkan berkas yang mereka temukan di rumah Zach.Pria tua tersebut mengangguk. โDia anak yang brilian. Diadopsi oleh sepasang suami istri.โReinhart dan Raffael langsung mendelik. โApa ada datanya? Suami-istri itu?โSamuel mengangguk. Ia segera meminta satu-satunya staf yang dimiliki untuk mencarikan dokumen tersebut.Sementara menunggu, mereka berbincang-bincang. Tentu saja si pemilik panti bertanya-tanya apa tujuan mereka mencari tahu soal Kenneth dan keluarga barunya itu. โAh โฆ kami juga cukup bingung menceritakannya. Tapi kami bersumpah, bahwa semua ini bukan untuk tujuan yang buruk, Pak Samuel.โโAku tidak yakin kalian akan menemukan kejahatan dari Kenneth. Dia anak yang manis.โRaffael dan Reinhart mengangguk saja. Tentu saja, sang pemilik tidak akan tah
โRaffa!โ pekik Manda terkejut. โRaffa!โManda terus memanggil nama suaminya itu, putus asa. Sejak suara dentuman yang kencang tadi, Raffael tak lagi bicara. Sambungan telepon mereka pun tak terputus. Dan kini ia mendengar banyak suara rintihan.Diana yang mendengar teriakan putrinya pun langsung berlari menuju taman belakang rumah mereka. โManda?! Ada apa?โWajah Manda sudah pucat pasi. Air mata membasahi pipinya. Ia punya gambaran apa yang terjadi pada suaminya, tapi ia tak sanggup membayangkan. Sekejap, kesadarannya menghilang.โManda!โ pekik Diana panik. Semua teriakan itu membuat Bintang menangis karena terkejut. Suasana begitu kacau. Rowan tidak sedang di rumah dan ia tidak tahu harus bagaimana. Untungnya, Cal yang tengah berada di teras segera datang. Sebenarnya, ia bermaksud menyampaikan kabar soal Raffael pada majikannya, tetapi ia malah terkejut melihat Manda pingsan di pangkuan Diana. โAstaga, Nyonya! Apa yang terjadi?!โโCal, tolong aku angkat Manda. Aku akan urus Binta
โHm โฆ.โ Black mengamati tulisan yang ada di setiap file musik itu kemudian menyimpulkan, โSepertinya ini file rekaman. Apa Tuan Raffa suka nyanyi?โCamelia yang tengah bersedih bahkan bisa mendengus geli mendengar pertanyaan Black. Membayangkan Raffael melakukan rekaman benar-benar seperti dunia terbalik. Penasaran dengan isi file itu, Camelia pun segera menekan tombol โplayโ. Ia malah terkejut karena suara Manda terdengar dari sana. โAh โฆ rekaman percakapan mereka?โ tebak Black yang mendapat anggukan Camelia. Camelia langsung menghentikan rekaman itu dan menghela napas panjang. โNggak ada yang bisa kita temukan dari sini.โBlack mengangguk setuju. Ia malah takut jika ada rekaman pribadi yang tak boleh mereka dengarkan. Namun, pikirannya cukup terganggu. โApa mungkin si Bos rekam semua percakapan teleponnya sama si nyonya.โDengan ragu, Black meminta agar Camelia memainkan file paling atas. Ia penasaran dengan sesuatu. Dan kalau dugaannya benar, mungkin saja Raffael meninggalkan
Hai! Romero Un menyapa!Novel ini akhirnya tamat ya ^_^Terima kasih buat para pembaca yang mendukung novel ini sampai selesai. Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah memberikan komentar dan hadiah. Sampai ketemu di novel selanjutnya ya!Sayonara!
โBos, sudah keluar hasilnya.โBintang mengangguk. Ia segera mengecek hasilnya dan menemukan komposisi larutan yang tertulis dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Ia pun langsung memberitahu Dennis. โSegera suruh Luna menemui dokter Gilian. Kuharap belum terlambat memperbaiki pita suaranya.โโBlack, tangkap Kanya dan 2 temannya. Bawa mereka ke kapten. Aku sudah malas mengurusi mereka.โโBaik, Bos!โSepeninggalan Black, Bintang langsung menyandarkan kepala, sambil memijat-mijat dahinya yang mulai pusing. Dengan posisi tak berubah, ia mencoba meraih gagang telepon dan menghubungi Tiara. โAuntie, tolong ke ruanganku.โ2 menit setelahnya, Tiara sudah duduk di hadapannya. โAda apa, Pak Bintang?โโAku mau keluarkan berita dan juga peraturan baru.โSang sekretaris senior itu mengangguk.โApa ini masalah artis Luna itu? Kurasa memang sudah keterlaluan sekali Kanya itu.โ Tiara membatin, sementara tangannya membuka laptop di pangkuan.Dalam berita internal itu, Bintang menjelaskan perka
โOh! Lex, aku cari kamu. Ayo, ikut!โBintang mengambil kesempatan untuk lepas dari Kanya. Ia segera pamit, menggeret adik perempuannya bersama. โKau dikerjai si Kanya?โ tanya Alexa setelah mereka cukup jauh dari target pembicaraan.Bintang menggeleng. โSepertinya dia nggak suka dengan Lia dan membuat skandal untuk menghancurkan karir Lia sebelum debut.โAlexa mengerutkan dahi. โKukira sasaran Kanya si Luna. Dia sering banget dipanggil Kanya sebelum latihan mulai. Dan pagi ini Luna kena marah karena suaranya tiba-tiba hilang.โKali ini dahi Bintang yang berkerut tak mengerti. โKenapa kau diam saja? Kanya sepertinya bukan perempuan yang baik, Lex. Hati-hati.โAlexa mendengus geli. โSiapa yang berani denganku?!โโJadi, ini yang kemarin kakak tanyain ke aku? Skandal itu disengaja oleh Kanya?โ Alexa kembali bertanya. Kepala Bintang bergerak naik-turun. โKebetulan aku melihatnya.โMereka terdiam sesaat, sebelum akhirnya Bintang memutuskan untuk pergi menemui Dennis. โKau juga hati-hati. A
โAku nggak peduli.โ Bintang membalas pertanyaan Adelia dengan pernyataan keras kepala. โKita bisa menyembunyikan pernikahan ini, untuk sementara.โโBuat apa?โ tanya Adelia tak mengerti. โKalau aku menikah, aku ingin bisa menceritakannya pada semua orang.โMendengar itu Bintang tak bisa berkelit. Ia tak menyangkal. Mungkin dirinya yang paling sulit untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan sejak awal, dirinya lah yang tak bisa menahan diri untuk mengumbar kedekatannya dengan Adelia. โTapi kalau tunangan, kurasa aman. Gimana?โ usul Adelia yang merasa bersalah setelah pertanyaannya tadi. Bagaimanapun, saat ini, seorang CEO besar melamarnya. Dia, yang hanyalah seorang gadis biasa.Namun, Bintang menolak usulannya. โAku ingin menikahimu karena aku mau semalam-malamnya kamu pulang, aku ada di rumah.โWajah Adelia bersemu merah. Sebuah senyum tak sadar terbentuk di sana. โHanya karena alasan itu?โ gumamnya tak percaya.โItu bukan โhanyaโ, My dear.โ Bintang memeluk tubuh sang kekasih er
โBos, Regan mengitrogasiku. Sepertinya Bos Raffael mencari Anda.โBlack melapor pada Bintang, tepat di saat ia yakin kalau Adelia sudah masuk ke kamar mandi hotel. Ini adalah hari kedua Bintang dan Adelia berada di hotel. Seharian kemarin mereka menikmati renang dan layanan spa dari hotel itu. Dan pagi ini, seperti yang sudah ia perkirakan akan terjadi. Foto dirinya melangkah keluar dari apartemen para artis RAFTEN sambil merangkul seorang perempuan tak dikenal, menghiasi halaman depan media berita artis ibukota.Tentu saja, Raffael dan Manda akan marah besar, mengira bahwa putranya berselingkuh di belakang Adelia. โMereka pikir Anda membalas dendam atas skandal Nona Adelia.โโAh โฆ.โ Bintang terkekeh geli dengan tebakan orang tuanya. โAku mematikan ponselku. Kau saja yang beritahu mereka kalau foto itu adalah fotoku dengan Lia.โBlack mengangguk. โBaik, Bos.โโTapi, jangan kasih tahu kami di hotel ini,โ tambah Bintang, mengingatkan. โAku dan Lia sedang liburan.โโSiap, Bos!โSege
Ha! Ha! Ha! โPertanyaan dari mana itu?โ Bintang tergelak mendengar kenyataan bahwa Adelia tak merasakan cintanya.CEO RAFTEN bahkan tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya, karena sudah membuat Adelia bertanya demikian. Cinta yang ia berikan sepertinya tidak nyata. Seperti apa kata sang ibunda. Hambar.โKau nggak tahu saja, tiap malam aku datang ke sini. Tapi kau nggak pernah ada.โNetra Adelia membulat kaget. โBohong! Aku nggak pernah ketemu kamu! Nggak pernah ada tanda-tanda kamu mengunjungi apartemenku.โBintang mengecup bibir sang kekasih, singkat. Kemudian berkata, โAku malas kalau harus mengakui perbuatanku. Jadi, terserah kamu percaya atau nggak. Aku nggak masalah, Lia.โMelihat Bintang tidak bersikeras membuktikan ucapannya, Adelia memutuskan untuk percaya. โTerus, kenapa kau ke apartemenku nggak bilang-bilang?โ tanyanya heran. Bibir Bintang bergerak ke kanan lalu ke kiri, menimbang apa juga yang membuatnya datang ke apartemen Adelia.โAwalnya mau kasih kejutan. Tapi
โ... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.โUcapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. โKurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.โโTernyata aku salah,โ keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.โAh โฆ sebaiknya aku juga ganti saja itu!โ*** Keesokan paginya, Ad
โKalau diingat-ingat โฆ aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.โBintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. โSetelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.โโNggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.โPria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. โApa aku harusnya menikahi Lia?โ Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. โTapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?โSudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma
โDia tidur sambil berendam.โBintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. โLia.โ Bintang mencoba membangunkannya. โAdelia!โDengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. โKenapa kau baru bangun sekarang, hm?โ keluh Bintang. โKau mengerjaiku ya?โAdelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. โAstaga! Apa aku ketiduran?โMelihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2