Share

03 . Hari Pernikahan

Author: dwiditaa29
last update Last Updated: 2025-05-17 13:59:57

Siang itu Kenzo kembali menjemput Keisya di kantornya. Seminggu yang lalu keduanya sudah bertemu dengan pihak WO. Hari ini mereka akan mengunjungi butik untuk mengukur badan untuk gaun dan tuksedo.

Selama ini Keisya tidak punya keinginan tertentu untuk pesta pernikahannya, karena ia sendiri memang tidak menaruh harapan besar pada pernikahannya. Ia sendiri sudah membayangkan jika Kenzo akan menceraikannya setelah masing-masing tujuan mereka sudah tercapai melalui pernikahan ini.

Mereka sampai di butik dan disambut oleh asisten designer yang bekerja di sana. Perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Vanya itu membimbing mereka menuju sebuah ruangan. Di dalam ruangan tersebut ada beberapa gaun yang terpajang. Tidak hanya warna putih, ada beberapa warna lain.

“Kenzo!” itu adalah suara Melisa Adriano.

Perancang busana sekaligus adik perempuan dari Zayden Adriano. Melisa akan membantu Keisya mewujudkan gaun yang diinginkannya. Tante dari pria yang akan dijodohkan dengannya itu cukup terkenal sebagai pembuat gaun pernikahan. Rancangannya banyak digunakan oleh beberapa pasangan kelas atas yang ada di kota ini.

“Kamu apa kabar, Sayang? Maaf, ya, sudah membuat kalian menunggu.”

“Tidak apa-apa, tante. Btw, aku sehat. Tante sendiri bagaimana kabarnya? Sudah jarang main kerumah sekarang.”

“Hehehe... maaf ya, Ken. Akhir-akhir ini butik sedang ramai customer yang mau merancang gaun pernikahannya. Seharusnya hari ini tante juga ada pertemuan dengan salah satu klien dirumah. Tetapi mendengar keponakan tante yang tampan ini mau berkunjung ke butik, jadi tante sempatkan untuk kesini deh.”

“Ah tante, thank you. Btw, kenalkan ini Keisya. Dia calon istriku.” Kenzo mengenalkan Keisya pada tantenya.

“Hai, Keisya. Cantik ya, Ken?” senggol Melisa menggodai keponakannya. Sementara Keisya langsung melempar senyuman dan menundukkan kepala guna memberikan kesopanan.

“Hai tante, salam kenal ya. Senang bisa bertemu tante. Btw terima kasih sudah mau merangcang gaun pernikahan kami.”

“Sama-sama, cantik. Ngomong-ngomong apa kalian sudah memiliki model yang diinginkan? Atau mau melihat beberapa koleksi tante terlebih dahulu?”

“Aku ingin gaunnya dibuat seperti ini. Mungkin dengan dimodifikasi sedikit. Tambahan beberapa variasi tidak masalah.”

“Okay, darling. Kita ukur badan kamu dulu ya.”

Melisa mulai mengukur dan menuliskan ukuran badan Keisya maupun Kenzo. Setelah selesai pandangan wanita itu teralihkan pada Keisya yang sedang fokus pada gaun didepannya.

“Kei, dicoba aja gaunnya.”

“E-eh e-enggak usah, tante. Aku hanya kagum saja kepada gaun rancangan tante.”

Melisa tersenyum. Ia tahu bahwa saat ini perempuan itu sedang menutupi grogi-nya karena pandangannya sudah tertangkap basah oleh si pemilik.

“Tidak apa-apa. Tidak usah sungkan kepada tante. Toh nantinya kamu juga akan menjadi keponakan tante, kan.”

Keisya terdiam. Kemudian menolehkan kepalanya ke arah Kenzo yang berada di sampingnya. Kenzo mengangguk. Ia membiarkan gadis itu untuk memakai gaun yang sudah tantenya bolehkan.

“Ya, sudah tante. Kalau begitu aku izin memakainya.”

“Silahkan cantik. Ruang gantinya disebelah sana, ya.”

Keisya mengangguk kemudian berjalan kearah ruangan ganti yang sudah Melisa beritahu sebelumnya. Sementara Kenzo tetap duduk tenang dengan tangan satunya memegang ponsel.

Kenzo tercengang melihatnya. Keisya. Perempuan itu benar-benar terlihat sempurna dengan gaun putihnya. Dari atas sampai bawah Kenzo terus menatapnya. Tidak ada yang kurang dari penampilannya. Ia selalu pantas memakai apapun di tubuhnya.

Tanpa terasa persiapan pernikahan mereka sudah hampir 80 persen rampung. Satu bulan lamanya Keisya selalu direcoki oleh Monica agar mau memikirkan rencana pesta. Tidak terkecuali Olla yang kadang-kadang kala juga membantunya meskipun kadang-kadang Olla masih sering bertanya, yakinkah Keisya menikah dengan Kenzo. Keisya sendiri tidak berandil banyak. Begitupun Kenzo ia rasa. Mereka hanya mengangguk ketika WO menyarankan ini dan itu. Lagipula mereka tahu mana yang terbaik kan mereka dibayar mahal untuk itu.

***

Pesta pernikahan itu akhirnya terlaksana. Megah dan mewah seperti yang dieskpetasikan oleh orang-orang.

Diselenggarakan secara tertutup-tertutup dari media. Jelas ada banyak media yang ingin melihat kondisi pesta pernikahan antara Putra Adriano dan Putri Adiasta ini. Sebagian orang-orang memang tak peduli, namun ada juga sebagian orang penasaran dengan royal wedding dari keluarga yang bisnisnya memiliki pengaruh besar.

Banyak petugas keamanan yang dikerakan agar tidak ada orang-orang dari media yang berhsil meliput pesta pernikahan ini.

Sang mempelai wanita berada di ruang tunggu. Ada beberapa make up artis yang sedang memberikan kinerja terbaiknya. Keisya berada di ruangan itu bersama Olla yang hari ini sedang tidak menjadi tangan kanannya melainkan sebagai seorang sahabat.

Perempuan itu tidak berhenti berdecak kagum pada penampilan sahabatnya hari ini yang akan melepas masa lajangnya. Padahal yang paling banyak berkencan adalah Olla, tapi malah Keisya yang tidak pernah terlibat hubungan dengan laki-laki yang justru menjalani pernikahan terlebih dahulu.

“Tak diragukan lagi kecantikan putri Tante Monica ini.” Suaranya mungkin terdengar menggoda, tapi apa yang disampaikan oleh Olla tidak melenceng dari artinya.

“Siapa yang menyangka temanku satu ini akan menikah lebih dulu dariku dan menikahnya itu dengan Kenzo. Dia itu bibit unggul lho, Kei. Hmm, entah bakal secakep apa nanti anak kalian.”

Keisya mendengus geli mendengar celotehan Olla. Perempuan itu berterima kasih kepada make up artis yang telah menyelesaikan tugasnya dan membereskan perlengkapan sebelum pamit undur diri dari ruangan. Tersisa Keisya dan Olla dalam ruangan. Saat akhirnya hanya ada mereka berdua. Olla mengganti mimik wajah jahilnya yang tidak berhenti menggoda Keisya dengan mimik serius.

“Lo beneran yakin, Kei?

Keisya menyadari perubahan wajah Olla. Sahabatnya itu sedikit banyak tahu alasan dibalik pernikahan ini. Hanya Olla orang yang bisa ia curhati sana-sini tentang kehidupannya. Hanya Olla yang bisa menampung segala ceritanya tanpa membocorkannya ke siapapun.

“Yakin.”

Pernikahan ini masih abu-abu baginya. Ia dan Kenzo memang sudah sepakat terkait jalannya pernikahan ini. Mereka sama-sama akan mendapatkan keuntungan. Jika nanti mereka berpisah artinya mereka sudah mencapai tujuan masing-masing.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Pratama yang terlihat gagah di usianya yang sudah berkepala 5. Pria itu melangkah masuk ke dalam ruangan dan berjalan menuju putrinya. Sesaat saja Pratama terpaku memandang putrinya.

“Om Pratama.” Sapa Olla sopan. Ayah dari sahabatnya ini memang menyuruh Olla untuk meninggalkan panggilan formal saat berada di luar kantor. Olla berdiri dan memberikan ayah dan anak itu waktu berdua. Ia jelas menyadari jika pemimpin perusahaan tempatnya bekerja itu ingin berbicara berdua dengan putrinya yang sebentar lagi akan dilepaskan kepada pria lain.

“Pa.”

“Ya?”

“Ada yang papa ingin bicarakan?”

Pratama terdiam. Sesaat dirinya langsung mengelus puncak kepala anaknya. “Tidak. Ayo calon suamimu sudah menunggu.”

***

Keisya terus memberikan senyum terbaiknya saat berdiri di sebelah Kenzo di atas pelaminan. Di sisi kanan kiri keduanya ada orang tua mereka yang tidak letih memasang wajah senyum sumringah pada para tamu yang diundang.

Mereka terlihat seperti pasangan berbahagia. Kenzo tidak terlihat tertekan sama sekali, padahal lelaki itu yang paling dipaksa untuk menerima perjodohan ini. Pria itu memainkan perannya dengan sangat baik. Keisya ingin bertepuk tangan untuk Kenzo yang berakting sangat mengesankan untuk meyakinkan orang-orang bahwa pernikahan ini memang pernikahan yang diinginkan karena sebuah perasaan yang mengikat keduanya.

Keisya menatap ballroom yang didekor begitu megah. Sayangnya, pernikahan ini bisa saja berakhir pada perpisahan. Perceraian bisa saja terjadi suatu hari nanti. Lalu kemegahan dan kemewahan ini hanya akan menjadi kenangan yang terasa sebagai sebuah ironi.

“Angkat gaunmu sedikit.”

Keisya terkejut dengan kedatangan Kenzo. Sebelumnya laki-laki itu berbincang dengan teman-temannyaa yang datang. Lalu sekarang kembali dengan membawa sebuah tas kertas di tangannya. Keisya mengernyit tidak mengerti. Perempuan itu tidak segera melakukan apa yang diperintahkan sang suami. Ah suaminya ya? Pria ini sudah menjadi suaminya sejak tadi siang.

“Kedua mempelai kita foto dulu, yuk.” Ucap photographer di acara mreka. Kemudian keduanya diarahkan untuk pose lebih dekat seperti Kenzo yang harus memegang bagian pinggan Keisya oleh tangannya dan sesekali mengecup kening perempuan itu.

“Jangan berharap banyak dari pernikahan ini. Saya nggak akan pernah jatuh cinta sama kamu.”

Tekan Kenzo. Keisya bahkan tidak sadar sejak kapan laki-laki itu berkata di telinganya.

Keisya mengangguk, perempuan itu kemudian mengalihkan pandangan. Kembali tersenyum untuk pose berikutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    7. Honeymoon

    Mobil Kenzo terparkir di carport. Itu artinya Kenzo sampai lebih dulu dari pada dirinya. Begitu sampai dirumah Keisya ingin segera membersihkan tubuhnya yang terasa lengket di kamar mandi kamarnya. Sayangnya bayangan tentang berendam sejenak buyar saat langkah kakinya harus terhenti karena menjumpai seseorang di depan pintu. Melihat siapa yang menjumpainya itu, suasana hati Keisya menjadi masam. “Oh lihat, siapa yang datang. Mama dan papaku.” Di lain sisi, Kenzo juga terkejut mendapati keberadaan sang mertua. Laki-laki itu menundukkan kepalanya dan tersenyum tipis sebagai sapaan. “Selamat sore, ma, pa.” Sapa Keisya dan Kenzo bersamaan ramah pada mama papanya yang berdiri memandangi pasangan itu. “Hai, honey. Mantu ganteng dan anak cantik mama apa kabar?” “Baik ma.” Keisya tidak banyak bertanya. Perempuan itu mengangguk. Saat menoleh ke samping lagi untuk melihat keadaan Kenzo, dada suaminya sudah tidak kembang kempis seperti sebelumnya. “Kami keatas dulu, ma. Nanti biar kakak

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    06. Gara-gara Kenzo

    Kenzo dan Keisya. Hubungan pernikahan mereka masih berjalan kaku selama beberapa hari ini. Mereka masih seperti dua orang yang dipaksa untuk tinggal satu rumah yang sama. Sebatas itu. Kenzo memasuki ruang makan. Di sana sudah ada Bi Iin yang cekatan menghidangkan menu sarapan. Kenzo adalah ripe orang yang membutuh kan makanan berat untuk sarapan, jadi harus selalu ada nasi di pagi hari. Tidak hanya ada Bi Iin, pagi ini ada juga Keisya yang berpenampilan rapi. Perempuan itu memakai kemeja berwarna cream yang di kemudian dilapisi oleh v-neck cardigan keluaran Thom Brown berwarna hitam dan dipadukan dengan rok berwarna senada. Kenzo menarik kursi dan mulai membalik piring. Laki-laki itu tersentak saat Keisya bergabung di meja makan membawa secangkir kopi dan diletakkan di sebelah piring Kenzo. Matanya tidak berhenti mengikuti pergerakan Keisya setelah perempuan itu meletakkan cangkir kopinya. “Kamu mulai bekerja hari ini?” tanya Keisya. Kentara sekali jika pertanyaan itu sekedar basa

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    05. Rumah Baru

    Rolls-Royce Phantom yang dikemudikan oleh Kenzo memasuki komplek perumahan. Keisya mengenali komplek perumahan ini. Aarden Townhouse. Setahu Keisya, harga rumah di sini tidak murah. Aarden jelas membuat kompleks perumahan ini untuk para kaum elit. Fasilitas yang diberikan juga sepadan dengan harga yang dipatok. Mereka tiba di depan rumah dengan gaya minimalis berlantai dua. Jika dibandingkan dengan rumah keluarganya, rumah ini kemungkinan hanya berkisar separuh luas rumah milik papanya. Tapi rumah itu jelas sangat nyaman. Apalagi dengan taman kecil yang ada di halaman depan. Tepatnya di sebelah carport. Rumput gajahnya dipangkas dengan rapi. Ada pula kolam ikan dengan air mancur yang bergemericik. Kenzo turun terlebih dahulu dan langsung menuju bagasi mobil untuk mengeluarkan koper mereka. Setelah menginap sehari di rumah orang tua Kenzo, keduanya ke rumah Keisya untuk mengemas barang-barang dan menyewa jasa pindahan. “Ini Bi Iin. Yang bantu bersih-bersih dan masak di sini.”

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    04. Mertua Idaman

    Mereka sampai di kediaman orang tua Kenzo pukul setengah sepuluh pagi. Hari ini memang Kenzo dan Keisya akan pulang ke rumah orang tua Kenzo dulu. Sebelum memutuskan di mana mereka akan tinggal selanjutnya. Mama Jenny menyambut keduanya dengan antusias, sambil memperlihatkan senyum-senyum menggoda. Kenzo sudah jelas mengenali senyum itu. Pasti Mama Jenny mengira jika putranya sudah melakukan malam pertama. Sayangnya pikiran perempuan itu sama sekali tidak benar. Setelah pesta, pasutri itu memang berencana untuk menginap di hotel semalaman. Tapi tidak untuk satu kamar. Mereka memesan dua kamar yang bersebelahan, karena Kenzo yang memintanya. “Kenzo bawa istrimu ke kamarmu dulu. Turun lagi pukul satu siang ya. Kita makan siang bersama.” “Baik, ma.” Kenzo melirik Keisya. Mengkode perempuan itu mengikutinya. Koper mereka sudah dibawakan pelayan ke atas. Mereka menaiki lift dalam diam hingga kotak besi itu berhasil mengantarkan mereka sampai ke lantai dua. Kenzo melangkah keluar terle

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    03 . Hari Pernikahan

    Siang itu Kenzo kembali menjemput Keisya di kantornya. Seminggu yang lalu keduanya sudah bertemu dengan pihak WO. Hari ini mereka akan mengunjungi butik untuk mengukur badan untuk gaun dan tuksedo. Selama ini Keisya tidak punya keinginan tertentu untuk pesta pernikahannya, karena ia sendiri memang tidak menaruh harapan besar pada pernikahannya. Ia sendiri sudah membayangkan jika Kenzo akan menceraikannya setelah masing-masing tujuan mereka sudah tercapai melalui pernikahan ini.Mereka sampai di butik dan disambut oleh asisten designer yang bekerja di sana. Perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Vanya itu membimbing mereka menuju sebuah ruangan. Di dalam ruangan tersebut ada beberapa gaun yang terpajang. Tidak hanya warna putih, ada beberapa warna lain. “Kenzo!” itu adalah suara Melisa Adriano. Perancang busana sekaligus adik perempuan dari Zayden Adriano. Melisa akan membantu Keisya mewujudkan gaun yang diinginkannya. Tante dari pria yang akan dijodohkan dengannya itu cukup ter

  • Terjebak Pernikahan dengan CEO Dingin    02. Surat Perjanjian

    “Vy, tolong reservasi meja untuk dua orang malam ini. Dan carikan gue informasi nomor ponsel pribadi, Keisya.” “Siap laksanakan, Bos!” Ivy -sekertaris pribadi sekaligus sahabat pria dingin itu tersenyum kecil pada Kenzo yang saat ini begitu fokus dengan layar komputernya. Sedikit geli mendengar atasannya memintanya mencari tahu ponsel calon istrinya. Bukankah aneh jika tidak mengetahui nomor ponsel pribadi seseorang yang sudah ditetapkan sebagai calon pasangan sehidup-semati. Oh, Ivy lupa kondisi mereka sedikit berbeda dengan calon-calon pasangan pada umumnya. Ivy meninggalkan Kenzo dan kembali ke mejanya sendiri. Melakukan tugas yang diberikan kepadanya. Pertama ia akan melalukan reservasi di restoran langganan Kenzo, kemudian mencari nomor ponsel Keisya. Sebelumnya mereka memang sudah mengantungi nomor ponsel Keisya, namun itu nomor yang digunakan untuk kepentingan pekerjaan. Kenzo menghentikan kegiatannya mengecek file di monitor saat ponselnya bergetar. Ada pesan dari Ivy yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status